Cara Pintar Rayakan Hari Museum Indonesia, ya ke Museum Lihat Pameran
Even rutin tahunan itu diramaikan dengan serangkaian acara antara lain pameran yang kali ini mengambil tema “Ramai Riang ramah Museumku”.
Pameran itu sudah berlangsung sejak tanggal 6 Oktober dan akan berakhir besok (12/10), bertempat di halaman museum.
Sejumlah museum lain ikut menjadi peserta pameran ini, salah satunya Museum Sonobudoyo. Museum yang juga berada di Kota Jogja ini mengangat tema pamerannya dengan judul “Panakawan Dudu Guru Nanging Digugu”.
Beberapa hari sebelumnya digelar “Talks Show Radio” selama satu jam di gelombang 97.4FM. Talks show bertemakan “Memaknai Peringatan Hari Museum Indonesia di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta 2016” ini bertujuan mempromosikan dan mensosialisasikan keberadaan dan kegiatan museum ke masyarakat luas.
Ketua panitia Vredeburg Fair 2016 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Muhammad Rosyid Ridlo, S.Pd, MA mengatakan inti kegiatan ini selain memperingati Hari Museum Indonesia 2016 juga bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.
Koleksi museum yang ada di Benteng Vredeburg ini menyajikan diorama yang menceritakan tentang sejarah Indonesia.
Kalau belum puas, pengunjung bias melanjutkan keliling kawasan Kota Tua dengan menyewa sepeda onthel.
Sejumlah peserta musyawarah mengusulkan agar ditetapkan Hari Museum Indonesia. Ada yang menyarankan tanggal 5 Maret, 9 Maret, dan 12 Oktober. Namun dalam pemungutan suara, yang terbanyak justru memilih tanggal 12 Oktober sebagai Hari Museum Indonesia.
Sebagai catatan Hari Museum Internasional diperingati dunia setiap tanggal 18 Mei.
Sekali lagi, selamat Hari Museum Indonesia, Rabu, 12 Oktober. Moga museum-museum di Tanah Air semakin diminati, semakin berkelas, menarik, dan memadai fasilitasnya.
Di museum yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No.6, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta ini, selain menyaksikan pameran, pengunjung juga bisa melihat koleksinya.
Koleksi museum yang ada di Benteng Vredeburg ini menyajikan diorama yang menceritakan tentang sejarah Indonesia.
Ada juga sejumlah lukisan dan gambar serta benda-benda peninggalan bersejarah pada jaman penjajahan Belanda.
Pengunjung juga bisa mengelilingi benteng dengan berjalan kaki santai atau menyewa sepeda onthel, tarifnya cuma Rp 5.000 per sepeda.
Museum yang berada dekat dengan Titik Nol Kilometer Yogyakarta atau di ujung kawasan tersohor Malioboro ini buka dari pukul 7.30 -04.00 WIB.
Di museum ini pengunjung juga bisa bersantai di kafetaria bersuasana Hindia Belanda sambil menikmati aneka minuman dan makanan kecil usai berkeliling.
Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta juga menggelar pameran untuk memeriahkan Hari Museum Nasional tahun ini.
Pamerannya yang bertajuk” Jati Diri: Cikal Bakal Museum Seni Rupa dan Keramik Indonesia” ini akan diresmikan besok, Rabu (12/10) dan dibuka untuk umum mulai Kamis (13/10) sampai 12 Januari 2017. Wow, lumayan panjang waktunya.
Nah, sambil melihat pameran tersebut, pengunjung juga bisa menyaksikan koleksi seni rupa dan keramiknya yang jumlahnya ribuan.
Koleksi seni rupanya sendiri berjumlah 500-an yang terdiri atas berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis.
Di antara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul ‘Pengantin Revolusi’ karya Hendra Gunawan, ‘Bupati Cianjur’ karya Raden Saleh, ‘Ibu Menyusui’ karya Dullah, ‘Seiko’ karya S.Sudjojono, dan ‘Potret Diri’ karya Affandi.
Sementara koleksi keramiknya selain dari berbagai daerah di Indonesia seperti Aceh, Palembang, Jakarta, Lombok, Lampung, Yogyakarta, Purwakarta, dan lainnya, juga ada keramik dari Majapahit abad ke-14 dan sejumlah keramik asing dari China, Jepang, Thailand, dan Eropa. Namun yang terbanyak keramik dari China terutama pada masa Dinasti Ming dan Ching.
Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan dan Studio Gerabah untuk tempat pelatihan membuat gerabah yang dibuka untuk pelajar dan umum.
Pengunjung bisa belajar membuat kermai mulai dari teknik pinching (pijit), cetak sampai roda putar. Di studio ini juga disediakan oven untuk pembakaran gerabah hasil latihan.
Museum yang beralamat di Taman Fatahillah, Jalan Pos Kota No.2, Jakarta Barat ini buka setiap hari Selasa hingga Minggu. Hari Senin dan hari besar tutup. Jam kunjungannya 09.00-15.00 WIB.
Usai melihat pameran dan isi koleksi museum, pengunjung bisa membeli aneka pernak-pernik dan aksesoris di toko cenderamata, seperti kaos, gantungan kunci, topi, dan lainnya sebagai buah tangan usia berkunjung ke museum ini.
Kalau belum puas, pengunjung bias melanjutkan keliling kawasan Kota Tua dengan menyewa sepeda onthel.
Tanggal 12 Oktober ditetapkan sebagai Hari Museum Indonesia (Indonesia Museum Day) berawal dari penyelenggaraan Musyawarah Museum se-Indonesia di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 1962. Musyawarah yang digagas para pendiri dan pemerhati museum itu menelurkan 10 resolusi yang ditujukan buat pemerintah ketika itu.
Sejumlah peserta musyawarah mengusulkan agar ditetapkan Hari Museum Indonesia. Ada yang menyarankan tanggal 5 Maret, 9 Maret, dan 12 Oktober. Namun dalam pemungutan suara, yang terbanyak justru memilih tanggal 12 Oktober sebagai Hari Museum Indonesia.
Sebagai catatan Hari Museum Internasional diperingati dunia setiap tanggal 18 Mei.
Sekali lagi, selamat Hari Museum Indonesia, Rabu, 12 Oktober. Moga museum-museum di Tanah Air semakin diminati, semakin berkelas, menarik, dan memadai fasilitasnya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig:@adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar