. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 18 November 2025

11 Kiat Jelajah Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, Biar Nyaman dan Bermanfaat


Punya rencana menjelajahi Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang (Gunung Argopuro) di Jawa Timur tahun depan? Nah, biar penjelajahan Anda berlangsung nyaman dan bermanfaat, ada baiknya menerapkan 11 (sebelas) kiat versi TravelPlus Indonesia ini.

Kiat pertama, sebelum berangkat sebaiknya mengumpulkan bermacam informasi terkait Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, termasuk peraturan yang berlaku serta informasi mengenai apakah kegiatan kunjungan wisata termasuk pendakian Gunung Argopuro dibuka atau justru tengah ditutup sementara karena terkait kondisi cuaca dan lainnya.

Informasi tersebut bisa Anda dapatkan dengan cara menghubungi pihak pengelolanya dalam hal ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim). Bisa juga dari ragam akun media sosial dan laman situs atau media online yang menginformasikan pendakian Gunung Argopuro. Cara lain dengan menghubungi pemilik basecamp (BC) yang dituju, baik itu BC di Baderan (Kabupaten Situbondo) maupun di Bermi (Kabupaten Probolinggo) atau bisa juga mengontak porter setempat.

Kiat yang kedua mengindahkan peraturan yang berlaku antara lain melakukan pemesan, pembayaran, dan registrasi melalui website https://tiket.bbksdajatim.org, membawa surat keterangan sehat (tertanggal 3 hari sebelum kunjungan), tidak melakukan pendakian secara tektok serta minimal 2 orang dalam 1 kelompok (dilarang sendirian atau solo hiking), serta dilarang berenang dan MCK di Sungai Kalbu (Sabana Sikasur) dan Danau Taman Hidup.


Berikutnya atau kiat ketiga, menyesuaikan dengan batasan umur dan kemampuan fisik.

Kalau Anda berusia di atas 18 tahun - 55 tahun serta dalam kondisi sehat (baik/bagus) secara fisik dan mental serta stamina sedang oke (prima) ditambah punya pengalaman mendaki sejumlah gunung, bisa memilih melakukan pendakian ke Puncak Gunung Argopuro secara melintas atau dengan kata lain menempuh jalur pendakian terpanjang se-Jawa. Pilihan ini menjadi dambaan banyak pendaki karena bergengsi alias berdaya tarik lebih. Boleh dibilang jalur pendakiannya memuaskan sekalipun melelahkan.

Caranya ada dua yakni melakukan pendakian dari Baderan - Bermi atau sebaliknya dari Bermi - Baderan dengan durasi masing-masing minimal 4 hari 3 malam atau bisa lebih.

Bagaimana jika merasa kurang sanggup baik secara fisik-mental maupun ketersediaan waktu? Tenang Anda bisa memilih cara pendakian yang kedua yakni melakukan pendakian ke Puncak Argopuro secara tidak melintas.

Pilihannya ada dua yakni dari Baderan ke Puncak Argopuro lalu turun kembali ke Baderan, durasinya minimal 3 hari 2 malam. Pilihan lain dari Bermi ke puncak Argopuro lalu turun ke Bermi juga dengan durasi yang sama.

Kalau masih merasa keberatan dan tak ingin muncak (ke Puncak Argopuro karena sudah pernah), pilih saja cara yang ketiga ini yang juga memiliki dua pilihan, yakni melakukan pendakian dari Bermi ke Danau Taman Hidup (nge-camp semalam) lalu turun ke Bermi atau dari Baderan ke Sabana Sikasur (nge-camp semalam) lalu turun ke Baderan.

Cara yang ketiga tersebut juga dapat dilakukan bila Anda sudah pernah melakukan pendakian secara melintas maupun tidak melintas namun ingin menjelajah SM DT Yang lagi, karena merasa belum puas dan ingin mengeksplore lebih jauh lokasi nge-camp di Sikasur ataupun Danau Taman Hidup.


Perlengkapan & Logistik 
Kiat keempat, membawa perlengkapan pendakian antara lain sepatu yang nyaman (kuat/tidak mudah jebol dan tidak licin alasnya) serta beberapa pasang kaos kaki serta sandal (biar enak kalau buat mondar-mandir di lokasi nge-camp).

Jangan lupa perlengkapan tidur (tenda anti rembes, matras, sleeping bag, bantal tiup, pakaian tidur yang kering, balaklava, dan kaos kaki serta sarung tangan). Berikutnya pakaian untuk treking usahakan memakai celana panjang yang mudah kering dan kaos lengan panjang yang mudah menyerap keringat serta pelindung kepala (pet/topi rimba), dan sarung tangan.

Jangan ketinggalan bawa jas hujan/ponco, jaket/sweater, dan rain coat serta salinan atau pakaian ganti untuk pulang.

Kiat kelima, membawa logistik yang praktis, bernutrisi, dan ramah lingkungan untuk makan dan minum selama pendakian serta emergency food (makan dan minum cadangan) untuk jaga-jaga bila terjadi kondisi darurat.

Selanjutnya atau kiat keenam, menggunakan jasa ojek gunung untuk menghemat tenaga dan waktu. Kalau dari Baderan bisa naik ojek tersebut dari BC sampai portal (setelah Pos Mata Air l) dengan ongkos Rp 180 ribu per orang. Begitupun saat turunnya jika tidak melintas.

Kalau melintas atau turun ke Bermi, bisa naik ojek dari Pos 3 ke BC pak Arifin di Bermi. Ongkosnya Rp150 ribu per orang.

Kiat ketujuh, memakai jasa porter lokal terlebih kalau pendakian dilakukan secara melintas, Baderan - Bermi atau sebaliknya. Menurut Cak Bahrul, salah seorang porter sekaligus pemandu (guide), tarif per porter Rp 1,4 juta sedangkan pemandu Rp 1,6 juta untuk pendakian melintas Baderan - Bermi durasi 4 hari 3 malam.


Berikutnya atau kiat kedelapan, sesuaikan dengan atmosfer/suasana pendakian yang ingin dirasakan. Misalnya kalau ingin mendapatkan suasana pendakian yang agak syahdu, berkabut, dan sejuk alias tidak terlalu panas, sebaiknya pilih waktu pendakian di awal musim hujan atau saat pancaroba yakni masa peralihan dari musim panas ke musim hujan antara bulan September -.November.

Sebaliknya bila ingin mendapatkan atmosfer yang cerah, pilihannya mendaki saat musim kemarau (Mei - Agustus).

Kiat kesembilan, supaya pendakian punya manfaat lebih, isi dengan berbagai aktivitas positif antara lain mengabadikan (memotret/merekam) flona (flora dan fauna) menarik dan atau peninggalan sejarah yang ditemui di sepanjang jalur pendakian, setiap pos, dan camp area atau di kawasan puncak-puncaknya.

Perlu dicatat, pendokumentasian cukup dengan menggunakan kamera HP. Tidak diperkenankan menerbangkan drone (harus izin khusus melalui Humas Kementerian Kehutanan RI).

Ramah Lingkungan 
Selanjutnya atau kiat kesepuluh, menerapkan pendakian ramah lingkungan. Minimal membawa turun sampah logistik sendiri terutama yang kemasan plastik sampai BC dengan menggunakan trash bag, tidak melakukan aksi vandalisme, tidak mencemari sumber air, tidak berburu satwa apapun, tidak memetik bunga apapun, dan tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan kebakaran.


Kiat terakhir atau kesebelas jangan lupa memborong aneka merchandise Argopuro di BC Baderan ataupun Bermi antara lain kaos, topi, aneka gantungan kunci, stiker, dan emblem untuk diri sendiri ataupun sebagai buah tangan buat keluarga, kerabat ataupun sahabat.

Dengan membeli bermacam merchandise tersebut atau belanja makan/minum, kerajinan tangan, dan lainnya di warung warga setempat, secara otomatis kehadiran Anda sebagai pendaki sudah bermanfaat ikut pula membantu menambah pendapatan/penghasilan mereka.

Naskah & foto: Adji TravelPlus (IG @adjitropis, TikTok @faktawisata.id & YouTube @kelana180)

Captions:
1. Plang kawasan Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi (DT) Yang di Jawa Timur yang mana di dalamnya terdapat Gunung Argopuro berketinggian 3.088 Mdpl.
2. Puncak Argopuro menjadi tujuan utama banyak pendaki menjelajahi SM DT Yang.
3. Portal, batas pendaki menggunakan jas ojek Gunung Argopuro dari basecamp (BC) Baderan, Kabupaten Situbondo.
4. Danau Taman Hidup salah satu camp area favorit pendaki yang melakukan pendakian Gunung Argopuro secara melintas Baderan - Bermi maupun tidak melintas dari Bermi kembali turun ke Bermi.
5. Topi pet Argopuro, salah satu merchandise yang dijual di BC Cak Arifin di Bermi, Kabupaten Probolinggo.


Read more...

Punya Lima Keistimewaan Utama, Argopuro Masuk Daftar Pendakian Gunung Berdaya Tarik Lebih


Memiliki sekurangnya lima
keistimewaan utama, membuat banyak pendaki yang mewajibkan (mengharuskan) Argopuro masuk dalam daftar pendakian gunung berdaya tarik lebih. Tak sedikit yang beranggapan, minimal sekali seumur hidup menggapai puncak gunung di Jawa Timur tersebut.

Kelima keistimewaan utama Argopuro ini, TravelPlus Indonesia racik dari hasil amatan langsung dengan melakukan pendakian secara melintas dari Baderan yang berada di Kabupaten Situbondo ke Bermi (bukan Bremi) di Kabupaten Probolinggo, baru-baru ini tepatnya November 2025 (musim hujan), ditambah data dari berbagai sumber.

Keistimewaan utama Argopuro yang pertama, termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Artinya Argopuro merupakan kawasan konservasi yang dilindungi oleh undang-undang dan setiap pengunjung yang bertandang termasuk pendaki wajib mengindahkan peraturannya.

Apa itu suaka margasatwa? Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, suaka margasatwa merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

Adapun tujuan utama dibangunnya suaka margasatwa untuk melestarikan dan menjaga habitat satwa baik yang dilindungi maupun tidak, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan penelitian, peningkatan ilmu pengetahuan, keperluan pendidikan, dan penunjang program budidaya termasuk pariwisata.


Nah, Dataran Tinggi Yang ditetapkan sebagai suaka margasatwa karena di dalam kawasannya menjadi habitat sejumlah satwa antara lain Rusa Timor (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus scrofa dan Sus verocosus–verocosus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Musang (Mustela flavigola dan Mustela lutreola), dan Lutung Jawa (Tracypithecus auratus).

Juga menjadi rumah bagi bermacam jenis burung antara lain Elang (Falconidae), Ayam Hutan (Gallus varius dan Gallus gallus), dan Burung Merak (Pavo muticus).

Pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Gunung Argopuro secara melintas dari Baderan - Bermi, kalau beruntung kemungkinan besar bisa melihat dan atau mengabadikan satwa ikoniknya yakni Burung Merak di beberapa titik antara lain di Sabana Sikasur sebagaimana TravelPlus Indonesia melihatnya dari jarak cukup dekat.

Sebagai catatan Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi (DT) Yang merupakan salah satu SM yang berada dibawah pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim), Kementerian Kehutanan RI.

Di beberapa media online dan konten video, tak sedikit penulis/pembuatnya menulis atau menyebut SM DT Hyang ataupun SM Pegunungan Hyang. Setelah dikonfirmasi hal tersebut lewat pesan WA, Kepala BBKSDA Jatim Nur Patria menjelaskan bahwa pemerintah menamakan atau menyebutnya dengan nama atau sebutan SM DT Yang sebagaimana tertera di beberapa plang di kawasan konservasi tersebut.

Dilansir dari laman BBKSDA Jatim, kawasan DT Yang ditunjuk sebagai SM berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria Nomor : SK/12/PA/1962 tanggal 5 Mei 1962 dengan luas 14.145 hektar. Berdasarkan pengukuran penataan batas yang telah dilaksanakan pada tahun 1986, luas kawasan SM DT Yang menjadi 14.177,00 Ha.

Berdasarkan administrasi pemerintahan, kawasan SM DT Yang terletak di 4 wilayah kabupaten di Jatim yakni Kabupaten Probolinggo dengan luas 7.452,00 Ha, Kabupaten Situbondo (1.075,00 Ha), Kabupaten Bondowoso (1.275,00 Ha), dan Kabupaten Jember (4.375,00 Ha).

Dilihat dari ketinggian tempatnya, kawasan ini terletak pada ketinggian antara 1.900  – 3.088 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang merupakan puncak dari Gunung Argopuro.


Keistimewaan utama Argopuro yang kedua adalah jalur pendakiannya terutama dari Baderan, didominasi sederet sabana (savana). Tercatat ada sabana dengan bentangan yang amat luas bak hamparan permadani raksasa yakni Sabana Kecil, Sabana Besar, Sabana Sikasur (belakangan ini banyak yang menyebutnya Cikasur), dan Sabana Lonceng.

Sabana Kecil berada setelah Pos Mata Air ll. Sabana Besar terdapat plang berukuran cukup besar, bertuliskan 'Jangan Membakar Hutan'.

Sabana Sikasur menjadi tempat nge-camp (mendirikan tenda) pada malam pertama bagi para pendaki yang melakukan pendakian secara melintas. Keistimewaan di Sabana ini terdapat sumber air yang disebut Sungai Kalbu (banyak pula yang menyebut/menulisnya Sungai Qolbu).

Saat ini, lebar badan sungai yang berair tenang dan dingin tersebut sebagian besar tertutup tanaman selada air.

Adapun Sabana lonceng yang berada di ketinggian sekitar 2 .975 Mdpl sebagaimana tertera di plang kayu, menjadi camp area pada malam kedua pendakian.

Lokasinya berada persis dibawah tiga Puncak Rengganis, Argopuro dan Hyang (Arca) sehingga kerap dijadikan tempat nge-camp pendaki sebelum menggapai tiga puncak tersebut.

Dilansir dari laman BBKSDA Jatim, ekosistem sabana di SM DT Yang terjadi akibat kerusakan hutan yang terus menerus karena adanya kebakaran. Adapun jenis tanaman di ekosistem ini antara lain Alang-alang (Imperata cylindrica), Pennisetum alopecurodies, Euphorbia sp dan Pteridium sp.


Beberapa tanaman bunga berwarna cerah seperti kuning, putih, dan merah muda juga tumbuh di sabana-sabana tersebut termasuk hamparan tanaman lavender (Lavandula officinalis) yang bunganya berwarna ungu.

Semua itu bukan hanya semakin menambah keindahan sabana-sabana tersebut pun sekaligus menggoda hati para pendaki untuk mengabadikannya.

Selain Sabana yang tak bisa dipungkiri menambah cantik dan syahdu paras SM DT Yang, kawasan konservasi ini juga memiliki beberapa tipe ekosistem lain seperti ekosistem hutan hujan tropis yang memiliki vegetasi hutan tropis di ketinggian 1.200 – 1.900 Mdpl, ekosistem hutan cemara, (2.000-3.000 Mdpl), dan ekosistem rawa/danau terutama di sekitar Danau Taman Hidup. Di beberapa lokasi juga banyak tumbuh tanaman Edelweiss dan hutan lumut

Keistimewaan utama Argopuro yang ketiga adalah memiliki sumber air yang melimpah. Sumber air di jalur pendakian Gunung Argopuro via Baderan antara lain terdapat di Pos Mata Air I, Mata Air II, Sabana Sikasur (tepatnya Sungai Kalbu), dan Rawa Embik. Sedangkan di jalur pendakian via Bermi antara lain di Danau Taman Hidup.


Kendati melimpah, pendaki disarankan membawa air untuk minum dan masak terlebih pada musim kemarau panjang, karena debit air di beberapa sumber airnya kemungkinan berkurang dan ditambah lagi letak sumber-sumber airnya berjauhan satu sama lain. Tak lupa membawa botol atau tempat untuk mengisi air di sumber-sumber air tersebut tanpa mencemarinya.

Sebagai informasi tambahan, Danau Taman Hidup menjadi camp area malam ketiga pendakian Argopuro secara melintas. Keesokan paginya, usai sarapan, packing, bongkar tenda, dan bersih-bersih sampah logistik, para pendaki baru turun ke BC Bremi.

Keistimewaan utama Argopuro yang keempat, memiliki jalur pendakian berpredikat terpanjang se-Jawa jika pendakian ke puncak Argopuro (puncak tertingginya) dilakukan secara melintas dari Baderan - Bermi atau sebaliknya dengan durasi minimal 4-5 hari. Ada yang mencatat total jarak tempuh jalur pendakian melintas tersebut sekitar 45 Km dengan medan bervariasi dan terbilang cukup menguras stamina. Tapi ada juga yang menulis lebih dari 60 Km.

Terakhir atau keistimewaan utama Argopuro yang kelima adalah memiliki cerita sejarah peninggalan kolonial Belanda antara lain lapangan terbang (lapter) yang kini tertutup Sabana Sikasur dan sebuah rumah sebagai pengontrol lapter terbang yang tinggal menyisakan reruntuhan dan tiang-tiang pancang bangunan.


Tempat Sakral
Di lokasi lain, di Puncak Rengganis misalnya terdapat reruntuhan tembok bangunan yang diyakini masyarakat setempat sebagai sisa-sisa bangunan istana pada zaman kerajaan.

Amatan TravelPlus Indonesia, sampai saat ini di puncaknya masih dianggap sebagai tempat yang sakral atau memiliki kaitan dengan tujuan persembahan. Buktinya di sana terlihat sajen yang masih baru, bahkan terdapat 2 ekor ayam berbulu putih yang sudah mati dan satu ekor ayam berbulu hitam yang masih hidup dan berkeliaran di sekitar puncak.

Di Puncak Argopuro juga terdapat beberapa bangunan kecil mirip pura. Mungkin karena itu, gunung berketinggian 3.088 Mdpl ini diberi nama Argapura (Argopuro). Arga (Argo) dalam bahasa Jawa memiliki arti "gunung tinggi". Sedangkan pura (puro) bermakna "istana atau kerajaan".


Di puncaknya juga masih diyakini banyak orang sebagai tempat yang keramat atau suci. Faktanya, sewaktu TravelPlus Indonesia berada di sana, ada sajen dan cawan batu berisi air yang di dalamnya terdapat beberapa lembar uang kertas rupiah. Kondisi serupa juga terlihat di Puncak Hyang (Arca) yang sekitar puncaknya terdapat situs arca dan undakan batu.

Melihat begitu banyak peninggalan zaman kerajaan dan kolonial, tak berlebihan rasanya kalau Argopuro juga menjadi pilihan yang tepat buat wisatawan maupun pendaki yang berminat khusus terhadap wisata peninggalan sejarah untuk mengulik lebih dalam catatan-catatan sejarahnya yang mungkin masih banyak yang tersembunyi atau belum terkuak.

Keistimewaan paling utama dari kelima keistimewaan utama tersebut, khususnya bagi para pendaki adalah karena Argopuro memiliki jalur pendakian gunung terpanjang se-Jawa.


Predikat membanggakan tersebut sekaligus menjadikan jalur pendakian Argopuro secara melintas sebagai salah satu jalur pendakian gunung berdaya tarik lebih alias bergengsi.

Tak berlebihan bila banyak pendaki yang beranggapan belum lengkap petualangan pendakian di Jatim bahkan di Indonesia bila belum melakukan pendakian Gunung Argopuro secara melintas.

Sebagai pengingat, Jatim memiliki sekurangnya 4 gunung yang berpredikat bergengsi atau berdaya tarik lebih yakni Semeru yang menyandang gelar gunung tertinggi di Pulau Jawa atau Atapnya Jawa, Raung via Kalibaru yang berpredikat gunung dengan jalur pendakian terekstrem se-Jawa, Ijen yang menyandang gelar gunung ber-kawah blue fire, dan satu lagi tentu saja Argopuro yang berpredikat gunung berjalur pendakian terpanjang se-Jawa bila dilakukan secara melintas.

Selamat membaca, selamat mendaki Gunung Argopuro, semoga bermanfaat 🙏.

Naskah, foto & video: Adji TravelPlus (IG @adjitropis, TikTok @faktawisata.id & YouTube @kelana180)

Captions:
1. TravelPlus Indonesia menggapai puncak Gunung Argopuro dengan cara melintas dari Banderan (Kab. Situbondo) - Bermi (Kab. Probolinggo), Jawa Timur pada November 2025.
2. Plang kawasan Suaka Margasatwa (SM) Dataran Tinggi (DT) Yang di Jawa Timur yang mana di dalamnya terdapat Gunung Argopuro berketinggian 3.088 Mdpl.
3. Ekosistem sabana (savana) cukup mendominasi jalur pendakian ke puncak Gunung Argopuro terutama dari Baderan.
4. Salah satu tanaman berbunga merah muda yang tumbuh di sabana.
5. Camp area dekat tepian Danau Taman Hidup menjadi tempat nge-camp malam ketiga pendakian Gunung Argppuro secara melintas.
6. TravelPlus Indonesia di Puncak Rengganis sebelum ke Puncak Argopuro (tertinggi) dan Puncak Hyang (Arca).
7. Cawan batu berisi air yang di dalamnya terdapat beberapa lembar uang kertas rupiah di sekitar Puncak Argopuro.
8. Penggalan lagu dan konten video bertajuk 'Menjagamu Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang' yang tayang di kanal YouTube @kelana180 hasil pendakian Gunung Argopuro secara melintas.

Read more...

Jumat, 03 Oktober 2025

Kids Fun Fest 2025 Jadi Pembuka Pengoperasian Edutechnopark UNJ


Kids Fun Fest 2025 yang menghadirkan berbagai wahana edukasi interaktif, permainan kreatif dan tantangan petualangan luar ruang, baru-baru ini terlaksana dan sekaligus menjadi pembuka pengoperasian Edutechnopark UNJ.

Edutechnopark UNJ sendiri merupakan pusat edukasi dan rekreasi inovatif yang menggabungkan konsep pendidikan, teknologi, serta pengalaman bermain yang menyenangkan bagi anak-anak, keluarga, orang dewasa serta berbagai komunitas. 

Pengelolaan operasional Edutechnopark UNJ dilakukan atas kerja sama Badan Pengelola Usaha Universitas Negeri Jakarta (BPU-UNJ) bersama Yayasan Eka Citra Indonesia (Yakanesia).


Ketua Pengurus Yakanesia (Yayasan Alumni dari Mapala KMPA Eka Citra UNJ), Rahman Mukhlis menjelaskan Kids Fun Fest 2025 berlangsung di UNJ EDUTECHNOPARK, Duren Sawit, Jakarta Timur, yakni taman hijau bernuansa edukasi di tengah kota.

"Kids Fun Fest 2025 hadir sebagai sebuah acara festival anak-anak yang memicu rasa ingin tahu, meningkatkan kreativitas dan membangun karakter anak," terangnya.

Kids Fun Fest, lanjut Rahman Mukhlis dikelola bersama oleh Yakanesia bersama dengan Prodi Biologi, Prodi Tata Boga dan Prodi RKK dengan 4 kegiatan utama yaitu Be a little farmer (berkebun dan memberi makan hewan); Discover your adventure (tantangan flying fox dan simulasi berkemah); Make a cup cake and donuts (membuat donat); dan Lets be a fire figther (pengenalan profesi dan edukasi keselamatan kebakaran).


Dalam Kids Fun Fest 2025 yang diikuti oleh 40 orang anak-anak usia 5-8 tahun dari TK/SD di sekitar wilayah Edutehcnopark Duren Sawit Jakarta Timur, dihadiri Direktur Badan Pengelola Usaha Universitas Negeri Jakarta, Widya Parimita dan Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Bisnis, Andi Hadiyanto.

Terkait Edutechnopark UNJ, Andi Hadiyanto berharap dapat menjadi tempat yang produktif baik untuk kegiatan akademik maupun non akademik. "Dan tentunya bisa menjadi kegiatan bisnis yang berkelanjutan," ungkapnya.

(Adji TravelPlus, sumber/foto: siaran pers Yakanesia)


Read more...

Kamis, 02 Oktober 2025

Lima Fakta Indonesia Mountain Travel Mart 2025


Indonesia Mountain Travel Mart (IMTM) 2025 yang mengusung tema 
‘’Connect to Collaborate’’ baru saja selesai digelar sehari penuh di Sumba Room, Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (30/9).

Itulah fakta pertama terkait IMTM 2025 yang terselenggara berkat kolaborasi dengan Kementerian Kehutanan, Hotel Borobudur Jakarta, dan Eiger, salah satu penyedia out door gear dan apparel terkemuka Indonesia yang juga aktif melakukan kampanye keselamatan pendakian gunung.

Masih ada empat fakta lainnya yang TravelPlus Indonesia racik dari siaran pers event tersebut.

Fakta kedua, IMTM 2025 terbagi atas dua sesi. Pertama, talkshow yang mengangkat tema ‘’Keselamatan Mendaki Gunung’’ pada pagi hari. Kedua table top pelaku wisata gunung dengan pelaku industri pariwisata lainnya pada siang hari.

Narasumber di talkshow ada Adi Seno, Dewan Teknik Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), yang memaparkan materi bertajuk ‘’Mewujudkan Keselamatan Wisata Pendakian Gunung’’; Abex dari Basecamp Adventure, Tramp (‘’Meningkatkan Promosi Wisata Gunung Indonesia’’) ; dan Vicky Gosal, Operation Director Karash Adventure & Training yang juga Dewan Etik APGI dengan materi berbagi praktik terbaik terkait  ‘’Membangun Bisnis Wisata Gunung yang Menguntungkan dan Berkelanjutan.”

Kesimpulan talkshow antara lain masa depan wisata gunung Indonesia sangat bergantung pada bagaimana tiga aspek utama dijalankan secara konsisten dan 
berkesinambungan.


Fakta ketiga, Table Top IMTM 2025  merupakan kolaboraksi antara APGI dan The J-Team yang mempertemukan tujuh sellers dengan 14 perusahaan operator tur, agen perjalanan, DMC, OTA, dan EO/PCO sebagai 
buyers

Fakta Keempat, Ketua Umum APGI Rahman Mukhlis membeberkan di Indonesia terdapat lebih dari 100 operator trekking yang tersebar di 25 provinsi. Menurutnya keberadaan mereka tidak hanya mendukung para pendaki, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan pariwisata lokal dan pelestarian lingkungan. 

Fakta terakhir atau kelima, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Nandang Prihadi dalam pernyataan tertulis mengatakan bahwa secara statistik, kecelakaan pendakian gunung di Indonesia sebetulnya sangat rendah. 


Menurutnya Kemenhut melalui Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Ditjen KSDAE dan seluruh Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang mengelola pendakian gunung, baik di taman nasional maupun taman wisata alam, melakukan perbaikan tata kelola pendakian gunung antara lain pengadaan dan perbaikan sarana wisata khususnya yang terkait keamanan pengunjung, seperti pembuatan railing pengaman, tangga pengaman, signages (rambu-rambu), shelter emergency, dan peralatan SAR dan kebijakan zero waste dan zero accident

Kemenhut, lanjut Nandang meminta para pelaku usaha wisata bersama-sama memastikan kebersihan jalur pendakian dengan mematuhi kebijakan pengelolaan sampah di gunung seperti pack-in pack-out, dan lainnya. Selain itu, pelaku wisata pendakian juga perlu memastikan kepatuhannya terhadap aturan pendakian dan memiliki persiapan yang cukup sebelum mendaki sehingga terhindar dari kecelakaan.  

(Adji TravelPlus, sumber & foto: siaran pers IMTM 2025)


Read more...

Senin, 08 September 2025

Lima Fakta Pesona Pulau Sabira, Nomor Satu Punya Festival Mancing 2025


Pulau Sabira di ujung Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, bulan ini bakal menggelar kegiatan sport tourism tepatnya sport marine bertajuk Festival Mancing Pulau Sabira 2025.

Itulah fakta pertama dari lima fakta pesona atau daya tarik yang ada di Pulau Sabira.

Sebelum TravelPlus Indonesia lanjutkan 4 fakta pesona Sabira lainnya, ada baiknya kita korek informasi lebih jauh tentang festival mancingnya.

Menurut Gunawan selaku ketua panitia, lomba memancing bertaraf nasional yang digelar oleh Karang Taruna Pulau Sabira tersebut terbuka untuk umum dan akan berlangsung selama 2 hari, Sabtu - Minggu, tanggal 21–22 September 2025.

Tujuan utama festival ini, lanjutnya bukan sekadar perlombaan memancing pun sebagai upaya mempromosikan potensi wisata bahari di Sabira dan sekaligus mengangkat aneka produk olahan ikan masyarakat setempat agar semakin terkenal luas, seperti bermacam ikan asin.

"Lewat Festival Mancing Pulau Sabira 2025 saya berharap Pulau Sabira semakin dikenal luas oleh khalayak sebagai destinasi wisata bahari yang lebih dari sekadar tempat memancing," terangnya.

Berdasarkan flyer kegiatan yang dikirim Gunawan ke TravelPlus Indonesia, tercantum hadiah yang akan diberikan kepada para pemenang festival mancing tersebut yakni total sebesar Rp 15 juta.

Dijelaskan pula kalau lomba memancing ini memiliki 4 kategori yakni kategori ikan terberat, ikan terbesar, jackpot bagi peserta yang berhasil mengangkat ikan baracuda terberat, dan kategori grup peserta terbanyak.

Tertera pula biaya pendaftarannya sebesar Rp 400 ribu per peserta. Biaya tersebut  sudah termasuk kapal angkutan pergi pulang (PP) dari Muara Angke–Pulau Sabira, asuransi, kaos peserta, snack, door prize, dan panggung hiburan yang akan menyuguhkan musik serta kesenian daerah. 

Buat penggemar memancing di laut yang ingin ikut serta, pendaftarannya sudah dibuka dan bisa diakses lewat barcode yang tercantum di flyer acara di tulisan ini. 

Di dalam barcode tersebut juga memuat informasi lengkap tentang tata cara serta peraturan dalam mengikuti lomba memancing tersebut. Bisa juga menghubungi admin akun medsos yang tercantum di flyer tersebut.


Predikat Pulau Terluar
Fakta pesona Pulau Sabira yang kedua, menyandang gelar sebagai pulau terluar dari Provinsi DKI Jakarta.

Kenapa bisa berpredikat seperti itu? Karena letaknya memang paling utara di Provinsi Jakarta dan masih masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu. 

Jaraknya hampir 100 mil dari daratan Pulau Jawa atau sekitar 160 kilometer dari Tanjung Priok dan bisa dicapai dalam 4-5 jam perjalanan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Kaliadem, Muara Angke, Jakarta Utara dengan Kapal Motor (KM) yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Fakta pesona ketiga Pulau Sabira, memiliki
terumbu karang jenis Acropora yang masih asri dan beragam ikan laut berwarna-warni.  Boleh dibilang keindahan bawah laut Sabira jadi salah satu andalan wisata baharinya.

Fakta pesona keempat Pulau Sabira, memiliki mercusuar yang kian mempercantik parasnya. Mercusuar yang dibangun pada 1869 oleh Raja Belanda Willem III tersebut memiliki ketinggian 48 meter. Dari puncaknya, pengunjung dapat melihat keseluruhan Pulau Sabira berikut perairannya yang jernih dan gugusan terumbu karangnya.

Fakta pesona Pulau Sabira yang terakhir atau kelima, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas wisata bahari yang menarik antara lain menginap di homestay, keliling perairan dan ke spot-spot memancing dengan menyewa kapal motor warga setempat, snorkeling (peralatannya bisa disewa di sana), bersantai di pantai pasir putihnya, menikmati pesona sunset, memancing di sekitar pantai, dan tentunya kulineran makanan khas setempat antara lain hidangan tradisional barongko, pisang ijo, dan kue bugis lainnya serta berbagai olahan seafood yang super fresh seperti bermacam ikan, udang, cumi, dan kepiting.

Selain itu memborong aneka produk olahan masyarakatnya antara lain ikan selar asin sebagai buah tangan dan melakukan kegiatan konservasi bahari seperti melihat penangkaran penyu sisik, pelepasan tukik (anak penyu ), menanam mangrove, dan terumbu karang.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id & youtube @kelana180

Captions:
1. Foto flyer kegiatan (dok.panitia Festival Mancing Pulau Sabira 2025/Gunawan) 
2. Tiga foto screenshot Pulau Sabira dan mercusuarnya dari video yang tayang di akun IG @pulausabiraofficial .

Read more...

Minggu, 07 September 2025

Melambungkan Pesona Gunung Seminung Lewat 12 Lagu


Selain lewat tulisan dan foto yang tayang di website TravelPlus Indonesia, ada cara lain yang sudah lama saya terapkan untuk mempublikasikan sekaligus melambungkan ragam daya tarik (pesona) serta kondisi terkini sederet gunung di Tanah Air tercinta ini, yakni melalui lagu. 

Senandung/tembang/nyanyian atau lagu yang saya buat tentang pendakian gunung melewati beberapa tahapan pengerjaan. 

Setelah melakukan pendakian kemudian meracik lirik dan nada menjadi lagu (tanpa musik). Selanjutnya membuat konten videonya dengan visual yang relevan. 

Tahapan berikutnya, mengunggahnya di ragam medsos saya seperti Reels dan Threads IG @adjitropis, TikTok @faktawisata.id, dan atau di kanal YouTube @kelana180 (Adji TravelPlus).


Khusus pendakian gunung, sampai saat ini saya sudah membuat album, mini album, dan ataupun singel tentang pendakian gunung-gunung di Pulau Jawa antara lain Gunung Salak berikut dengan Kawah Ratu-nya, Gede, Ciremai, Burangrang, Cikuray, Sagara, Andong, Prau, Penanggungan, Aseupan, Pulosari, Arjuno, dan Raung. Di Sumatra antara lain Anak Krakatau, Rajabasa, Singgalang, Marapi, Seulawah Agam, Dempo, Kerinci, dan yang terbilang terbaru adalah album pendakian Gunung Seminung via Teba Pering, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung.

Jumlah lagu dalam setiap albumnya bervariasi. Ada yang satu album memuat 10-12 lagu dan ada yang sekitar 6 lagu atau mini album. Beberapa gunung lainnya saya buatkan singel antara lain Sumbing, Sindoro, Slamet, Semeru, Rinjani, Lompobattang, dan Gunung Bawakaraeng. Jenis genre lagunya juga bermacam. Ada pop, melayu, dangdut, rock, dan lainnya.

Apa tujuan dan harapannya? Tujuannya untuk memberi alternatif publikasi (tidak melulu tulisan dan foto) dengan nuansa yang lebih ringan (baca: menghibur), nyeni (memiliki nilai seni), dan kekinian serta bermuatan ekraf (ekonomi kreatif) lantaran cara ini membutuhkan kreativitas lebih.


Adapun harapannya agar ragam daya tarik serta kondisi gunung-gunung di Indonesia dapat diketahui lebih jauh oleh pembaca TravelPlus Indonesia dan khususnya para peminat pendakian gunung baik senior maupun pemula serta publik (warganet) pada umumnya, supaya mereka tertarik datang atau berkunjung untuk mendaki. Diharapkan pula pendakian yang mereka lakukan bermuatan pro konservasi atau pendakian yang ramah lingkungan alam dan budaya setempat.

Senandung Seminung 
Khusus album pendakian Gunung Seminung bertajuk 'Senandung Seminung' yang saya unggah di kanal YouTube @kelana180 memuat penggalan/cuplikan 12 lagu karya saya, yakni 'Senandung Seminung', 'Raksasa Hijau', 'Tetap Menyala', 'Kaki Seribu', 'Berjumpa Berzikir', dan 'Merenung di Seminung'.

Berikutnya lagu yang ke-6 berjudul 'Memelukmu', 'Aku Akan', 'Gunung Bukan Tempat Sampah' 'Apapun Terjadi', 'Selalu Begitu, dan terakhir atau lagu le-12 bertajuk 'Bila ke Lambar' 

Lagu 'Raksasa Hijau' menceritakan tentang flora pohon-pohon besar di jalur pendakian (japen) Gunung Seminung via Teba Pering, Lambar. Lagu 'Kaki Seribu' mengenai fauna kaki Seribu yang saya abadikan di japen Gunung Seminung.


Adapun lagu 'Berjumpa Berzikir' berkisah pertemuan di Masjid Al Manshur Kota Liwa. Sedangkan 'Memelukmu' tentang aksi memeluk pohon raksasa di Gunung Seminung sebagai simbol pro konservasi alam.

Lagu 'Aku Akan' visualnya tentang perjalanan dengan bus Ranau Indah ke Liwa. Lagu 'Gunung Bukan Tempat Sampah' tentang kondisi Gunung Seminung yang ternyata juga tak bebas sampah pendaki sewaktu saya mendaki gunung tersebut libur Idulfitri kemarin.

Lagu 'Apapun Terjadi' visualnya tentang Lamban Samra Hotel salah satu akomodasi di Kota Liwa. Sedangkan lagu 'Selalu Begitu' visualnya mengenai perjalanan saya dengan ojek online Drive dari Liwa ke BC via Teba Pering.

Selamat menyimak penggalan ke-12 lagu tersebut di kanal youtube @kelana180, semoga bermanfaat 🙏. 

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id & youtube @kelana180

Lokasi foto : Gunung Seminung via Teba Pering, Lambar, Lampung. 

Read more...

Sabtu, 06 September 2025

Lima Panduan Mendaki Gunung Seminung via Teba Pering dari Jakarta


Nama Gunung Seminung kini semakin melambung. Bukan hanya dikalangan pendaki Lampung dan Sumatra Selatan (Sumsel) pun mulai menjalar ke seberang tepatnya ke kalangan pendaki di Jabodetabek.

Buktinya, setelah saya membuat tulisan tentang gunung berketinggian 1.881 Mdpl tersebut yang berjudul "Lima Fakta Seminung, Nomor Tiga Berpredikat Gunung Tercantik se-Lampung" di website TravelPlus Indonesia pada Senin, 26 Mei 2025 serta 9 konten video berikut senandung (lagu/nyanyian) tentang ragam daya tarik Gunung Seminung di Reels IG @adjitropis, ada sejumlah pembaca dan warganet dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang menanyakan cara mendaki gunung di perbatasan dua provinsi, Lampung dan Sumsel tersebut.

Saat ini sekurangnya ada dua jalur pendakian (japen) resmi untuk menggapai puncak Gunung Seminung. Kalau dari Lampung, titik awal pendakiannya via Teba Pering, Pekon (Desa) Lombok Timur, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Sedangkan japen dari Sumsel, dimulai dari Desa Kota Batu, Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.


Nah, lewat tulisan kedua ini saya menginformasikan lima panduan mendaki Gunung Seminung dari Jakarta via basecamp (BC) Teba Pering supaya mereka jadi paham (terang benderang).

Panduan pertama, terkait transportasi. Bila menggunakan kendaraan umum dari Jakarta, pilihan paling praktis menggunakan bus Ranau Indah (RI) dengan tujuan Liwa (ibukota Lambar).

Kalau Anda tinggal di Jakarta bisa naik RI  dari Terminal Pulo Gebang, Kampung Rambutan, dan atau Terminal Kalideres. Kalau di Bekasi bisa dari Terminal Bekasi sedangkan di Tangerang bisa dari Poris dan Cikokol. Untuk pulangnya, Anda bisa pesan tiketnya dengan  menghubungi agen di Liwa.


Untuk mengetahui jadwal keberangkatan RI dari masing-masing terminal tersebut serta tarif tiketnya dengan tujuan Liwa, Anda bisa menghubungi agennya masing-masing sebagaimana tercantum di akun Instagram (IG) bus Ranau Indah.

Kalau Anda naik RI dari Terminal Kalideres, menurut agennya, bus tersebut berangkat pukul 1 siang namun penumpang harus sudah kumpul di loketnya paling telat satu jam sebelumnya atau pukul 12 siang. Diperkirakan Anda sampai di Liwa sekitar pukul 3 dini hari (informasi terkait waktu ini harus Anda cek lagi untuk menghindari adanya perubahan jadwal keberangkatan dan atau kedatangan).

Loket sekaligus ruang tunggu bus RI di Terminal Kalideres berada di seberang halte busway Transjakarta.


Sebaiknya Anda pesan tiket bus RI beberapa hari sebelum berangkat, bisa dengan menghubungi agennya. Jangan lupa memberitahu agen bus, kondektur, dan atau sopirnya, kalau Anda nanti turun di Tugu Liwa atau biasa disebut Monumen Paksi Pak Sekala Bekhak yang ada di pertigaan Pasar Liwa, dan di seberangnya ada Masjid Al Manshur Kota Liwa.

Kenapa turun di situ? Karena diperkirakan Anda tiba di Liwa pukul 3 pagi, jadi bisa istirahat sejenak di masjid tersebut sambil menunggu waktu subuh masuk dan sekaligus menunggu pagi untuk sarapan serta membeli logistik atau perlengkapan yang kurang.

Setelah beres, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke BC Teba Pering dengan menggunakan moda transportasi online Drive. Jadi Anda harus unduh dulu aplikasinya. Warna jaket driver ojek motor Drive hijau, mirip jaket driver Go-Jek.


Jarak dari Liwa ke BC Teba Pering sekitar 20 Km dengan waktu tempuh 45 menit. Tarifnya bisa Anda lihat di aplikasi tersebut.

Kalau Anda sendiri alias solo hiking, Anda tinggal pesan ojek online-nya. Bila Anda mendaki dalam kelompok kecil (small group) sekitar 3 - 5 orang pesan mobil online-nya dan bisa share cost. Pilihan lainnya dengan menyewa rental mobil di Liwa.

Jangan lupa minta nomor WA driver ojek motor atau mobilnya untuk janjian penjemputan di BC Teba Pering buat kembali ke Liwa seusai pendakian. Perlu diingat, kalau ojek motor online masih bisa sampai ke BC tapi kalau mobil online hanya sampai di tepi jalan raya, selanjutnya berjalan kaki ke BC.


Panduan kedua, terkait rental outdoor. Di BC via Teba Pering belum ada warung makan atau toko kelontong dan rental outdoor. Jadi sebaiknya logistik disiapkan dari Jakarta atau kalau ada yang kurang bisa belanja di Liwa. Disarankan membawa persedian air yang cukup untuk minum, keperluan masak, dan lainnya mengingat di sepanjang japen via Teba Pering tidak ada sumber air sampai puncaknya.

Sarapan sebaiknya juga di Liwa. Kalau tak mau repot, Anda bisa sekalian membeli nasi bungkus dengan lauk pauknya terpisah, buat bekal makan siang pendakian.

Kalau Anda tidak membawa perlengkapan pendakian antara lain tenda, matras, sleeping bag, ransel, jaket, dan trekking pole bisa menyewa di Nature Vibes (NV) Outdoor. Lokasi rentalnya di kiri jalan sekitar 15 menit sebelum BC Teba Pering. Alamat dan nomor kontaknya tertera di plang yang ada dalam foto di tulisan ini. 


Jadi kalau Anda naik transportasi online, sebaiknya beri tahu driver-nya untuk mampir ke rental outdoor tersebut setelah masuk simpang Lumbok. Pulangnya, Anda juga harus mampir ke rental tersebut untuk mengembalikan semua perlengkapan pendakian yang Anda sewa.

Setibanya di BC Teba Pering, Anda registrasi lalu membayar biaya registrasi. Sewaktu TravelPlus Indonesia mendaki Gunung Seminung libur lebaran Idulfitri kemarin, biaya registrasinya Rp 10 ribu per orang. 

Selanjutnya mengemas ulang. Pakaian untuk pulang dan barang yang tidak perlu dibawa dalam pendakian, sebaiknya dititipkan di BC dengan memberitahukan petugas setempat.


Panduan ketiga, terkait pendakian. Lakukan pemanasan sejenak lalu berdoa sebelum melakukan pendakian. Selanjutnya memulai pendakian dari BC ke Pos 1 dengan langkah santai (tidak tergesa-gesa) mengingat tubuh belum beradaptasi total.

Trek dari Pos 1 sampai Pos 3 trek terbilang bersuasana teduh lantaran hutannya cukup padat dan rindang. Anda akan menemukan beberapa pohon besar yang ada di trek pendakian sebagai spot foto yang menarik. Jangan lupa abadikan pohon-pohon raksasa tersebut buat arsip dokumentasi.

Menariknya lagi, disepanjang japen terpasang plang 99 Asmaul Husna bercat  merah putih.


Kalau sudah kemalaman apalagi hujan, sebaiknya jangan memaksakan diri ke Pos 5 atau puncak Gunung Seminung untuk nge-camp. Sebaiknya pilih mendirikan tenda di bawahnya, sekitar Pos 4 yang masih terlindung semak belukar dan beberapa pohon supaya terhindar dari tiupan angin dan atau petir/kilat (geledek). Paginya baru melanjutkan summit attack menuju puncak setelah sarapan.

Terapkan pendakian ramah lingkungan, antara lain minimal membawa turun sampah logistik sendiri ke BC (jangan membuang/meninggalkan sampah logistik di sepanjang japen, tempat nge-camp, dan atau di puncak). Selain itu tidak melakukan vandalisme dan tidak menebang/mencabut/mengambil flora/fauna setempat.


Di puncak Gunung Seminung abadikan triangulasi-nya dan tentu saja pemandangan hamparan Danau Ranau. Sewaktu turun ke lokasi nge-camp jangan tergesa-gesa terlebih saat melewati trek curam dari puncak ke Pos 4.

Panduan keempat, terkait akomodasi. Kalau Anda berencana menginap di Kota Liwa sebelum pulang ke Jakarta. Ada beberapa pilihan akomodasi yang tarifnya ramah dengan kantong backpacker antara lain  Lamban Samra Hotel, salah satu hotel non bintang yang berada tak jauh dari Tugu Liwa.

Kalau ingin ke objek wisata alam di Liwa dan sekitarnya pilihannya antara lain ke kawasan wisata terpadu Seminung Lumbok Resort (di tepi Danau Ranau), Kebun Raya Liwa, Ekowisata Suoh, Puncak Bawang Bakung (Negeri di Atas Awan), Arung Jeram Way Besay, Ekowisata Pinusan, situs megalitik di Kecamatan Batu Brak, dan Puncak Rest Area Sumberjaya.


Jangan lupa menikmati spot kulinernya antara lain Kampung Kopi Rigis Jaya dan aneka makanan khas Lambar seperti Iwa Khanau (ikan dari Danau Ranau) Panggang dengan Sambol Matah-nya, Gulai Taboh, Gulai Belulang, Sambol Halipu, dan Manuk Panggang di rumah makan yang ada di Liwa.  Untuk menuju objek-objek tersebut, Anda bisa mengunakan transportasi online ataupun menyewa mobil rental setempat.

Waktu Terbaik
Panduan terakhir atau kelima, terkait waktu terbaik. Mendaki Gunung Seminung sebaiknya di musim panas mulai dari April sampai September.

Kendati begitu, Liwa dan sekitarnya termasuk Gunung Seminung kerap turun hujan lantaran menjadi tempat pertemuan antara udara panas dari Danau Ranau dan pantai-pantai di Pesisir Barat (kabupaten tetangga terdekat Lambar) bertemu dengan udara dingin dari Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung yang juga berada di Lambar) dan Bukit Barisan Selatan. Selain sering hujan, kawasan Gunung Seminung juga rawan petir.


Kalau Anda ingin sekalian menyaksikan kegiatan wisatanya, sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan wisata budaya Paksi Pak Sekala Bekhak. Jadi pas turun Gunung Seminung, Anda bisa lanjut menyaksikan kegiatan wisata budaya tersebut di Kota Liwa keesokan harinya.

Dengan begitu, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Artinya tidak hanya mendaki Gunung Seminung pun bisa sekalian menikmati ragam daya tarik yang ada di Liwa dan sekitarnya termasuk acara wisata budaya andalannya

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id & youtube @kelana180

Captions:
1. Pesona dan nama Gunung Seminung semakin melambung berkat sejumlah tulisan dan ragam konten video yang dibuat oleh sejumlah pendaki gunung usai mendaki gunung tersebut, termasuk dari TravelPlus Indonesia. 
2. Tulisan pertama tentang ragam daya tarik Gunung Seminung yang tayang di website TravelPlus Indonesia.
3. Bus Ranau Indah salah satu moda transportasi umum bila ingin mendaki Gunung Seminung via Teba Pering dari Jakarta.
4. Tugu Liwa atau biasa disebut Monumen Paksi Pak Sekala Bekhak di pertigaan Pasar Liwa, dan di seberangnya ada Masjid Al Manshur Kota Liwa.
5. Kalau solo hiking, bisa lanjut naik ojek online Drive dari Liwa ke BC pendakian Gunung Seminung via Teba Pering.
6. Plang sederhana rental perlengkapan mendaki Nature Vibes Outdoor, sekitar 15 menit sebelum BC Teba Pering.
7. Berfoto bareng di depan Nature Vibes Outdoor.
8. Trek pendakian Gunung Seminung via Teba Pering dominan bersuasana teduh karena banyak pepohonan rimbun.
9. Nge-camp di sekitar pos 4 dan keesokan paginya summit attack.
10. Triangulasi di puncak Gunung Seminung sekaligus bukti kalau TravelPlus Indonesia sudah pernah sampai di puncaknya yang berketinggian 1881 Mdpl via Teba Pering. 
11. Lamban Samra Hotel salah satu pilihan tempat menginap bila ingin mengeksplor objek wisata di Liwa dan sekitarnya usai turun Gunung Seminung.
12. Pemandangan hamparan Danau Ranau dari puncak Gunung Seminung jadi salah satu daya tarik gunung yang ada di perbatasan Lampung dan Sumsel ini.

Read more...

Kamis, 04 September 2025

Upskilling dan Sertifikasi Pemandu Wisata Gunung Ciremai Digelar, Ini Manfaatnya


Upskilling pelatihan berbasis kompetensi, dan sertifikasi kompetensi kerja pemandu wisata Gunung Ciremai baru saja digelar di kaki Gunung Ciremai tepatnya di Auditorium Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat (Jabar) selama dua hari, 1-2 September 2025. 

Dalam siaran pers yang diterima TravelPlus Indonesia dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) dijelaskan kegiatan tersebut diikuti 54 pemandu lokal dari lima pintu masuk jalur pendakian ke atapnya Jawa Barat tersebut yakni Linggarjati, Linggasana, Palutungan, Apuy, dan Sadarehe.


Ketua Umum APGI Rahman Muchlis menjelaskan melalui program ini para pemandu gunung lokal di Gunung Ciremai mendapatkan kesempatan upskilling atau meningkatkan keterampilan sekaligus menjalani proses sertifikasi kompetensi sesuai SKKNI pemandu wisata gunung. 

"Diharapkan setelah kegiatan ini dapat menghadirkan layanan pemanduan yang lebih profesional, menjamin keselamatan pendaki, serta meningkatkan daya saing wisata Gunung Ciremai di tingkat nasional maupun internasional. Khususnya di jalur Linggasana dan Linggarjati Gunung Ciremai yang sudah mulai sepi dikunjungi pendaki," terangnya.


Kegiatan yang merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), dan Lembaga Sertifikasi Profesi LSP PHN ini, menegaskan komitmen bersama berbagai pihak untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan. 

"Dengan adanya upskilling dan sertifikasi ini, pemandu lokal tidak hanya berperan sebagai pemandu pendaki, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan budaya setempat," pungkas Rahman Muchlis. (Adji TravelPlus, sumber siaran pers APGI)

Foto2: dok. APGI

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP