Keajaiban Bambu di Festival Bambu Nusantara 3

Kata siapa kodrat bambu cuma menjadi bahan bangunan, atau sekadar sebagai bahan baku aneka kerajinan dan alat musik seperti angklung dan suling. Coba saja datang ke Festival Bambu Nusantara 3 di Bandung pertengahan Oktober ini. Anda bakal menemukan sejumlah keajaiban lain dari bambu. Penasaran?

Mungkin orang sudah tahu seruling bambu dan angklung itu biasa dimainkan orang Sunda, atau serunai oleh orang Minang, kolintang oleh masyarakat Sulawesi Utara dan musik bambu oleh sejumlah warga di kawasan Indonesia Timur. Tapi mungkin baru segelincir orang yang tahu bahwa musik dari bambu, entah itu yang ditiup maupun dipukul merupakan produk budaya orang Indonesia sejak lama. Buktinya di Candi Borobudur ada relief orang sedang meniup seruling bambu sebagaimana tertera dalam buku History of Java karya monumental Sir Thomas Standford Raffles.

Menurut Presiden Republik Entertainment Wawan Juanda yang menggagas Festival Bambu Nusantara, kini musik bambu telah berkembang pesat dan berkolaborasi dengan alat-alat musik modern. Untuk memperkenalkan dan melestarikan bermacam musik bambu sebagai aset budaya daerah dan sekaligus sebagai produk asli Indonesia, dibentuklah acara Festival Bambu Nusantara.

Nah, di Festival Bambu Nusantara ketiga yang akan berlangsung selama dua hari, tepatnya 17-18 Oktober 2009, di Mall Parisj Van Java, Jalan Sukajadi Bandung, Jawa Barat, mulai pukul 14.00 – 22.00 WIB. Di sana, Anda akan mendapatkan suguhan bermacam permainan musik bambu tradisional dari berbagai etnis daerah di Indonesia yang terangkum dalam acara Bambu Indigenous yang terdiri atas Parade Angklung, Bambu Karawitan, Seruling Nusantara, dan Bambu Variety. “Serta tak ketinggalan pameran angklung dengan harapan kelak ada Museum Angklung Indonesia,” harap Wawan.

Yang menarik, di festival ini Anda juga bakal disuguhi keajaiban lain dari bambu berupa musik bambu kontemporer, yakni kolaborasi bambu dengan orkestra dan juga genre musik lain seperti pop, rock, samba, hip hop, dan jazz.

Selain musik, Anda juga bisa melakukan berbagai kegiatan bernilai edukasi seperti workshop bambu untuk membuat mainan dan alat rumah tangga, pemutaran film, pameran foto, karnaval, pameran kuliner, seminar bambu serta cara penanaman pohon bambu. Bahkan di festival ini Anda juga bisa melihat keajaiban berikutnya dari bambu berupa fashion bermacam pakaian yang terbuat dari bambu.

Minus Bambu Gila
Dalam buku Histoy of Jawa, Raffles mengatakan bahwa bambu bukan cuma di Jawa Barat. Tumbuhan ini juga tumbuh di luar Jawa Barat, bahkan Sumatera, Bali serta di kawasan Indonesia Timur.

Jadi wajar kalau banyak juga alat musik bambu dan permainan tradisional yang menggunakan bambu di luar Jawa. Misalnya permainan Bambu Gila di Maluku. Sayangnya, di Festival Nusantara Bambu ketiga ini, permainan tersebut tidak disuguhkan lantaran berbenturan dengan kendala teknis. “Festival kali ini memang menampilkan aneka musik bambu terutama dari Jawa, Sumatera, dan Bali. Festival Bambu Nusantara berikutnya, bermacam musik, permainan, dan kerajinan bambu dari wilayah Timur lainnya yang akan ditampilkan,” jelas Wawan.

Mengenai mall sebagai venue Festival Bambu Nusantara ketiga, menurut Wawan karena di mall bisa lebih mudah memperkenalkan segala macam produk bambu ke masyarakat daripada digelar di galeri ataupun di gedung konser. “Mall sekarang sudah menjadi tempat kumpul anak muda dan keluarga. Kalau di galeri atau gedung konser seperti festival sebelumnya terkesan eksklusif dan berjarak dengan pengunjung” jelas Wawan yang memprediksi jumlah pengunjung yang akan datang ke mall saat festival ini berlangsung sekitar 40.000 orang.

Nah, bila Anda ingin menikmati keajaiban lain dari bambu di Festival Bambu Nusantara ketiga di Bandung nanti, sebaiknya booking kamar jauh-jauh hari agar tidak kehabisan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)