10 Fakta Pagelaran Kampung Tugu, Nomor 8 Menampilkan Keroncong Tugu Anak-anak
Pagelaran Kampung Tugu di kompleks Gereja Tugu, Cilincing, Jakarta Utara pada Sabtu (12/7/2025) tak bisa dipungkiri turut mengangkat ragam daya tarik yang ada di kampung Betawi Portugis tersebut.
Pasalnya, kegiatan budaya yang digelar oleh para mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR dari program Public Relations & Digital Communication kelas PRDC26-3SP ini diliput sejumlah media, termasuk TravelPlus Indonesia yang bukan hanya membuat tulisan pun konten video terkait pagelaran tersebut.
Itulah salah satu dari 10 fakta terkait Pagelaran Kampung Tugu hasil amatan langsung TravelPlus Indonesia.
Sebelum TravelPlus Indonesia beberkan 9 fakta lainnya, ada baiknya kita pahami lebih dulu kenapa Kampung Tugu itu termasuk kampung bersejarah.
Kampung Tugu sejak dulu dihuni oleh sekelompok orang keturunan Portugis yang disebut Orang Tugu. Sedangkan Belanda kala itu menyebut mereka Mardikjers yang tinggal di Batavia.
Di kampung yang berada di tepi Sungai Gamati yang dulunya menjadi jalur transportasi utama tersebut, berdiri Gereja Tugu yang dibangun tahun 1744 dengan ciri khas terdapat lonceng tua-nya dan sudah berstatus cagar budaya.
Fakta kedua pagelaran Kampung Tugu yang dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya diisi juga dengan sesi konferensi pers yang menghadirkan 4 narasumber (narsum) antara lain ketua pelaksana acara, Raden Yudantyo Vito Adji yang menyampaikan bahwa acara ini bertujuan mengajak masyarakat untuk turut menjaga budaya warisan lewat pendekatan digital dan kreatif. Lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Fakta ketiga, dilanjutkan penayangan Website Kampung Tugu dan Buku Cerita Animasi Kampung Tugu serta pemotongan pita sebagai tanda dibukanya acara.
Fakta keempat, sejumlah media melakukan wawancara doorstop dengan para narsum di depan Gereja Tugu dan foto bersama.
Fakta kelima, media tour ke bagian dalam gereja dan melihat pameran mini (mini exhibition) di ruang sebelah gereja.
Fakta keenam, pagelaran juga menyuguhkan bazar UMKM yang menampilkan aneka kuliner khas Kampung Tugu seperti Gado-Gado Siram yang dijual oleh ibu Axcel dan Pindang Serani serta aneka panganan antara lain Pisang Udang, Ketan Unti, dan Apem Kinca yang dijual ibu Ena.
Fakta ketujuh, pagelaran ini juga menghadirkan tarian khas Kampung Tugu yakni tari Noni dan Sinyo serta tari Noni Tugu.
Fakta kedelapan, usai ishoma pagelaran dilanjutkan dengan suguhan musik keroncong khas Kampung Tugu.
Ada tiga sesi yakni penampilan Keroncong Tugu Yapendik yang dibawakan oleh anak-anak pelajar dengan penyanyinya kembar perempuan bernama Alena dan Areta yang masih duduk dikelas 5 SD. Lalu disambung penampilan Keroncong Tugu berkolaborasi dengan Ndaru Salma dan Aura Zakkaha, serta penampilan kelompok Keroncong Tugu dengan Santana sebagai vokalisnya.
Fakta kesembilan, sejumlah penonton terlihat ikut berjoget, berdansa, dan bernyanyi.
Terakhir atau fakta kesepuluh, pagelaran juga dimeriahkan dengan pementasan teater mini bertajuk "Kampung Tugu 1000 Cerita".
Naskah & foto: Adji Jaberio Tropis, IG @adjitropis, tiktok @faktawisata.id & YouTube @kelana180
Captions:
1. Banner bertuliskan "Selamat Menikmati Pagelaran Kampung Tugu" terpasang dekat pintu masuk kompleks Gereja Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
2. Bangunan Gereja Tugu
3. Berstatus Cagar Budaya.
4. Pemotongan pita tanda dimulainya acara Pagelaran Kampung Tugu.
5. Bazar UMKM makanan dan panganan khas Kampung Tugu.
7. Santana, vokalis Keroncong Tugu tampil nyentrik dan komunikatif.
8. Penampilan tari Noni dan Sinyo.
0 komentar:
Posting Komentar