Mengenal Lebih Dekat Ragam Daya Tarik Cantigi di Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Bukan lantaran karena cat plang tersebut berwarna merah terang, pun tulisannya yang bercat kuning berbunyi:
POHON KAYU PANJANG UMUR
Cantigi (Vaccinium SP) 3.173 Mdpl.
Di bawahnya tertera:
DIR BINMAS POLDA SUMSEL
Kombes Pol. Heru Trisasono S.I.K., M.Si.
Plang kayu itu ditancapkan dengan sebilah kayu pendek, kira-kira 30 cm di tengah-tengah beberapa bibit pohon Cantigi yang ditanam dalam aksi tanam pohon di sana.
Nah, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED) yang diperingati setiap 5 Juni, TravelPlus Indonesia menyuguhkan tulisan ini agar pembaca setia, terlebih para pendaki gunung menjadi lebih melek akan ragam daya tarik yang dimiliki Cantigi.
Dilansir dari mapala.unila.ac.id dalam tulisan berjudul "Sosiologi Pedesaan Kampung IV dan Observasi Tanaman Kayu Panjang Umur sebagai Pusat Konservasi Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel)" yang dilakukan Mapala Unila, Cantigi merupakan tanaman endemik di Gunung Dempo Sumsel. Sebab dinamai tanaman kayu panjang umur karena memiliki umur yang panjang, serta mengapa dilindungi karena tanaman ini memerlukan waktu 10 tahun untuk batangnya tumbuh 1 cm saja. Tumbuhan ini memiliki tinggi yang beragam dan dapat tumbuh hingga kisaran 2-3 meter.
Di Sumsel tanaman ini hanya terdapat di Gunung Dempo. Fungsi tanaman kayu panjang umur dengan akarnya yang kuat mencengkram tanah agar tidak longsor menjadi pelindung dan ketahanan gunung.
Flora ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH atau kadar keasaman yang rendah dan hidup pada kondisi tanah yang mengandung alumunium tinggi.
Disebutkan pula kalau dari kejauhan mudah untuk membedakan Cantigi dengan tumbuhan yang lain. Melalui daun mudanya yang berwarna kemerahan sedangkan buahnya yang telah matang akan berwarna ungu kehitaman.
Tumbuhan ini memiliki perawakan kerdil, kayu yang keras dan bengkok-bengkok. Cantigi sangat sulit tumbuh besar dan tidak bisa tumbuh disembarang tempat.
Di sepanjang jalur pendakian Gunung Dempo via Kampung IV terdapat tanaman kayu panjang umur setelah melewati cadas dengan ketinggian di atas 2.500 Mdpl.
Amatan TravelPlus, selain di Pelataran, Cantigi juga banyak tumbuh di lereng menjelang puncak tertinggi Dempo.
Nama Lokal
Di luar Gunung Dempo Sumsel, ternyata Cantigi yang bernama ilmiah Vaccinium Varingiaufolium memiliki beberapa nama lokal. Di Jawa misalnya disebut Manis Rejo, orang Kalimantan Timur menyebutnya Delima Montak. Sedangkan urang Sunda di Jawa Barat memanggilnya Cantigi.
Di sejumlah gunung di Jawa, Cantigi mudah ditemui menjelang puncak atau di puncak gunung atau di hutan Sub Alpin. Biasanya wilayah tumbuhnya sama dengan Edelweiss yang berjuluk si Bunga Abadi.
Cantigi tak hanya ada di gunung. Di beberapa pantai juga dapat ditemukan jenis Cantigi pantai namun memang yang lebih populer itu Cantigi gunung.
Manfaat Cantigi
Selain punya ciri-ciri yang rada unik sehingga mudah dikenali, Cantigi juga punya banyak manfaat bagi kesehatan, pendaki, dan lingkungan.
Bagi kesehatan, daun mudanya bisa dimakan sebagai lalapan. Buahnya yang sudah masak berwarna ungu kehitaman dengan rasa yang manis juga dapat disantap. Daun dan buahnya tersebut kabarnya bermanfaat menambah stamina, menyebarkan badan, dan mengobati demam.
Di Jabar, tak sedikit yang menggunakan air rebusan daun mudanya untuk meredakan rasa nyeri dan mengempeskan bisul bahkan diyakini sebagai obat awet muda. Sedangkan batangnya yang keras dapat digunakan untuk dibuat arang.
Buat pendaki, Cantigi menjadi penuntut menuju puncak. Akarnya kuat membuat pohon ini juga menjadi pegangan pendaki gunung saat menapaki trek menuju puncak maupun saat menuruni puncak.
Pohonnya yang tidak terlalu tinggi dan daunnya yang tebal mampu menahan terjangan angin kencang sehingga Cantigi melindungi tenda pendaki di camp area seperti di Pelataran Gunung Dempo, Alun-alun Suryakencana Gunung Gede (Jabar), dan lainnya. Tak heran kalau Cantigi disebut pohon penjaga keamanan pendaki.
Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis Dr. Ana Yulyana, M. Farm dalam disertasinya, daun muda dan buah Cantigi yang matang banyak mengandung fenol, flavonoid, dan antosianin yaitu tiga zat serangkai yang memiliki aktivitas antioksidan dan ini dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sindrom metabolik seperti hipertensi/ tekanan darah tinggi, diabetes/kencing manis, kardiovaskular, dan hiperlipid.
Bagi lingkungan sekitar, Cantigi selain mampu menahan longsoran tanah dan bebatuan di sekitar lereng menuju puncak juga mampu menjaga ketersediaan air bagi sejumlah tanaman/pepohonan lain di bawahnya termasuk ketersediaan sumber air.
Melihat begitu banyak manfaat Cantigi. Ditambah namanya juga cantik alias komersial (menarik), tak heran bila banyak pihak yang menggunakan namanya untuk berbagi produk seperti nama tenda.
Selain itu nama organisasi Mapala (mahasiswa pecinta alam), camping ground, tempat outbound, villa, UMKM, dan lainnya. Bahkan di Kabupaten Indramayu, Jabar, salah satu kecamatannya bernama Kecamatan Cantigi.
Kendati Cantigi banyak manfaatnya, bukan berarti pendaki boleh menebang apalagi mencabutnya. Jagalah keberadaannya, biarkan Cantigi tumbuh kembang secara alami di kediamannya.
Kalau sekadar mengabadikannya, boleh-boleh saja. Pendaki yang ingin melihat Cantigi gunung berbunga dan berbuah, disarankan mendaki pada musim panas, antara Juli – Agustus.
Salam mendaki ramah lingkungan, salam pro konservasi. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Pesona Cantigi, namanya menarik, bentuknya unik.
2. Plang nama usai aksi tanam pohon Cantigi yang berjuluk Pohon Kayu Panjang Umur di Pelataran Gunung Dempo.
3. Selain banyak khasiatnya, namanya juga komersial sehingga digunakan untuk berbagai nama produk tenda, camping ground, tempat outbound, villa, UMKM, Mapala, dan lainnya.
4. Cantigi melindungi tenda dari terpaan angin kencang di Pelataran Gunung Dempo.
5. Pendaki menuju puncak tertinggi Gunung Dempo dipandu Cantigi di kiri-kanan trek.
6. Jaga keberadaan Cantigi, sentuh dan abadikan boleh tapi jangan dipatahkan apalagi apalagi dicabut.
0 komentar:
Posting Komentar