Mendaki Pegunungan Jayawijaya di Hari Bumi
Banyak cara untuk memperingati hari bumi yang jatuh hari ini, Kamis 22 April. Ada yang memberikan pohon dan masker di jalanan, berdemo di depan Mahkamah Konstitusi, dan ada juga yang membahas permasalahan global warming di salah satu puncak Pegunungan Jayawijaya.
Di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik Nusantara Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia Regional VI Sulsel memperingati Hari Bumi dengan aksi simpatik membagi-bagikan pohon dan masker kepada setiap pengguna jalan yang melintas di jalan.
Beberapa mahasiwa tersebut membawa miniatur bumi dari kertas dan keranda mayat bertuliskan Selamat Tinggal Hutanku, Selamat Datang Bencana Alam di flyover Makassar. Menurut salah seorang mahasiswa tujuan aksi tersebut untuk mengajak masyarakat segerak berbenah diri dan lingkungan serta menjaga kelestarian hutan dan lingkungan.
Di Jakarta, puluhan aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memperingati Hari Bumi dengan berdemo di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK).
Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberantas mafia hutan dan mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan eksploitasi sumber daya alam. Mereka juga mendesak pemerintah untuk mencabut izin-izin perusahaan yang merusak lingkungan hidup dan pelanggaran HAM.
Menurut pendemo, akibat ulah mafia hutan yang telah mengeksploitasi hutan tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah merusak ekologi hutan. Akibat eksploitasi yang menguras sumber daya alam, bumi Indonesia mengalami kerusakan hebat.
Di Papua, tepatnya di Pegunungan Jayawijaya, tim ekspedisi 7 Summits yang terdiri atas pendaki dari Wanadri memperingati Hari Bumi dengan membahas antara lain pemasalahan pemanasan bumi (global warming) di bentangan es Ngapulu, Puncak Soekarno, salah satu puncak Pegunungan Jayawijaya.
Sebelumnya, tim ini sudah berhasil menggapai Puncak Cartenz atau Ndugu-Ndugu (4.884m), 18 April lalu. Puncak tertinggi pegunungan Jawawijaya ini menjadi bagian pertama dari rencana pendakian ke tujuh puncak tertinggi di dunia.
Tim ekspedisi 7 Summits ini akan mendaki 6 puncak gunung tertinggi lainnya dalam rentang waktu satu tahun. Enam puncak gunung tertinggi dunia itu adalah Kilimanjoro (5892m) di Tanzania, Elbrus (5642m) di Rusia, VInson Massif (4897m) di Antartika, McKinley (6194m) di Alaska, Aconcagua (6962m) di Argentina, dan terakhir Puncak Everest (8850m) di Nepal.
Bagaimana dengan Anda?
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok.7summits.com
0 komentar:
Posting Komentar