. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 11 Januari 2021

Tren Populasi Macan Tutul di TN Meru Betiri Bertambah, Ini Faktanya


Setiap tahun tren populasi macan tutul terus bertambah. Hal ini tak lepas dari peran kerja nyata staf Balai TN Meru Betiri.

Hal itu ditegaskan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Wiratno @inungwiratno yang dikutip Datin Setditjen KSDAE selaku pengelola dan admin akun Instagram (IG) resmi Direktorat Jenderal KSDAE KemenLHK @konservasi_ksdae sebagai captions di bawah video berdurasi 55 detik yang diunggah, Senin (11/1/2021).

Video tersebut memperlihatkan beberapa macan tutul atau ๐‘ƒ๐‘Ž๐‘›๐‘กโ„Ž๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘‘๐‘ข๐‘  ๐‘š๐‘’๐‘™๐‘Ž๐‘ , hasil pantauan 103 kamera trap yang dipasang di 52 site monitoring oleh Balai TN Meru Betiri @tnmerubetiri di Taman Nasional (TN) Meru Betiri, Jawa Timur.

Balai TN Meru Betiri mencatat pada tahun 2020 terpantau 15 individu. "Jumlah itu mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang terpantau sebanyak 12 individu," ungkap adminnya.

Menurut Wiratno satwa liar akan berkembang apabila hutan tempat hidupnya dijaga bersama dari perburuan satwa mangsa dan penebangan. "Peran masyarakat desa-desa di sekitar kawasan konservasi dalam ikut serta menjaganya sangat penting," tegasnya lagi.

Saat kabar konservasi yang menggembirakan ini TravelPlus Indonesia tulis, unggahan video tersebut sudah 2.137 kali ditayangkan atau dilihat warganet dengan 53 komentar.

"Senang sekali melihat populasi Macan Jawa meningkat ๐Ÿ™," ujar pemilik akun @rhezmaul.

Ada juga yang berkomentar tidak percaya kalau di Jawa masih ada Macan Tutul. "Mantap ternyata masih ada macan tutul  di hutan Jawa," kata @gustonni.m.

"Semoga semakin semangat mantau mantul (macan tutul_red)-nya," pesan @setyoenygo.

Di ujung captions, admin tak lupa mengajak #sobatkonservasi untuk terus mendukung upaya pemerintah mengelola kawasan-kawasan konservasi dan ekosistemnya.

Upaya tersebut tak lain untuk kepentingan perlindungan habitat satwa liar, keseimbangan fungsi hidrologi, mencegah banjir, penyediaan sumber air, hasil hutan bukan kayu, dan ekowisata untuk kehidupan masyarakat setempat.

"Jaga dan lindungi asset yang sangat berharga ini termasuk satwa mangsa dan habitatnya sebagai titipan dari anak cucu kita dimasa yang akan datang....๐Ÿ’ช๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ," pungkas adminnya.

Ancaman Utama

Lalu apa yang menjari acaman utama terhadap kehidupan macan tutul Jawa?

Peneliti ahli utama Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Hutan Prof. Ris. Dr Hendra Gunawan sebelumnya mengatakan ancaman utama dari keberlangsungan macan tutul Jawa adalah kehilangan habitat.

"Macan tutul Jawa hidup dengan habitat yang padat, yaitu 332 jiwa per kilometer persegi," ungkapnya sebagaimna dikutip tempo.co, Rabu, 10 Juni 2020.

Menurut Prof Gunawan keberadaan atau habitat macan tutul Jawa jauh lebih terancam dari macan tutul India atau Panthera pardus fusca.

Ancaman habitat macan tutul Jawa tadi juga dipengaruhi oleh luasan hutan di Tanah Air.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) luasan hutan yakni 3.040.400 hektare. Dari jumlah tersebut sebanyak 6.807 desa berada di kawasan hutan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 13.410.384 atau setara 30 persen penduduk Pulau Jawa.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: tangkapan layar video @konservasi_ksdae


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP