Kunjungan ke Ake Jawi TNAL Mau Berkesan? Peluklah Binuang Sebelum Pulang
Berkesan. Itulah harapan banyak wisatawan setiap kali bertandang ke objek wisata alam dimanapun, termasuk yang ada di kawasan konservasi seperti taman nasional.
Tentu untuk mendapatkannya perlu aktivitas wisata yang agak beda alias unik, mungkin hanya ada di tempat itu, atau punya sisi petualangan yang membutuhkan keberanian atau nyali besar di atas rata-rata.
Di Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL), misalnya kita bakal mudah mendapatkan banyak kegiatan wisata yang berkesan. Salah satunya dengan memeluk Binuang sebelum pulang.
Apa itu Binuang? Kok dipeluk, memang dia makhluk hidup? Terus bagaimana cara memeluknya? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu terlintas di benak Anda.
Binuang adalah salah satu nama pohon besar yang tumbuh di Ake Jawi, salah satu resort di TNAL yang terletak di Desa Ake Jawi, Kecamatan Wasilei Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
Pohon Binuang ini mempunyai beberapa nama daerah antara lain Benuwang (Sumatera), Benuang, Benuang Bini, Bunuang Bini (Kalimatan), Wenuang, Benua Motutu (Sulawesi), Kapu, Rina, Walada (Maluku), dan Buwer, Jare (Irian Jaya),
Di sekitar TNAL, masyarakatnya menambahkan Binuang dengan kata "Havo" yang berarti besar sehingga menjadi Pohon Binuang Havo.
Nama latin pohon yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku ,lpeti, plywood, moulding, pulp ikorek apini adalah Octomeles sumatrana Miq.
Pohon ini memiliki banir yaitu akar yang menjorok dan menonjol ke luar menyerupai dinding penopang pohon pada bagian pangkalnya.
Selain Binuang Havo, masih banyak jenis flora yang dapat dijumpai di TNAL antara lain Merbau (Intsia bijuga), Nyatoh (Palaquin obtusifolium), Kenari (Canarium vulgare), Woka (Livistona rotundifolia)., Damar (Agathis sp.), Kayu Bugis (Koordersiodendron pinnatum), Matoa (Pometia pinnata), dan Bintangur (Calophyllum inophyllum).
Lalu kenapa Binuang yang dipilih dan bisa membuat wisatawan yang datang ke Resort Ake Jawi jadi berkesan?
Pasalnya Pohon Binuang yang ada di resort tersebut terbilang tinggi dan besar. "Tingginya sekitar 25-30 m, diameter banir-nya sekitar 5 m, dan diameter pohonnya sekitar 130 Cm," terang Kepala Balai TNAL Heri Wibowo kepada TravelPlus Indonesia @adjitropis, Ahad (18/7/2021).
Pohon Binuang tersebut kemarin, Sabtu (17/7) baru saja dipeluk Heri sewaktu melakukan peninjauan ke Resort Ake Jawi.
Lantaran pohonnya besar, Heri tak mampu memeluk Binuang seorang diri. Dia dibantu belasan orang antara lain kepala resort, petugas resort, dan sejumlah pelajar SMK Kehutanan Manokwari yang sedang magang.
"Butuh 14-16 orang untuk bisa memeluk banir Pohon Binuang itu. seruuu.., dan tentunya berkesan," ungkapnya.
Sebelum berhasil memeluk mesra Binuang, Heri dan lainnya terlebih dulu harus berjalan kaki atau tracking kurang lebih 3 Km dari pos masuk atau sekitar 1,5 jam waktu tempuhnya.
"Pohon Binuang itu berada dekat dengan spot pengamatan Burung Bidadari Halmahera. Jadi selepas mengamati salah satu dari ratusan jenis burung yang menghuni TNAL itu, bisa memeluk Binuang," ujar Heri.
Selain memeluk Binuang Havo, masih ada beberapa aktivitas wisata yang berkesan buat wisatawan selama berada di Resort Ake Jawi yaitu mengamati burung atau birdwatching dan menyusuri gua atau caving.
Di TNAL selain Burung Bidadari Halmahera, masih ada Kakatua Jambul Putih (Cacatua alba), Rangkong Papua (Rhyticeros plicatus), Burung Gosong Kelam (Megapodius freycinet), Kepudang Sungu Halmahera (Coracania parvula), Cekakak Murung (Todiramphus diops), Kepudang Halmahera (Oriolus phaeochromus), Burung Mandar Gendang (Habroptila walacii), dan Elang Bondol (Haliastur indus).
Pengunjung yang ingin mengamati Burung Bidadari Halmahera di Resort Ake Jawi disarankan berangkat selepas Subuh, sekitar pukul 5.30 pagi. Soalnya burung tersebut keluar untuk mencari makan pada pukul 7 pagi. Kalau matahari sudah mulai terang, burung tersebut sudah tidak berkeliaran lagi.
"Buat yang berjiwa petualang, antara lain bisa caving, meniti jembatan gantung, dan canopy trail," tambah Heri.
Kawasan Resort Ake Jawi adalah kawasan dengan bentangan alam karst terbesar dan memiliki sebaran gua terbanyak di Maluku Utara. "Hampir semua jenis gua bisa ditemukan di kawasan ini, jumlahnya puluhan antara lain Gua Melisa, Tata, dan Gua Sugili," terang Heri lagi.
Wisatawan yang tidak memiliki peralatan caving, tidak perlu khawatir karena pengelola TNAL menyediakan peralatan caving lengkap berikut pemandu profesional.
Untuk menuju Resort Ake Jawi, dari Sofifi menuju ke Desa Ake Jawi dengan kendaraan bermotor, sekitar satu setengah jam.
Sarana prasarana yang tersedia antara lain kandang release dan menara pengamatan burung.
"Pengunjung yang ingin datang ke Resort Ake Jawi TNAL untuk memeluk Binuang dan aktivitas wisata lainnya, harus mematuhi prokes dan peraturan yang berlaku agar stay safe and healthy serta menjaga kebersihan. Semoga kunjungannya berkesan dan menjadi kenangan yang tak terlupakan," pungkas Heri.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: @btn_aketajawelolobata
0 komentar:
Posting Komentar