Kenapa TravelPlus Tetap Promosikan Ragam Daya Tarik Wisata Saat PPKM Darurat? Ini Alasannya
"Kasus Covid-19 yang positif sedang melonjak, kok masih mengupas pariwisata? Memang masih ada orang yang mau berwisata di masa serba susah ini, apalagi ada PPKM Darurat? Memang ada yang bikin event meeting, festival, dan lainnya?".
Begitu pertanyaaan yang pernah TravelPlus Indonesia @adjitropis terima dari beberapa pembaca baru-baru ini.
Pertanyaan senada lainnya bunyinya seperti ini: "Banyak pasien Covid tengah kekurangan gas oksigen, kok masih mempromosikan pariwisata?".
Ada pula yang mengatakan: "Hari gini masih mikirin traveling.., hadeuh...".
Lewat tulisan ini TravelPlus mencoba menjelaskan bahwa promosi/publikasi ragam daya tarik wisata (baik itu objek wisata alam/budaya/buatan, produk ekonomi kreatif seperti kuliner dan kerajinan tangan/suvernir/merchandise, atraksi wisata seperti seni budaya dan festival/calendar of event, serta kegiatan Meeting, Incentive, Converence & Exhibition atau MICE seperti rapat, pameran, webinar dan lainnya) sejatinya harus tetap dilakukan atau dengan kata lain jangan sampai berhenti sekalipun dimasa pandemi Covid-19 maupun saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sebagaimana yang tengah berlangsung di Jawa dan Bali saat ini.
Kenapa? Pertama, untuk memberitahukan kepada publik bahwa sebuah event baik itu kegiatan budaya, wisata, olahraga, dan atau kombinasi ketiga atau keduanya yang berlangsung di sebuah tempat, baik di kota/kabupaten di sebuah provinsi pada saat PPKM Darurat di Jawa dan Bali sedang berlangsung maupun nanti setelah selesai PPKM.
Contohnya Festival Budaya Sa-ijaan (FBS) 2021 di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang berlangsung selama 3 hari, 9 – 11 Juli atau bertepatan dengan masyarakat di Pulau Jawa dan Bali sedang melaksanakan PPKM Darurat.
Kenapa TravelPlus tetap mempromosikan event yang kali ini mengangkat tema “Magic From The Sea” tersebut? Tentunya supaya masyarakat dari luar Kotabaru termasuk dari Jawa dan pulau lain bahkan dari negara lain tahu lalu menonton rangkaian acaranya tanpa harus ke Kotabaru.
Kok bisa? Ya karena event yang diramaikan oleh dua musisi internasional yaitu Sean Hayward dari Amerika Serikat dan Cristina Duque dari Ekuador tersebut, digelar secara hybrid.
Artinya selain offline (langsung di panggung Pantang Gedambaan) dengan penerapan CHSE, pemberlakuan kuota, dan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, pun digelar via online sehingga bisa dilihat dari rumah dan manapun lewat live streaming di kanal Youtube Ayo Ke Kotabaru Channel dan TV Kabel.
Jadi kita tak perlu ke Kotabaru saat FBS berlangsung, kecuali nanti setelah PPKM selesai dan Kotabaru memang membuka kunjungan wisata buat wisatawan dari luar Kalsel.
Contoh lainnya, kenapa TravelPlus mempromosikan Kampung Coklat Blitar yang berada di Jalan Banteng Blorok 18, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur?
Ya supaya publik tahu kalau destinasi milik pengusaha Kholid Mustofa ini memang tutup selama PPKM Darurat untuk kunjungan dan aktivitas wisata. Tapi Pusat Oleh-Oleh Coklat dan Cafe-nya yang berada di Pintu 1 dan Pintu 2 tetap dibuka untuk pembelian secara online dengan waktu operasional pukul 08.00 - 19.00 WIB.
Lalu kenapa TravelPlus mempromosikan Desa Wisata Kreatif Perdamai7an (DWKP) Srumbung Gunung, Desa Poncoruso lengkap dengan daya tarik dan paket-paket wisatanya? Padahal sudah tahu selama PPKM Darurat sejumlah desa wisata di Jawa termasuk DWKP yang berada di lereng Gunung Ungaran, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah tersebut tutup sementara untuk kunjungan wisata?
Jawabannya karena Dusun Srumbung Gunung baru seumur jagung sebagai desa wisata, punya konsep menarik sebagai desa wisata yang beda dengan desa wisata lain, yaitu mengusung konsep pengembangan seni dan budaya masyarakatnya sebagai sarana untuk mempromosikan perdamaian dunia.
Alasan lainnya, meskipun tutup, pengelola DWKP Srumbung Gunung tetap melakukan kegiatan berupa penataan dan perbaikan sejumlah fasilitas yang selama pandemi belum ter-cover.
TravelPlus juga mempromosikan hal-hal terkait pelestarian atau konservasi baik budaya maupun alam saat PPKM Darurat.
Contohnya yang berhubungan dengan konservasi budaya adalah tulisan tentang Sawahlunto yang berjudul "Dua Tahun OCMHS, Ini Progres & PR-nya"
Tujuannya untuk memberitahu publik bahwa sampai Selasa (6/7/2021) bertepatan dengan 2 tahun usia penetapan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) sebagai warisan dunia (world heritage), progresnya sudah 75 persen, dan dari 16 poin rekomendasi UNESCO, hanya tinggal 3 poin yang belum dilaksanakan.
Sementara itu yang berhubungan dengan konservasi alam terutama soal taman nasional (TN) dan taman wisata alam (TWA), sudah ada 3 tulisan terkait yaitu "Sejumlah TN dan TWA Tutup Saat PPKM Darurat, Ini Daftarnya", lalu "Mau Tanam Baby Coral dan Mangrove di TN Kepulauan Seribu secara Virtual? Begini Caranya", dan tulisan "Mendadak Rindu Taman Nasional Saat PPKM Darurat? Ini 6 Obat Penawarnya".
Ketiga tulisan tersebut bertujuan supaya publik tahu bahwa selama PPKM memang ada sejumlah TN dan TWA yang tutup seluruh objek wisata alam (OWA)-nya, satu atau beberapa OWA saja, dan ada yang tetap buka dengan mengurangi kuota pengunjung, serta ada yang tetap buka seperti biasa seperti sebelum PPKM Darurat (khususnya TN dan TWA yang berada di luar Jawa dan Bali).
Sekaligus juga ingin menyampaikan bahwa kegiatan bernilai konservasi yang bisa dilakukan publik selama PPKM Darurat, contohnya dengan mengadopsi baby coral dan mangrove, melihat virtual tour ke sejumlah TN, dan lainnya sehingga publik punya alternatif.
Sewaktu TravelPlus mempromosikan link tulisan tentang pra event Pekan Olahraga Nasional 2021 atau PON ke-20 (XX) yang akan berlangsung di 4 kalster yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke, Provinsi Papua pada 2-15 Oktober mendatang di akun Instagram (IG) @adjitropis, ada warganet yang bertanya di kolam komentar: "Serius pak? Masih pandemi gini?".
Pertanyaan itu sebenarnya sudah TravelPlus balas begini: "DinKesProv Papua selaku Panitia Besar (PB) PON Bidang Kesehatan membuat design protocol kesehatan penyelenggaraan PON XX, salah satunya yaitu seluruh atlit yang akan bertanding serta pihak terkait lainnya untuk divaksinasi Covid-19 dan dilakukan tes Covid-19. Info detailnya bisa dicek di akun IG @ponxx2020papua 😊".
Lewat tulisan ini pula TravelPlus ingin menambahkan bahwa promosi pra event itu atau promosi yang dilakukan jauh-jauh hari sebelum kegiatan tersebut berlangsung, baik itu event level lokal maupun nasional apalagi internasional, amat penting dilakukan.
Tujuannya supaya publik tahu dan memiliki waktu untuk mempersiapkan waktu, anggaran dan lainnya kalau ingin melihat langsung.
Kalau ternyata event tersebut tidak boleh ditonton secara langsung, dengan kata lain hanya bisa dilihat secara online, paling tidak publik tahu bisa menyaksikan via live streaming di youtube atau akun medsos lain yang sudah disiapkan pihak penyelenggara.
Intinya promosi dan publikasi positif terkait ragam daya tarik wisata suatu kota/kabupaten apalagi destinasi wisatanya, baik dalam kondisi normal (terpenuhi semua unsur Sapta Pesona) maupun ketika tertimpa kasus (entah itu bencana alam, gangguan keamanan/ketertiban, pro-kontra pembangunan sarana dan prasarana, serta wabah penyakit/pandemi termasuk saat PPKM Darurat seperti sekarang ini), itu merupakan investasi yang sangat besar.
Buah manfaat/keuntungan dengan tetap melakukan promosi dan publikasi tersebut, bukan hanya bisa dipetik pada saat sekarang atau hari itu juga (jangka pendek) tapi juga untuk kelak atau masa depan (jangka panjang).
Teks & foto: Adji TravelPlus @adjitropis (Jurnalis/Blogger Senior & Pegiat Medsos Kepariwisataan)
0 komentar:
Posting Komentar