Intip Masjid-Masjid Ajaib Kebal Tsunami
Tak semua bangun-an di pesisir Aceh yang hancur luluhlantah oleh gempa dan hempasan tsunami 5 tahun silam. Buktinya, masih ada yang tetap berdiri kokoh alias kebal tsunami hingga membuahkan kekaguman tersendiri. Salah satunya adalah masjid.
Di Banda Aceh, Ibukota Provinsi Aceh misalnya, ada Masjid Baiturrahim yang merupakan satu-satunya bangunan di pinggir Pantai Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa yang tetap berdiri kokoh meski diterjang gelombang dasyat tsunami. Sementara bangunan rumah dan lainnya rata dengan tanah.
Berkat keperkasaan masjid yang berada dekat kuburan massal ini dari amukan gempa dan tsunami, kini banyak wisatawan yang berdatangan untuk sekadar mengetahui kisah keperkasaannya atau keajaibannya itu. Ada juga yang sengaja datang untuk melihat dan memotret arsitekturnya maupun melakukan ibadah shalat dan lainnya.
Setelah direnovasi, masjid yang beriri tahun 1342 Hijriah itu tampil cantik dengan ornamen klasik bercat putih dan krem, lengkap dengan menara di sebelah kanan bangunan utama dan dua gapura di depan masjid.
Di depan gapura masjid ini, ada plang persegi empat berwarna putih dengan tulisan hitam berbahasa Indonesia, Arab, dan Inggris yang berbunyi “Perhatian: Anda memasuki kawasan wajib mengenakan busana muslim/muslimah”.
Di depan sebelah kiri masjid ini, ada sebuah Koperasi Anak Yatim yang menjual beragam souvenir dan oleh-oleh khas Aceh seperti aneka kerajinan dari rotan, tas, rencong, kopiah, bros, kopi Aceh, kopi Gayo, dan lainnya.
Yang juga menarik perhatian, di depan sebelah kiri koperasi ini ada plang bercat biru bertuliskan Zona Bahaya Tsunami lengkap dengan gambar orang sedang berlari ke bukit menghindari riak tsunami. Di bawah gambarnya, ada tulisan putih dalam bahasa Aceh dan Indonesia yang berbunyi meunyoe geumpa rayeuk plung laju ke teumpat yang manyang, bek to laot yang artinya “jika terjadi gempa segera menjauhi pantai/lari ke tempat yang tinggi”.
Masih Jadi Ikon
Masjid Baiturrahman di pusat Banda Aceh yang letaknya agak jauh dari pantai juga tak luput dari terjangan tsunami ketika itu. Namun masjid ini bukan cuma tetap kokoh tapi juga berhasil menyelamatkan sejumlah orang dari amukan gelombang air laut kala itu.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia sebelum menghadiri peringatan 5 tahun tsunami di Banda Aceh (26/12) bersama rombangan media yang dibawa oleh Direktorat MICE, Depbudpar, kondisi masjid yang dibangun tahun 1292 atau abad ke 13 ini semakin baik. Perbaikan dilakukan disana-sini hingga kini tampil lebih bersih dan anggun.
Uniknya ratusan burung kecil justru semakin banyak yang bermalam di masjid ini, terutama di bagian depan masjid, termasuk di dinding tempat jam besar bulat menempel. Burung-burung tersebut berdatangan jelang malam.
Pengunjungnya pun tetap ramai, baik jamaah yang ingin shalat maupun wisatawan lokal yang berwisata atau melakukan pengambilan foto prewedding. Wisatawan dari luar Aceh dan beberapa pasang turis asing juga terlihat. Umumnya wisatawan yang datang ingin menikmati arsitektur paduan Eropa, Turki dengan sentuhan Islam dan tradisional masjid ini, dan tak lupa foto diri berlatarbelakang masjid indah ini.
Pengunjung Masjid Raya Banda Aceh ini ramai sejak pagi hingga malam. Ketika malam berangsur menyelimuti langit di atas Masjid Raya Baiturrahman, pesona keindahan masjid raya ini tak lantas memudar. Lampu-lampu masjid dan bayangan bangunan yang terpantul di air kolam di depan masjid, justru menghadirkan pesona tersendiri. Tak berlebihan di kala malam merayap, masih banyak pengunjung yang datang untuk menikmati dan mengabadikan keindahannya.
Adah kisah unik tentang masjid ini ketika diterjang tsunami. Konon ada orang yang melihat masjid ini terangkat dengan sendirinya hingga menyelamatkan ratusan orang di dalamnya dari terjangan tsunami. Benar tidaknya cerita itu, yang pasti kian menambah keyakinan banyak orang akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan.
Kendati bermunculan obyek wisata baru pascatsunami, masjid raya ini tetap menjadi ikon pariwisata Banda Aceh bahkan Provinsi Aceh. Hingga ada anggapan, kalau belum ke masjid ini saat ke Aceh untuk urusan bisnis, rapat, konvensi, pameran, maupun berwisata belumlah sempurna. Yang membanggakan lagi, masjid ini masuk dalam 10 besar masjid-masjid terindah di dunia.
Masih ada sejumlah masjid kebal tsunami yang ada di beberapa tempat seperti Masjid Rahmatullah atau Masjid Lampuuk di Desa Lampuuk, Kecamatan Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar. Masjid yang berada sekitar 500 meter dari bibir Pantai Lampuuk ini tetap berdiri kokoh, sementara bangunan di kiri kanannya hancur tak tersisa termasuk deretan pohon cemara dan kelapa yang tercabut dari akarnya hingga tumbang dan terseret ratusan meter. Masjid yang sebelum tsunami diresmikan pada 12 September 1997 oleh Gubernur DI Aceh Prof. Syamsuddin Mahmud, kini sudah direnovasi hingga tampil lebih cantik.
Selain itu ada Masjid Raya Teuku Cik Maharaja di Peukan Bada, Masjid dekat obyek wisata spritual Kuburan Syiah Kuala, Masjid di Ujung Karang, Melauboh, dan masjid-masjid ajaib lainnya.
Sayang, bila tak mengunjungi masjid-masjid ajaib kebal tsunami seperti tertera di atas selagi berada di Tanah Rencong ini. Pasalnya, selain kini tampil lebih anggun, cantik, dan menarik, pasti ada saja kisah tentang keperkasaan atau keajaibannya hingga masjid-masjid tersebut mampu bertahan dari hantaman gempa dan terjangan tsunami dasyat kala itu. Kisah keajaiban dan kekebalannya itu, pastinya bakal menebalkan keimanan dan kesadaran untuk selalu mematuhi perintahNya.
Tips Perjalanan
Berwisata spritual ke masjid manapun termasuk di Banda Aceh dan wilayah lain di Provinsi Aceh, sebaiknya mematuhi aturan. Bila Anda wanita dewasa sebaiknya mengenakan pakaian muslimah atau minimal berkerudung sedangkan pria dewasa sebaiknya mengenakan pakaian yang santun seperti baju koko dan celana panjang.
Saat berkunjung ke masjid-masjid bersejarah, berasitektur unik, kuno atau megah dan indah, ada baiknya sekalian menjalankan kewajiban sebagai muslim seperti shalat wajib dan sunat, tadarusan, salawat badar atau ber-zikir dan berdoa.
Bila ingin mengabadikan gambar di dalam masjid, sebaiknya jangan sampai mengganggu jamaah yang sedang beribadah. Jagalah sikap. Jangan gaduh, tertawa atau bercanda berlebihan.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar