Serunya Nge-Bus Air, Susuri 29 Obyek Wisata di Sungai Musi
Menikmati Sungai Musi di Palembang, jangan cuma dari Jembatan Ampera maupun dermaga Benteng Kuta Besak. Biar lebih seru, susuri dengan naik bus air lalu menyambangi puluhan obyek wisata di tepiannya.
Cara kedua dengan naik bus air alias perahu bermotor itulah yang dilakukan tim Kemenpar di bawah pimpinan Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Lokot Ahmad Enda usai beranjangsana ke kantor Dinas Pariwisata Kota Palembang, Senin (8/7/2019) atau sehari sebelum menggelar Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Evaluasi dan Pelaporan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Wilayah Barat Area III.
Tim Kemenpar tentu tidak sendiri, didampingi beberapa Kepala Bidang (Kabid) dan Kepala Seksi (Kasi) Disparkot Palembang antara lain Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Hairul Anwar, Kepala UPTD Pengelolaan Destinasi Wisata Agusti, Kasi Destinasi dan Kawasan Strategis Wisata Andika, Kasi Kerjasama Hargowiyoto, dan Staf Pemasaran sekaligus Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Palembang Erfandi.
Dari Dermaga BKB, rombongan berangkat mengginakan bus air berkapasitas 20 orang.
"Tarif salah satu jenis bus air di Sungai Musi ini sekitar Rp 600-700 ribu per perahu yanh bisa menampung 20 orang," terang Kasi Destinasi dan Kawasan Strategis Wisata Disparkot Palembang Andika kepada TravelPlus Indonesia.
Menurut Andika, wisatawan bisa juga naik bus ini dari dermaga point BKB. "Ongkosnya Rp 30 ribu per orang tapi harus 20 orang, baru bus air-nya mau berangkat," terangnya.
Ada juga speedboat kecil bermuatan sampai 10 orang Rp 300 ribu pergi pulang.
Alternatifnya naik salah satu dari 5 bus air baru sumbangan dari Kemenhub yang lebih keren. Cuma tarifnya cukup mahal Rp 2 juta PP.
Tujuan bus air ini biasanya sampai Pulau Kemaro lalu balik lagi ke dermaga BKB.
Waktu tempuhnya pergi pulang sekitar 1-2 jam tergantung berapa lama di lokasi tujuan.
Kata Andika ada sekitar 29 obyek wisata yang bisa dilihat atau disambangi wisatawan di sepanjang pengusuran Sungai Musi.
Mulai Jembatan Ampera atau Jembatan Musi, BKB, Kampung Kapitan yang merupakan jejak peradaban Tionghoa di Palembang atau dikenal juga Kampung China, Kampung Arab Al-Munawar, Kampung Arab Assegaf, Pulau Kemaro, Komplek Makam Ratu Bagus Kuning, dan lainnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani menjelaskan pihaknya sudah membangun 3 dermaga wisata di tepian Sungai Musi, yakni di BKB, Kampung Arab 13 Ilir, dan Pulau Kemaro.
"Dengan adanya dermaga-dermaga itu tur Musi yang biasanya hanya ke Pulau Kemaro, kini ada alternatif ke obyek wisata lainnya," terang Isnaini.
Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar, Lokot Ahmad Enda mengatakan wisata susur Sungai Musi kalau dipoles lebih menarik tentu akan menjadi salah satu atraksi pemikat wisatawan baik wisnus maupun wisman ke Palembang.
"Semua pihak terkait mulai dari nahkoda kapalnya, pemandu wisatanya, masyarakat di kampung-kampung arab dan lainnya harus siap menerima wisatawan dengan mengindahkan sapta pesona. Dengan kata lain sadar wisata," imbaunya.
Ketua HPI Jakarta Revalino Tobing yang ikut rombongan Kemenpar menilai wisata susur Sungai Musi dapat menjaring wisatawan kalau di setiap obyek wisata yang disambangi memiliki daya tarik yang kuat.
"Harus ada master peace-nya yang kuat yang membuat wisnus dan wisman tertarik datang," imbuh Revalino yang juga seorang pengajar.
Sementara Tendi Nur Alam selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya Kemenpar menyarankan supaya bus air yang diperuntukan buat wisata susur Sungai Musi dipoles lebih menarik dan berfasilitas lengkap, aman serta bikin nyaman wisatawan.
"Misalnya ada fasilitas kafe atau kedai agar wisatawan bisa menikmati makanan dan minuman sambil melihat obyek wisata di tepian Musi," inputnya.
Sungai Musi yang membelah Kota Palembang punya keistimewan tersendiri dibanding sungai lain di Tanah Air.
Sungai sepanjang 720 kilometer dengan lebar 300 meter hingga 2,1 kilometer ini memiliki sejarah panjang mulai dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang Darussalam, hingga masa kolonial Belanda.
Jika aset alam amat berharga ini dijaga, termasuk kebersihannya ditambah berbagai event bermuatan water sport mengingat Palembang mengedepankan pengembangan sebagai sport tourism destination, bisa jadi julukan ”Venice of the East” yang dulu pernah ditujukan buat Palembang khususnya di kawasan Sungai Musi bisa terangkat kembali.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar, Lokot Ahmad Enda bersama Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Hairul Anwar saat wisata susur Sungai Musi dengan bus air.
2. Suasana tempat duduk di dalam bus air.
3. Melewati Kampung Arab Al-Munawar di tepian Sungai Musi.
4. Berfoto bersama di dermaga BKB usai naik bis air.
5. Salah satu panorama kampung air di tepian Sungai Musi.
0 komentar:
Posting Komentar