Tak bisa dibantah, Bali tetap menjadi destinasi wisata idaman wisatawan mancanegara (wisman). Faktanya sepanjang tahun lalu (2023), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak ke Indonesia adalah ke Bali.
Tercatat jumlah wisman ke Bali 2023 mencapai
5.273.258 orang, mengalami kenaikan 144,61% dibandingkan 2022. Negara asal wisman yang datang ke Bali, terbanyak dari Australia, India, China, Inggris, dan Amerika Serikat. Selain wisman, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Bali pada 2023 terbilang cukup tinggi, mencapai
9.459.259 kunjungan.
Kenapa bisa begitu? Sekurangnya ada tiga faktor penguatnya yakni grafik pandemi Covid-19 mulai menurun, kebijakan dan kegiatan pemulihan ekonomi diprioritaskan, serta semakin banyak maskapai yang membuka direct flight ke Bali.
Fakta lain kalau Bali memang destinasi idaman wisman, saya kutip dari laman Kemenparekraf, Bali termasuk destinasi wisata di Indonesia yang pernah disinggahi para pesohor dunia. Beberapa objek wisatanya juga pernah digunakan sebagai lokasi syuting film Hollywood, Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Robert antara lain Pasar Seni Ubud, Monkey Forest, Tegalalang, Pantai Padang Padang dan Rumah Ketut Liyer.
Sederet pesohor dunia lain juga pernah berkunjung ke Bali seperti Paris Hilton, Justin Bieber, Selena Gomez, dan Katy Perry, termasuk rombongan Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi.
***
Sebelum saya membuat tulisan ini, sempat berdiskusi dengan beberapa rekan yang sama-sama respek dengan pariwisata, ekraf, kebudayaan, lingkungan hidup, dan kehutanan terkait tentang kesuksesan Bali yang tetap menjadi destinasi idaman, bukan cuma buat wisman pun wisnus.
Dalam diskusi santai di salah satu kedai kopi selepas Isya, terlontar beberapa pertanyaan. Ada yang bertanya apa sih rahasia sukses Bali bisa seperti itu? Apakah provinsi lain di Tanah Air, sektor pariwisatanya bisa seperti Bali? Bagaimana dengan 5 destinasi super prioritas (Labuan Bajo, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Borobudur)?
Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itu, akhirnya saya buat tulisan ini. Sebelum menjawab tiga pertanyaan tersebut, saya suguhkan definisi/pengertian destinasi, destinasi wisata, dan destinasi idaman.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, destinasi berarti tempat tujuan atau tempat pengiriman. Sedangkan kata wisata bermakna bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya). Juga bisa diartikan sebagai bertamasya dan piknik.
Bila disimpulkan dari arti dua kata tersebut, destinasi wisata adalah tujuan atau tempat wisata yang dijadikan sebagai tempat bersenang-senang atau piknik.
Dalam UU RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), destinasi (tujuan utama perjalanan): Destinasi utama perjalanan wisata didefinisikan sebagai tempat yang dikunjungi dan menjadi pusat keputusan untuk melakukan perjalanan. Lihat juga tujuan perjalanan wisata ( IRTS 2008, 2.31 ).
UNWTO (2007) juga pernah menjelaskan ada 6 elemen dasar yang harus dipenuhi dari destinasi wisata bila ingin sukses, yaitu price, attractions, accesibility, public & private amenities, image & character, serta human resources.
Berdasarkan 6 elemen tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan/kesuksesan destinasi pariwisata tidak hanya bergantung pada daya tarik/atraksi wisata semata (keindahan alam, keunikan budaya, wisata buatan, ragam aktivitas wisata, kalender wisata yang menarik, dan lainnya), pun elemen harga yang terjangkau, aksesibilitas yang mudah, ketersediaan fasilitas, citra atau imej yang baik/positif/aman/nyaman/ramah, dan sumber daya manusia yang terlatih.
Lalu apa itu destinasi idaman? Idaman dalam KBBI diartikan sesuatu yang didambakan (diharapkan); cita-cita; hasrat. Bila dikaitkan dengan destinasi wisata berarti destinasi idaman adalah tempat wisata yang didambakan atau diharapkan oleh banyak wisatawan untuk bersenang-senang dan sebagainya.
Bali masih menjadi destinasi idaman karena memenuhi sekurangnya tiga faktor penguat. Ini berdasarkan amatan langsung saya beberapa kali ke Bali untuk meliput ragam pesonanya.
Faktor penguat pertama, pemerintah dan masyarakat Bali sudah lama serius (berkomitmen, bersungguh-sungguh) menjadikan pariwisata sebagai salah sektor andalan, selain pertanian.
Kesepakatan itu membuat pemerintah dan masyarakat provinsi berjuluk Pulau Dewata ini terus bahu-membahu memoles wajah pariwisatanya supaya terus diminati wisman maupun wisnus.
Alhasil industri pariwisatanya berhasil menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat Bali dan mampu menyumbang 61% PDB Bali sebelum pandemi Covid-19.
Faktor kedua, Bali boleh dibilang sudah memenuhi 6 elemen dasar yang harus dipenuhi dari destinasi wisata bila ingin sukses sebagaimana dimaksud UNWTO yaitu price, attractions, accesibility, public & private amenities, image & character, serta human resources.
Price, misalnya sewa tempat tinggal di Bali relatif murah dibandingkan dengan negara asal wisman alhasil banyak bule yang tinggal lama di Bali dengan cara menyewa tempat tinggal. Ongkos ke Bali juga terbilang terjangkau bila menggunakan moda transportasi darat ataupun laut, khususnya bagi wisatawan yang senang backpacker-an.
Attractions, Bali dianugerahi alam yang indah dan beraneka seperti pantai, gunung, danau, sungai, dan hutan yang dikemas menjadi objek wisata alam menawan. Bali juga memiliki kebudayaan yang khas (tari, musik, lagu, pakaian adat, upacara keagamaan, sejumlah pura atau tempat ibadah umat Hindu, dan lainnya). Ragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan pun amat banyak serta memiliki kalender wisata yang sudah lama mendunia antara lain Pekan Kebudayaan Bali.
Public & private amenities, Bali memiliki banyak fasilitas pendukung wisata seperti bermacam jenis hotel/resort/vila/penginapan, restauran, warung makan, cafe, bar, diskotik, kolam renang, toko
souvenir, pasar tradisional, pasar seni, money changer, penyewaan alat-alat surfing, bermacam sarana olahraga
buggy jumping, water boom, selancar angin, parasailing, dan mendayung.
Human resources, selain masyarakatnya ramah terhadap turis, Bali juga memiliki banyak SDM hospitality terbaik, juga sangat kreatif dalam mengemas daya tarik wisata, festival, dan membuat aneka kerajinan.
Terakhir atau faktor penguat ketiga, campur tangan pemerintah pusat dalam mendukung sektor pariwisata Bali dari berbagai sisi, seperti promosi termasuk kebijakan serta kegiatan pemulihan ekonomi ketika Bali dihantam dampak pandemi Covid-19.
Kombinasi ketiga faktor penguat itulah yang membuat Bali akhirnya tetap menjadi destinasi idaman.
Mungkinkah sektor pariwisata provinsi lain di Tanah Air bisa sesukses Bali? Jawabannya tidak ada yang tidak mungkin, termasuk dengan 5 destinasi super prioritas. Namun dengan catatan, harus terus ber-ikhtiar (bersungguh-sungguh/serius, bekerja keras, bersinergi/berkolaborasi, kreatif dan produktif, berkelanjutan, bersabar serta tak lupa melibatkan Tuhan dalam setiap upaya) agar terwujud dan mendatangkan keberkahan.
Satu lagi, ketiga faktor penguat sebagaimana tersebut di atas harus terpenuhi dengan tetap mengedepankan keunikan budaya lokal dan keistimewaan yang dimiliki.
Bila daerah Anda belum bisa menjadi destinasi wisata idaman wisman, cukuplah menjadi destinasi wisata favorit wisnus sebagaimana yang berhasil diraih provinsi Jawa Timur (Jatim) tahun lalu dengan meraup 116,70 juta perjalanan (26,92%) wisnus, dan Surabaya menjadi kota yang paling populer dikunjungi dengan 10,06 juta kunjungan.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions :
1. Salah satu suguhan budaya dalam Pekan Kebudayaan Bali.
2. Keindahan panorama Danau Batur
3. Turis bule bersantai di salah satu pantai ternama di Bali.
Read more...