. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 18 Februari 2014

Tumpeng Bukan Cuma Ada dalam Masyarakat Jawa

Tumpeng terlanjut identik dengan Jawa, itu bisa jadi. Tapi pakar kuliner Bondan Winarno dalam diskusi bertajuk Ikon Unggulan Kuliner Indonesia yang diadakan Forum Dialog Pariwisata (FDP) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta, beberapa waktu lalu mengatakan jangan bilang tumpeng jawani atau kejawa-jawaan atau kasarnya Jawa sentris. “Tumpeng bukan cuma ada dalam masyarakat Jawa,” jelasnya. 

Bondan menjelaskan tumpeng juga di temukan di sejumlah daerah lain di Indonesia, termasuk dalam masyarakat Dayak, Kalimantan yang nama daerahnya dikenal dengan panginan simpan.

Nasi dalam panginan simpan dicetak di buluh bambu. Lauknya sayur juhu pucuk rabung, tumis paria dan tempunya, laluntahan (lalapan)-nya rimbang bulu atau terung asam, sambal mangga, ikan goreng saluang, dadar telor bunyat behau, dan krupuk ikan sukamara.

Kata Bondan, tumpeng juga bisa dibuat ala Minang, Sulawesi, dan ala daerah lainnya. Bahkan dalam satu tumpeng bisa dimuat sampai 7 lauk dari berbagai provinsi sehingga disebut Tumpeng Tujuh Provinsi

Lauknya misalnya anyang dari Deli Melayu yakni sayur jantung pisang yang dicincang dengan ikan salai, ikannya dari Jogja mangot lele yang dipotong kecil-kecil atau ayam bumbu rujak dari Jogja, perkedel milu atau perkedel jagung khas Sulawesi Utara, kandas sarai yakni sambal suku dayak buat cocolan ikan, randang dari Minang, dan sate maranggi dari Purwakarta, Jawa Barat. “Dan tidak melulu nasi. Bisa saja singkong, nasi jagung, dan lainnya,” terangnya.

Di Payahkumbuh, Sumatera Barat menurut Bondan banyak warganya yang makan kacimuih, mirip ketimus kalau di Jawa yang terbuat dari singkong yang diparut lalu dikukus. “Jadi tak masalah nasi diganti kacimuih dengan lauk antara lain randang dan lainnya,” kata pria berjuluk “Maknyus” ini

Apa yang diungkap Bondan memang benar, sebenarnya tumpeng juga ada di beberapa daerah Indonesia. 

Di Papua pun penulis pernah menemukan tumpeng yang dinamakan Tumpeng Buah Merah. Bahan bakunya dari buah merah, buah tradisional khas Papua yang disebut kuansu atau nama ilmiahnya Pandanus Conoideus Lam

Bentuknya pun benar-benar tumpeng, kerucut. Namun teman makannya bukan lauk melainkan buah seperti tomat dan pisang. 

Di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara juga ada nasi serupa tumpeng, namanya pangupa yang disajikan setiap acara orang Batak seperti acara kelahiran anak, pernikahan, dan memasuki rumah baru. Kecuali acara kematian. Namun bentuknya tidak kerucut. 

Tumpeng menjadi ikon utama dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI). Pertanyaannya mengapa harus tumpeng dari sekian banyak makanan tradisional Indonesia? 

Bondan pun menjelaskan secara plating atau penyajian tumpeng unik. “Anda pergi ke Tibet dan kemanapun tidak akan menemukan tumpeng, sehingga itu yang memudahkan untuk dipromosikan,” terangnya. 

Dia menambahkan di Bali beberapa chef atau juru masak asing sudah menunjukan beberapa makanan yang mirip-mirip tumpeng, salah satunya gado-gado yang diplating berbentuk tumpeng. 

Menurut Bondan, Indonesia negara yang kaya kuliner tradisionalnya. Jika dikembangkan dengan kreatif seperti penyajiannya yang modern dan bagus serta terus dipromosikan secara tepat akan menarik minat orang, termasuk dari mancanegara untuk bertandang ke negeri ini. 

Naskah & Foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP