. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 03 Maret 2022

Serunya Jelajah Pegunungan Meratus, Ini Pilihan Sungai, Gua, dan Puncaknya


Punya rencana berpetualang menjelajah ragam daya tarik alam yang ada di Pegunungan Meratus tahun ini? Sepertinya sungai, gua, dan puncaknya ini wajib masuk daftar objek petualangan Anda.

Kenapa sungai, gua, dan puncaknya? Ya karena di pegunungan sepanjang hampir 6000 Km persegi yang membentang di atas belasan kabupaten di 3 provinsi pulau Kalimantan yaitu Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Tengah (Kalteng) ini memiliki banyak sungai, gua, dan puncak gunung yang menantang untuk dijelajahi.

Di Kalsel, Pegunungan Meratus mencakup wilayah Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah (HST), Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Balangan, Tabalong, dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Di Kalteng, pegunungan ini berada di  Kabupaten Barito Utara dan Barito Timur. Sedangkan di Kaltim, Pegunungan Meratus terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Paser, dan Kabupaten Kutai Barat.  

Pegunungan yang berselimut hutan tropis ini menjadi rumah bagi aneka jenis pohon dan tanaman seperti tanaman kantong semar (Nepenthes distillatoria), anggrek Meratus yang endemik (Dendrobium hepaticum), meranti putih (Shorea spp), meranti merah (Shorea spp), agathis (Agathis spp), kanari (Canarium dan Diculatum BI), nyatoh (Palaquium spp), medang (Litsea sp), durian (Durio sp), gerunggang (Crotoxylon arborescen BI), kempas (Koompassia sp), belatung (Quercus sp), dan pohon Kariwaya.

Selain itu juga menjadi hunian alami bagi sejumlah satwa liar khas Kalimantan antara lain bekantan, burung enggang, burung berjambul, katak bertanduk, iguana Meratus, orangutan, kera ekor panjang, uwa-uwa, aneka jenis kupu-kupu, bermacam serangga, kijang, rusa, kucing hutan, katak bertanduk, katak darah bintik, dan tokek belang.

Asyiknya lagi, beberapa aktivitas wisata alam bernuansa petualangan dapat dilakukan di pegunungan ini.

Kalau Anda suka mengarungi jeram sungai, pilihannya tentu saja Sungai Amandit. Tapi bukan arung jeram (rafting) dengan perahu karet seperti pada umumnya, melainkan dengan rakit yang terbuat dari rangkaian bambu atau istilah internasionalnya bamboo rafting.

Balanting paring adalah istilah lokal dari bamboo rafting. Dalam Bahasa Banjar, lanting paring digunakan untuk menyebut sebuah rakit bambu, yang terdiri dari 16-20 batang bambu dengan panjang lebih dari 6 meter. Batang-batang bambu itu disatukan secara sejajar dan diikat dengan tali.

Uniknya, setelah sekali dipakai untuk bamboo rafting, rakit bisa dibongkar kembali, bambu-bambu dikeringkan dan dipilih lagi. Kalau ada pemesanan rakit untuk berarung jeram, bambu-bambu dirakit kembali. 

Jeram-jeram Amandit
Berdasarkan pengalaman TravelPlus Indonesia 2 kali ber-bamboo rafting dalam kesempatan yang berbeda, ada keasyikan dan keseruan tersendiri serta atmosfer  petualangan yang sangat berbeda dibanding rafting biasa dengan perahu karet.

Lokasi awal pengarungan atau start-nya disebut labuhan awal, lalu menuju aliran sungai ke arah Barat, selama sekitar 3 jam menyusuri jeram-jeram Amandit. 

Sepanjang pengarungan, Anda akan disuguhkan beragam pemandangan. Di sebelah kanan dan kiri Sungai Amandit, terpampang gunung dan bukit, hutan hujan serta monyet yang bergelantungan dari pohon ke pohon.

Selain itu, nampak rumah kayu pemukiman Suku Banjar asli maupun beberapa Suku Dayak Meratus dan berbagai aktivitas penduduk di sekitar sungai, dari mulai mencuci, mandi sampai membuat rakit.

Rakit bambu ini bisa dinaiki 2 sampai 5 orang penumpang ditambah seorang “nahkoda”, yang berfungsi mengendalikan arah dan tujuan rakit bambu itu.

"Joki" yang berdiri di bagian depan rakit menjadi pengendali lajunya rakit ke arah yang benar. Dia memegang galah bambu sepanjang kurang lebih 3 meter untuk mengendalikan laju rakit agar bisa melintasi jeram dengan selamat. Terkadang joki melakukan aksi melompat dengan menekan ujung galah yang terkena batu. Wow seruuuu banget...


Sungai Amandit yang menjadi lokasi bamboo rafting berada di Kecamatan Loksado. 

Kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten  HSS, Kalsel ini terletak di antara Pegunungan Meratus yang masih diselimuti hutan hujan yang rimbun. 

Pegunungan Meratus juga menjadi tempat  tinggal beberapa Suku Dayak, yang lebih dikenal dengan Suku Dayak Meratus.

Selain Dayak Loksado (Dayak Amandit) yang menghuni Kecamatan Loksado terutama sekitar Sungai Amandit, masih ada sejumlah Suku Dayak Meratus lain yang menghuni kawasan pegunungan ini seperti Dayak Pitap, Alai, Atiran, Kiyu, Hantakan (Dayak Bukit), Labuan Amas, Harakit (Dayak Tapin), Paramasan, Kayu Tangi, Bangkalan, Sampanahan, Riam Adungan, dan Dayak Bajuin.

Kecamatan Loksado berada 130 Km dari Banjarmasin, Kalsel atau sekitar 4 - 5 jam perjalanan darat dengan kendaraan roda empat. Anda bisa bisa sa naik angkutan umum sejenis Elf atau mobil L300, lanjut dengan ojek sepeda motor ke Loksado. Pilihan lain carter mobil dari Banjarmasin langsung ke Loksado.

Kalau Anda tak berani berarung jeram dengan rakit bambu, tak usah cemas. Ada pilihan lain yang dapat Anda lakukan di Loksado yakni treking menembus hutan ke sejumlah air terjunnya.

Ada sekitar 8 air terjun di Loksado yakni Air Terjun Haratai, Riam Hanai, Kilat Api, Tinggiran, Hayam, Rampah Manjangan, Jelatang, Anggang, dan Air Terjun Riam Berajang. 

Air Terjun Haratai merupakan yang terbesar di antara yang lainnya. Di perjalanan Anda dapat melihat rumah adat Suku Dayak dan kalau beruntung Anda dapat menemukan Anggrek Hitam khas Kalimantan.

Pilihan lain ke Balai Adat Malaris di Desa Lok Lahung. Balai ini salah satu dari 43 balai adat yang tersebar di 11 desa. Balai ini berbentuk rumah panggung sepanjang lebih kurang 40 meter dengan lebar 15 meter. Bentuknya mirip dengan Rumah Lamin di Kaltim atau rumah adat Suku Dayak lainnya di Kalteng.

Untuk mencapainya, Anda bisa naik sepeda motor karena harus melewati jembatan gantung dari kayu sepanjang puluhan meter dengan lebar satu setengah meter. Tak jauh dari balai adat ini terdapat dua air terjun yakni Air Terjun Barajang dan Riam Hanai.

Selama berada di Loksado, Anda bisa bermalam di penginapan. Ada beberapa homestay yang bisa dipilih. Selain itu ada Wisma Loksado yang berbentuk seperti asrama.

Kendati sederhana, homestay dan wisma di sana menawarkan pemandangan dari belakang yang menawan berupa perbukitan belantara dan sungai dengan batu-batu besar.

Selain Sungai Amandit, ada beberapa sungai lain yang juga berhulu di Pegunungan Meratus antara lain Sungai Riam Kiri, Martapura atau Riam Kanan,  Asamasam, Manunggu atau Durian, Kintap, Batulicin, Negara, Satui, Sebamban, Kusan,  Cantung, Sampanahan, Cengal, Pasir, Long Kali, Riko, Sepaku, dan Sungai Tapin.

Perut dan Atap Meratus
Kalau Anda peminat susur gua (caving), Pegunungan Meratus adalah tempatnya. Pegunungan ini boleh dibilang surganya para caver (penelusur perut bumi) karena memang banyak terdapat gua.

Pilihannya antara lain Gua Batu Sawar, Limbuhang Haliau, Liang Haruk, dan Gua Liang Bincau.

Gua Batu Sawar terletak Bukit Sawar, di ketinggian sekitar 200 meter, tepatnya di Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten HST, Kalsel yang berjarak sekitar 5 jam perjalanan dari Banjarmasin.

Dinamakan begitu oleh masyarakat setempat karena gua tersebut menjadi lahan panen pupuk dari kotoran kelelawar.

Sebelum sampah ke mulut guanya, Anda  harus berjalan kaki dengan trek cukup terjal dan bebatuan.

Gua Limbuhang Haliau juga berada di HST, tepatnya di Desa Haliau, Kecamatan Batu Benawa.

Aktivitas wisata yang bisa Anda lakukan di gua ini antara lain naik perahu karet  menyusuri gua sampai ke tengah gua dan  berayun di akar pohon.

Sementara Goa Liang Haruk dan Goa Liang Bincau juga berada di gugusan Pegunungan Meratus, tepatnya di Desa Haruk, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten HSS. Desa ini dapat dijangkau dengan  perjalanan darat sekitat atau 4-5 jam dari Kota Banjarmasin.

Goa Liang Bincau merupakan jenis gua horizontal yang panjangnya sekitar 500 meter. Di dalamnya terdapat beragam  stalakmit, stalaktit, dan pilar yang menawan. Sedangkan Goa Liang Haruk jenis gua vertikal atau sumuran yang memiliki kedalaman sekitar 32 meter dan diameter 3 meter.

Untuk menjangkau kedua mulut gua tersebut, Anda pun harus treking berjalan kaki dari desa terakhir menyusuri ilalang, sungai kecil berarus deras, dan tanjakan.  

Kalau Anda ingin mendaki puncak-puncak gunung yang ada di Pegunungan Meratus, pilihannya antara lain Gunung Kahung yang berketinggian 1.458 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Walungan (1.184), Lima (1.245), Rorokoan (1.210), Huluwani (1.660), Banyutawar (1.560), Bibitanbainah (1.580), Sarempaka (1.210 ), Tindihan (1.200 Mdpl), dan tentu saja Gunung Halau-Halau.

Salah satu gunung yang wajib masuk list petualangan Anda adalah Gunung Halau-Halau. Kenapa? Ya karena gunung berketinggian 1.901 Mdpl yang bernama lain Gunung Besar atau Gunung Meratus ini, puncaknya merupakan titik tertinggi Pegunungan Meratus alias atapnya Meratus.

Diselimuti hutan hujan tropis, dialiri sejumlah sungai, punya banyak gua, dan puncak-puncak gunung, membuat Pegunungan Meratus menjadi wahana penjelajahan petualangan yang bakal memuaskan Anda yang berjiwa petualang.


Wisata Non Petualangan
Tapi kalau Anda bukan peminat wisata petualangan, bisa menikmati beragam wisata budaya masyarakatnya seperti menyaksikan Tari Mandau Talawang, Tari Kecet Ledo, Tarian Suku Banjar, Tarian Suku Dayak Bukit, Upacara Tiwah, dan melihat proses pembuatan tato khas Dayak, mandau, dan talawang alias tameng atau perisai khas Suku Dayak yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.

Selain itu bisa melihat ragam rumah adatnya seperti Rumah Bubungan Tinggi, Gajah Baliku, Palimasan, Balai Bini, Balai Adat Malaris, Tadah Alas, Gajah Manyusu, Balai Laki, Palimbangan, Cacak Burung, Lanting, Joglo Gudang atau Joglo Banjar, Bangun Gudang, Panjang, Balai, dan Rumah Baloy.

Pilihan lain berwisata kuliner, Anda bisa mencicipi aneka makanan dan panganannya seperti ketupat dan dodol Kandangan yang menjadi makanan khas Kandangan, Kabupaten HSS, Kalsel; soto Banjar; belibis goreng; dan apam Barabai yang merupakan kue khas dari Kota Barabai, Kabupaten HST, Kalsel. 

Sebelum pulang, Anda bisa berwisata  belanja aneka kerajinannya seperti senjata khas mandau dan talawang serta batik Sasirangan khas Kalsel dengan motif antara lain iris pudak, kambang raja, kulit kurikit, bintang bahambur, kulit kayu, daun jaruju, dan sisik tanggiling.

Kenapa edisi kali ini TravelPlus mengupas ragam daya tarik Pegunungan Meratus? Karena pada Selasa (1/3/2022) sore, terjadi  gempa tektonik magnitudo 4,5 di wilayah Kabupaten Paser, Kaltim yang berbatasan langsung dengan wilayah Ibu Kota Negara (IKN) baru di PPU. Kabarnya gempa tersebut terjadi akibat aktivitas patahan atau sesar Meratus.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

Captions:
1. Ber-bamboo rafting atau balanting paring mengarungi jeram-jeram Sungai Amandit yang berhulu dari Pegunungan Meratus dengan rakit bambu.
2. Begini bentuk rakit bambu buat arung jeram di Sungai Amandit, Loksado, HSS, Kalsel.
3. Aneka kain batik Sasirangan, produk kerajinan andalan Kalsel.


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP