Pengunjung Borobudur Wajib Pakai Sarung Batik
Mulai 1 Februari 2010, pengunjung Candi Borobudur, Yogyakarta diwajibkan mengenakan pakaian yang santun sebagaimana berkunjung ke masjid, gereja maupun pura yang menjadi obyek wisata. Sebagai tahap awal, pengelola taman wisata candi ini akan menyediakan sarung batik untuk pengunjung Borobudur.
“Keharusan mengenakan sarung batik ini bertujuan agar setiap pengunjung respek terhadap Borobudur mengingat candi ini merupakan pusaka nenek moyak kita yang harus dijaga keberadaannya,” jelas Presdir PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo usai penandatangan kerjasama pembuatan buku tentang Borobudur di Menara Batavia, (28/1).
Pada tahap pertama, lanjut Purnomo, pengunjung Borobudur akan dipinjamkan dulu sarung batiknya oleh pengelola. Setelah pengunjung keluar candi, sarungnya harus dikembalikan. “Nanti ada juga sarung yang dijual sebagai souvenir menarik. Harga jualnya nanti disesuaikan dengan berapa harga produksi dan juga motif serta bahannya,” kata Purnomo.
Tahap pertama disiapkan 2.000 sarung batik yang dibeli pengelola dari pengrajin Pasar Beringharjo, Yogyakarta. “Setelah itu baru akan diadakan pelatihan membuat sarung batik bermotif Borobudur kepada masyarakat sekitar Borobudur agar kelak dapat memproduksi sarung batik sendiri yang bermutu dan dalam jumlah besar,” terang Purnomo.
Selain sarung batik, nanti pengelola juga akan membuat sandal khusus yang harus dikenakan oleh pengunjung Borobudur. Sandal tersebut akan didesain senyaman mungkin, tidak merusak batu candi dan simple pemakaiannya. “Tadi Pak Joop Ave kasih ide, sandalnya cukup dijepit langsung yang ada karetnya,” kata Purnomo.
Sedangkan untuk atasan khusus pengunjung perempuan, lanjut Purnomo, masih sedang dilihat. “Mungkin cukup dengan selendang agar tidak terlihat bagian atas badan dan lengan pengunjung perempuan yang mengenakan kaos atau tank top dan lainnya,” jelasnya.
Mantan Menteri Pariwisata RI, Joov Ave mendukung pemberlakuan program penggunaan sarung batik bagi pengunjung Borobudur. “Seharusnya ini sudah dilakukan sejak lama. Bila masyarakat kita mengindahkan ketentuan ini, warga dunia pasti akan respek dengan kita dan Borobudur,” imbuhnya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
“Keharusan mengenakan sarung batik ini bertujuan agar setiap pengunjung respek terhadap Borobudur mengingat candi ini merupakan pusaka nenek moyak kita yang harus dijaga keberadaannya,” jelas Presdir PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo usai penandatangan kerjasama pembuatan buku tentang Borobudur di Menara Batavia, (28/1).
Pada tahap pertama, lanjut Purnomo, pengunjung Borobudur akan dipinjamkan dulu sarung batiknya oleh pengelola. Setelah pengunjung keluar candi, sarungnya harus dikembalikan. “Nanti ada juga sarung yang dijual sebagai souvenir menarik. Harga jualnya nanti disesuaikan dengan berapa harga produksi dan juga motif serta bahannya,” kata Purnomo.
Tahap pertama disiapkan 2.000 sarung batik yang dibeli pengelola dari pengrajin Pasar Beringharjo, Yogyakarta. “Setelah itu baru akan diadakan pelatihan membuat sarung batik bermotif Borobudur kepada masyarakat sekitar Borobudur agar kelak dapat memproduksi sarung batik sendiri yang bermutu dan dalam jumlah besar,” terang Purnomo.
Selain sarung batik, nanti pengelola juga akan membuat sandal khusus yang harus dikenakan oleh pengunjung Borobudur. Sandal tersebut akan didesain senyaman mungkin, tidak merusak batu candi dan simple pemakaiannya. “Tadi Pak Joop Ave kasih ide, sandalnya cukup dijepit langsung yang ada karetnya,” kata Purnomo.
Sedangkan untuk atasan khusus pengunjung perempuan, lanjut Purnomo, masih sedang dilihat. “Mungkin cukup dengan selendang agar tidak terlihat bagian atas badan dan lengan pengunjung perempuan yang mengenakan kaos atau tank top dan lainnya,” jelasnya.
Mantan Menteri Pariwisata RI, Joov Ave mendukung pemberlakuan program penggunaan sarung batik bagi pengunjung Borobudur. “Seharusnya ini sudah dilakukan sejak lama. Bila masyarakat kita mengindahkan ketentuan ini, warga dunia pasti akan respek dengan kita dan Borobudur,” imbuhnya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar