Begini Cara Menjaring Wisatawan Milenial ke Danau Toba
Destinasi Danau Toba punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan milenial.
Untuk menjaring lebih banyak lagi generasi yang amat melek media sosial dan akrab dengan teknologi digital itu, tak ada cara lain selain mengemas Danau Toba sesuai karakteristik khasnya.
Itulah kesimpulan dari live talkshow direct selling Sales Mission Danau Toba 2018 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di main atrium Trans Studio Mall (TSM) Bandung, Minggu (11/11) malam.
Live talkshow bertema “Pesona Danau Toba” tersebut menghadirkan Ita Sembiring dari blogger, Iva Lativah dari Gallery Iva Lativah, dan Ricky Arnold Yuniarto selaku ketua harian Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Jawa Barat sebagai narasumber.
Menurut Ricky ada perbedaan antara wisatawan jadul dengan jaman now.
"Kalau wisatawan milenial barometernya yang penting ada spot-spot instagramable. Bukan cuma sekadar ramai didatangi banyak orang," terang Ricky.
Wisatawan milenial itu juga butuh kepastian harga baik itu tiket transportasi, tiket masuk, penginapan, dan lainnya.
"Semua itu harus mudah didapat secara online, khususnya transportasi dan penginapan," terang Ricky.
Begitupun dengam harga makanan/minuman di kedai, rumah makan, dan lainnya, harus jelas.
"Jangan sampai wisatawan milenial dikemplang, nanti bisa jadi bumerang buat pedagangnya kalau diviralkan," tambah Ricky.
Satu lagi wisatawan milenial butuh ketersediaan akses. "Akses yang semakin mudah dijangkau baik lewat udara, darat, laut dan lainnya," tambahnya.
Ricky menyarankan agar wisatawan milenial tidak begitu saja mem-viralkan spot menarik/unik yang didatangi, terlebih itu lokasinya tidak mudah diakses dan membahayakan bagi pengunjung.
"Kalau akses dan masyarakatnya pun belum siap menerima wisatawan, sebaiknya jangan di-viralkan dulu. Andai di-viralkan sebaiknya data menuju ke spot itu tidak detil," tambahnya.
Menurut Ricky, wisatawan milenial cocok dengan tipe perjalanan open trip jika ingin berburu spot yang instagramable.
"Biasanya paket open trip yang dijual itu turnya ke objek-objek yang tidak biasa, unik, dan menantang," ujar Ricky.
Hal senada juga diutarakan Iva Lativah. Menurut fashion designer yang juga mengoleksi Ulos ini, anak-anak milenial lebih memilih objek atau spot yang aneh-aneh.
"Tujuannya satu buat di-upload di medsos," ungkapnya.
Terkait Danau Toba, menurut Ita Sembiring yang sudah beberapa kali ke Danau Toba, setiap sudut di danau terbesar se-Asia Tenggara itu sangatlah cantik.
"Ngapain mengutamakan ke luar negeri. Padahal masih banyak objek wisata menawan di Indonesia, termasuk Danau Toba," tambah Ita yang pernah naik turun sampai dua kali ke bawah Air Terjun Sipiso Piso salah satu objek menawan di Danau Toba yang bermedan curam, untuk keperluan mengambil gambar.
"Kalau sampai ada orang Batak belum berkunjung ke Danau Toba, copot aja marganya," canda Ita yang memang berdarah Batak.
Menurut Ita yang kini menetap di Tangerang, Banten, masih banyak spot-spot menarik yang dimiliki Danau Toba, seperti di Parapat, Samosir, Danau Biru, Lembah Bakkara, dan lainnya.
"Tinggal pintar-pintarnya kita aja memilih angle foto agar dapat foto yang beda dan wow," tambahnya.
Biar kunjungan ke Danau Toba lengkap, sambung Ita sebaiknya tak cuma menikmati dan mengabadikan pesona keindahan alamnya.
"Nikmati juga makanan tradisionalnya seperti kue Ombusombus dan olahan Arsik. Dan cara makannya juga ikuti kebiasaan orang Batak saat makan, jadi nuansanya lebih dapet, kayak begini," saran Ita sambil duduk dan menaruh satu kakinya di kursi yang didudukinya.
Dalam talk show ini, Ita menyarankan supaya pihak terkait yang mengelola situs-situs sejarah yang ada di sekitar Danau Toba tetap dijaga keasliannya.
"Buat saya makin asli dan asri situs sejarah itu semakin menarik," ungkapnya.
Ita pun menyarankan supaya promosi Danau Toba jangan hanya menyasar ke generasi milenial.
"Sebaiknya yang disasar itu para orangtua, sebab nantinya mereka datang juga dengan membawa anak-anaknya. Kalau anak milenial umumnya nggak ada duitnya," ungkap Ita.
Anak milenial, biasanya memang suka spot-spot yang instagramable. "Kalau ke objek sejarah misalnya yang penting bagus buat mereka upload di medsos tapi sayangnya mereka tidak paham nilai sejarah objek itu," terang Ita.
Terkait beredarnya hoax di medsos, Ita beranggapan hal itu tidak bisa dihambat.
"Solusinya kita balas aja dengan mem-posting foto atau video tentang keindahan alam Indonesia seperti Danau Toba dengan data yang benar," pungkas Ita.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Para narsum live talkshow bertema "Pesona Danau Toba" di acara direct selling Sales Mission Danau Toba 2018 yang digelar Kemenpar di Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar