Tips Didik Anak Paham Mitigasi dan Tanggap Darurat Bencana Sambil Berkemah
Mendidik anak supaya memahami upaya pencegahan (mitigasi) dan perlakuan/tindakan setelah terjadi bencana (tanggap darurat bencana) bisa dilakukan lewat berbagai cara, salah satunya sambil berkemah keluarga atau family camping.
Berkemah keluarga adalah kegiatan rekreasi keluarga, biasanya orang tua bersama anak-anaknya maupun keponakan yang berusia dari TK sampai SMP di alam terbuka (outdoor), umumnya di bumi perkemahan (bumper) atau camping ground dengan menggunakan antara lain tenda untuk tidur.
Lalu apa saja tips berkemah keluarga bisa sekaligus mendidik anak agar paham mitigasi dan tanggap darurat bencana?
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan TravelPlus Indonesia, sekurang ada tiga tips.
Pertama, memberi tahu atau memperkenalkan kepada anak apa saja manfaat berkemah, jenis lokasi berkemah berikut atmosfernya, dan perlengkapan berkemah.
Banyak manfaat yang didapat dari berkemah keluarga antara lain mendekatkan anak sekaligus mengenalkan bermacam kondisi alam bumper yang dipilih, misalnya bumper di pantai, bukit, kaki/lereng gunung, lapangan datar, dan lokasi terbuka lainnya masing-masing memiliki suhu udara dan atmosfer yang berbeda.
Selain itu melatih kemandirian (supaya anak tidak terlalu manja), melatih keberanian (tidak pengecut/penakut), melatih kerjasama/tolong menolong dengan orang lain, merasakan kondisi tak biasa atau keluar dari zona aman dan nyaman, dan merasakan sensasi petualangan di alam bebas.
Bila tinggal di Jabodetabek, pilihan lokasi berkemah atau bumper yang bernuansa bukit, gunung, dan atau hutan berudara sejuk sampai dingin, cukup banyak antara lain Bumper Ciputri Bogor, Bumper Gunung Bunder di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kampung Rimba Camp Bogor, Gunung Pancar Camping Ground Sentul, Tanakita Camping Ground Sukabumi, Batu Tapak Camping Ground Sukabumi, Bumper Situ Gunung Sukabumi, Bumper Pondok Halimun Sukabumi, Mandalawangi Camp Ground di Cibodas Cianjur, dan lainnya.
Kalau ingin berkemah keluarga di pantai, pilihannya antara lain di Kepulauan Seribu dan bumper di pesisir Banten seperti Anyer dan lainnya.
Perlengkapan yang harus diketahui/dibawa anak untuk berkemah antara lain tenda, minimal jenis tenda dome sebaiknya tenda anak/keponakan terpisah dengan orang tua, jadi minimal 2 tenda berikut 2 flysheet atau lapisan plastik penutup bagian atas tenda supaya tidak rembes saat turun hujan.
Sertakan pula matras atau alas tidur, sleeping bag atau kantung tidur, senter atau headlamp sebaiknya yang bisa di-charge, lampu tenda, perlengkapan masak (kompor portable dan gas, wadah memasak seperti nasting, pisau saku atau lipat, dan korek api), alat makan (piring, sendok, garpu dan gelas), logistik atau bahan makanan, trash bag atau kantung plastik untuk tempat sampah bekas logistik, botol minuman, obat-obatan pribadi, multi vitamin dan P3K standar, alat komunikasi (HP, charger, dll) serta perlengkapan salat.
Tips kedua, saat berkemah ajarkan anak mendirikan tenda yang dibawa. Tujuannya supaya anak tahu cara memasang tenda saat tanggap darurat (saat mengalami bencana).
Bila membeli paket family camping biasanya sudah termasuk tenda. Sebaiknya meminta pengelolanya memasang tenda tersebut bersama anak-anak saat tiba di lokasi berkemah.
Terakhir atau tips ketiga, isi kegiatan berkemah dengan bermacam kegiatan menarik dan bermanfaat atau punya nilai edukasi sekaligus petualangan seperti jelajah hutan sambil mengamati flora dan fauna, menyusuri sungai, mengunjungi air terjun dan spot alam terdekat, menanam pohon, fun games, dan outbound serta menampilkan kebolehan dalam berkesenian dalam acara malam api unggun.
Satu lagi, tentu saja berdiskusi tentang jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, longsor, angin puting beliung, kebakaran, dan lainnya, minimal jenis bencana yang rawan terjadi di wilayah domisili Anda dan bagaimana cara menghadapi bencana itu.
Berdiskusi dipilih supaya terjadi komunikasi tanya jawab, biar anak aktif bertanya.
Sebelum berdiskusi, anak yang sudah kenal internet bisa ditugaskan atau diberi pekerjaan rumah (PR) mencari data tentang tiga hal di atas yakni manfaat berkemah dan jenis bencana alam serta penanggulangannya supaya anak memiliki bekal informasi tersebut.
Misalnya, kalau berada di dalam ruangan seperti rumah atau sekolah lalu terjadi gempa bumi sebisa mungkin keluar menuju pekarangan terbuka. Bila sedang di luar rumah, sebaiknya anak menjauh dari bangunan yang mudah runtuh, tiang listrik, pohon besar, dan lainnya.
Jika lokasi rumah atau sekolah berada di pesisir, tahu kemana anak melakukan evakuasi (berlari menuju lokasi yang aman) usai diguncang gempa besar untuk mengantisipasi datangnya gelombang laut tsunami. Sebaiknya anak tahu nama dan nomor WA orangtuanya agar warga/relawan bisa mudah menghubungi keluarganya.
Tak lupa memberitahu anak pentingnya memiliki perlengkapan untuk menghadapi kondisi darurat atau tertimpa bencana seperti tenda dan segala macam peralatan untuk berkemah sebagaimana tersebut diatas, berikut makanan, minuman, dan uang tunai secukupnya serta bersikap tetap tenang alias tidak panik berlebihan.
Ketiga PR itu bisa ditugaskan saat masih di rumah atau sebelum berangkat ke lokasi berkemah. Data-data yang diperoleh/dikumpulkan anak kemudian menjadi salah satu bahan diskusi.
Bila tak sempat/tak bisa atau tak suka berkemah, diskusi pemahaman mitigasi atau pengenalan jenis bencana dan cara menghadapinya (tanggap darurat bencana) kepada anak-anak, dapat dilakukan orang tua di rumah saat berkumpul dan bersantai di ruang keluarga atau ketika melakukan jenis wisata lain seperti bertamasya/piknik.
Naskah & foto: Adji TravelPlus (@adjitropis & @travelplusindonesia)
Cat.: Tulisan ini boleh disebarluaskan untuk kepentingan publikasi, pendidikan, pengetahuan, penyuluhan, penerangan, seminar, diskusi, dan lainnya, asal menyebutkan/mencantumkan nama penulis dan sumbernya.
0 komentar:
Posting Komentar