Campervan, Jadi Tren Outdoor Tahun Ini dan Bakal Makin Diminati
Berkemah atau kemping salah satu kegiatan outdoor (di luar ruang/alam) yang juga mengalami perubahan gaya mutakhir alias tren dari waktu ke waktu. Di era pandemi giliran campervan (van kemping) alias mobil kemping ataupun rumah motor yang mulai menyita perhatian peminat kemping di Indonesia. Tahun ini diperkirakan peminatnya makin tinggi.
Hal itu terungkap dalam diskusi pariwisata bertajuk Tourism Talks Club "Tren dan Perkembangan Industri Pariwisata Outdoor Indonesia" yang menghadirkan CEO Consina Disyon Toba dan Co-Founder Fun About Indonesia Tour Priadi Wibisono sebagai narasumber di Toraja Coffee House, Jakarta, Kamis (7/4/2022).
"Saya cukup yakin (peminat) campervan atau car camping ini akan terus meningkat karena cara menularkannya sangat mudah," terang Disyon.
Menurutnya saat ini sudah ada beberapa komunitas peminat campervan di Indonesia, salah satunya yang beranggotakan cukup besar adalah Campervan Indonesia yang sudah memiliki beberapa chapter atau cabang.
Berdasarkan amatannya, sejak tahun 2021 sampai sekarang, komunitas tersebut seperti tidak mengenal pandemi.
"Mereka ngumpul aja terus. Kalau mereka kemping, tempat kempingnya pasti penuh. Menariknya lagi yang datang bukan orang outdoor saja tapi juga orang umum dengan menggunakan peralatan kemping sederhana. Ada yang pakai tikar, ada yang tidur di mobil, ada yang beli tenda yang murah atau sedikit bocor lalu ditambah fly sheet lagi atasnya," terangnya.
Disyon melihat hanya dalam waktu satu tahun terakhir ini, anggota komunitas campervan tersebut sudah mencapai hampir 100 ribu orang.
"Itu yang terdaftar di komunitas tersebut, diluar komunitas itu masih banyak sekali. Soalnya sekarang banyak klub mobil dan motor yang bukan komunitas campervan tapi melakukan itu, misalnya membawa tenda di mobil dan motor lalu buka pasang tenda di tempat-tempat yang dingin, tidak mau inap di hotel," jelasnya.
Menurutnya ada beberapa indikator kalau campervan tengah diminati dan bakal semakin diminati, di antaranya penjualan produk perlengkapan berkemah terutama tenda melesat di era pandemi.
Selain itu banyak bermunculan camping ground atau tempat-tempat berkemah, termasuk untuk campervan.
"Ada yang cuma punya tanah 500 meter tapi pemandangannya bagus, lalu dibersih-bersihin, dikasih rumput, dikasih toilet sudah selesai. Jadi orang kemping di situ," ungkapnya.
Ada pula yang bermodal besar, lahan berkemahnya ditata sedemikian rupa. "Lahannya dibuldoser, dibikin yang bagus, dibikin area kafe, dan segala macam hingga menghabiskan Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar bahkan lebih," terangnya.
Pengelola tempat campervan pun, lanjut Disyon berbeda satu sama lain, tergantung target konsumen atau pasar yang dibidik.
Ada yang pengelolaannya sengaja membuat lokasi campervan-nya hanya bisa dicapai oleh mobil campervan jenis 4x4. Ada pula yang pengelolanya membuat akses jalannya mulus agar semua jenis campervan bisa masuk ke lokasi.
"Apapun tipe lokasi campervan-nya yang harus dimiliki sebuah lokasi campervan adalah toilet/MCK yang bersih," terang Disyon lagi.
Berdasarkan pengamatannya bahkan beberapa tempat kemping ada yang toiletnya terbuat dari keramik. "Sudah seperti di mall, karena terget pasarnya orang-orang tajir dari Jakarta," ujarnya.
Menurut Disyon lokasi campervan terbanyak di Indonesia saat ini masih berkisar di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat.
"Bisa jadi karena penduduk Jawa Barat yang banyak ditambah warga Jakarta dan sekitarnya sebagai target pasar yang sangat besar, membuat banyak pihak tertarik membuat campervan di Jawa Barat," pungkasnya.
Sementara Priadi Wibisono lebih menyoroti kreativitas pengelola atau pelaku usaha outdoor termasuk untuk kegiatan kemping dan atau campervan.
Menurutnya agar aktivitas rekreasi luar ruang seperti camping, hiking, live in program volunteers tour, dan lain-lain lebih diminati, sebaiknya diisi dengan bermacam kegiatan atau konten-konten yang kaya pengalaman, menarik, dan tentunya bermanfaat.
"Harus pula diperbanyak lagi paket-paket outdoor experience yang kaya pengalaman namun dengan harga yang terjangkau wisatawan," imbau Priadi.
Diskusi yang digelar Consina bersama The J-Team ini diselenggarakan secara offline dan live di kanal media Instagram dan YouTube Consina serta Instagram Tourism For Us.
Pesertanya selain sejumlah media yang memang konsen meliput pariwisata khususnya kegiatan outdoor bermuatan petualangan antara lain TravelPlus Indonesia, juga para perwakilan asosiasi terkait di antaranya Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA), Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) dan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) serta sejumlah asosiasi operator tur seperti Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Jakarta, ASITA Jakarta Chapter, dan Indonesia Inbound Tour Association (IINTOA).
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Captions:
1. Campervan salah satu kegiatan outdoor yang tengah tren. (Foto-foto: @cvi.jateng)
2. Suasana diskusi, narsum CEO Consina Disyon Toba dan Co-Founder Fun About Indonesia Tour Priadi Wibisono (foto-foto: @adjitropis
3. Foto bersama (foto: dok. Consina & @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar