Aksi Peduli Pendaki Indonesia Peringati Hari Gunung Internasional 2016 di Sumbing, Merbabu, dan Rinjani
Hari Gunung Sedunia tanggal 11 Desember 2016, tinggal menghitung hari. Seperti biasa dalam rangka memperingati special moment terkait International Mountain Day (IMD) tersebut, para pendaki Indonesia menggelar beberapa aksi peduli di sejumlah gunung, utamanya gunung populer.
Travelplus Indonesia mencatat sekurangnya ada tiga gunung yang dipilih sejumlah komunitas penggiat alam bebas dan indie travel sebagai lokasi penyelenggaraan IMD 2016 yang sudah disebarluaskan ke media sosial (medsos), terutama instagram, yaitu Gunung rinjani, Sumbing, dan Merbabu.
Travelplus Indonesia mencatat sekurangnya ada tiga gunung yang dipilih sejumlah komunitas penggiat alam bebas dan indie travel sebagai lokasi penyelenggaraan IMD 2016 yang sudah disebarluaskan ke media sosial (medsos), terutama instagram, yaitu Gunung rinjani, Sumbing, dan Merbabu.
Indie travel berbasis komunitas pendaki gunung, Rinjani Trekker misalnya mengadakan aksi simpatik bertajuk Rinjani Clean Up di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) selama 3 hari, 9-13 Desember mendatang.
Dalam postingan di akun instagramnya @rinjanitrekker pada tanggal 9 November 2016 kemudian diulang kembali tanggal 22 November 2016, dijelaskan peserta kegiatan ini terbuka umum untuk perorangan maupun kelompok/organisasi, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah NTB.
Pendakian aksi bersih di gunung berketinggian 3.726 Meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini melewati dua jalur umum, yakni Sembalun dan Senaru.
Masing-masing jalur memiliki beberapa titik yang menjadi lokasi aksi pembersihan.
Di Jalur Sembalun ada 7 pos yang akan dibersihkan yakni Pos Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sembalun, Pintu Masuk Bawak Nao, Pos 1 Pemantauan, Pos 2 Tengengean, Pos 3 Kalimati, Plawangan Sembalaun (ada 3 spot), dan Danau Segara Anak (2 spot).
Di Jalur Senaru ada 6 pos yaitu Pos TNGR Senaru, Pos 1, pos 2, Pos 3, Plawangan Senaru, dan Batu Ceper.
Penentuan jalur pendakian dan lokasi aksi bersih di gunung berstatus taman nasional ini akan diputuskan kemudian.
Peserta Rinjani Clean Up ini terlebih dulu harus mengisi form registrasi. Peserta diwajibkan membawa perlengkapan standar pendakian dan logistik masing-masing. Setiap perwakilan kelompok/organisasi/komunitas diharapkan membawa sapu lidi, sarung tangan plastik, dan sekop lipat.
Seluruh peserta baik perorangan maupun kelompok juga diharapkan membawa baju layak pakai atau buku baca yang akan dibagikan untuk yang membutuhkan.
Peserta perorangan/kelompok dari luar NTB dikenakan biaya registrasi (untuk donasi) Rp 50.000/orang. Selain itu ada biaya tambahan terdiri atas biaya transportasi Rp 100.000 per orang dan kaos Rinjani Clean Up Rp 100.000 per orang. Tapi biaya tambahan ini bersifat tidak wajib.
Batas terakhir pendaftarannya sampai tanggal 1 Desember 2016.
Adapun tempat pendaftaran dan meeting point di BACA PESAT/ Trashbag Community DPD NTB di Perempatan SMP 5 Mataram, Jalan Candi Roro Jongrang Babakan Timur, Sandubaya, Mataram, Lombok.
Salah seorang panitia, Asep Noorman menjelaskan target jumlah peserta Rinjani Clean Up 2016 sebesar 300 orang sama seperti tahun lalu.
Menurut Asep pelaksanaan kegiatan untuk tahun ini masih menunggu rekomendasi dari TNGR, karena pendakian ke puncak Rinjani masih ditutup sampai saat ini.
“Kalau ternyata Rinjani masih ditutup, acara kita tunda dan rencana diadakan bulan April 2017,” terangnya kepada Travelplus Indonesia lewat pesan WA, Kamis (24/11).
Tiga komunitas penggiat alam bebas, pencinta alam, dan pendaki gunung di Jawa yakni Grama Buana Adventure, Garda Atas Awan, dan LMDH Sumbing Lestari bersinergi memperingati Hari Gunung Internasional dalam aksi peduli bertajuk “Bakti Untuk Alam” di Gunung Sumbing, lewat Jalur Butuh Kaliangkrik, Magelang, Jawa tengah (Jateng).
Acara yang akan mereka lakukan selama 3 hari, tanggal 9-11 Desember 2016, terbagi dua. Pada hari pertama, Jumat (9/12) malam ada sarasehan dan talk show.
Keesokannya, Sabtu (10/12) ada 4 aksi yang akan dilakukan yakni Hapus Vandalisme, Bersih Sampah, Tanam Pohon, dan Pipanisasi Mata Air dari Pos 1- 4.
Pada hari ketiga, Minggu (11/12), aksi tersebut dilanjutkan hingga puncak, lalu membawa turun sampah ke basecamp.
Aksi peduli di Gunung Sumbing yang berketinggian 3.371 Mdpl atau gunung tertinggi kedua di Jateng ini, terbuka untuk umum.
Setiap peserta dikenai biaya sebesar Rp 140 ribu sudah termasuk makan 3X, simaksi, tenda, alat masak, t’shirt, slayer, stiker, pin, dan sertifikat.
Pendaftaran peserta masih dibuka sampai tanggal 30 November 2016. Calon peserta bisa mendapat info detilnya di akun instagram @sindoro_sumbing yang di-posting tanggal 11 November 2016.
Salah seorang panitia Bakti Untuk Alam di Gunung Sumbing, Katon mengatakan aksi ini memang untuk memperingati IMD 2016.
“Sampai hari ini pendaftaran masih dibuka. Peserta bisa langsung ke basecamp Butuh Kaliangkrik. Kalau dari Jogja bisa kumpul di Paten Triadi Sleman, belakang Lapangan Dengung. Lalu berangkat bersama ke Sumbing,” terang Katon.
Sejumah komunitas pendaki gunung lainnya di Jateng antara lain Mitapasa, Mahesapala, AGMM, dan Mitra Gahana juga melakukan aksi peduli gunung bertajuk “1001 Pendaki Tanam Pohon” di Gunung Merbabu, Jateng.
Penanaman pohon secara massal kali ketiga di gunung berketingian 3.145 Mdpl ini akan berlangsung tanggal 17 Desember 2016. Lokasinya di 4 jalur resmi pendakian Merbabu yang berstatus taman nasional ini yakni Jalur Selo, Wekas, Cunthel, dan Jalur Thekelan.
Salah satu panitia, Anwar membenarkan kegiatan bertema “Aksi Kita Halau Bencana” ini masih terkait dengan perayaan IMD 2016.
“Kegiatan ini memang sekalian untuk memperingati Hasi Gunung Sedunia, dan kita melaksanakan setiap tahun,” terang Anwar yang bertugas sebagai chapter di Jalur Cunthel-Merbabu.
Sebelum acara puncak, terlebih dahulu diadakan 2 kegiatan pendukung. Pertama, Workshop Daur Ulang Limbah yang akan diadakan pada tanggal 2 Desember 2016 pukul 13.00 s/d selesai di Rumah Bibit Salatiga Peduli, Jalan Osamaliki samping RSUD Salatiga.
Kedua, Workshop Pembenihan/Pembibitan pada Sabtu, 10 Desember, di waktu dan tempat yang sama.
Kegiatan menanam pohon di lereng gunung yang memiliki 7 puncak gunung atau disebut sevent summits ini juga terbuka untuk umum. Pendaftaran terakhir peserta sampai tanggal 16 Desember 2016.
Hasil technical meeting yang dikirim Anwar ke Travelplus Indonesia lewat pesan WA, menyebutkan kuota peserta dibatasi 500 peserta per jalur. Jadi total pesertanya di 4 jalur sekitar 2.000 pendaki.
Setiap peserta dikenai biaya sesuai paket yang dipilih. Ada paket I dengan biaya Rp 100.000 per orang, sudah termausk t’shirt lengan pendek berbagai size, pin, emblem bordir, cup/mug, dan gantungan kunci akrilic. Sedangkan paket 2 (Rp 110.000 / orang) sudah termasuk t’shirt lengan panjang seusai ukuran yang tersedia dan lainnya.
Peserta yang ingin mengikuti aksi peduli ini, info detilnya bisa dilihat di akun instagram @gunungindonesia yang diposting 20 November 2016.
Dalam technical meeting, juga dijelaskan tentang teknis penanaman dalam aksi ini. Panitia menyediakan bibit pohon, pupuk, acir, dan marker untuk adopsi. Namun bibit pohon yang akan ditanam harus dibawa sendiri ke lokasi tanam oleh masing-masing peserta.
Area tanamnya seluas 100 cm per bibit, lubang tanamnya minimal 30 Cm, lalu diberi pupuk. Setelah selesai ditanam, tanaman diadopsi dengan memberi nama sesuai nama masing-masing peserta.
“Target jumlah pohon yang akan ditanam dalam aksi kali ini, setiap jalurnya ada 2.000 lebih bibit pohon,” aku Anwar.
Peserta juga diwajibkan memungut sampah sewaktu turun ke base camp semula.
Itulah berbagai kegiatan yang akan dilakukan para pendaki Indonesia dalam rangka memperingati Hari Gunung Sedunia di Tanah Air tahun ini.
Salut.., have a great IMD 2016, dan semoga kegiatan-kegiatan tersebut kian menyadarkan pendaki-pendaki Indonesia dimanapun, untuk senantiasa mendaki gunung-gunung di Ibu Pertiwi ini dengan bekal peduli agar tetap terjaga kebersihan, kealamian, dan keasrian hutan dan gunung yang menjadi wahana ‘bermain’ mereka.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji, dok. arif, awalinfo & @rinjanitrekker
0 komentar:
Posting Komentar