. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 01 Juni 2021

Intip Daya Tarik Berlabel Pancasila, dari Gedung hingga Jalur Pendakian Gunung


Banyak cara merayakan Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni, salah satunya mengintip daya tarik gedung, desa, sampai jalur pendakian ke puncak gunung berlabel Pancasila. Cara ini jelas menambah wawasan.

Label Pancasila yang digunakan untuk bangunan antara lain Gedung Pancasila dan  Tugu Api Pancasila di Jakarta; Tugu Pancasila di Madiun, Jawa Timur; dan Monumen Flobamora Rumah Pancasila di Kupang, NTT.

Gedung Pancasila yang sebelumnya bernama Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat) berada di kawasan yang kini disebut sebagai Taman Pejambon dan Lapangan Banteng, tepatnya di Jl. Pejambon No.2, Jakarta Pusat.

Menurut berbagai sumber, bangunan bersejarah ini bernuansa neo-klasik.

Ciri khas bangunan bercat putih yang sudah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan SK Menteri No: PM.13/PW.007/MKP/05 dan SK Gubernur No. 475 tahun 1993 ini, di bagian depan gedungnya berdiri tiang-tiang besar yang kokoh.


Sejumlah lampu gantung dan jendela tinggi yang mengelilingi seluruh dinding luarnya, menambah klasik gedung tua satu ini.

Masih di Jakarta, tepatnya di TMII, Jakarta Timur ada Tugu Api Pancasila.

Tugu itu berbentuk 5 buah keris setinggi 45 meter, sedangkan kolam air bergaris tengah 17 meter. Angka 5 melambangkan lima sila dalam Pancasila.

Plaza Tugu Api Pancasila sampai saat ini kerap digunakan untuk tempat upacara, parade seni-budaya, sampling product, pesta rakyat, pertunjukan musik, upacara adat, dan hiburan rakyat terbuka.

Tak berlebihan kalau Tugu Api Pancasila itu menjadi landmark TMII, sebagaimana halnya Monas sebagai landmark Jakarta.

Sementara itu Tugu Pancasila di Madiun berada di pertigaan depan pasar Sepoor Jalan Pahlawan sisi Utara, kawasan Pahlawan Street Center (PSC).

Kabarnya tugu tersebut dibangun Pemerintah Kota Madiun melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) sekaligus untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat kota Madiun maupun pengunjung yang sekadar lewat, bahwa Pancasila sebagai ideologi dan pedoman bagi bangsa Indonesia. 

Diharapkan lewat tugu itu tertanam nilai kebhineka tunggal ika-an dalam bermasyarakat.

Selain di Madiun, Tugu Pancasila juga ada di Blora (Jateng), Purwokerto (Jateng), Subang (Jabar), Toli-toli (Sulteng), dan Tugu Pancasila di Desa Wonggahu, Boalemo (Gorontalo).

Selanjutnya di Kupang, ada Monumen Flobamora Rumah Pancasila (FRP), tepatnya di Desa Nitneo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

Monumen yang menempati areal seluas 5.000 meter persegi ini kabarnya merupakan Monumen Pancasila pertama di Indonesia.

Monumen itu terdiri atas Patung Burung Garuda yang terdiri atas badan Burung Garuda yang dilengkapi lift dan menara pandang.

Terdapat pul rongga di kepala burung yang menampung 20 orang, sebagai tempat orang menikmati area lepas pantai dan Pulau Semau yang terletak di bagian Barat Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Dilengkapi lagi dengan galeri dua lantai yang berfungsi sebagai ruang display yang menggambarkan sejarah pancasila, keberagaman budaya, dan wisata NTT, serta  ruang teater, toko seni, kerajinan rakyat, restoran, dan ruangan lainnya.

Bagian luarnya yang berkonsep terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau terdiri atas taman, shelter, dan plasa terbuka. 

Intinya monumen itu menggambarkan dan mengukuhkan NTT sebagai rumah Pancasila dan tempat diilhaminya Pancasila, serta tempat menyuarakan semangat kerukunan dan semangat persatuan dan kesatuan yang terkandung dalam Pancasila.

Monumen yang masih dalam tahap penyelesaian pembangunannya ini diprediksi bakal menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kupang dan sekitarnya.

Selain bangunan, label Pancasila juga digunakan predikat baru sebuah desa antara lain Desa Bayun di Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur; Desa Nogosari di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta; dan Desa Kapencar di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jateng.

Desa Balun di Lamongan, tepatnya berada sekitar 1 kilometer dari Jalan Raya Surabaya-Tuban dikenal sebagai Desa Pancasila karena keragaman pemeluk agama yang hidup berdampingan secara damai. Kini predikat desa tersebut bertambah lagi sebagai desa wisata religi.

Tak jauh dari Balai Desa Balun, terdapat  Masjid Miftahul Huda, Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Balun, serta Pura Sweta Maha Suci, yang berada dalam satu kompleks dan saling berdekatan.

75 persen warga Desa Balun adalah muslim , 18 persen beragama Kristen, dan sisanya  Hindu. Mereka hidup rukun dan saling tolong-menolong.

Masyarakat Desa Nogosari pun sama  menerapkan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam keseharian, kendati berbeda  keberagaman latar belakang dan keyakinan.

Begitupun warga Desa Kapencar. Sekalipun kehidupan sosial kemasyarakatan begitu beragam, mulai penganut agamanya yang bermacam serta kesenian dan budaya yang beraneka, namun semua hidup rukun hingga akhirnya dicanangkan sebagai desa Pancasila.

Ada juga label Pancasila memang menjadi nama dusun dan desa yang sebenarnya, antara lain Desa Pancasila dan Dusun Pancasila.

Desa Pancasila di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan merupakan hasil pemekaran dari Desa Muara putih pada tahun 1986.

Di laman kampungkb.bkkbn.go.id dijelaskan sebelum terpisah dari Muara Putih, dusun yang ada bernama Pendowo 1, Pendowo 2, Pendowo 3, Pendowo 4, dan Pendowo 5. Setelah permekaran pada tahun 1986 dan menjadi desa definitif yang mekar dari induknya yaitu Desa Muara Putih.

Lantaran ada 5 dusun yang terbentuk, maka disepakati untuk menetapkan nama Desa Pancasila yang bermakna Panca yaitu 5 dan Sila yaitu Dasar, hingga terbentuklah nama Desa Pancasila.




Sementara itu Dusun Pancasila merupakan salah satu dari empat jalur pendakian resmi ke puncak Gunung Tambora yang berketinggian 2.850 mdpl di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), selain jalur Kawinda To'i, Piong, dan Doro Ncanga.
Di jalur tersebut ada resort Pancasila milik Balai Taman Nasional Tambora dan gapura pendakian jalur Pancasila.

Di laman tntambora.org diterangkan pemberian nama jalur pendakian Pancasila tersebut merujuk pada nama dusun tempat dimulainya pendakian, yaitu Dusun Pancasila, Desa Tambora.

Jalur Pancasila merupakan full tracking berdurasi 3 hari 2 malam (normal). Dengan Panjang jalur kurang-lebih 20 km dari titik start.

Jalurnya melewati perkebunan, hutan produksi, dan hutan konservasi di kawasan Taman Nasional Tambora.

Terdapat Lima Pos pendakian dan beberapa pos bayangan, beberapa dia terdapat sumber air. Jadi tidak terlalu sulit mengatur kebutuhan air.

Itulah beberapa ragam daya tarik berlabel Pancasila dari bangunan berbentuk gedung tua, desa sampai jalur pendakian Gunung Tambora.

Semoga bermanfaat, selamat Hari Lahir Pancasila.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: @dinasperkim.kotamadiun, @jalurpancasila_tambora, @now_jakarta & @adjitropis


 sisa artikel

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP