Di Padang Pariaman Bekas Tambang Galian Disulap Jadi Destinasi Ekowisata, Ini Penampakannya
Ada destinasi baru di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Namanya Taman Ekowisata Berbasis Air.
Keistimewaan taman ekowisata yang lokasi tepatnya di Nagari Balah Hilia, Kecamatan Lubuk Alung tersebut semula merupakan bekas pertambangan galian C yang telah beroperasi sejak 2014.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Siti Nurbaya di akun Instagram (IG) pribadinya @siti.nurbayabakar, Minggu (27/6/2021) menjelaskan pembangunan ekowisata tersebut merupakan bagian dari program pemulihan kerusakan Lahan Akses Terbuka (LAT) yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Prinsip pemulihan lahan bekas tambang, lanjutnya, bertujuan mengembalikan fungsi lahan mendekati kondisi sebelum kegiatan pertambangan.
"Pariwisata berbasis lingkungan di lokasi eks tambang ini akan mengedepankan aspek konservasi alam, memberi manfaat secara ekonomi, dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat lokal," terang Menteri Siti.
Dalam video peresmian LAT Taman Ekowisata Berbasis Air Padang Pariaman yang diunggah Menteri Siti tervisualisasikan acara peresmian daya tarik baru tersebut yang dilakukan Gubernur Sumbar Mahyeldi dengan memukul gong.
Mahyeldi didampingi Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur bersama dengan Plt. Direktur Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK Sigit Reliantoro.
Acara peresmian yang berlangsung pertengahan Juni, tepatnya Kamis (17/6) lalu dimeriahkan dengan suguhan tarian tradisional setempat.
Selain itu diisi dengan acara penanaman pohon bersama serta penandatangan MOU oleh Wali Nagari dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam video berdurasi 3 menit 31 detik itu nampak keberadaan taman ekowisata berbasis air yang menghampar hijau dengan berbagai pepohonan dan tanaman, seperti bukan bekas tambang galian.
“Di Sumbar sebelumnya juga sudah bekas galian tambang di kota Sawahlunto yang dijadikan objek wisata danau dan pacuan kuda. Nah sekarang bertambah lagi dengan adanya Taman Ekowisata Berbasis Air di Kabupaten Padang Pariaman ini," terang Mahyeldi.
Di laman Pemkab padangpariamankab.go.id, Mahyeldi mengharapkan bupati mendorong OPD-OPD di lingkungan Pemkab Padang Pariaman dan sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Lubuk Alung untuk memanfaatkan taman ekowisata bekas lahan tambang Balah Hilia ini secara reguler sebagai tempat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sesuai.
Suhatri Bur menjelaskan bahan bekas tambang harus berada pada kondisi aman dan produktif, prinsip pemulihan lahan bekas tambang adalah mengembalikan fungsi lahan ke kondisi mendekati kondisi sebelum kegiatan pertambangan.
“Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata berbasis lingkungan dengan mengedepankan aspek konservasi alam, memberi manfaat secara ekonomi, mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat lokal, hal tersebut tentunya akan sangat membantu untuk perkembangan khususnya dibidang ekonomi di daerah,” tambah bupati.
Kehadiran Taman Ekowisata Berbasis Air Padang Pariaman, otomatis menambah ragam daya tarik wisata yang ada di Kecamatan Lubuk Alung.
Sebelumnya di kecamatan tersebut sudah ada sejumlah objek wisata alam antara lain Pemandian Tapian Puti di Korong (Desa) Sikabu Bukik, Nagari Sikabu, Air Terjun Nyarai, Lubuak Batu Tuduang di Kawasan Air Terjun Nyarai, Air Terjun Belek, Pincuran Tujuah, Lubuk Cimantung, Goa Salibutan, Ngalau Bukik Kandang Kambiang, Taman Bendungan Anai, dan Air Terjun Babang serta objek wisata religi berbasis sejarah Masjid Ampek Lingkuang di Korong Balah Hilia, Nagari Lubuk Alung.
Nah, kalau traveler dan backpacker suatu hari nanti datang menjelajah ragam daya tarik Kabupaten Padang Pariaman, jangan lupa luangkan waktu ke Taman Ekowisata Berbasis Air.
Naskah: adji TravelPlus @adjitropis
Foto: tangkapan layar video peresmian Taman Ekowisata Berbasis Air Padang Pariaman di IG @siti.nurbayabakar
0 komentar:
Posting Komentar