Lima Rahasia Sukses TMII Raup 300 Ribu Pengunjung Selama Perayaan HUT-nya yang ke-39
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sukses meraup ratusan pengunjung selama 10 hari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT)-nya yang ke-39 sejak 17 sampai dengan 27 April 2014. Ada lima rahasia suksesnya.
Pengunjung terbanyak datang pada pada Minggu, 20 April 2014 bertepatan dengan puncak perayaan HUT TMII. “Sekitar seratus ribu orang datang ke TMII pas tanggal lahirnya TMII,” jelasnya kepada travelplusindonesia via telepon, Jum’at (25/4).
Kata Suryandoro pengunjung yang datang bukan saja warga Jakarta dan sekitarnya tapi juga dari luar Jakarta. “Itu bisa dilihat dari plat nomor kendaraan yang digunakan pengunjung,” ungkapnya.
Apa yang diungkapkan Suryandoro bukan mengada-ada. Berdasarkan pantauan langsung travelplusindonesia ke TMII saat puncak acara HUT-nya itu, ribuan masyarakat sudah sejak pagi berbondong-bondong mendatangi taman rekreasi edukatif yang berada di Jakarta Timur ini. Ada yang menggunakan sepeda motor, mobil dan bis besar. Tak sedikit juga yang menggunakan kendaraan umum.
Membludaknya pengunjung hari itu dikarena pengelola TMII tidak memungut tiket masuk alias masuk. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir kendaraan yang masuk ke dalam kawasan TMII. Pengunjung yang menggunakan kendaraan sepeda motot dikenakan tarif Rp 6.000, Rp 10.000 untuk mobil, dan Rp 15.000 untuk bis.
Banyaknya pengunjung yang membawa kendaraan dan memaksa masuk ke dalam TMII menyebabkan kemacetan panjang. Kemacetan mulai terjadi sejak pukul 10.00 WIB dari depan lampu merah Tamini Square menuju gerbang TMII yang berjarak sekitar 2 Km.
Kemacetan semakin parah siang dan sore hari. Motor, mobil, dan bis mengekor panjang masuk sampai gerbang. Dan setibanya di dalam kawasan TMII, kendaraan pun merayap pelan bahkan sempat berhenti total saking padatnya.
Selain karena gratis yang membuat ribuan orang menyemut di TMII saat HUT-nya tahun ini, juga karena didukung informasi yang lumayan gencar, antara lain lewat media online terutama blogger.
Seperti kita ketahui berkaitan dengan perayaan HUT-nya yang ke-39, TMII mengelar sejumlah lomba salah satunya Lomba Menulis Blog dan Jurnalistik bertema “39 Tahun TMII” yang pengumpulan URL dan berkasnya sampai tanggal 30 April 2014.
Berkat sejumlah tulisan yang menginformasikan pelaksanaan HUT ke-39 TMII di blog dan media massa, masyarakat dengan cepat mengetahui informasi tersebut dan tertarik untuk datang.
Beberapa pengunjung yang berhasil travelplusindonesia temui mengaku mendapat informasi dari sejumlah blogspot.com yang dibacanya. “Aku datang ke TMII pas tanggal HUT-nya ini dari weblog,” aku Nita (25) warga dari Jakarta Barat yang datang bersama 4 rekannya.
Bahkan salah satu dari pengunjung di TMII mengaku dapat informasi dari weblog travelplusindonesia. “Ya benar, saya suka banget baca weblog travelplusindonesia. Tulisan-tulisannya lengkap, informatif, dan bagus-bagus. Informasi HUT TMII ini saja saya dapat dari weblog itu,” aku Hilman (35) dari Jakarta pusat yang datang bersama istri dan anaknya yang masih balita.
Rahasia sukses ketiga yang membuat pengunjung TMII melimpahruah, karena saat HUT-nya bertepatan dengan hari libur, masih berkaitan dengan long weekend Paskah. Namun yang menjadi catatan, membludaknya pengunjung saat HUT TMII ke-39 justru membuat beberapa pengunjung merasa tidak nyaman.
Travelplusindonesia menemui beberapa pemilik kendaraan yang marah-marah, lantaran sulit keluar dari parkirnya karena terhalang kendaraan. “Aku dah 2 jam nunggu pemilik mobil ini datang, biar biar cepat pulang,” aku Sofia (40) warga Tangerang yang datang bersama suami dan 3 anaknya.
Menurut Sofia, dia sengaja membawa ketiga anak dan suami ke TMII karena kebetulan libur sekolah dan gratis. “Gratis sih gratis tapi macetnya minta ampun. Jadianya cuma dapat capek di jalan,” gerutunya.
Hal senada juga diutarakan Amir (38), warga dari Jakarta Selatan yang dating ersama istri dan 2 anaknya. Dia mengaku sengaja datang karena TMII gratis sekaligus ingin memperkenalkan anjungan-anjungan yang ada. “Bukannya nyaman eh malah bikin pusing karea terjebak macet yang luar biasa” akunya.
Baik Sofia maupun Amir menyarankan pengelola TMII harus mencari solusi agar kondisi ini tak terulang lagi. Sofia berpendapat satu-satunya cara dengan tidak memperbolehkan kendaraan apapun masuk ke dalam TMII. “Hanya orang saja yang boleh masuk saat perayaan HUT-nya,” imbaunya.
Amir menghimbau pengelola TMII harus mencari cara lain untuk mendapatkan keuntungan saat pengunjung membludak namun tidak sampai membuat kemacetan baik saat menuju maupun di dalam TMII. “TMII harus menyiapkan lahan parkir yang cukup. Lalu menyediakan kendaraan massal menuju ke titik sentar TMII. Tentu armada yang disiapkan harus mencukupi, atau hanya diperuntukkan bagi orangtua dan anak-anak SD. Sementara SMP dan dewasa harus jalan kaki dari parkir. Jika cara ini dirasa kurang sempurna, ya harus semuanya terangkut,” harapnya.
Menyemut tapi Menyampah
Pengunjung terbanyak datang pada pada Minggu, 20 April 2014 bertepatan dengan puncak perayaan HUT TMII. “Sekitar seratus ribu orang datang ke TMII pas tanggal lahirnya TMII,” jelasnya kepada travelplusindonesia via telepon, Jum’at (25/4).
Kata Suryandoro pengunjung yang datang bukan saja warga Jakarta dan sekitarnya tapi juga dari luar Jakarta. “Itu bisa dilihat dari plat nomor kendaraan yang digunakan pengunjung,” ungkapnya.
Apa yang diungkapkan Suryandoro bukan mengada-ada. Berdasarkan pantauan langsung travelplusindonesia ke TMII saat puncak acara HUT-nya itu, ribuan masyarakat sudah sejak pagi berbondong-bondong mendatangi taman rekreasi edukatif yang berada di Jakarta Timur ini. Ada yang menggunakan sepeda motor, mobil dan bis besar. Tak sedikit juga yang menggunakan kendaraan umum.
Membludaknya pengunjung hari itu dikarena pengelola TMII tidak memungut tiket masuk alias masuk. Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir kendaraan yang masuk ke dalam kawasan TMII. Pengunjung yang menggunakan kendaraan sepeda motot dikenakan tarif Rp 6.000, Rp 10.000 untuk mobil, dan Rp 15.000 untuk bis.
Banyaknya pengunjung yang membawa kendaraan dan memaksa masuk ke dalam TMII menyebabkan kemacetan panjang. Kemacetan mulai terjadi sejak pukul 10.00 WIB dari depan lampu merah Tamini Square menuju gerbang TMII yang berjarak sekitar 2 Km.
Kemacetan semakin parah siang dan sore hari. Motor, mobil, dan bis mengekor panjang masuk sampai gerbang. Dan setibanya di dalam kawasan TMII, kendaraan pun merayap pelan bahkan sempat berhenti total saking padatnya.
Selain karena gratis yang membuat ribuan orang menyemut di TMII saat HUT-nya tahun ini, juga karena didukung informasi yang lumayan gencar, antara lain lewat media online terutama blogger.
Seperti kita ketahui berkaitan dengan perayaan HUT-nya yang ke-39, TMII mengelar sejumlah lomba salah satunya Lomba Menulis Blog dan Jurnalistik bertema “39 Tahun TMII” yang pengumpulan URL dan berkasnya sampai tanggal 30 April 2014.
Berkat sejumlah tulisan yang menginformasikan pelaksanaan HUT ke-39 TMII di blog dan media massa, masyarakat dengan cepat mengetahui informasi tersebut dan tertarik untuk datang.
Beberapa pengunjung yang berhasil travelplusindonesia temui mengaku mendapat informasi dari sejumlah blogspot.com yang dibacanya. “Aku datang ke TMII pas tanggal HUT-nya ini dari weblog,” aku Nita (25) warga dari Jakarta Barat yang datang bersama 4 rekannya.
Bahkan salah satu dari pengunjung di TMII mengaku dapat informasi dari weblog travelplusindonesia. “Ya benar, saya suka banget baca weblog travelplusindonesia. Tulisan-tulisannya lengkap, informatif, dan bagus-bagus. Informasi HUT TMII ini saja saya dapat dari weblog itu,” aku Hilman (35) dari Jakarta pusat yang datang bersama istri dan anaknya yang masih balita.
Rahasia sukses ketiga yang membuat pengunjung TMII melimpahruah, karena saat HUT-nya bertepatan dengan hari libur, masih berkaitan dengan long weekend Paskah. Namun yang menjadi catatan, membludaknya pengunjung saat HUT TMII ke-39 justru membuat beberapa pengunjung merasa tidak nyaman.
Travelplusindonesia menemui beberapa pemilik kendaraan yang marah-marah, lantaran sulit keluar dari parkirnya karena terhalang kendaraan. “Aku dah 2 jam nunggu pemilik mobil ini datang, biar biar cepat pulang,” aku Sofia (40) warga Tangerang yang datang bersama suami dan 3 anaknya.
Menurut Sofia, dia sengaja membawa ketiga anak dan suami ke TMII karena kebetulan libur sekolah dan gratis. “Gratis sih gratis tapi macetnya minta ampun. Jadianya cuma dapat capek di jalan,” gerutunya.
Hal senada juga diutarakan Amir (38), warga dari Jakarta Selatan yang dating ersama istri dan 2 anaknya. Dia mengaku sengaja datang karena TMII gratis sekaligus ingin memperkenalkan anjungan-anjungan yang ada. “Bukannya nyaman eh malah bikin pusing karea terjebak macet yang luar biasa” akunya.
Baik Sofia maupun Amir menyarankan pengelola TMII harus mencari solusi agar kondisi ini tak terulang lagi. Sofia berpendapat satu-satunya cara dengan tidak memperbolehkan kendaraan apapun masuk ke dalam TMII. “Hanya orang saja yang boleh masuk saat perayaan HUT-nya,” imbaunya.
Amir menghimbau pengelola TMII harus mencari cara lain untuk mendapatkan keuntungan saat pengunjung membludak namun tidak sampai membuat kemacetan baik saat menuju maupun di dalam TMII. “TMII harus menyiapkan lahan parkir yang cukup. Lalu menyediakan kendaraan massal menuju ke titik sentar TMII. Tentu armada yang disiapkan harus mencukupi, atau hanya diperuntukkan bagi orangtua dan anak-anak SD. Sementara SMP dan dewasa harus jalan kaki dari parkir. Jika cara ini dirasa kurang sempurna, ya harus semuanya terangkut,” harapnya.
Menyemut tapi Menyampah
Menyemutnya pengunjung di TMII saat perayaan HUT-nya tahun ini, disatu sisi menguntungkan pengelola TMII, namun di sisi lain justru sebaliknya. Pasalnya ribuan orang yang datang jadi tak terkontrol, banyak yang menyampah.
