52 Destinasi Digital Siap Diluncurkan Pasca-Lebaran Sampai Oktober 2018
Pasca-Lebaran sampai Oktober tahun ini dipastikan jumlah digital destination (destinasi digital) yang dimiliki Indonesia akan bertambah. Pasalnya sebanyak 52 destinasi digital baru siap di-launching/diluncurkan untuk memanjakan wisatawan zaman now.
Peluncuran ke-52 destinasi digital terbaru itu akan berlangsung dalam tiga tahap.
Tahap pertama sebanyak 21 digital destinasi di sejumlah daerah di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi sampai Maluku yang kan dirilis pada bulan Juni dan Juli 2018.
Di Sumatera, destinasi digital yang akan diluncurkan pada tahap pertama itu adalah Pasar Lambung di Banda Aceh, Pasar 1000 Batoe di Lampung, Pasar Rantu Melayu di Pekanbaru, dan Pasar Rimba Raya di Belitung.
Di Makassar, Sulawesi Selatan ada ada Pasar Lontara; di Ambon, Maluku ada Pasar Pasir Putih. Sedangkan di Banten, tepatnya Pandeglang ada Pasar Kaulinan Memes; dan di Banyuwangi (Jawa Timur) ada Pasar Kampoeng Expresi.
Di Jawa Barat ada Pasar Cikundul (Sukabumi), Pasar Mayaasih di Kuningan, Pasar Cijaringao dan Pasar Pagerwangi di Bandung serta Pasar Geulis di Depok.
Di Yogyakarta ada Pasar Laguna Depok dan Pasar Muntuk di Bantul, Pasar Ningrong dan Pasar Telaga Jonge di Gunung Kidul, serta Pasar Pampangan dan Pasar Banyunibo di Sleman.
Dua lagi di Jawa Tengah yakni Pasar Semarangan di Semarang dan Pasar Banjarnegara di Banjarnegara.
Dari data yang TravelPlus Indonesia peroleh dari Indra selaku Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Infrastruktur Ekosostem Pariwisata (PIEP), Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata (BPDP), Kementerian Pariwisata (Kemenpar), pada tahap kedua yakni Agustus dan September ada 22 destinasi digital lagi yang siap di-launching.
Ke-22 destinasi tersebut di antaranya Pasar Gampong Lubok Sukon di Aceh; Pasar Jumpa Tegah di Medan, Sumut; Pasar Sago di Payakumbu, Sumbar; Pasar Tuan Kadi di Pekanbaru; Pasar Pantai Panjang di Bengkulu; Pasar Muaro Jambi di Jambi, Pasar Teluk baku di Bintan; Pasar Urban Lampung di Lampung, Pasar Labuan kita di Labuan Bajo, Flores-NTT; dan Pasar Benteng Oranje di Ternate.
Sementara bulan berikutnya Oktober ada 9 destinasi digital lagi yang siap dirilis, antara lain Pasar Pramuka di Kepulauan Seribu, Jakarta; Pasar Terapung di Banjarmasin, Kalsel; Pasar Bekantan di Tarakan; dan Pasar Tanah Lot di Tababan, Bali.
Sehari sebelumnya, di acara Buka Puasa Bersama antara Deputi BPDP Kemenpar dan jajarannya dengan sejumlah jurnalis dan blogger di Redtop Hotel & Convention Center, Jakarta, Indra mengatakan setiap pembentukan destinasi digital selalu melibatkan pihak yang sudah punya pengalaman mengelola destinasi digital, Generasi Pesona Indonesia (Genpi), komunitas, dan penduduk setempat.
“Sebelum dibentuk diadakan Training On Trainer atau TOT khusus untuk melatih calon pengelola destinasi digital,” terang Indra.
Deputi BPDP Dadang Rizki Ratman mejelaskan pihaknya memang bertugas menciptakan, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepariwisataan, serta kemudahan pergerakan wisatawan di destinasi pariwisata.
“Untuk menyukseskan pembangunan kepariwisataan nasional tersebut ada beberapa hal yang harus terus dibangun seperti pembangunan daya tarik wisata/atraksi salah satunya destinasi digital, pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum, pembangunan fasilitas pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat,” jelas Dadang.
Pengamatan TravelPlus Indonesia, destinasi digital adalah destinasi berbentuk pasar yang tumbuh di era milineal dan dipasarkan/dipromosikan lewat beragam media sosial (medsos) terutama Instagram.
Cirinya, pasar zaman now tersebut buka pada waktu-waktu tertentu dan menjual aneka kuliner tradisional dan produk lokal dengan sejumlah selfie spot buatan yang menarik.
Biasanya berada di alam atau outdoor, mengusung konsep ramah/cinta lingkungan, ada juga yang dibumbui dengan aktivitas olahraga/permainan tradisional, dan tak sedikit yang mengangkat akar budaya setempat atau berbasis local culture yang dikemas secara kekinian.
Adapun destinasi digital yang sudah dirilis dan beroperasi sejak tahun lalu antara lain Pasar Karetan di Kendal, Jawa Tengah; Pasar Pancingan di Lombok, NTB; Pasar Baba Boen Tjit di Palembang, Sumsel; Pasar Tahura di Lampung, Pasar Kaki Langit di Mangunan, DIY; dan Pasar Mangrove di Batam, Kepri.
Semua destinasi digital tersebut viral di medsos, instagramable, dan berhasil menjaring wisatawan terutama kaum milenial yang melek digital dalam jumlah yang cukup signifikan.
Melihat potensi itu, wajar kalau Kemenpar menjadikan destinasi digital sebagai masa kini sekaligus masa depan pariwisata nusantara.
Buktinya Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I 2018 yang bertema 'Digital Destination & Nomadic Tourism' di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Maret lalu, mentargetkan pada Oktober 2018 harus terbentuk 100 destinasi Digital di 34 provinsi.
Akankah target 100 digital destinasi tercapai sampai Oktober 2018 atau justru terlampaui? Berapa jumlah wistawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman) yang terjaring dari semua destinasi digital tersebut tahun ini? Nah, tunggu saja kabar selanjutnya.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. asdep piep
kemenpar
Captions:
1. Pasar Tahura. Lampung.
2. Pasar
Kaki Langit, Yogyakarta
3. Pasar
Karetan, Semarang.
4. Pasar
Mangrove, Batam
5. Pasar Baba Boen Tjit, Palembang
0 komentar:
Posting Komentar