. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 21 April 2021

Memahami Lebih Kartini Lewat Buku, Film, dan Wisata



Di momen peringatan Hari Kartini, tak ada salahnya kita mengenal lebih dekat (memahami) sosok Raden Ajeng (RA) Kartini atau yang sering disebut juga dengan Ibu Kita Kartini lewat beragam cara, di antaranya melalui buku, film, dan wisata.

Lewat buku, tentunya kita pilih dan baca buku-buku yang mencatat sosok putri sejati, kelahiran Jepara, Jawa Tengah pada 21 April 1879 ini.

Buku-buku yang bisa kita baca antara lain buku bertajuk Door Duisternis tot Licht (1911) yang diterbitkan atas prakarsa Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda J.H. Abendanon.

Selanjutnya buku Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran (1922) yaitu buku terjemahan Door Duisternis tot Licht ke dalam Bahasa Melayu yang diterbitkan Balai Pustaka dan diterjemahkan Armijn Pane, sastrawan pelopor Pujangga Baru.

Lalu buku Habis Gelap Terbitlah Terang (1938) karya Armijn Pane, Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya (1979) oleh Sulastin Sutrisno, dan buku Kartini, Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan Suaminya (1989) juga oleh Sulastin Sutrisno.


Pilihan lain buku berjudul Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 (1992) karya Joost Coté, Panggil Aku Kartini Saja (1962) oleh Pramoedya Ananta, dan buku Aku Mau… Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903 (2005) juga karangan Joost Coté.

Sebagai pengingat, Kartini merupakan sosok perempuan yang gemar membaca buku.

Sejumlah buku tokoh-tokoh progresif seperti Multatuli dibacanya sehingga dia paham seluk-beluk penindasan penjajahan Belanda dan membuatnya sadar untuk menentang penjajahan Belanda ketika itu.

Sementara itu lewat film layar lebar, pastinya yang kita pilih dan tonton adalah film Indonesia yang menceritakan tentang tokoh perempuan Jawa yang tanggal lahirnya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini sejak Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, pada 2 Mei 1964 ini.

Ada tiga film yang bisa kita lihat yaitu film R.A. Kartini (1984), Surat Cinta untuk Kartini (2016), dan film Kartini (2017).

Di film R.A. Kartini yang disutradarai Sjumandjaja, kita dapat melihat akting apik Jenny Rachman sebagai Kartini sekalipun tidak terlalu menegaskan aksen Bahasa Jawa-nya.

Akting Jenny Rachman begitu menonjol dan sangat total hingga membuat sosok Kartini melekat dalam diri aktris senior yang pada era tahun 70-an dikenal sebagai salah satu dari the big five bintang film Indonesia terlaris ini.


Di film Surat Cinta untuk Kartini yang  disutradarai Azhar Kinoi Lubis, kita bisa melihat kisah percintaan Kartini. Di film ini akting Rania Putri Sari sebagai Kartini juga tak kalah menawan hingga dia diganjar Pemeran Pendatang Baru Terbaik di Indonesia.

Di film Kartini (2017) yang disutradarai Hanung Bramantyo, kita bisa melihat akting Dian Sastro sebagai Kartini yang terlihat berusaha keras menonjolkan aksen Jawa-nya. Di film ini selain Dian Sastro yang memang mendapat porsi lebih karena sebagai pemeran utama, seluruh pemain pendukungnya pun berhasil menampilkan kekuatan karakter peran masing-masing sehingga terasa merata.

Cara ketiga lewat wisata, yaitu berkunjung ke objek-objek wisata yang berkaitan erat dengan Pahlawan Nasional Indonesia yang menjadi pelopor kebangkitan para perempuan di Indonesia ini.

Objek-objek wisata yang kita tuju tentu saja berada di Jepara dan Rembang, Jawa Tengah.

Kenapa ke Jepara? Karena Jepara merupakan tempat kelahiran Kartini. Dia lahir di Mayong, Jepara pada tanggal 21 April 1879 dari pasangan suami-istri yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Ngasirah.

Objek wisata terkait Kartini yang bisa kita sambangi di Jepara antara lain Pendopo Kabupaten Jepara, Museum Kartini Jepara, Monumen Ari-ari Kartini, dan Pantai Kartini.

Di Pendopo Kabupaten Jepara, kita bisa melihat pendopo yang pernah ditempati semasa remaja. Dia bisa. tinggal dan dibesarkan di pendopo tersebut sebab ayahnya adalah Bupati Jepara. Beberapa ahli sejarah menyebutkan banyak buah pikiran Kartini muncul di tempat ini. Lokasinya di Jalan R.A. Kartini, Panggang, Jepara.

Sementara itu di Museum Kartini Jepara yang terletak di Jalan Alun-alun No.1, Desa Panggang, Kecamatan Jepara, dekat dengan Pendopo Kabupaten Jepara, kita bisa melihat beragam barang milik Kartini semasa hidupnya serta bermacam koleksi lainnya berkaitan dengan sejarah Jepara.

Di Monumen Ari-ari Kartini yang berada di Desa Pelemkerep, Jepara kita bisa melihat monumen berbentuk bunga teratai yang merupakan bunga favorit Kartini.

Di Pantai Kartini yang lokasinya tak terlalu jauh dengan Pendopo Kabupaten Jepara dan memiliki Kura-Kura Ocean Park ini, kita bisa melihat pantai yang dulunya kerap disambangi Kartini semasa kecil.

Usia dari Jepara, lanjut menjelajahi objek wisata terkait Kartini di Rembang.

Kenapa pula ke Rembang? Karena,  Kartini wafat dan dimakamkan di sini. Dia meninggal dunia dalam usia yang masih sangat muda sebagai seorang pembaharu, yaitu 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1904 atau empat hari setelah melahirkan putra satu-satunya, yaitu Raden Mas Susalit.

Kartini menikah dengan Bupati Rembang Raden Mas Adipati Djojodiningrat, seorang duda yang memiliki beberapa orang anak. Perkawinan Kartini berlangsung pada tanggal 8 November 1903. Empat hari setelah perkawinan, Kartini meninggalkan Jepara pindah ke kota Rembang.

Objek wisata yang bisa kita kunjungi antara lain Museum R.A. Kartini, Makam Kartini, dan Taman Air Kartini Mantingan.


Di Museum R.A. Kartini yang dulunya bernama Museum Kamar Pengabadian R.A. Kartini di Desa Kutoharjo, Kecamatan Rembang atau sekitar 300 meter dari pusat kota Rembang, kita bisa melihat sejumlah tulisan/naskah asli Kartini, Kamar Pengabadian, aneka perkakas yang pernah digunakan Kartini seperti bak mandi, bothekan tempat jamu, sepasang rono, penyekat ruangan dari kayu jati berukir pemberian ayahandanya, meja makan, meja untuk merawat bayi, dan lukisan karya Kartini.

Sementara itu di Makam Kartini yang berada di sebuah bukit, tepatnya di Desa Bulu, Rembang, kita bisa berwisata sejarah sekaligus berziarah dan melihat makam sang pahlawan, R.A. Kartini.

Bentuk bangunan makamnya seperti Joglo dengan nisan marmer. Di bagian depan makam terdapat patung Kartini berpakaian adat Jawa tengah memegang buku. Di tempat itu juga terdapat makam sang suami dan putra tunggalnya.

Selepas dari Makam Kartini, bisa melanjutkan ke objek wisata buatan, Taman Air Kartini Mantingan.

Di wisata air yang lokasinya dekat dengan makam Kartini, tepatnya di Desa  Mantinan, Kecamatan Bulu atau sekitar 24 Km dari pusat kota Rembang ini, kita bisa berendam, berenang, atau sekadar duduk santai.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Museum Kartini Jepara (foto2: @museum_kartini.jepara)
2. Buku-buku tentang RA. Kartini (foto2: kalderanews.com)
3. Tiga film Indonesia tentang RA. Kartini (foto: poster film)
4. Museum Kartini Rembang. (foto2: @museumkartinirembang)




0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP