. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 30 Mei 2021

Mau Bisnis Kuliner Halal Anda Laris Manis dan Berkah? Ini Kiatnya


Bisnis kuliner halal diprediksi banyak pihak bakal semakin marak. Pemicunya, selain peminatnya termasuk wisatawan luar biasa banyak bukan hanya orang muslim pun non muslim, jangkauan penyebarannya pun amat luas bukan cuma di Indonesia bahkan dunia.

Melihat peluang menggiurkan itu, tak heran semakin banyak orang yang terjun berbisnis kuliner halal baik dalam skala kecil maupun besar, terlebih di era pandemi ini.

Kini yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya agar bisnis kuliner halal yang ditekuni bisa laris manis dan berkah sesuai ajaran agama Islam?

Alhamdulillah lewat webinar bertajuk “Manisnya Bisnis Kuliner Halal” via zoom yang diselenggarakan Kuliner Muslim Indonesia (KMI) bekerjasama dengan BEM Fakultas Hukum Untan (Universitas Tanjungpura) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Ahad (30/5/2021), dua narasumbernya yakni Chelsy Arta selaku founder KMI dan pengusaha muda Meiry Dintia Arini memberikan pencerahan sekaligus menjawab pertanyaan besar yang diajukan TravelPlus Indonesia tersebut.


Menurut Chelsy ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya bisnis kuliner halal berjalan sesuai yang diharapkan.

Hal paling awal, pastikan produk kuliner halal yang dijual itu memegang teguh konsep halalan thayyiban artinya makanan dan atau minuman yang dijual berlandaskan konsep kesejahteraan atau kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat kelak.

"Intinya terjamin kehalalan dan ke-thayyiban-nya. Misalkan kalau menjual sate, daging yang dipakai apakah tempat penyembelihannya sudah bersertifikasi halal atau belum," terangnya.


Begitupun dengan aneka bumbu yang dipakai untuk masak, apakah aman dari bermacam bumbu dapur non halal. 

Termasuk alat masak yang digunakan juga harus halal. "Jangan sampai mengoles mentega atau bumbu ke sate memakai kuas yang non halal karena kuasnya dari bulu babi," ingatnya.

Hal penting lainnya tetap menjaga higienitas, maksudnya proses produksi kuliner halal tersebut harus bersih dan bebas penyakit berdasarkan parameter-parameter kesehatan. Termasuk kebersihan air, peralatan masak yang digunakan, dapur, tempat berjualan, dan kemasannya. 

Selanjutnya, dalam hal menarik pelanggan juga tidak melanggar syariat, misalnya tidak menggunakan penglaris, pemikat, dan semacamnya.


Chelsy juga menyarankan agar kuliner halal yang ingin dijual bukan karena mengikuti tren, karena saingannya sudah banyak.

"Justru kita yang harus menjadi trendsetter dengan menciptakan produk halal dan thayyib, rasanya enak, berkualitas bagus, packaging-nya keren, dan bersertifikat halal pula," jelasnya.

Kenapa produk kuliner halal disarankan bersertifikat halal? "Jawabannya kuliner halal yang bersertifikat halal itu bakal menjadi pemenang dalam bisnis kuliner mengingat peminatnya tinggi dan pasarnya sangat besar bukan cuma Indonesia tapi dunia," tegasnya seraya menambahkan untuk mengurus sertifikat halal bisa ke LPOM MUI atau berkosultasi terlebih dulu antara lain lewat @halalcorner.

Nah, supaya produk kuliner halal tidak jago kandang artinya hanya dikenal di kampung/daerah/kota sendiri saja, caranya dengan melakukan branding yang tepat dan efektif.

"Tentu harus berani keluar modal untuk melakukan branding agar merek kuliner halalnya dikenal lebih luas dan diingat masyarakat," ungkap Chelsy.


Sementara itu Meiry menambahkan dalam berbisnis kuliner halal sebaiknya menerapkan finansial syariah, misalnya menggunakan transaksi secara syariah dengan menggunakan bank syariah. 

"Sekarang ini sudah banyak bank syariah bahkan ada yang sudah merger. Finansial syariah ini prinsipnya memudahkan dan thayyib, itu bisa menjadi opsi yang baik untuk digunakan," jelasnya.

Satu hal lagi yang tak kalah penting, sebagai muslim alangkah baiknya menggunakan/membeli produk kuliner halal pengusaha muslim. "Selain aman karena halal dan thayyib juga sekaligus membantu agar usaha para pengusaha muslim kita semakin berkembang," ujar Meiry yang juga berbisnis travel.


Amatan TravelPlus, webinar yang dimoderatori Putra Pariwisata Kalbar 2018 yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Untan angkatan 2017, Jeffry Hermansyah, bisa dikatakan bertaraf nasional mengingat pesertanya bukan hanya dari Pontianak dan kota-kota di luar Kalimantan Barat, pun dari Jawa seperti Jakarta, Surabaya, dan Jogja.

Di ujung webinar, Chelsy berharap webinar ini dapat terus berlanjut, bukan hanya di Pontianak pun keliling Indonesia untuk mengedukasi hal-hal terkait kuliner halal. 

"Insha Allah lewat webinar ini bisa menjadi wadah bagi pesertanya untuk bertemu, bersilaturahmi, saling promosi saling support, dan saling berbagi ilmu untuk memajukan kuliner halal Indonesia," pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto:  adji & dok.kmi


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP