Morotai Pasang Target Gaet 800 Wisatawan Lewat 7 Event Tahun Ini
Morotai tak mau kalah dengan 9 destinasi prioritas atau ‘Bali Baru’ lainnya. Salah satu kabupaten di Provinsi Maluku Utara (Malut) ini pun punya cara untuk mencapai target menjaring 800 wisatawan baik nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman) tahun ini, yakni dengan menggelar 7 event wisata dan budaya. Ketujuh event tersebut merupakan Calender of Events (CoE) Morotai yang diberi label Wonderful Morotai Island Festival (WMIF) 2017.
Event pertama Morotai tahun ini baru digelar bulan depan selama 4 hari, tepatnya tanggal 3-6 Mei di Morotasi Selatan. Namanya Festival Pante.
Festival yang bercirikan kehidupan masyarakat Morotai sebagai masyarakat pesisir ini dikemas dalam beberapa kegiatan di antaranya Lomba Timba Laor, Renang, Perahu Hias, Katinting, dan Lomba Renang Tradisional.
Morotai pun memasang target kunjungan wisatawan lewat event ini sebanyak 20 wisman dan 80 wisnus.
Masih di bulan yang sama, selama 5 hari tepatnya tanggal 15-19 Mei, Morotai menggelar Lomba Foto Bawah Laut (underwater photography competition) yang berlangsung di Perairan Morotasi Selatan.
Event ini punya tujuan mulia untuk menjaga serta melindungi terumbu karang dan biota laut lainnya sekaligus memperkenalkan keindahan alam bawah laut Morotai serta tantangan bagi penyelam dalam mengeksplorasi berbagai jenis sisa-sisa peninggalan peralatan Perang Dunia II di sekitar pulau yang pernah disinggahi Panglima Angkatan Darat Amerika Serikat Jenderal Douglas MacArthur.
Lewat event ini, Morotai mentargetkan akan akan dikunjungi 25 wisman dan 100 wisnus.
Khusus di bulan Kemerdekaan RI, Morotai menggelar tiga event, yakni Festival Musik dan Tari Tradisional di Morotai Selatan selama 5 hari, tepatnya tanggal 8-12 Agustus. Targetnya 20 wisman dan 80 wisnus.
Festival bermuatan budaya dan adat istiadat masyarakat yang mendiami Pulau Morotai ini diisi dengan kegiatan Lomba Musik Yangere, Musik Bambu Tada (Hitadi), Masamper, Tarian Tide-Tide, dan Lomba Tarian Cakaleleber.
Suku terbesar yang tinggal di Pulau Morotai berasal dari Suku Galela dan Tobelo serta suku Sangir dan beberapa suku lainnya baik yang berasal dari dalam dan luar Malut.
Lalu Festival Pesona Kirab Nusantara Morotai juga dalam rangka memperingati HUT RI yang akan berlangsung di Morotai Selatan selama 2 hari, tanggal 14-15 Agustus.
Event yang berisi pameran potensi daerah, kirab pembangunan, dan lomba masak makanan tradisional ini pun ditargetkan dapat menjaring 20 wisman dan 80 wisnus.
Berikutnya event Fishing Morotai yakni lomba mancing berskala internasional yang berlangsung di Perairan Morotai selama 3 hari, tanggal 25-27 Agustus.
Even olahraga wisata yang digelar dalam rangka mendukung promosi daerah, khususnya perikanan sekaligus wisata ini memasang target 25 wisman dan 100 wisnus.
Selanjutnya ada Morotai Beach Run, kegiatan marathon yang diikuti peserta dari dalam negeri dan mancanegara yang berlangsung di Morotoi Utara selama 2 hari, tanggal 26-27 Oktober.
Lewat sport tourism event ini, Morotai mentargetkan pengunjung 25 wisman dan 100 wisnus.
Event terakhir sekaligus penutup rangkaian kalender wisata WMIF 2017 adalah Morotai Music Beach Festival yang berlangsung bersamaan dengan Morotai Beach Run, yakni selama 2 hari, tanggal 26-17 Oktober di Pelataran Morotai.
Berdasarkan data dari buku CoE WMIF 2017, pentas musik yang memadukan world music (musik tradisi) asli Morotai dengan genre-genre popular dari pop, reggae sampai elektronik ini akan diramaikan oleh artis Anang-Ashanty, Stevan Jam, dan DJ Una berkolaborasi dengan Ivan Nestormen & Friends.
Adapun target pengunjungnya 25 wisman dan 100 wisnus.
Ketujuh event WMIF 2017 tersebut baru saja di-launching Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya didampingi Wakil Gubernur Maluku Utara (Malut) Muhammad Natsir Thaib, Bupati Morotai Samsuddin A. Kadir, dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Morotai Anthonius E. Hangewa di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kemenpar, Jakarta, Jumat (21/4) malam.
Sebelumnya destinasi prioritas lainnya yakni Borobudur di Jawa Tengah, Danau Toba di Sumatera Utara dan Wakatobi di Sulawesi Tenggara sudah lebih dulu merilis CoE-nya dengan andalan event masing-masing.
Dari 7 event WMIF 2017, sepertinya ada 3 event yang menjadi andalan Morotai yakni Lomba Foto Bawah Laut, Fishing Morotai, dan Morotai Beach Run karena berskala internasional. Namun kalau ketiganya dibandingkan lagi dari berbagai sisi, sepertinya Morotai Beach Run lebih pantas menjadi event andalan utama Morotai.
Kalau lomba foto bawah laut sepertinya ada dimana-mana dan saingan Morotai sebagai destinasi menyelam (dive destination) pun banyak ada Wakatobi, Labuan Bajo, dan Raja Ampat yang ketiganya juga berstatus ‘Bali Baru’. Begitupun dengan lomba memancing.
Tapi kalau Morotai Beach Run, meskipun lomba lari juga sudah banyak digelar di berbagai tempat, namun khusus Morotai beda karena sesuai judul event-nya, lomba marathon-nya digelar di pantai.
Total target wisatawan yang ingin dijaring Morotai tahun ini lewat 7 event di atas sebanyak 800 wisatawan terdiri atas 160 wisman dan 640 wisnus. Sedangkan Kemenpar mentargetkan wisman yang berkunjung ke Morotai tahun ini sebanyak 11 ribu, dan tahun 2019 sebesar 500 ribu wisman.
Melihat target kalender wisata 2017, sepertinya kunjungan wisatawan ke Morotai memang masih terbatas, beda dengan 'Bali Baru' lainnya terutama yang sudah punya nama dan lebih siap dari sarana dan prasarananya seperti Bromo, Borobudur, dan Labuan bajo. Bisa jadi karena ketersediaan akses dan amenitas di Morotai belum begitu memadai.
Melihat target kalender wisata 2017, sepertinya kunjungan wisatawan ke Morotai memang masih terbatas, beda dengan 'Bali Baru' lainnya terutama yang sudah punya nama dan lebih siap dari sarana dan prasarananya seperti Bromo, Borobudur, dan Labuan bajo. Bisa jadi karena ketersediaan akses dan amenitas di Morotai belum begitu memadai.
Akses
Pulau Morotai terletak di Utara Pulau Halmahera, Malut. Pulau ini merupakan salah pulau paling Utara di Indonesia, dan hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara.
Keindahan Morotai dengan segudang sejarah dari Perang Dunia II membuatnya dijuluki sebagai, “Mutiara di Bibir Pasifik”.
Kota paling besar di Morotai adalah Daruba yang berlokasi di sebelah Selatan. Bagian Utara pulau ini berbatas dengan Filipina, dan bagian Timur-nya adalah Samudera Pasifik.
Menurut Menpar Arief Yahya, saat ini soal akses sudah tak begitu sulit menjangkau Morotai karena sudah ada penerbangan regular.
“Setiap hari ada dua kali penerbangan dengan pesawat Wings berkapasitas 72 tempat duduk,” ujar Arief Yahya.
Pesawat milik maskapai grup Lion Air itu terbang setiap harinya sejak 27 April 2016 dengan rute Ambon- Bandara Dobo yang berada di Kepulauan Aru (PP).
Selain itu rute Manado-Ternate (Bandara Sultan Babullah)-Morotai (Bandara Pitu) dengan jadwal Ambon-Dobo pukul 07.50 dan 09.35, Dobo-Ambon pukul 09.55 dan 12.20 (isi bahan bakar di Langgur pukul 10.55) dan Manado-Ternate-Morotai pukul 07.30, 10.30, transit di Ternate 09.20.
Rute baliknya Morotai-Ternate-Manado pukul 10.50 dan 11.50 transit di Ternate 11.35, lalu Manado-Ternate pukul 12.45 dan 14.35, serta Ternate - Manado pukul 14.55 dan 14.45.
Begitupun soal amenitas. “Morotai kini memiliki 24 cottages dan tahun ini akan di bangun 100 homestay desa wisata,” terang Arief Yahya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar