Tips Backpacker-an ke TN Komodo, agar Lancar dan Biaya Terjangkau
Taman Nasional Komodo sudah lama memikat hati banyak wisatawan berkantong tebal maupun backpacker dan petualang dari dalam dan luar negeri. Dan Komodo, satwa primadonanya sampai sekarang eksis menjadi magnet utama.
Daya pikat sang predator, Biawak purba raksasa bernama ilmiah Varanus komodoensis yang disebut Ora oleh penduduk lokal atau Dragon oleh turis bule ini, dari dulu sampai kini begitu kuat. Apalagi ditambah dengan keindahan alam, baik di bawah laut maupun kekhasan panorama di atas daratan pulau-pulaunya.
Tak berlebihan jika TravelPlus Indonesia @adjitropis menyebut kawasan konservasi di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT ini adalah salah satu Taman Nasional (TN) berdaya tarik sempurna, sehingga ketenarannya mendunia sebagai TN favorit, idaman banyak orang untuk tujuan wisata alam yang ramah lingkungan dan juga minat khusus.
Namun sejak 'kerajaan'-nya Komodo ini berikut Labuan Bajo sebagai gerbang masuknya berpredikat sebagai destinasi super prioritas lalu digadang-gadang juga sebagai destinasi super premium, kesan mahal dan tak terjangkau (khususnya bagi wisatawan berlokasi jauh dan berkantong pas-pasan) kemudian ikut melekat.
Berdasarkan pengalaman beberapa kali ke TN Komodo termasuk backpacker-an seorang diri, berikut TravelPlus suguhkan tips liburan ke TN Komodo ala backpacker yang jauh lebih hemat namun tetap menyenangkan daripada bergaya ala rich tourists alias wisatawan tajir.
Pertama, soal alat transportasi. Ini sangat penting, mengingat bisa bikin biaya perjalanan melangit atau sebaliknya.
Biar lebih hemat karena backpacker-an, pilih berangkat dengan kombinasi bus/kereta, kapal Pelni, dan kapal ASDP Ferry, begitupun pulangnya.
Kalau Anda dari Jakarta, pilihannya naik kereta atau bus ke Surabaya. Lalu lanjut naik Kapal Pelni.
Kalau overland (via darat) naik bus dari Jakarta ke Bima, kemudian dari Pelabuhan Bima naik Kapal ASDP Ferry ke Labuan Bajo.
Selanjutnya dari Pelabuhan Labuan Bajo sewa kapal nelayan menuju Pulau Komodo. Sebaiknya datangi pemilik kapalnya langsung jangan pakai perantara dan tawar tarif sewanya agar dapat harga yang lebih miring.
Berangkat dan pulang menggunakan kombinasi bus/kereta, kapal Pelni, dan kapal ASDP Ferry, konsekuensi waktu perjalanan jelas lebih lama dibanding kalau P/P naik pesawat. Tapi pengalaman yang didapat jauh lebih banyak dan beragam.
Kalau ingin keliling daratan Labuan Bajo, sewa sepeda motor saja. Harga sewanya kisaran Rp 70 ribu - Rp 100 ribu per motor tapi belum termasuk bensin.
Pilihan lain naik ojek online (sekarang sudah ada grab) atau sesekali hitchhiking (menumpang naik truk, bak terbuka atau kendaraan orang/kelompok lain, kalau memang benar-benar kepepet).
Selepas dari TN Komodo, bila berniat melanjutkan ke Ende dan TN Kelimutu, naik bus ke terminal di Ende lanjut ke TN Kelimutu dengan truk persada.
Info mengenai ongkos dan jadual kereta api, kapal pelni, dan kapal ASDP Ferry sesuai era adaptasi kebiasaan baru (AKB), bisa Anda cek di akun resmi Instagram (IG)-nya yakni @kai121, @pelni163, dan @asdp19. Begitupun mengenai harga dan cara memesan tiket masuk TN Komodo dan TN Kelimutu sesuai AKB, bisa Anda lihat di akun IG masing-masing, yakni @tamannasionalkomodo dan @tamannasionalkelimutu agar kunjungan lancar.
Perlu diketahui, untuk saat ini Anda tidak bisa berkunjung ke Pulau Rinca karena tengah ada penataan sarana dan prasarana (sarpras) di resor Loh Buaya. Anda hanya boleh ke Pulau Komodo dan lainnya.
Kedua, soal akomodasi. Kalau ingin menginap di Pulau Komodo, bisa di homestay atau rumah penduduk di Kampung Komodo. Taritnya berkisar Rp 250 ribu - Rp 350 ribu per malam sudah termasuk makan.
Aktivitas wisata yang bisa Anda lakukan di Kampung Komodo antara lain mengikuti/mengabadikan kehidupan keseharian orang Kampung Komodo, mendengar cerita tentang hubungan persaudaraan antara Komodo dengan orang Kampung Komodo, memancing, melihat dugong alias duyung (kabarnya ada satu ekor), dan tentu saja ke Loh Liang dan Banu Nggulung melihat Komodo dan ke Pantai Merah (Pink Beach) serta spot menarik lainnya di Pulau Komodo dengan ditemani pemandu/ranger.
Jika ingin bermalam di Labuan Bajo, tentu pilih penginapan kelas backpacker antara lain Hotel Mutiara, Centro Hostel, Bajo Nature Backpacker, Siola Hotel, dan Kampung Bule Hostel di Jl. Soekarno-Hatta. Pilihan lainnya Bajo Sunset Hostel and Grill di Kampung Ujung dan Tarsan Guest House di Kompleks Goa Firdaus.
Ketiga, ada beberapa hal yang wajib Anda bawa untuk memperlancar dan memberi kenyamanan selama backpacker-an ke TN Komodo, antara lain membawa dokumen pribadi (KTP) dan perlengkapan protokol adaptasi kebiasaan baru (surat rapid test, masker minimal 3 buat ganti-ganti, dan hand sanitizer).
Membawa pakaian yang praktis dan nyaman antara lain beberapa kaos lengan panjang dan pendek, celana pendek sedengkul selain celana panjang, beberapa celana dalam, sweater/jaket, topi, sandal lapangan selain sepatu, handscoot, dan balaklava serta sunblock biar kulit tak terlalu gosong.
Membawa perlengkapan masak simpel seperti nesting + kompor gas + gas atau kompor parafin + parafin (gas padat) serta tempat minum tumbler.
Membawa perlengkapan inap seperti tenda dome (tidak harus hanya untuk jaga-jaga), matras, dan bantal tiup serta peralatan shalat seperti sarung dan sajadah lapangan.
Membawa perlengkapan mandi seperti sabun, odol, sikat gigi, shampoo, pencuci muka, dan obat kumur mulut untuk keperluan selama perjalanan berangkat dan pulang yang berhari-hari kalau dari dan kembali ke Jakarta.
Membawa pula obat-obatan pribadi antara lain obat sakit kepala, masuk angin, obat anti mabok, vitamin C, suplemen penambah stamina, minyak kayu putih, dan lainnya.
Tips berikutnya atau keempat, soal logistik. Sebaiknya bawa makanan/lauk siap saji (mie, ikan asin kemasan, abon, snack, kopi sachet, teh gula, biskuit & kue kering) untuk mengurangi terlalu banyak belanja.
Kalau mau kulineran pilih menu seafood karena lebih murah terutama di Kampung Ujung. Dan jika ingin beli oleh-oleh aneka ikan kering, replika patung Komodo bermacam ukuran dan lainnya bisa di Kampung Komodo dan atau di Pasar Wai Kesambi, Labuan Bajo.
Waktu Terbaik
Kelima, waktu kunjungan terbaik kalau mau sepi dan lebih miring harga penginapan dan lainnya, pas low season atau setelah liburan tahun baru. Misalnya mulai pertengahan Januari hingga Maret.
Selanjutnya tips keenam, supaya biaya lebih murah sebaiknya pergi dalam kelompok kecil (small group) mulai 2-4 orang. Jadi bisa sharing cost untuk penginapan, sewa kapal nelayan, sewa sepeda motor, dan lainnya.
Ketujuh, soal alat komunikasi. Sebaiknya pakai HP dengan nomor kartu Telkomsel, sebab selain itu susah sinyal. Bawa pula charger minimal 2 dan isi keduanya full saat di penginapan. Biar tak rebutan nge-cas, sebaiknya bawa colokan/steker kombinasi bisa kaki 2 dan 3 yang banyak.
Tips terakhir atau kedelapan, jangan lupa unggah hasil kunjungan ke TN Komodo minimal via medsos (IG, dll) berupa foto/video tentang keindahan, keunikan, dan pengalaman serta tips nyaman backpacker serta berwisata yang ramah lingkungan atau pro konservasi dengan narasi/teks yang menarik dan informatif.
Cara seperti itu secara tidak langsung, Anda sudah ikut membantu mempublikasikan TN Komodo sebagai destinasi eco tourism dan special interest tourism kelas dunia yang juga bisa dijangkau dengan cara backpacker-an.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar