Singgah di Rest Area Ini, Terpesona Masjid Dzunnuraini
Masjid di rest area jalan bebas hambatan (tol) Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) ini berarsitektur unik hingga membuat banyak orang terpesona sewaktu pertama kali melihatnya, termasuk saya. Namanya Masjid Dzunnuraini.
Saya terpesona (terpikat) Masjid Dzunnuraini karena rumah atau bangunan tempat umat Islam bersembahyang/salat yang berada di Rest Area KM 45 A Tol Jagorawi, Ciawi, Jawa Barat ini, arsitekturnya terbilang unik.
Arsitektur (gaya rancangan atau konstruksi bangunan) terutama bagian atapnya berbeda dengan atap-atap masjid pada umumnya. Atap Masjid Dzunnuraini berbentuk rumah joglo tanpa kubah.
Kalau dilihat sepintas, banyak orang yang menyangka bangunannya bukanlah masjid melainkan balai pertemuan berbentuk pendopo ala keraton Jawa yang bagian badannya berkonsep terbuka.
Buktinya sewaktu rombongan peserta Jambore 45 Tahun TAPAL singgah ke rest area atau pengasongan (tempat mengaso atau peristirahatan) tersebut pada Jumat (16/5/25) jelang siang, ada yang bertanya tentang keberadaannya.
"Mas Adji masjidnya di mana ya?" tanya salah seorang peserta. "Itu pak yang atapnya berbentuk joglo warna coklat gelap di tepi jalan sebelah kiri, tadi bus kita lewati," jelas saya.
"Oh itu masjidnya, bentuknya unik kayak bukan masjid ya," ujar peserta itu lagi. "Benar pak, tapi ada menara dan nama masjidnya di tembok bagian depan kok, yang menandakan itu masjid," balas saya lagi.
Memang bangunan Masjid Dzunnuraini yang hanya berlantai satu dan terbuka dengan luas ruangan utama sekitar 250m2 dan luas ruas teras disamping kiri seluas 100m2 hingga mampu menampung sekitar 700 jemaah ini, memiliki satu menara di bagian depan yang bergaya modern minimalis.
Kalau tidak ada menara tersebut dan nama masjidnya, mungkin banyak orang yang terkecoh kalau itu masjid lantaran di atapnya juga tidak ada kubah berikut lambang bulan sabit dan bintang yang biasanya terdapat di atap-atap masjid pada umumnya.
Abadikan Pesonanya
Usai membeli satu kardus air mineral ukuran kecil yang dipesan Susi, salah satu peserta Jambore 45 Tahun TAPAL yang naik bus universitas BSI dari parkiran Rumah Makan Soto Cawang sampai di pertirahan (dalam KBBI juga berarti tempat istirahat) Km 45 Ciawi Bogor ini, saya langsung bergegas ke Masjid Dzunnuraini untuk menunaikan salat Jumat.
Karena azan masih sekitar 25 menit lagi dan masih segelintir jemaah yang duduk di dalam masjid, saya gunakan waktu untuk mengabadikan pesona atap Masjid Dzunnuraini berikut dengan menaranya selama sekitar 10 menit.
Setelah itu mengabadikan tempat penitipan sepatunya yang gratis sekaligus menitipkan sepatu saya. Kemudian beralih ke tempat wudhu pria yang bersih. Berikutnya mengabadikan ruangan utamanya yang berkonsep terbuka, berlantai ubin yang berlapis kayu coklat terang dengan beberapa tiang penyangga juga berlapis kayu berwarna coklat tua.
Begitupun dengan mihrab (ruang kecil tempat imam berdiri saat salat berjemaah)-nya yang minimalis berlapis kayu senada dengan tiang-tiangnya. Adapun plafon (langit-langit) atapnya bercat putih bersih.
Di lantai utama itu, terlihat beberapa panitia Jambore 45 Tahun TAPAL yang tengah duduk menunggu azan berkumandang. Ada Agus Kepsek yang bertugas sebagai seksi transportasi dan Joko Dolok (seksi dokumentasi). Terlihat pula Dhito, putra bontotnya Din Dina, peserta Jambore 45 Tahun TAPAL juga.
Lambat laut, jemaah yang datang bertambah banyak dan akhirnya penuh sampai kebagian teras, MasyaAllah.
Awalnya agak heran juga kenapa jemaahnya bisa penuh padahal Masjid Dzunnuraini berada di rest area. Mungkin karena rest area atau pengasoan atau pertirahan atau tempat istirahat ini memiliki banyak fasilitas pendukung seperti beberapa mini market, rumah makan, kedai kopi, dan beberapa musala, membuatnya ramai disinggahi pengendara mobil ataupun bus, apalagi hari Jumat.
Selepas salat Jumat, sambil berjalan kaki ke arah parkiran bus, saya masih sempat melihat kembali keseluruhan Masjid Dzunnuraini dan tak lupa mengabadikan kembali pesonanya sebelum pergi meninggalkannya, Alhamdulillah.
Nah, buat Anda yang ingin salat Jumat di Masjid Dzunnuraini kalau membawa kendaraan sendiri, bisa parkir di area parkir di dekat masjid asalkan datangnya lebih awal biar kebagian tempat. Misalkan berangkat dari parkiran Rumah Makan Soto Cawang di Cawang. Jakarta Timur, pukul 10 pagi harus sudah bertolak.
Bila menggunakan bus berukuran medium (berkapasitas sekitar 25 orang) seperti bus BSI yang kami gunakan untuk membawa peserta Jambore 45 Tahun TAPAL ke Annapurna Campsite, parkirnya di bagian belakang atau sekitar 50 meter berjalan kaki ke Masjid Dzunnuraini.
Semoga bermanfaat 🙏.
Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & tiktok @faktawisata.id
Captions:
1. Masjid Dzunnuraini di Rest Area (Pengasoan) KM 45 A Tol Jagorawi, Ciawi, Jawa Barat beratap yang mengadopsi rumah joglo.
2. Nama Masjid Dzunnuraini terpampang di tembok pagar bagian depan.
3. Menara Masjid Dzunnuraini yang modern minimalis.
4. Video Masjid Dzunnuraini berikut dengan menaranya.
5. Tempat penitipan sepatunya gratis.
6. Video beberapa panitia dan peserta Jambore 45 Tahun TAPAL salat Jumat di Masjid Dzunnuraini.
7. Ruang utamanya berkonsep terbuka, berlantai ubin yang dilapisi kayu berwarna coklat terang.
8. Masjid Dzunnuraini dengan atapnya yang beda dengan kebanyakan masjid lainnya membuahkan pesona tersendiri.
0 komentar:
Posting Komentar