Pengunjung yang membawa bekal makanan dan minuman dari rumah terlihat membuang sampahnya sembarangan, bukan di tempat sampah seperti terlihat di bawah deretan pohon beringin dekat Tugu Api. Bahkan banyak pengunjung yang menggelar tikar lalu makan bersama di rerumputan yang sebenarnya dilarang diinjak.
Pengunjung yang mengunakan bis pun sama saja, membuang sampah bekalnya di bawah bis di aspal jalanan. Sungguh bikin tak sedap dipandang mata.
Banyaknya pengunjung yang membuang sampah bukan pada tempatnya di TMII yang nota bene obyek wisata bertaraf Nasional ini, membuktikan bahwa masyarakat kita masih belum melek sadar wisata terutama Sapta Pesona mengenai arti pentingnya menjaga kebersihan terlebih di kawasan obyek wisata.
Ini tentu menjadi PEKERJAAN RUMAH buat pihak terkait terutama pengelola TMII, dinas pariwisata daerah, dan Kementerian Pariwisata yang membawahi masalah ini untuk terus mensosialisasikan sadar wisata dan sapta pesona lebih gencar dan tepat sasaran, bukan semata meraup wisatawan dalam dan luar negeri sebanyak-banyaknya.
Meskipun sempat diguyur hujan lebat hampir satu jam lebih, pengunjung yang datang ke TMII terus bertambah hingga jelang malam.
Rahasia ke empatnya, sebelumnya selama lima hari mulai tanggal 21 sampai 25 April 2014, TMII. Telah memberikan keuntungan bagi pengunjung yang membeli satu tiket dapat satu tiket gratis sehingga pengunjungpun ikut membengkak dibanding di luar program buy one get one itu.
Rahasia sukses kelima TMII meraup ratusan ribu pengunjungnya karena diramaikan sejumlah acara memikat.
Pada puncak HUT TMII, misalnyai semua anjungan serentak menggelar acara hiburan mulai dari live music dan lainnya.
Di Ajungan Sumatera Selatan misanya menyuguhkan sekitar 2.000 makan gratis empek-empek. Di Anjungan Aceh, pengunjung dihibur dengan hiburan musik dangdut dengan menampilkan penyanyi dangdut jebolan KDI dan Academy Dangdut Indonesia. Begitupun Anjungan Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Riau, dan Anjungan Bengkulu, juga tak mau kalah menjaring pengunjung dengan hiburan musik.
Begitupan pada penutupannya. Kata Suryandoro pada acara penutupan HUT ke-39 TMII yang jatuh pada Minggu, 27 Maret 2014 dimeriahkan dengan acara Pawai Budaya Nusantara dari 33 provinsi di tambah dengan Orkestra Musik Angklung, dan Gelar Tari Kembang Pesisiran Kolosal dari Banyuwangi, Jawa Timur di Plaza Tugu Api Pancasila, mulai siang hingga sore hari. “Diperkirakan pengunjung yang datang sekitar 40 ribu orang,” ungkapnya.
Jadi bila ditotal pengunjungnya selama sepuluh hari perayaan HUT ke-39 TMII mencapai 300 ribu orang. “Jumlah tersebut sudah melebihi target,” akunya.
Keberhasilan itu tentunya menguntungkan pengelola TMII. Namun sebaiknya saran-saran pengunjung seperti tersebut di atas harus didengar dan diindahkan agar pelaksanaan HUT ke-40 TMII tahun depan dan seterusnya serta perayaan besar lainnya menjadi lebih lancar dan sukses. Dengan begitu pengunjung yang datang walau ribuan, tetap merasakan kenyamanan dan kesenangan. Bukan justru hanya mendapat kelelahan dan kesemrautan karena terkena kemacetan yang luar biasa.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Pengunjung antri masuk pintu gerbang ingin menikmati HUT ke-39 TMII pada Minggu 20 April 2014.
2. Pengunjung menyemut sekaligus menyampah pas HUT ke-39 TMII.
3. Salah satu hiburan musik dangdut melayu di Anjungan Aceh saat HUT ke-39 TMII.
0 komentar:
Posting Komentar