Perebutan Kursi Menparekraf Kabinet Jokowi-JK Makin Seru
Diam-diam persaingan perebutan jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) untuk Kabinet Jokowi-JK makin seru.
Sebelumnya muncul lima nama yang tercantum dalam sejumlah kabinet bayangan yang diusulkan sejumlah pihak yakni Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Rusdi Kirana, Garin Nugroho, Jeffrie Geovanie, dan Mira Lesmana. (Baca: Inilah Lima Kandidat Calon Menteri Pariwisata Periode 2014-2019)
Belakangan, mucul tiga nama lagi yakni Sapta Nirwandar, Yanti Sukamdani, dan yang teranyar Muhaimin Iskandar yang sebut-sebut bakal menjadi orang nomor satu di kementerian yang mengurus kepariwistaan ini untuk periode 2014-2019.
Sebelumnya muncul lima nama yang tercantum dalam sejumlah kabinet bayangan yang diusulkan sejumlah pihak yakni Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Rusdi Kirana, Garin Nugroho, Jeffrie Geovanie, dan Mira Lesmana. (Baca: Inilah Lima Kandidat Calon Menteri Pariwisata Periode 2014-2019)
Belakangan, mucul tiga nama lagi yakni Sapta Nirwandar, Yanti Sukamdani, dan yang teranyar Muhaimin Iskandar yang sebut-sebut bakal menjadi orang nomor satu di kementerian yang mengurus kepariwistaan ini untuk periode 2014-2019.
Nama Muhaimin Iskandar sebagai Menparekraf tercantum dalam usulan yang dibuat Relawan Guru Sahabat Jokowi (yang terdiri dari Federasi Guru Independen Indonesia, Guru Bantu Indonesia, Himpunan Guru Honorer Indonesia, Persatuan Guru Swasta Indonesia) belum lama ini. Muhaimin Iskandar yang bernama lengkap Ahmad Muhaimin Iskandar merupakan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pria kelahiran Jombang, 24 September 1966 ini pernah menjadi Sekjen PKB, anggota DPR sebagai ketua fraksi dan Ketua Dewan Tanfidziah PKB periode 2002-2007. Ayah tiga anak ini yang pernah menjadi memimpin Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada 1994 hingga 1997 ini juga menjadi Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Pembangunan.
Pria yang kerap disapa Gus Imin atau Cak Imin ini kini masih menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi (Menakertrans). Dia menjabat sejak 22 Oktober 2009.
Pencantuman Muhaimin dalam kabinet usulan Relawan Guru Sahabat Jokowi sebagai Menparekraf, bisa jadi lebih kuat muatan politisnya. Pertama, Muhaimin dari partai PKB yang menjadi pendukung Jokowi dalam Pilpres 2014 kemarin. Dengan kata lain jabatan barunya nanti semata sebagai balas budi. Kedua, bisa juga karena dilihat atas pengalamannya dalam pemerintahan sebagai Menakertrans.
Namun kalau dilihat dari rekam jejak dan prestasinya di bidang kepariwisataan, Muhaimin rasanya kalah dibanding dengan lima nama calon Menparekraf yang sudah lebih dulu diusulkan, termasuk jika dibandingkan dengan dua nama terakhir yang belakangan ini juga terendus ingin menduduki jabatan yang sama, yakni Sapta Nirwandar dan Yanti Sukamdani.
Kendati Sapta dan Yanti tidak tercantum dalam daftar kabinet-kabinet bayangan yang diusulkan sejumlah pihak beberapa waktu lalu, namun keduanya memiliki track record tersendiri di bidang kepariwisataan yang pantas dilirik. Keduanya pun dikabarkan diam-diam sudah memiliki tim sukses masing-masing untuk menggolkan hasratnya itu.
Sapta misalnya, pria kelahiran Tanjungkarang, Lampung, 13 Mei 1954 ini sekarang masih menjabat sebagai Wakil Menteri Pariwista dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Kabinet Indonesia Bersatu periode 2011-2014. Dia mulai menjabat sejak 19 Oktober 2011. Sebelumnya dia cukup lama menjadi sekretaris jenderal dan dirjen promosi pariwisata di kementerian (dulu departemen) tersebut hingga mendapat penghargaan Marketer of The Year dari Indonesia Marketing Association & Makplus Inc.
Melihat kapasitas dan prestasinya itu, tak heran dia satu-satunya orang dalam Kemenparekraf yang paling santer diisukan bakal menjadi Menparekraf kabinet Jokowi-JK.
Menurut salah seorang tim suksesnya, Pascasarjana Universitas Paris I-Sorbone dan Doktor Univeristas Paris IX-Dauphne, Paris ini dikabarkan juga bakal menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan kabinet Jokowi-JK nanti. Pasalnya dia pernah menjabat Sekretaris Jendral Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (1999) dan Sekretaris Jendral Departemen Kelautan dan Perikanan (2001).
Bahkan Sapta pun disebut-sebut pantas menduduki posisi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) kabinet Jokowi-JK nanti, mengingat dia pernah menjadi Asmenko Bidang Kelembagaan Meneg PAN dan Asmen I Bidang Kelembagaan Meneg PAN, eselon I A (1997) serta Asmenko IV Bidang Kelembagaan, Menkowasbang PAN (1998).
“Kans beliau menjadi Menparakraf dan menteri lainnya sama besarnya fifty-fifty,” kata orang yang menjadi tim sukses Sapta menjadi Menparekraf.
Sementara Yanti yang bernama lengkap Wiryanti Sukamdani, kini selain masih menjadi ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga menjabat sebagai ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) untu periode 2011-2015. Dia pun memegang jabatan President ASEANTA (ASEAN Tourism Association) dan Wakil President AHRA (ASEAN Hotel & Restaurant Association).
Pengalamannya di bidang kepariwisataan, termasuk di industri wisata sebagai pelaku usaha sudah cukup teruji. Sepulangnya dari kuliah jurusan pariwisata di Cornell University Amerika Serikat dan Hotel Fachhoch Schule, Jerman ini, Yanti mengembangkan usaha keluarganya hingga berhasil mengembangkan jaringan Hotel Sahid Jaya peninggalan ayahnya (Sukamdani Sahid Gitosardjono) dari 5 hingga menjadi 19 hotel yang tersebar di 12 provinsi Indonesia.
Berdasarkan pengalaman dan jabatannya kini, tak heran kalau Yanti berani mencetuskan sebuah gagasan bernama Quantum Leap Pariwisata dan Ekonomi Ekonomi Kreatif untuk Jokowi berdasarkan buku “22 Solusi Cerdas Jokowi untuk Indonesia” yang menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) 20 juta sampai 25 juta dan wisatawan Nusantara (wisnus) 275 juta sampai tahun 2019.
Gagasannya itu pun disinyalir sebagai upayanya menjadi Menparekraf kabinet Jokowi-JK. Kalau dilihat dari sepak terjangnya di dunia pariwisata, apalagi ditambah Yanti dari PDIP, menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak DPP PDIP hingga berhasil duduk di kursi anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai PDIP periode 2009 – 2014, rasanya kans-nya menjadi Menparekraf cukup besar.
Namun ketika ditanya apakah dia siap menjadi Menparekraf Kabinet Jokowi? Jawaban perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia ini seperti politisi lainnya, mengambang. Dia menyerahkan pemilihan itu kepada presiden terpilih karena menurutnya itu hak prerogatif presiden.
Yanti pun memiliki pendukung (baca: tim sukses) untuk melancarkan jalannya menjadi Menparekraf. Jika tim sukses Sapta berencana menggelar serangkaian diskusi bulan ini untuk melambungkan kinerja Sapta, tim sukses Yanti juga tak mau kalah. Dia dan timnya justru lebih dulu beraksi dengan memperkenalkan gagasan Quantum Leap Pariwisata dan Ekonomi Ekonomi Kreatif-nya Yanti kepada sejumlah media.
“Beberapa diskusi lagi juga akan digelar bulan ini. Dukung ya mas.., jangan sampai Menparekraf jatuh ke tangan si-A, orang film, apalagi orang yang tidak mengerti pariwisata,” imbau salah seorang pendukung Yanti yang enggan disebut namanya sama seperti pendukung Sapta.
Lalu siapa yang pantas menjadi Menparekraf dari delapan nama kandidat yang diusulkan dalam sejumlah kabinet bayangan maupun berdasarkan isu yang beredar? Apakah Jokowi justru memilih orang dari usulan band lawas Slank, atau usulan dari para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) baru-baru ini, atau justru dia punya pilihan sendiri lepas dari segala usulan dan tekanan? Semua itu bisa saja terjadi, karena sebagai Presiden RI ke-7, dialah yang berhak memilih dan menentukan siapa yang pantas menjadi Menparekraf di dalam kabinetnya nanti.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1.Siapapun menteri pariwisatanya harus mendatangkan wisman lebih banyak dari pendahulunya.
2.Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf di Jakarta bakal diduduki Menparekraf baru kabinet Jokowi-JK.
0 komentar:
Posting Komentar