. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 06 Februari 2025

Mau Sukses Nanjak Leuser? Ini Kiatnya


Berhasil mendaki (nanjak) pegunungan Leuser di Aceh jadi dambaan banyak pendaki dari dalam dan luar negeri sejak dulu. Maklum jalur pendakian (japen)-nya termasuk yang terpanjang di Indonesia. Untuk menggapai tiga puncaknya (Leuser, Loser, dan Tanpa Nama) butuh durasi pendakian (naik-turun) normal 12 hari.

Lalu apa aja persyaratan mendaki Leuser saat ini? Berapa biaya mendaki Leuser tahun 2025? Apakah wajib didampingi pemandu gunung? Logistik apa saja dibawa dan bagaimana cara membawanya? Apakah ada peralatan atau perlengkapan pendakian khusus yang harus dibawa? Peraturan tertulis dan tidak tertulis apa saja yang harus dipatuhi/diindahkan?

Itulah sederet pertanyaan yang saya terima dari sejumlah pembaca TravelPlus Indonesia atas tulisan pertama bertajuk "Enam Pendaki Gapai Tiga Puncak Pegunungan Leuser, Diikuti si-Belang" yang tayang di website www.travelplusindonesia.blogspot.com pada 3 Februari 2025.

Beberapa pertanyaan lainnya juga datang dari warganet atas unggahan link tulisan tersebut berikut foto-fotonya yang diunggah di akun Instagram (IG) komunitas pendaki gunung @pidieadventure dan dikolaborasikan ke IG saya @adjitropis. Inti menanyakan tips sukses menggapai tiga puncak pegunungan Leuser.


Sebenarnya saya sudah menyiapkan tulisan kedua ini bersamaan dengan tulisan pertama. Namun sengaja saya tahan karena ingin melihat seberapa besar respons pembaca dan warganet terhadap tulisan pertama. Dan ternyata mendapat tanggapan, reaksi atau jawaban/komentar/pertanyaan yang positif sebagaimana tersebut di atas.

Respons positif tersebut sekaligus membuktikan kalau Leuser yang merupakan kawasan konservasi berstatus taman nasional, yang tetap punya magnet (daya tarik) yang kuat dikalangan pendaki. Dengan kata lain, Leuser masih menjadi salah satu gunung dambaan banyak pendaki. Menariknya lagi, belakangan ini justru pendaki dari dalam negeri yang ber-animo tinggi. Salah satu indikatornya, makin banyak tour operator (TO) atau indie travel yang membuat open trip (TO) pendakian Gunung Leuser.

Lewat tulisan kedua ini saya coba menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca TravelPlus Indonesia dan warganet, tentu berdasarkan pengalaman sejumlah pendaki yang pernah menggapainya di antaranya Fitriani, salah satu pendaki Aceh yang berhasil menapakkan kaki di tiga puncak pegunungan Leuser belum lama ini, dan  ditambah/dikombinasikan dengan data dari berbagai sumber lain.

Fitriani yang mewakili komunitas Pidie Adventure dan mendapat dukungan dari Pemkab Pidie, sukses menggapai Puncak Loser yang berketinggian 3404 meter diatas permukaan laut (Mdpl), Puncak Leuser (3145 Mdpl), dan Puncak Tanpa Nama (3455 Mdpl) bersama 5 pendaki lain yakni Belli Bel Fatjeri juga dari Aceh, Alfin Ardiansyah (Palembang), A Vepriya (Lampung), Risky Ridha Syamza (Bekasi) dan Panca Sunu P asal Bogor.


Mereka memulai pendakian pada tanggal 20 Januari 2025 lalu dan berhasil mereka tempuh dalam waktu 10 malam 11 hari, tepatnya tanggal 30 Januari 2025, pukul 18.40 WIB. Mereka didampingi Abdul Rahman dan Maisar, pemandu gunung berpengalaman dari Resor Kedah, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Syarat dan Biaya
Menurut Fitriani yang juga anggota dari Mapala Jabal Everest Unigha Sigli, syarat mendaki Leuser antara lain melakukan pendaftaran dengan mengajukan proposal tim, menyiapkan KTP, dan surat keterangan sehat. Informasi lengkapnya bisa menghubungi pihak Balai Besar TNGL lewat akun medsos ataupun website-nya.

Biaya untuk satu tim pendakian Rp 13 juta,  maksimal 8 orang per tim. "Biaya tersebut untuk jasa guide 1 orang dan jasa porter 1 orang, penginapan 2 malam, makan dan alat masak. Biaya tersebut belum termasuk simaksi dan logistik untuk perjalanan normal 12 hari, naik-turun," terang Fitriani kepada TravelPlus Indonesia baru-baru ini.

Untuk logistik, lanjutnya, diselaraskan dengan selera dan kesepakatan tim.  "Biayanya dibagi sama rata sesuai jumlah anggota tim," tambahnya.

Adapun peralatan yang wajib dibawa saat mendaki Leuser antara lain perlengkapan pribadi yang biasa digunakan di lapangan ketika mendaki gunung seperti jaket anti dingin, sleeping bag, sarung tangan dan kaos kaki yang tebal, dan perlengkapan lainnya yang mendukung kegiatan outdoor.


Saran Fitriani, sebaiknya tim pendaki tiba di resor atau basecamp (BC) Kedah yang berada di Gampong Penosan Sepakat, Kecamatan Keudah, Kabupaten Gayo Lues, sehari sebelum keberangkatan pendakian supaya bisa menyiapkan apa-apa saja yang harus dibawa.

"Semua perlengkapan logistik yang kita bawa nanti diarahkan oleh pemandu gunung yang sudah ditunjuk oleh pihak Balai Besar TNGL untuk memandu kita selama pendakian," terangnya.

Kiat lainnya, setiap pendaki harus menyiapkan fisik dan mental dengan baik. Selain itu komunikasi antar peserta, ketua rombongan, pemandu lokal, pihak Balai Besar TNGL, dan pihak terkait lainnya harus intens sedari awal. "Intinya sebagai satu tim pendakian harus solid," imbuhnya.

Tak kalah penting, selain mematuhi peraturan yang tersurat atau berlaku dari Balai Besar TNGL, sebaiknya mengindahkan pula peraturan tidak tertulis yang berlaku di masyarakat setempat.

"Gampangnya, ikuti saja arahan guide karena mereka paling mengetahui apa dan bagaimana kondisi di jalur pendakian, termasuk hal-hal yang menjadi larangan seperti tidak mencuci priuk langsung ke sumber air," jelasnya.

Jika Ikut OT
Buat pendaki dari Jabodetabek atau dari luar Aceh yang mau nanjak Leuser, kalau ikut OT sebaiknya mempelajari terlebih dahulu reputasi TO atau pihak yang membuat OT tersebut.

Kenapa harus teliti? "Karena info yang saya peroleh dari pihak guide, tidak sedikit  OT yang gagal pendakian ke Leuser disebabkan kurang informasi dan persiapan," ungkap Fitriani.


Terkait OT, berdasarkan amatan TravelPlus Indonesia, beberapa TO yang membuat OT pendakian Leuser selepas lebaran tahun ini, memasang harga yang berbeda tergantung meeting point (mepo) atau titik kumpul (tikum)-nya dan fasilitas yang diberikan.

Ada TO yang memasang tarif untuk OT full trip dengan tikum di Medan sebesar hampir Rp 6 juta per orang, ada pula yang Rp 7 juta per orang.

Tarif tersebut sudah termasuk transportasi mepo (bandara medan) - BC (Kedah) PP,  Simaksi TNGL, tiket masuk TNGL, rumah singgah, makan selama di BC, makan selama pendakian 3X sehari,  pemandu lokal, porter tim, tenda, peralatan masak dan makan, P3K standar, dan lainnya.

Jadi buat yang dari Jabodetabek, kalau mepo-nya di Medan harus menyiapkan pula tiket pesawat Jakarta -Medan P/P.

Ada juga TO yang buat OT pendakian Gunung Leuser dengan mepo di BC Kedah dengan harga Rp 4 juta dan ada pula yang hampir Rp 5,5 juta per orang. Perbedaan itu juga tergantung fasilitas yang diberikan.

Pendaki dari Jabodetabek yang memilih OT mepo Kedah, berarti selain harus menyiapkan tiket pesawat Jakarta - Medan P/P,  pun harus men-carter mobil travel dari bandara ke BC Keudah P/P. Waktu tempuh Medan ke Keudah dengan travel tersebut sekitar 10 jam.

Bermanfaat Lebih
Secara ketinggian puncak pegunungan Leuser memang kalah dengan puncak Gunung Kerinci yang berjuluk atapnya Sumatera. Namun disisi lain yakni durasi jalur pendakian (japen) untuk menggapai ketiga puncak Pegunungan Leuser (Leuser, Loser, dan Tanpa Nama), jauh lebih panjang dan beragam tantangannya.

Karena itu, pendaki yang ingin menjajalnya sebaiknya sudah punya bekal pengalaman mendaki beberapa gunung sebelumnya dan atau pernah menjajal trek pendakian yang relatif panjang di daerahnya masing-masing, misalnya kalau di Jawa Timur paling tidak pernah mendaki Gunung Argopuro yang berpredikat jalur pendakian terpanjang di Jawa (jika melintas dari Bremi - Banderan atau sebaliknya), pendakian Gunung Slamet via Batu Raden, dan lainnya.

Buat apa? Supaya mental pendaki lebih siap dibanding tidak punya bekal pengalaman mendaki sama sekali.

Jadi jika ingin sukses menggapai top three Pegunungan Leuser maka sebaiknya  mengindahkan kiat-kiat sebagaimana tersaji di atas dan ditambah bekal pengalaman mendaki beberapa gunung sebelumnya. Tidak cukup hanya karena punya uang dan ambisi yang menggebu-gebu lalu ikut OT ataupun nanbar (nanjak bareng) dengan tim pendaki lain.


Bila ingin pendakiannya punya manfaat lebih, usahakan jangan sekadar menggapai tiga puncaknya lalu foto-foto narsis.

Perlu ditambah dengan kegiatan lain yang bernilai positif, entah itu yang bermuatan ramah lingkungan atau pro konservasi antara lain tidak mengambil tanaman/pohon, tidak mengganggu apalagi membunuh hewan apapun, tidak melakukan vandalisme, dan tidak meninggalkan sampah logistik minimal kemasan plastik/kaleng. Kegiatan ini sudah semestinya diterapkan bukan hanya oleh setiap pendaki pun pemandu maupun porter.

Bisa juga kegiatan yang bernilai ilmu pengetahuan/edukasi antara lain melakukan pendataan flora dan fauna khasnya, kondisi sumber mata air berikut sungai-sungainya, dan keberadaan hutannya di sepanjang japen.

Pilihan lain kegiatan bermuatan budaya seperti pendataan kearifan lokal/kerajinan tangan maupun kesenian tradisional masyarakatnya yang hidup di dekat kawasan TNGL sejak lama.

Setelah itu, informasi dan data yang didapat/dikumpulkan diracik menjadi tulisan, konten video, dan vlog yang menarik dan informatif, baru kemudian disebarluaskan di ragam medsos. Dengan cara itu, pendakian yang dilakukan juga berkontribusi mengangkat aneka pesona (daya tarik) Pegunungan Leuser lantaran semakin terekspos. 

Naskah: Adji TravelPlus , IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id , foto2: dok. Jeri/tim pendakian Leuser 

Captions:
1. Jalur pendakian (japen) top three Pegunungan Leuser di Aceh, salah satu japen terpanjang di Indonesia.
2. Sungai yang menantang diseberangi sekaligus jadi sumber air dan tulisan pertama terkait pendakian Gunung Leuser di TravelPlus Indonesia yang mendapat respons positif sejumlah pembaca dan warganet.
3. Tim pendakian berfoto bersama sebagai bukti sudah sampai di puncak.
4. Fitriani, satu-satunya perempuan dalam tim pendakian tips puncak Pegunungan Leuser yang beranggotakan 6 pendaki dari berbagai daerah, baru-baru ini.
5. Salah satu tempat nge-camp di Leuser yang bersuasana asri dan tak lupa menunaikan kewajiban sebagai muslim, salat lima waktu disela-sela pendakian.
6. Selain dihuni bermacam fauna liar, belantara Pegunungan Leuser juga kaya akan aneka flora.


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP