Kiat Aman Menikmati Kawah-Kawah Cantik Mematikan
Beberapa waktu lalu Kawah Timbang di Dieng dikunjungi wisatawan meski sedang bergejolak. Itu membuktikan kawah aktif tersebut punya pesona tersendiri mesti sebenarnya membahayakan. Masih banyak kawah aktif cantik mematikan lainnya yang diminati wisatawan. Kawah apa saja dan bagaimana menyiasati agar wisata belerang ini berjalan aman?
Indonesia dikarunai sejumlah kawah yang masih aktif, baik yang berada di puncak gunung maupun di lereng, sisa erupsi sebelumnya. Beberapa di antaranya sudah menjadi obyek wisata belerang yang ramai dikunjungi wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Bahkan ada sejumlah kawah yang kerap digunakan untuk berbagai aktivitas seperti syuting film, iklan, dan lainnya.
Di Pulau Jawa, selain Kawah Timbang masih ada puluhan kawah lainnya yang diminati pengunjung untuk berwisata maupun berobat. Sebut saja Kawah Sikidang, Kawah Gunung Tangkubanparahu, Kawah Ratu Gunung Salak, Kawah Putih, Kawah Kamojang, dan Kawah Gunung Papandayan.
Kawah Sikidang merupakan kawah terpopuler di Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Ciri khas kawah ini, uap air dan lava-nya muncul berpindah-pindah bahkan melompat, layaknya seekor kijang. Oleh karenyanya dinamakan Kawah Sikidang. Kidang berarti kijang.
Kawah Gunung Tangkubanparahu di ketinggian 1860 meter di atas permukaan laut (mdpl), Lembang, Kabupaten Bandung - Jawa Barat mampu menjaring 500 orang per hari. Dengan tiket masuk Rp 8.000 per orang meraup pendapatan sekitar Rp 3 juta per hari diluar tarif parkir dan lainnya.
Ada beberapa kawah di Gunung Tangakubanparahu ini. Kawah yang terbesar Kawah Ratu kemudian Kawah Upas. Disebagian bibir Kawah Ratu, banyak pedagang dan kios-kios yang menyediakan cenderamata, makanan atau minuman.
Kawah Kamojang berada sekitar 25 Km dari Garut dan 35 Km dari Bandung. Tiket masuknya Rp 5.000 per orang dan parkir Rp 2000 per sepeda motor. Ada beberapa kawah lain di kawah ini yakni Kawah Berecek dan Kawah Manuk.
Kawah Ratu Gunung Salak di ketinggian 1.338 mdpl diminati para pencinta alam dan pendaki gunung. Kawah seluas sekitar 30 hektar ini sepanjang hari kepundannya selalu mendidih dan mengeluarkan gas asam sulfida (H2S) dengan bau menyengat. Kadang dari lubang kawah utamanya mengeluarkan suara gemuruh akibat semburan uap air panas yang membentuk kabut.
Ada 3 jalur yang biasa dilalui pengunjung untuk sampai ke Kawah Ratu. Dua jalur dari Kabupaten Bogor yang terletak di sebelah Utara Gunung Salak, yakni Pasir Reungit dan Bumi Perkemahan Gunung Bunder. Jalur lainnya dari Bumi Perkemahan Cangkuang, Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Selatan Gunung Salak.
Kawah Putih Bandung di Selatan Kota Bandung, sekitar 46 Km atau 2,5 jam dari Kota Bandung juga ramai dikunjungi wisatawan. Kawah ini bekas kepundan Gunung Gunung Patuha di ketinggian sekitar 2.434 mdpl. Karena keindahannya, kawah ini kerap menjadi tempat photo prawedding, syuting video klip, iklan, film, dan sinetron.
Kawah Gunung Papandayan yang berada di Desa Sirna Jaya dan Desa Keramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat pun banyak pengunjungnya. Kawah yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar II ini berada 24 km dari Kota Garut.
Ada beberapa kawah lagi di Gunung Papandayan yang berketinggian 2.622 mdpl, yakni Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nagklat, dan Kawah 2002 yakni kawah baru hasil eruspi Gunung Papandayan pada 2002 silam.
Jangan Berlama-lama
Nah, biar kunjungan ke kawah-kawah cantik ini berjalan aman, pilih waktu kunjungan yang tepat. Sebaiknya hindari ke kawah yang sedang bergejolak atau aktivitas vulkanisnya meninggi.
Kalau pun ingin melihatnya tetap pada jarak aman yang sudah ditentukan pihak berwenang. Ingat kawah yang bergejolak biasanya menyemburkan uap panas dan gas beracun CO2 hasil dari proses vulkanis yang terjadi di dapur magma.
Jangan lupa membawa peralatan pendukung. Untuk menghalau bau belerang yang menyengat, tutup hidung dan mulut dengan masker yang baik. Bisa juga dengan sapu tangan dengan dilapisi kapas yang sudah diberi wewangian.
Jangan menyampah di kawah, selain merusak pemandangan, sisa sampah seperti plastik, putung rokok dan lainnya bisa menyumbat rekahan ataupun lubang kawah.
Meski di kawah, air hangat dan belerangnya diyakini dapat berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan rematik, sebaiknya jangan berlama-lama mandi, luluran, bersauna alam atau merebus telur. Terlebih bagi yang punya penyakit maag akut atau yang tak tahan bau belerang.
Sebaiknya tidak mengambil belerang dari lubang-lubang magma yang masih berfijar. Kalau berjalan hati-hati, jangan sampai menginjak rekahan kawah agar tidak terjeblos ke rekahan kawah.
Dan terakhir, kalau terlanjur menghirup gas beracun dan bau menusuk, segera lakukan pertolongan pertama, misalnya segera menurunkan ke tempat yang lebih rendah dan aman lalu minumkan air putih atau air kelapa ijo. Lalu secepatnya bawa ke rumah sakit terdekat untuk dicek lebih seksama.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Indonesia dikarunai sejumlah kawah yang masih aktif, baik yang berada di puncak gunung maupun di lereng, sisa erupsi sebelumnya. Beberapa di antaranya sudah menjadi obyek wisata belerang yang ramai dikunjungi wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Bahkan ada sejumlah kawah yang kerap digunakan untuk berbagai aktivitas seperti syuting film, iklan, dan lainnya.
Di Pulau Jawa, selain Kawah Timbang masih ada puluhan kawah lainnya yang diminati pengunjung untuk berwisata maupun berobat. Sebut saja Kawah Sikidang, Kawah Gunung Tangkubanparahu, Kawah Ratu Gunung Salak, Kawah Putih, Kawah Kamojang, dan Kawah Gunung Papandayan.
Kawah Sikidang merupakan kawah terpopuler di Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Ciri khas kawah ini, uap air dan lava-nya muncul berpindah-pindah bahkan melompat, layaknya seekor kijang. Oleh karenyanya dinamakan Kawah Sikidang. Kidang berarti kijang.
Kawah Gunung Tangkubanparahu di ketinggian 1860 meter di atas permukaan laut (mdpl), Lembang, Kabupaten Bandung - Jawa Barat mampu menjaring 500 orang per hari. Dengan tiket masuk Rp 8.000 per orang meraup pendapatan sekitar Rp 3 juta per hari diluar tarif parkir dan lainnya.
Ada beberapa kawah di Gunung Tangakubanparahu ini. Kawah yang terbesar Kawah Ratu kemudian Kawah Upas. Disebagian bibir Kawah Ratu, banyak pedagang dan kios-kios yang menyediakan cenderamata, makanan atau minuman.
Kawah Kamojang berada sekitar 25 Km dari Garut dan 35 Km dari Bandung. Tiket masuknya Rp 5.000 per orang dan parkir Rp 2000 per sepeda motor. Ada beberapa kawah lain di kawah ini yakni Kawah Berecek dan Kawah Manuk.
Kawah Ratu Gunung Salak di ketinggian 1.338 mdpl diminati para pencinta alam dan pendaki gunung. Kawah seluas sekitar 30 hektar ini sepanjang hari kepundannya selalu mendidih dan mengeluarkan gas asam sulfida (H2S) dengan bau menyengat. Kadang dari lubang kawah utamanya mengeluarkan suara gemuruh akibat semburan uap air panas yang membentuk kabut.
Ada 3 jalur yang biasa dilalui pengunjung untuk sampai ke Kawah Ratu. Dua jalur dari Kabupaten Bogor yang terletak di sebelah Utara Gunung Salak, yakni Pasir Reungit dan Bumi Perkemahan Gunung Bunder. Jalur lainnya dari Bumi Perkemahan Cangkuang, Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Selatan Gunung Salak.
Kawah Putih Bandung di Selatan Kota Bandung, sekitar 46 Km atau 2,5 jam dari Kota Bandung juga ramai dikunjungi wisatawan. Kawah ini bekas kepundan Gunung Gunung Patuha di ketinggian sekitar 2.434 mdpl. Karena keindahannya, kawah ini kerap menjadi tempat photo prawedding, syuting video klip, iklan, film, dan sinetron.
Kawah Gunung Papandayan yang berada di Desa Sirna Jaya dan Desa Keramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat pun banyak pengunjungnya. Kawah yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar II ini berada 24 km dari Kota Garut.
Ada beberapa kawah lagi di Gunung Papandayan yang berketinggian 2.622 mdpl, yakni Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nagklat, dan Kawah 2002 yakni kawah baru hasil eruspi Gunung Papandayan pada 2002 silam.
Jangan Berlama-lama
Nah, biar kunjungan ke kawah-kawah cantik ini berjalan aman, pilih waktu kunjungan yang tepat. Sebaiknya hindari ke kawah yang sedang bergejolak atau aktivitas vulkanisnya meninggi.
Kalau pun ingin melihatnya tetap pada jarak aman yang sudah ditentukan pihak berwenang. Ingat kawah yang bergejolak biasanya menyemburkan uap panas dan gas beracun CO2 hasil dari proses vulkanis yang terjadi di dapur magma.
Jangan lupa membawa peralatan pendukung. Untuk menghalau bau belerang yang menyengat, tutup hidung dan mulut dengan masker yang baik. Bisa juga dengan sapu tangan dengan dilapisi kapas yang sudah diberi wewangian.
Jangan menyampah di kawah, selain merusak pemandangan, sisa sampah seperti plastik, putung rokok dan lainnya bisa menyumbat rekahan ataupun lubang kawah.
Meski di kawah, air hangat dan belerangnya diyakini dapat berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan rematik, sebaiknya jangan berlama-lama mandi, luluran, bersauna alam atau merebus telur. Terlebih bagi yang punya penyakit maag akut atau yang tak tahan bau belerang.
Sebaiknya tidak mengambil belerang dari lubang-lubang magma yang masih berfijar. Kalau berjalan hati-hati, jangan sampai menginjak rekahan kawah agar tidak terjeblos ke rekahan kawah.
Dan terakhir, kalau terlanjur menghirup gas beracun dan bau menusuk, segera lakukan pertolongan pertama, misalnya segera menurunkan ke tempat yang lebih rendah dan aman lalu minumkan air putih atau air kelapa ijo. Lalu secepatnya bawa ke rumah sakit terdekat untuk dicek lebih seksama.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar