Classic Chrisye Diserbu Artis, Pejabat & Ekspatriat

Konser Classic Chrisye semalam (12/10) di The Ritz Carlton Ballroom Pacific Place, Jakarta bukan cuma ditonton penggemar fanatik lokalnya tapi juga sejumlah artis, pejabat, dan ekspatriat asing alias bule. Apa daya tariknya dan seperti apa konser yang berlangsung di venue megah ini?

Konser dibuka dengan penampilan penyanyi cilik Wisanggeni dengan tembang lawas Lilin-Lilin Kecil tepat pukul 8.30 malam. Dilanjutkan dua nomor beraroma Bali yang dilatunkan Memes, lengkap dengan sejumlah penari latar yang menarikan tari pendet.

Sarah Sechan yang tampil kocak selaku host menyapa penonton dan mengajak Addie MS selaku music director, menceritakan sedikit mengapa konser ini bertajuk Classic Chrisye. “Karya lawas Chrisye dan sejumlah lagu ciptaan musisi andal era 70 dan 80-an sangat pantas disuguhkan kembali dalam format konser besar agar masyarakat terutama penggemarnya dapat mengapresiasi karya-karya lama yang pernah dipopulerkannya,” jelas Addie yang menjadi konduktor Twilite Orchestra-nya.

Merepih Alam karya pertama Chrisye yang direkam dibawakan Sherina. “...Bawa aku serta berlayar menuju pantai harapan bersamamu, oh asmara, oh asmara, insanmu menempuh rindu,” penggalan lagu indah itu dilantunkan penuh penjiwaan oleh penyanyi beranjak dewasa yang tampil matang dalam balutan gaun kemben putih.

Utha Likumahuwa tampil masih dengan dress code serba putih lewat lagu Serasa. Meski badannya terlihat kurus, namun vokal Utha tetap prima. Disusul komentar Erros Djarot mengani pribadi dan karya Chrisye. Sherina tampil lagi membawakan Merpati Putih karya fenomenal Erros Djarot.

Dilanjutkan tembang-tembang tentang cinta yang dulu merajai musik Indonesia seperti Galih dan Ratna yang dibawakan grup d’Cinnamon secara akustik. Kekhasan warna suara vokalis grup baru ini membuat lagu yang pernah difilmkan ini berbeda dan lebih kekinian.

Afgan dengan suara dasyatnya tampil membawakan lagu Malam Pertama karya Yockie Suryoprayogo & Erros Djarot. Dilanjutkan Utha Likumahuwa menyanyikan tembang semi ngebeat dengan para penari latar berkostum khas 80-an.

Penonton memberi applaus saat Vina membawakan tembang populer bertajuk “Cinta” karya Chrisye, Addie MS, & Adji Sutama. Penonton ikut bernyanyi mengikuti keunikan vokal si Burung Camar itu. “Bawalah daku selalu dalam mimpimu, dilangkahmu serta hidupmu. Genggamlah daku kini juga nanti, harapan di hatiku, bawalah diriku slamanya,” begitu penggalan liriknya.

Noor Bersaudara kemudian tampil membawakan Lestariku karya Chrisye dan Junaedi Salam. Menurut salh satu personilnya, lagu tersebut yang membuat Yanthi Noor jatuh cinta dengan Chrisye. “Kuingat dan kau bawa serta, dalam alunan nada lestariku bicara...” begitu penggal liriknya.

Anak Sekolah
Oddie Agam menjadi penampil berikut dengan membawakan tembang Anak Sekolah sambil bermain piano. Yang menarik dan buat penonton tertawa, gaya. dan tingkah kocak Sarah Sechan yang berusaha keras menyanyikan lagu itu meski suaranya amburadul. “Aku bangga lagu karyaku itu dibawakan oleh Chrisye,” kata Oddie Agam.

Dilanjutkan lagu Hip-Hip Hura-Hura yang dibawakan seru oleh Oddie Agam, Sherina, Memes, dan Utha Likumahuwa beserta penari latar berkostum dan berkoreograpi 8o-an.

Armand Maulana tampil dengan iringan gitar Dewa Budjana membawakan lagu Sendiri. Vokal Armand yang eksplorasif membuat lagu ini terdengar megah dan tentu klasik. Armand patut mendapat applaus riuh penonton. “Almarhum pernah ajak Gigi di konser tunggalnya. Dan Gigi pun pernah mengikutsertakan almarhum pada konser tahun 2000. Saya bangga banget tampil di konser ini,” jawab Armand saat ditanya Addie MS seputar almarhum Chrisye.

Saat Armand berduet dengan Vina Panduwinata dalam lagu Kisah Insani karya Chrisye & Erros Djarot, kembali applaus penonton terdengar. Kekhasan kedua vokal penyanyi ini membuat lagu ini punya kekuatan lebih.

Achmad Albar tampil dengan vokal gagah dan berkharisma membawakan lagu Anak Jalanan karya Guruh Soekarno Putra. “Satu yang tak bisa saya lupa dengan Chrisye, gaya bernyanyinya yang lucu dan sederhana, tapi itulah kekuatannya,” kata Iyek disela-sela aksinya sambil mengikuti gaya khas Chrisye saat membawakan lagu riang.

Sebelum Yockie Suryoprayogo memperlihatkan kepiawaiannya bernain piano, dia sempat mengatakan seputar ambisi almarhum yang belum terekpose media. “Chrisye dulu berupaya menembus batas-batas lokal dalam musiknya dan dia mampu membentuk budaya pop lokal yang universal,” jelas Yockie.

Selanjutnya Yockie yang disebut Addie sebagai salah satu guru musiknya, mengiringi Afgan membawakan lagu bertajuk Sabda Alam karta Chrisye dan Junaedi Salam, lalu lagu Juwita karya Yockie S dan Chrisye. Afgan dengan warna vokalnya yang bulat dan tebal, terkesan asyik menyanyi sendiri dengan aksen berlebih. Menakjubkan tapi kurang memberi peluang buat penonton ikut bernyanyi.

Sesi berikutnya ditampilkan visualisasi dan pendapat dari anak-anak dan istri Chrisye. Mulai dari sikembar Pasha & Masha, Risty & Annisa. “I really-really miss you so much,” kata Annisa. Disusul pendapat Yanthi Noor, istri Chrisye. “Saya dan anak-anak berterimakasih buat Anda semua. Dengan adanya konser ini, minimal kami tidak merasa sendiri dan dapat melewati masa-masa sulit,” katanya yang membuat beberapa penonton menitikkan airmata haru.

Sebagai penutup seluruh penyanyi dan musisi pendukung tampil membawakan secara koor lagu Terima Kasih karya Adji Soetama. Penonton ikut berdiri.

Meski tak sebagus konser tunggal Chrisye beberapa tahun silam, namun konser ini ternyata mampu menyedot perhatian sejumlah penggemar fanatiknya, termasuk sejumlah artis dan ekspatriat bule.

Pejabat yang hadir antara lain Menkeu Sri Mulyani dan Menpora Adhyaksa Dault. Sementara selebritis yang terlihat antara lain Eko Patrio bersama Viona, Syahnaz Haque, Rima Melati, Shelomita, Danny Dahlan, dan tentu saja Marsella Zalianty yang mengandeng pria bule yang sudah berumur sehingga menarik perhatian sejumlah media.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yaho.com)