. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 28 Juli 2021

Kawasan Konservasi ini Jadi Rumah Terakhir Buat Suro, Ciuniang, dan Harimau Sumatera Lainnya


Setiap Hari Harimau Sedunia yang diperingati sejumlah negara termasuk Indonesia tanggal 29 Juli, keberadaan Harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae kembali mencuri perhatian.

Maklum Harimau Sumatera itu merupakan satwa dilindungi sebagaimana diatur dalam Permen LHK Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018. 

Apalagi International Union for Conservation Nature (IUCN) memasukkan seluruh jenis harimau, termasuk Harimau Sumatera ke dalam klasifikasi hewan yang terancam punah.

Sejumlah pihak ada yang menggatakan penyebab Harimau Sumatera terus menyusut jumlahnya bukan semata seleksi alam melainkan juga karena maraknya perburuan liar oleh manusia, bencana terutama kebakaran hutan, dan semakin berkurangnya lahan hutan yang menjadi habitat harimau akibat ulah dan keserakahan manusia untuk berbagai kepentingan.

Saat ini, Harimau Sumatera menghuni sejumlah kawasan konservasi berstatus taman nasional (TN) dan lainnya di antaranya TN Gunung Leuser.

Selain itu TN Batang Gadis di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara; TN Kerinci Seblat di Sumatera Barat dan Jambi; TN Bukit Tigapuluh dan TN Tesso Nilo di Riau, TN Bukit Barisan Selatan di Lampung dan Bengkulu serta TN Way Kambas di Lampung.

Di kawasan TN Gunung Leuser pada 13 Maret 2021 lalu seekor Harimau Sumatera  jantan bernama Suro dilepasliarkan dengan menggunakan sebuah helikopter dan kandang besi.

Saat itu Suro berusia sekitar 6 tahun dengan berat badan kurang lebih 100 Kg.

Di akun Instagram (IG) @bbtn_gn_leuser dijelaskan Suro direscue dari konflik manusia satwa liar di Singkil, Aceh. Ia dititipkan @bksdaaceh ke @bbksdasumut yang selanjutnya menjalani rehabilitasi di @barumunnagari selama 75 hari.

Pelepasliaran dipimpin langsung Bupati Gayo Lues, M. Amru dengan menarik tali kandang release.

Ikut serta juga Kepala BKSDA Aceh, drh. Anhar, staf @indonesianwildlife, Plt Kepala Seksi Pengelolaan TN Gunung Leuser wilayah III Blangkejeren dan pilot helikopter yang membawa Suro dari bandara Pati Ambang, Blangkejeren.

Di Aceh, selain TN Gunung Leuser,  lokasi lain yang menjadi rumah harimau Sumatera adalah Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Hutan Lindung Singgah Mata di Aceh yang berada di Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya.

Di TN Kerinci Seblat, Sumbar tahun ini juga menjadi tempat pelepasliaran seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, berumur sekitar 2,5 tahun bernama Harimau Ciuniang Nurantih.

Pelepasliaran tersebut dilakukan Taman Nasional Kerinci Seblat bersama dengan BKSDA Sumbar, Yayasan ARSARI Djojohadikusumo dan Yayasan Sintas Indonesia pada tanggal 28 Februari 2021.

Di akun IG @bbtn_kerinciseblat dijelaskan lantaran masih keluarga kucing, perilaku Harimau Sumatera pun hampir sama seperti kucing lainnya, seperti soliter (kecuali saat berbiak dan mengasuh anak), berburu sendirian, dan suka menandai teritorinya dengan air seninya.

"Bila pernah melihat kucing mencakari permukaan yang kasar, begitu pula harimau. Perilaku ini untuk mengasah cakar-cakar sang harimau. Bedanya, harimau adalah kucing besar -- sangat besar, " terang adminnya.

Sebagai penguasa mata rantai makanan teratas, Harimau Sumatera menguasai daerah yang luas (namun dengan kepadatan rendah) dan berperan sebagai pengatur populasi satwa yang menghuni mata rantai makanan di bawahnya.

"Seekor harimau betina membutuhkan kawasan sekiranya 50 kilometer persegi, sementara pejantan lebih luas, sekira tiga kali daerah jelajah betina," tulis adminnya lagi.

Sementara itu di TN Bukit Tigapuluh, Riau ada tiga Harimau Sumatera terdiri atas satu induk dan dua ekor anaknya dalam kondisi sehat terekam salah satu kamera trap Balai TN Bukit Tiga Puluh.


Pemasangan kamera jebak telah dilakukan sejak Juli 2020 sampai Maret 2021.

Di akun IG @kementerianLHK diterangkan keberadaan ketiga Harimau Sumatera tersebut menunjukkan kalau kondisi alam TN Bukit Tigapuluh sebagai rumah tinggal Harimau Sumatera masih terjaga dengan baik, termasuk ketersediaan pakan yang cukup, sehingga satwa bisa berkembang biak dengan baik. 

Semoga saja keberadaan Suro, Ciuniang, dan Harimau Sumatera liar lainnya di kawasan konservasi yang ada di Sumatera, hidup dengan nyaman, lalu bertemu jodohnya dan  bercinta hingga memiliki anak-anak sehat dan kuat.

Untuk mewujudkan itu, salah satu caranya dengan menjaga keberadaan habitatnya.

Menjaga habitatnya, berarti menjaga kehidupan Harimau Sumatera, sekaligus menjaga generasi penerusnya sebagai pemangsa dan penjaga hutan-hutan di Sumatera.

Sebagai satwa, Harimau Sumatera memiliki banyak keistimewaan, antara lain menjadi ikon konservasi bergelar flagship species atau hewan yang dapat menarik kepedulian masyarakat untuk mendukung upaya pelestarian alam.

Selain itu, Harimau Sumatera termasuk spesies payung atau umbrella species, artinya melestarikan keberadaanya berarti memayungi dan melindungi flora-fauna di wilayah jelajahnya.

Lewat tulisan ini TravelPlus Indonesia @adjitropis sekaligus ingin mengucapkan selamat Hari Harimau Sedunia 2021, semoga kawasan konservasi dan lainnya yang menjadi rumah atau habitat Harimau Sumatera di Sumatera tetap terjaga kelestariannya sehingga populasi si-loreng kebanggaan Indonesia ini terus bertambah.

Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: @bbtn_gn_leuser, @bbtn_kerinciseblat & @kementerianlhk

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP