Ini Rahasia Wayang Ajen Terpilih Wakili Indonesia Pentas di Korsel
Jumlah kelompok wayang di Indonesia banyak sekali. Namun Wayang Ajen Group yang akhirnya dipilih oleh sebuah culture agency dari Seoul, Korea Selatan (Korsel) untuk pentas dalam acara Intangible Heritage of Humanity and International Conference 2018 di Jeonju, Korsel, Oktober mendatang.
Ketika TravelPlus Indonesia menanyakan apa alasan 2Km Company sebagai cultural planning, agency, global bussines sekaligus media production dari Seoul, Korsel memilih Wayang Ajen Group (WAG) untuk mewakili Indonesia di festival budaya bertaraf internasional tersebut?
Kedua perwakilan 2KM Company yang datang ke Sanggar Seni Wayang Ajen di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (1/7/2018), pun menjawabnya dengan terang.
Menurut Jake alias Kyungmin Ko selaku CeO 2KM Company ada beberapa alasan yang membuat pihaknya memilih Wayang Ajen untuk mewakili Indonesia tampil di Acara bertaraf internasional yang juga akan diikuti tim seni budaya dari Jepang dan China, Oktober nanti.
“Pertama berdasarkan rekomendasi dari salah seorang rekan di Korea yang merekomedasikan Wayang Ajen. Alasan lain Wayang Ajen juga sudah masuk list di UNESCO,” terangnya.
Kemudian, dari orang Korea langsung menghubungi Gaura Mancacaritadipura yang mengenal baik Wayang Ajen.
“Ternyata Gaura pun merekomendasikan Wayang Ajen untuk tampil di Korea,” tambah Jake yang mengaku belum pernah nonton pementasan Wayang Ajen sama sekali sebelumnya.
Sementara Julia atau Myungsun Lee selaku manager 2KM Company menjelaskan pihaknya ingin memperkenalkan Wayang Ajen sebagai ‘harta’ yang luar bisa dari Indonesia kepada masyarakat Korsel dan negara lain yang hadir.
Menurut Julia yang tak lain istri dari Jake, di Korea juga ada grup wayang yang mirip dengan Wayang Ajen.
“Secara ide atau pemikiran banyak yang sama, namun secara penyampaian atau performance-nya yang beda,” terangnya.
Kata Julia, nasib wayang di Korea juga hampir sama dengan di Indonesia, terutama wayang tradisi.
“Banyak orang muda yang tidak setertarik orang tua. Banyak anak muda yang bilang wayang itu sedikit membosankan, tidak suka, dan cuek dengan keberadaan wayang,” akunya.
Namun bagaimanapun, lanjut Julia ‘harta’ ini harus dipertahankan dan diperkenalkan terus, supaya generasi muda juga mengenalnya dan menyenanginya.
“Sekarang di Korea memang eranya produk budaya modern seperti K-Pop, tapi budaya tradisi seperti wayang semestinya harus tetap ada,” ujarnya.
Ketika pertanyaan serupa juga ditujukan kepada Gaura, pria bule yang sudah puluhan tahun tinggal di Indonesia dan sudah menjadi WNI ini mengatakan alasannya.
Namun sebelumnya, Gaura mengatakan kalau Indonesia memang sangat kaya dengan kesenian wayang.
“Ada lebih dari 65 jenis wayang di Indonesia seperti Wayang Kulit, Golek, Banjar, Bali, Palembang, dan masih banyak lagi,” jelas Gaura yang juga seorang dalang wayang kulit.
Nasibnya, ada yang masih sehat dan berkembang, ada pula yang bertahan. “Tak sedikit pula wayang di Indonesia yang sudah pudar bahkan ada yang punah,” aku Gaura.
Wayang Ajen sendiri, lanjut Gaura sudah dikenalnya sejak 20 tahun lalu.
Menurutnya Wayang Ajen termasuk wayang yang aktif dan berkembang dan selalu berusaha mengkombinasikan dengan berbagai seni lain seperti Rancak Gendang, tarian, dan nyanyian agar menjadi suguhan wayang yang modern dan kekinian sehingga menarik minat baik generasi tua maupun muda.
“Saya sudah sering melihat pementasan Wayang Ajen di mana-mana. Sangat berkualitas tinggi dan pantas diperlihatkan di luar negeri,” terangnya.
Buktinya, Ki Dalang Wawan Ajen dengan grup Wayang Ajen-nya, sambung Gaura sudah pentas ke 52 negara, termasuk 2 kali di Korsel, dan orang banyak yang suka.
“Oleh sebab itu, saya tidak ragu-ragu untuk merekomendasikan Wayang Ajen untuk dipentaskan di Korsel nanti, mewakili Indonesia tercinta ini,” ungkap Gaura.
Dia pun berharap penampilan Wayang Ajen di Korsel nanti benar-benar optimal dan terekspos luas.
“Oleh karena itu kita juga melibatkan media agar masyarakat Indonesia dan dunia tahu dari pemberitaan seputar rencana Wayang Ajen tampil di Korsel nanti, dan juga hasil pementasannya,” pungkas Gaura.
Pada kesempatan itu, H. Wawan Gunawan alias Ki Dalang Wawan Ajen selaku pendiri sekaligus pimpinan WAG memberikan cinderamata kepada Jake, Julia, dan seorang penterjemah dari Indonesia.
“Souvenir-nya dari berbagai daerah di Indonesia. Ada ulos dari Batak, ikat kepala Udeng dari Banyuwangi, syal Batik, dan kaos Wonderful Indonesia,” ungkap Wawan.
Selepas santap siang, Jake dan Julia menyaksikan suguhan Wayang Ajen dengan Wawan sebagai dalangnya.
Sebelumnya mereka juga disuguhkan beberapa tarian seperti Tari Topeng Cirebon dan Tari Nusantara yang dibawakan Ajen Campakararang dan Purbasari Nuasri, putri pertama dan kedua Wawan yang tengah beranjak dewasa serta penampilan Cantiq, putri bungsu yang menyanyikan salah satu lagu ber-Bahasa Korea.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Julia atau Myungsun Lee selaku manager 2KM Company di damping Jake, suaminya membeberkan alasan memilih Wayang Ajen Group (WAG) untuk mewakili Indonesia di Korsel.
2. Jake mengabadikan Ki Dalang Wayan Ajen saat ngedalang.
3. Beberapa sertifikat penghargaan Ki Dalang Wayan Ajen bersama WAG tampil di mancanegara.
4. WAG juga memproduksi wayang golek pentas sendiri.
5. Ajen dan Purbasari menarikan Tari Nusantara.
6. Gaura (bule paling kiri) pun merekomdasikan WAG pentas di Korsel nanti.
7. Ki Dalang Wawan Ajen memberikan cinderamata.
0 komentar:
Posting Komentar