Dempo Makin Dilirik Banyak Pendaki, Ini Tujuh Daya Pikatnya
Gunung Dempo di Pagar Alam, Sumatra Selatan (Sumsel) semakin banyak dilirik para pemburu atap bumi. Buktinya, saat libur long weekend kemarin, ramai pendakinya dari dalam dan luar negeri.
Menariknya, pendaki yang meraih atapnya Sumsel tersebut kian beragam. Baik dilihat dari daerah asal atau kewarganegaraan, latar belakang organisasi atau komunitas, profesi, status pernikahan maupun dari segi usia atau pengalaman.
Faktanya, para pendaki yang datang saat libur kenaikan Isa Al Masih dan cuti bersama itu bukan hanya dari wilayah Provinsi Sumsel seperti Palembang (ibukota Provinsi), Prabumulih, Lahat, Ogan Ilir, dan lainnya. Pun dari provinsi tetangga terdekat Sumsel seperti Bengkulu dan Pekanbaru, Riau.
Pendaki dari luar Sumatra juga ikut bertandang antara lain dari Jawa (Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, dan Semarang) serta dari Maros, Sulsel. Bahkan TravelPlus Indonesia melihat secara langsung beberapa pendaki bule saat nanjak gunung ini pada Jumat (10/5/2024) pagi via jalur pendakian (japen) Kampung IV yang berada di Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam.
Menurut Muflihun, salah satu porter di Gunung Dempo, para pendaki bule itu dari kedutaan luar negri yakni dari Amerika, Australia, dan Ukraina untuk Indonesia yang sudah lama tinggal di Jakarta.
Jumlah pendaki yang nanjak Dempo dari Kamis (9/5) sampai Minggu (12/5) kemarin, lanjut Muflihun kemungkinan sampai 200-an orang, termasuk dengan para pendaki bule tersebut.
Berdasarkan latar belakang organisasi ataupun komunitas, para pendaki yang datang ada yang berstatus Sispala (siswa pencinta alam), Mapala (mahasiswa pencinta alam) antara lain Mapala Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, serta dari berbagai komunitas pegiat alam dan pendaki gunung seperti Kembara Tropis asal Jakarta.
Selebihnya, para pendaki independen alias non organisasi maupun komunitas, baik yang datang dalam kelompok kecil (small group) di bawah 10 orang maupun dalam jumlah besar di atas belasan orang dengan cara mengikuti open trip (OT) maupun pendakian bersama atau nanjak bareng (nanbar).
Dilihat dari profesinya, cukup beragam mulai dari pelajar SD, siswa SMK, mahasiswa, karyawan/pegawai, dan wiraswasta. Sedangkan dari status pernikahan, mulai dari lajang, bujang, kepala rumah tangga, dan ibu rumahtangga.
Usia para pendaki yang hadir, boleh dibilang terbagi atas tiga generasi. Pertama pendaki generasi senja yang berumur separuh abad ke atas. TravelPlus termasuk ke dalam golongan ini.
Kedua, generasi muda (pendaki dengan rentang usia belasan sampai 40 tahun). Golongan ini jumlahnya mendominasi alias paling banyak, termasuk beberapa pendaki bule yang datang.
Terakhir atau golongan ketiga, pendaki anak-anak usia tujuh sampai sepuluh tahun. Amatan TravelPlus sekurangnya ada tiga pendaki bocah cilik (bocil) laki-laki yakni Zio, Alin, dan Andreas (mudah-mudahan saya tidak keliru menulis ketiga namanya) yang mendaki Dempo dipandu oleh pamannya.
Menurut penuturan ketiga bocil tersebut, mereka baru pertama kali mendaki gunung, dan langsung mendaki Gunung Dempo, bukan gunung-gunung lain yang ada di Sumsel.
Lalu apa yang membuat Dempo semakin diminati pendaki, baik Nusantara maupun mancanegara?
Berdasarkan amatan TravelPlus ditambah data dari berbagai sumber, sekurangnya ada 7 daya pikat yang membuat semakin banyak pendaki terpincut dengan Dempo.
Daya pikat pertama, dari sisi ketinggian. Dempo termasuk dalam daftar gunung api aktif berketinggian di atas 3.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Dempo memiliki ketinggian 3.195 Mdpl.
Berdasarkan ketinggiannya, Dempo masuk dalam jajaran seven summits Sumatra, tepatnya berada di posisi keempat setelah Gunung Kerinci (3.805) yang berada di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumbar; Gunung Leuser (3.455) di sebelah tenggara Aceh; dan Gunung Kemiri (3.314) juga di Aceh.
Kedua, menyandang predikat yang cukup membanggakan yakni gunung api aktif tertinggi di Sumsel alias atapnya Sumsel. Jadi kalau ingin merasakan sensasi berdiri di daratan tertinggi Sumsel, ya harus mendaki Dempo sampai puncaknya.
Daya pikat ketiga, memiliki japen yang cukup menantang, bahkan disebut-sebut tersulit di Sumatra dan kerap dibanding-bandingkan dengan japen Gunung Salak di Jawa Barat.
Keempat, punya pemandangan elok terutama di kaki gunung berupa hamparan perkebunan teh berlatar Pegunungan Bukit Barisan. Selain itu di Pelataran (camp area), dan tentunya panorama di puncak tertingginya yakni Puncak Merapi.
Daya pikat kelima, mudah mendapatkan sumber air. Mate ayek atau sumber/mata airnya antara lain tersedia di Shelter Kampung IV (1410 Mdpl) atau di awal pendakian, Shelter 1, Shelter 2, dan Pelataran.
Keenam, memiliki area berkemah (camp area) bernama Pelataran yang sangat luas dan indah dengan aliran sungai kecil serta beberapa tumbuhan seperti cantigi. Luas camp area-nya bisa disandingkan dengan Alun-alun Suryakencana yang ada di Gunung Gede, Jawa Barat.
Terakhir, atau daya pikat ketujuh Gunung Dempo, punya banyak aktivitas wisata alam menarik lainnya di kaki gunung dan di sekitar Kota Pagar Alam seperti merasakan tinggal di Desa Wisata Gunung Dempo, tea walk, berkunjung ke beberapa curup (air terjun), danau maupun ke KRD (Kebun Raya Dempo), santai di vila ataupun homestay dan atau berwisata olahraga dirgantara yakni terbang tandem paralayang.
Pilihan kegiatan wisata lain yang bermuatan ekonomi kreatif (ekraf) antara lain kulineran pempek, ngopi di kedai kopi kekinian, melihat event/festival yang digelar, belanja oleh-oleh khasnya seperti teh hitam, gulo puan, kue delapan jam, empek-empek panggang, kopi robusta, dan alpukat.
Tak ketinggalan menyaksikan atraksi budaya seperti Tari Kebagh yakni tari tradisi yang dikenal di daerah Besemah, Pagar Alam yang dapat ditarikan secara massal serta melihat bermacam peninggalan megalitik-nya antara lain menhir, dolmen, peti kubur batu, lesung, dan patung-patung batu.
Umumnya durasi pendakian ke puncak Gunung Dempo 2 hari 1 malam. Pendaki yang ingin menambah beberapa aktivitas wisata sebagaimana tertera di poin ke tujuh, biasanya menambah waktu kunjungan minimal 2 malam lagi supaya lebih puas.
Melihat ketujuh daya pikatnya di atas, rasanya pantas kalau Gunung Dempo semakin ke sini, semakin diminati banyak pendaki dari dalam maupun luar negeri. Bagaimana dengan Anda? Kalau kepincut, datanglah, mendakilah.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Sejumlah pemburu atap bumi bergerak dari Kampung IV, Pagar Alam memulai pendakian ke Gunung Dempo.
2. Pendaki yang nanjak Dempo dari beragam daerah, profesi, status, usia, dan pengalaman. (foto: rege)
3. Pendaki dari Nusantara dan mancanegara di puncak Gunung Dempo, atapnya Sumsel.
4. Tak lupa mengabadikan diri berlatar danau kawahnya.
5. Tiga pendaki bocil nanjak Dempo bersama pamannya.
6. Santai di Pelataran, camp area favorit pendaki Gunung Dempo.
7. Sumber air di Shelter Kampung IV, diawal pendakian.
8. Tea walk sebelum masuk ke hutan homogen dan Pintu Rimba-nya Gunung Dempo.
9. Melewati salah satu dari 99 plang Asmaul Husna di japen Gunung Dempo via Kampung IV.
0 komentar:
Posting Komentar