10 Tips Promosi Pariwisata Lewat Artis Dunia
Mendatangi artis kelas dunia ke obyek wisata, menjadi salah satu cara untuk memperomosikan pariwisata setempat. Cara ini dinilai cukup ampuh, dengan harapan dunia melihat kegiatan sang artis di obyek wisata yang dikunjungi, lalu warga dunia tertarik datang ke obyek tersebut dikemudian hari. Biar cara ini efektif dan hasilnya maksimal, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diperhatikan. Apa saja?
Mempromosikan obyek wisata denga mendatangi orang-orang terkenal atau fublic figure seperti artis bintang film, penyanyi dan lainnya sebenarnya bukan hal baru. Cara ini sudah lama dilakukan oleh sejumlah negara lain.
Di Indonesia, cara ini pun bukanlah sesuatu yang baru. Contoh Ubud di Bali dulu pernah mendatangkan seniman mancanegara untuk datang dan tinggal bersama masyarakat setempat. Hasilnya para seniman terkenal dari mancanegara yang diundang tersebut jatuh cianta dengan Ubud lalu menceritakan pesona Ubud ke teman-temannya hingga kemudian Ubud ramai dikunjungi wisman dan http://www.blogger.com/img/blank.gifmenjadi daerah tujuan wisata internasional seperti sekarang ini.
Dan kali ini giliran Richard Gere yang berkunjung ke Candi Borobudur atas undangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar). Hasilnya aktivitas sang aktor Hollywood ini pun diliput media.
Nah, agar cara mempromosikan pariwisata dengan mendatangkan artis dunia ini efektif sehingga biaya yang sudah dikeluarkan pemerintah itu tidak sia-sia, ikuti 10 (sepuluh) tips travelpluindonesia berikut ini;
1. Artis yang diundang harus tepat, baik menyangkut prestasinya di bidang yang digeluti maupun prestasi lain yang bertaraf internasional. Pemilihan Richard Gere datang ke Candi Borobudur dinilai sudah tepat, selain prestasinya di film tidak diragukan lagi, dia pun menjadi pemimpin International Campaign for Tibet (ICT) di samping memang beragama Budha.
2. Artis yang diundang harus sesuai dengan obyek wisata yang akan dikunjungi. Kalau obyek wisatanya bersifat religi, pilihlah artis yang religius. Kalau obyek wisatanya terkenal karena kesenian dan kerajinannya, undanglah artis yang yang menyukai atau mendalami hal-hal yang menyangkut seni, kerajinan dan lainnya.
3. Artis yang diundang harus bercitra positif atau berimej baik. Jangan mengundang artis dunia yang justru bercitra negatif atau kontroversial di negaranya. Justru akan berimbas buruk terhadap obyek wisata yang bakal dikunjungi karena dianggap cari sensasi, sekalipun tetap terekpose media.
4. Persiapkan dengan benar kegiatan yang harus dilakukan oleh artis yang didatangi sesuai tujuan utama yakni mengangkat atau mempromosikan obyek wisata tersebut. Jangan sampai artis tersebut membuat acara sendiri seenak dan semaunya.
5. Beri catatan atau tugas yang harus dilakukan oleh artis yang bersedia diundang untuk mempromosikan obyek wisata yang dikunjunginya. Jadi jangan karena dia artis dunia dan mau datang, terus kita menyanggupinya tanpa ada kompensasi yang dia berikan kepada kita selaku pengundang. Dengan kata lain harus ada take and give yang jelas dan saling menguntungkan.
6. Jika kegiatan tersebut sudah diatur sedemikian rupa, sebaiknya jangan sampai batal. Pembatalan kegiatan tersebut jelas selain membuat anggaran yang sudah dikeluarkan untuk itu mubazir, pun artis yang diundang bisa kecewa dan menilai panitia kurang siap atau tidak profesional.
7. Sebaiknya mengundang media, baik media nasional maupun internasional sebanyak mungkin untuk meliput kegiatan sang artis selama mengunjungi obyek wisata tersebut agar dunia tahu dengan begitu obyek wisata turut terpublikasikan. Sebaiknya artisnya diberitahu kalau nant ada peliputan sejumlah media. Tanpa pemberitaan media, kegiatan tersebut tidak akan terpublikasikan luas. Namun kehadiran media terutama fotografer harus diatur dan dijelaskan tata tertibnya seperti tidak boleh menggunakan lampu flash yang dapat menganggu kenyamanan sang artis.
8. Buat pendokumentasian kunjungan artis tersebut untuk berbagai keperluan misalnya film, iklan, bahan promosi pariwista dan lainya untuk disebarluaskan ke publik dengan catatan sudah mendapat persetujuan dari sang artis agar tidak menjadi persoalan dikemudian hari.
9. Buatlah agar sang artis aman, nyaman, dan terkesan, sehingga dia benar-benar senang dan bahkan jatuh cinta dengan obyek wisata yang dikunjungi. Jangan sebaliknya, karena keteledoran panitia baik dari segi keamanan, kenyaman membuat sang artis kecewa. Ini bisa jadi bumerang kalau sampai sang artis menceritakan hal tak enak atau kurang berkenan itu di negaranya dari mulut ke mulut, apalagi kalau disampaikannya lewat media.
10. Libatkan partisipasi masyarakat setempat dengan berbagai kreativitas yang membuat sang artis betah dan kagum. Misalnya melihat kerajinan tangan atau kreasi lain yang dibuat masyarakat setempat, dengan begitu kerajinan tersebut minimal dibeli sang artis dan ikut terpromosikan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Mempromosikan obyek wisata denga mendatangi orang-orang terkenal atau fublic figure seperti artis bintang film, penyanyi dan lainnya sebenarnya bukan hal baru. Cara ini sudah lama dilakukan oleh sejumlah negara lain.
Di Indonesia, cara ini pun bukanlah sesuatu yang baru. Contoh Ubud di Bali dulu pernah mendatangkan seniman mancanegara untuk datang dan tinggal bersama masyarakat setempat. Hasilnya para seniman terkenal dari mancanegara yang diundang tersebut jatuh cianta dengan Ubud lalu menceritakan pesona Ubud ke teman-temannya hingga kemudian Ubud ramai dikunjungi wisman dan http://www.blogger.com/img/blank.gifmenjadi daerah tujuan wisata internasional seperti sekarang ini.
Dan kali ini giliran Richard Gere yang berkunjung ke Candi Borobudur atas undangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar). Hasilnya aktivitas sang aktor Hollywood ini pun diliput media.
Nah, agar cara mempromosikan pariwisata dengan mendatangkan artis dunia ini efektif sehingga biaya yang sudah dikeluarkan pemerintah itu tidak sia-sia, ikuti 10 (sepuluh) tips travelpluindonesia berikut ini;
1. Artis yang diundang harus tepat, baik menyangkut prestasinya di bidang yang digeluti maupun prestasi lain yang bertaraf internasional. Pemilihan Richard Gere datang ke Candi Borobudur dinilai sudah tepat, selain prestasinya di film tidak diragukan lagi, dia pun menjadi pemimpin International Campaign for Tibet (ICT) di samping memang beragama Budha.
2. Artis yang diundang harus sesuai dengan obyek wisata yang akan dikunjungi. Kalau obyek wisatanya bersifat religi, pilihlah artis yang religius. Kalau obyek wisatanya terkenal karena kesenian dan kerajinannya, undanglah artis yang yang menyukai atau mendalami hal-hal yang menyangkut seni, kerajinan dan lainnya.
3. Artis yang diundang harus bercitra positif atau berimej baik. Jangan mengundang artis dunia yang justru bercitra negatif atau kontroversial di negaranya. Justru akan berimbas buruk terhadap obyek wisata yang bakal dikunjungi karena dianggap cari sensasi, sekalipun tetap terekpose media.
4. Persiapkan dengan benar kegiatan yang harus dilakukan oleh artis yang didatangi sesuai tujuan utama yakni mengangkat atau mempromosikan obyek wisata tersebut. Jangan sampai artis tersebut membuat acara sendiri seenak dan semaunya.
5. Beri catatan atau tugas yang harus dilakukan oleh artis yang bersedia diundang untuk mempromosikan obyek wisata yang dikunjunginya. Jadi jangan karena dia artis dunia dan mau datang, terus kita menyanggupinya tanpa ada kompensasi yang dia berikan kepada kita selaku pengundang. Dengan kata lain harus ada take and give yang jelas dan saling menguntungkan.
6. Jika kegiatan tersebut sudah diatur sedemikian rupa, sebaiknya jangan sampai batal. Pembatalan kegiatan tersebut jelas selain membuat anggaran yang sudah dikeluarkan untuk itu mubazir, pun artis yang diundang bisa kecewa dan menilai panitia kurang siap atau tidak profesional.
7. Sebaiknya mengundang media, baik media nasional maupun internasional sebanyak mungkin untuk meliput kegiatan sang artis selama mengunjungi obyek wisata tersebut agar dunia tahu dengan begitu obyek wisata turut terpublikasikan. Sebaiknya artisnya diberitahu kalau nant ada peliputan sejumlah media. Tanpa pemberitaan media, kegiatan tersebut tidak akan terpublikasikan luas. Namun kehadiran media terutama fotografer harus diatur dan dijelaskan tata tertibnya seperti tidak boleh menggunakan lampu flash yang dapat menganggu kenyamanan sang artis.
8. Buat pendokumentasian kunjungan artis tersebut untuk berbagai keperluan misalnya film, iklan, bahan promosi pariwista dan lainya untuk disebarluaskan ke publik dengan catatan sudah mendapat persetujuan dari sang artis agar tidak menjadi persoalan dikemudian hari.
9. Buatlah agar sang artis aman, nyaman, dan terkesan, sehingga dia benar-benar senang dan bahkan jatuh cinta dengan obyek wisata yang dikunjungi. Jangan sebaliknya, karena keteledoran panitia baik dari segi keamanan, kenyaman membuat sang artis kecewa. Ini bisa jadi bumerang kalau sampai sang artis menceritakan hal tak enak atau kurang berkenan itu di negaranya dari mulut ke mulut, apalagi kalau disampaikannya lewat media.
10. Libatkan partisipasi masyarakat setempat dengan berbagai kreativitas yang membuat sang artis betah dan kagum. Misalnya melihat kerajinan tangan atau kreasi lain yang dibuat masyarakat setempat, dengan begitu kerajinan tersebut minimal dibeli sang artis dan ikut terpromosikan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar