Nanjak Gepang Wajib Booking Online, Bila Ilegal Pendaki dan BC Bakal Kena Sanksi

Pendakian Gunung Gede-Pangrango (Gepang) dibuka lagi mulai 17 Juli 2023 sebagaimana diumumkan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) lewat surat edaran pembukaan yang disebarluaskan di akun IG resminya @bbtn_gn_gedepangrango, Sabtu (15/7/2023).

"#sobatgepang... Mimin spil Surat Edaran pembukaan pendakiannya.. Tetap taati peraturannya.. Booking online langsung ato dibookingin BC jg boleh," tulis adminnya sebagai captions seraya menambahkan pesan "Peduli diri, peduli kawan & peduli alam" dan menyertakan sejumlah tagar antara lain #klhk, #menlhk, #ksdae, #gepang, #gedepangrangopastikereeen, dan #pendakicerdas.

Ada 3 poin penting yang tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani Kepala BBTNGGP Sapto Aji Prabowo tersebut.

Poin pertama: Seluruh calon pendaki wajib booking online melalui website https://booking.gedepangrango.org.

Kedua: Memperhatikan papan informasi dan mematuhi tanda/marka pemberitahuan di jalur pendakian TNGGP.

Ketiga: Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi bagian pelayanan pendakian BBTNGGP:

- Quick Response BBTNGGP (call center): 0811 9155 815

- Telepon Kantor Khusus Pendakian: (0263) 2950977

- Fanspage Facebook: @BBTN Gede Pangrango

- Instagram: @btn_gn_gedepangrango

- Twitter: @TNGedePangrango

- Email: booking@gedepangrango.org

- WA Khusus Pendakian: 0263519415 (hanya chat).

Surat yang ditembuskan ke beberapa pihak terkait antara lain Dirjen KSDAE, Sekretaris Ditjen KSDAE, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Cianjur, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, dan pengelola wisata itu mendapat respon luar biasa dari warganet terutama para pendaki gunung yang sudah kangen nanjak Gepang.

Buktinya sampai berita ini TravelPlus Indonesia tulis, unggahan itu sudah disukai  2.200 lebih warganet dengan lebih dari 200 komentar.

Amatan TravelPlus, ada beberapa komentar warganet yang berisi pertanyaan dan saran menarik.

Pemilik akun @_zeid16 berkomentar begini: "Masih bisa pake jasa BC, Alhamdulillah 🔥". Sedangkan @ggngnw bertanya serius "Kalo tektok/trail running apakah sama prosedurnya?".

Begitupun dengan @novialanis: "Tanya serius, booking di bc itu bakal masuk kuota perhari yg 600? atau masuk kuota goib dan nanti aktual ribuan pendaki lagi saat weekend?".

Si-empunya akun @nandajrx bertanya ringan tapi penting: "Masih ga boleh sendiri naiknya?". Lain lagi dengan @awalxyz, dia beri input begini: "Saran min harusnya dari @bbtn_gn_gedepangrango dibikinkan BC resmi buat tempat rest yg daftar online".

Untuk mengetahui lebih jauh apakah ada sesuatu yang baru termasuk syarat bagi pendaki yg akan nanjak Gepang selain booking online, TravelPlus segera menghubungi Kepala BBTNGGP Sapto Aji Prabowo via WA.

Menurut Sapto Aji dari sisi aturan tidak banyak berubah. "Tapi kami akan memperketat bahwa semua pendaki, WAJIB untuk terdaftar secara online. Jika ada yg kedapatan naik secara ilegal (baca: tidak legal), akan kami sanksi yang bersangkutan maupun basecamp-nya jika dibantu BC," terangnya.

Pihaknya, lanjut Sapto Aji juga menertibkan pedagang di jalur pendakian. "Pedagang hanya kami perbolehkan di lokasi yang sudah ditentukan dan tidak boleh pakai terpal," tegasnya.

Penataan Aa Surken

BBTNGGP juga melakukan penataan Alun-alun Surya Kencana (Aa Surken).

Kata Sapto Aji tidak semua kawasan Aa Surken bisa digunakan untuk nge-camp atau camping. Pihaknya juga sudah memasang sejumlah patok rambu di Aa Surken supaya pendaki tahu mana area yang boleh untuk nge-camp mana yang tidak.

"Jadi area yang dekat-dekat mata air dan tempat Edelweiss itu kami larang untuk digunakan camping," ungkapnya.

Mengenai kuota pendaki, Sapto Aji menjelaskan saat ini masih 600 per hari. "Tapi pada kondisi tertentu seperti weekend dan atau kalau memang ada permintaan lebih dari 600, baru kami buka sampai maksimal 900 pendaki," bebernya.

Adapun tarif tiket (sudah termasuk asuransi) untuk pendakian Gepang 2 hari 1 malam per pendaki untuk WNI (hari kerja): Rp 29.000, WNI (hari libur): Rp 34.000, Pelajar WNI (hari kerja) Rp 17.500 (harus 10 orang dengan identitas kartu pelajar/mahasiswa), pelajar WNI (hari libur): Rp 20.500 (harus 10 orang dengan identitas kartu pelajar/mahasiswa), WNA (hari kerja): Rp 320.00, dan WNA (hari libur): Rp 470.000.

Enam Cara BO

Selain surat edaran pembukaan pendakian Gepang, BBTNGGP juga menginformasikan 6 cara booking online (BO) di akun IG-nya.

Keenam cara itu adalah pertama, mengakses link BO sebagaimana tersebut di atas (calon pendaki link pendakian). Kedua, membaca syarat dan ketentuan (pendaki wajib membaca semua ketentuan dan persyaratan pendakian. Klik semua kolom persetujuan maka akan muncul tampilan kuota). Ketiga, memilih pintu masuk dan pintu keluar (calon pendaki memilih tanggal dan pintu masuk yang dituju).

Cara keempat, mengisi identitas diri atau memasukkan ID pendaki Gepang (untuk pendakian pertama mengisi identitas diri atau memasukkan ID untuk pendakian selanjutnya). Kelima, mendapat sandi dan melakukan pembayaran booking (pembayaran maksimal 2 jam setelah mendapatkan sandi booking dan akan mendapatkan QR Code).

Terakhir atau cara keenam, cek ulang booking pendakian & QR Code (QR Code diperoleh setelah login kembali. Sandi booking atau QR Code digunakan untuk menukarkan SIMAKSI).

Sebagai pengingat, pendakian Gepang sempat ditutup sejak tanggal 15 Mei 2023 dengan alasan kondisi cuaca buruk yang menyebabkan tergenangnya Aa Surken serta merespons maraknya pendaki ilegal dan adanya perilaku-perilaku pendaki yang tidak sesuai dengan kaidah lingkungan dan konservasi.

Akankah pembukaan kembali pendakian Gepang lewat surat edaran resmi yang diikuti sederet ketentuan dan persyaratan pendakian terkini, di antaranya kewajiban BO ditambah dengan adanya penertiban pedagang di jalur pendakian dan penataan area camping di Aa Surken, dapat membawa perubahan yang lebih segar dan berkualitas (pendakian yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan) serta membuat pendaki Gepang semakin cerdas? Semoga saja. (Adji TravelPlus @adjitropis)

Foto: adji & @bbtn_gn_gedepangrango