. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 14 November 2024

Bikin 12 Konten Pidato Kebudayaan 2024, Ini 5 Alasan dan 2 Catatan TravelPlus Indonesia


Ada 12 atau satu lusin konten digital yang TravelPlus Indonesia buat terkait Pidato Kebudayaan 2024. Ke-12 konten digital itu terdiri atas 5 tulisan dan 7 konten video. Kok, bisa sebanyak itu?

Tulisan terakhir ini sebagai penutup hasil liputan agenda tahunan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan dari beberapa warganet atas satu lusin konten yg TravelPlus Indonesia racik.

Lima tulisan tentang Pidato Kebudayaan 2024 itu terbagi atas 1 tulisan pra event atau sebelum acara berlangsung; 1 tulisan on event (saat) serta 3 tulisan post/pasca-event (setelah acara berlangsung).

Kelima tulisan tersebut tayang di website TravelPlus Indonesia dan link-nya diunggah di Threads @adjitropis dan FB serta dibagikan ke sejumlah WA dan WAG.

Adapun 7 konten videonya terdiri atas 6 konten video yang diunggah di akun medsos IG @adjitropis dan FB serta 1 konten video di kanal YouTube saya @kelana180.

Semua link konten videonya juga disebarluaskan ke sejumlah WA dan WAG.


Lima Alasan
Kenapa TravelPlus Indonesia sampai bikin 12 konten terkait Pidato Kebudayaan 2024? Jawabannya ada 5 alasan yaitu karena acaranya, penyajinya, tema dan isi pidatonya, tokoh yang memberi kata sambutan berikut isi sambutannya, dan karena tujuannya.

Alasan pertama, karena acara Pidato Kebudayaan 2024 yang digelar Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Minggu (10/11) malam, merupakan salah satu acara kebudayaan yang berkelas artinya tak hanya bermanfaat pun berdaya tarik lebih, berbeda, berkualitas, dan ber-intelek.

Kedua, karena penyajinya adalah Garin Nugroho, sutradara film ternama sekaligus budayawan yang beberapa karyanya berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Ditambah belakangan ini, dia  juga kerap menulis tentang apa yang disebutnya civic education dan lainnya di akun IG-nya yang membuat saya bertambah respek.

Alasan ketiga, karena tema dan isi pidatonya 'sexy' (baca: menarik) yakni "Balas Budi untuk Rakyat". Apalagi selaras dengan isinya, artinya pidatonya berisi, terutama tentang 7 pesan Garin Nugroho buat Presiden Prabowo untuk dijadikan PR.

Keempat, karena tokoh yang memberi kata sambutan untuk Pidato Kebudayaan 2024 adalah Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon yang sepak terjangnya untuk sektor kebudayaan masih ingin diketahui oleh banyak publik (maklum, dia baru saja menjabat sebagai Menbud). 

Ditambah lagi isi sambutannya, sekalipun disampaikan Fadli Zon lewat rekaman video dari Brazil namun punya daya tarik tersendiri terutama komitmennya sebagai Menbud untuk kemajuan sektor kebudayaan dan tambah lagi dia juga membaca puisi penyair ternama, D. Zawawi Imron diujung sambutan.

Terakhir atau alasan kelima, karena TravelPlus Indonesia punya tujuan ingin menggaungkan acara kebudayaan yang  bermutu seperti Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2024 ini agar publik jadi semakin melek.


Dua Catatan
Berdasarkan amatan langsung TravelPlus Indonesia, agenda Pidato Kebudayaan 2024 boleh dibilang berjalan lancar dan sukses. Namun ada dua catatan yang mungkin bisa jadi bahan pertimbangan buat pelaksanaan Pidato Kebudayaan 2025 dan tahun-tahun berikut.

Catatan pertama, perlu dicari terobosan terkait (venue/tempat, waktu, dan kemasan acara) Pidato Kebudayaan.

Terkait tempat, apakah memang harus selalu diadakan di Graha Bhakti Budaya? Sepertinya perlu dicari terobosan baru yakni berpindah ke venue budaya lain yang ada di Jakarta alias tempatnya berganti-ganti. Entah itu masih di dalam kompleks TIM seperti di Teater Besar dan Teater Kecil ataupun di luar TIM, mengingat Jakarta punya beberapa venue kebudayaan, antara lain Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Gedung Kesenian Wayang Orang Bharata, Gedung Balai Budaya Condet, dan lainnya agar gedung-gedung tersebut kebagian publikasinya apabila menjadi venue Pidato Kebudayaan.

Terkait waktu, apakah memang harus selalu malam? Sudah saatnya dicari waktu lain misalnya setelah zuhur sampai jelang asar (pukul 13.00 - 15.00) atau selepas asar sampai jelang magrib (pukul 16.00 - 18.00) untuk mendapatkan vibes yang berbeda dan sekaligus memudahkan para peminat/penonton Pidato Kebudayaan yang datang dari jauh dengan mengunakan moda transportasi umum.

Terkait kemasan, membacakan pidato dengan durasi panjang, meskipun isinya menarik tapi lama-lama selain bisa melelahkan penyajinya pun bisa bikin mengantuk penontonnya apalagi waktunya malam hari.


Sudah saatnya dicari terobosan dalam kemasannya agar pembacaan pidatonya tidak bikin penonton mengantuk, contohnya seperti yang dilakukan Garin Nugroho dengan menayangkan beberapa cuplikan film garapannya atau hasil karya audio visual lain sebagai informasi selingan sekaligus jeda pidato panjangnya.

Catatan kedua, publikasi kegiatan pra, on dan event Pidato Kebudayaan harus lebih keras lagi terdengar. Salah satu caranya bekerjasama dengan jurnalis, blogger, dan pembuat konten (content creator) yang biasa/loyal meliput agenda-agenda kebudayaan.

Dengan melibatkan mereka, informasi yang disampaikan bukan hanya akan lebih mengangkasa pun akan jauh lebih fair, objektif, dan berbeda bila dibandingkan dengan informasi yang disampaikan oleh pihak penyelenggara atau pihak terkait lain.

I ❤️🤍 Pidato Kebudayaan.

Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. TravelPlus Indonesia meliput langsung agenda tahunan Dewan Kesenian Jakarta, Pidato Kebudayaan 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Minggu (10/11) malam.
2. Makna film bagi Garin Nugroho.
3. TravelPlus Indonesia menilai Pidato Kebudayaan merupakan salah satu agenda kebudayaan yang berkelas.
4. Garin Nugroho menjadi penyaji Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2024. 

Read more...

Rabu, 13 November 2024

Puisi yang Dibacakan Menbud Fadli Zon Ini Bukan Sembarang Puisi


Selain menyampaikan komitmennya di sektor kebudayaan, yang tak kalah menarik dalam kata sambutannya untuk Pidato Kebudayaan 2024, Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon juga membacakan puisi. Tapi bukan sembarang puisi.

Puisi tersebut karya  D. Zawawi Imron, penyair ternama Indonesia sekaligus budayawan asal Madura, Jawa Timur.

"Saya tutup sambutan ini dengan puisi yang pernah dibacakan KH. D. Zawawi Imron pada penutup Pidato Kebudayaan tahun 2007," ungkap Menbud dalam rekaman video kata sambutannya yang dikirim dari Brazil lalu ditayangkan dalam acara Pidato Kebudayaan 2024 yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dengan   Garin Nugroho sebagai penyaji di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Minggu (10/11) malam.

Selanjutnya Menbud Fadli Zon membacakan penggalan puisi yang berjudul "Indonesia Tanah Sajadah" tersebut dengan lancar.

"Kita lahir di Indonesia, minum air Indonesia
menjadi darah kita

Kita makan beras, sagu, dan buah-buahan Indonesia
menjadi daging kita

Kita mereguk udara Indonesia
menjadi napas kita

Kita bersujud di atas bumi Indonesia
Bumi Indonesia adalah sajadah kita

Nanti bila tiba saatnya mati, kita akan dikubur
dalam pelukan bumi Indonesia

Daging kita yang meleleh
akan bersatu dengan bumi Indonesia

Tak ada alasan untuk tidak mencintai Tanah Air
Tak ada alasan untuk tidak menyantuni bangsa
".


Dilansir dari laman dkj.or.id, D. Zawawi Imron lahir di desa Batang-batang, ujung Timur Pulau Madura, mulai terkenal dalam percaturan sastra Indonesia sejak Temu Penyair 10 Kota di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 1982.

Kumpulan sajaknya Bulan Tertusuk Lalang mengilhami sutradara Garin Nugroho untuk membuat film layar perak Bulan Tertusuk Ilallang.

Kumpulan sajaknya Nenekmoyangku Airmata terpilih sebagai buku puisi terbaik dengan mendapat hadiah Yayasan Buku Utama pada 1985. Pada 1990 kumpulan sajak Celurit Emas dan Nenekmoyangku Airmata terpilih menjadi buku puisi di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Juara pertama sayembara menulis puisi Anteve dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-50 pada 1995.

Buku puisinya yang lain adalah Berlayar di Pamor Badik (1994), Lautmu Tak Habis Gelombang (1996), Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996), Madura, Akulah Darahmu (1999), dan Kujilat Manis Empedu (2003). Beberapa sajaknya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Belanda, dan Bulgaria.

Kalau menilik dari daftar prestasi D. Zawawi Imron tersebut, tak berlebihan bila puisi yang dibacakan Menbud Fadli Zon diujung kata sebutannya untuk Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2024 itu, bukanlah sembarang puisi alias bukan puisi biasa.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Menbud RI Fadli Zon saat membacakan puisi karya D. Zawawi Imron diujung kata sambutannya untuk Pidato Kebudayaan 2004 yang menampilkan Garin Nugroho sebagai penyaji. (foto: adji)

2. D. Zawawi Imron penyair Indonesia sekaligus budayawan asal Madura yang pernah menjadi penyaji Pidato Kebudayaan DKJ tahun 2007. (foto: dok. ensiklopedia.kemdikbud.go.id)

Read more...

Senin, 11 November 2024

Ini Pesan Garin Nugroho untuk Presiden Prabowo dalam Pidato Kebudayaan 2024


Ada sederet pesan penting yang disampaikan Garin Nugroho untuk Presiden Prabowo terkait strategi mengembangkan kebudayaan di Indonesia. Salah satunya harus mampu mewujudkan seni dan budaya sebagai hak asasi yang sejajar dengan hak politik dan hak ekonomi.

Pesan itu disampaikannya dalam Pidato Kebudayaan 2024 yang digelar Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki, (TIM), Jakarta, Minggu (10/11) malam.

Dalam siaran pers yang saya (TravelPlus Indonesia) terima dari Humas DKJ, sutradara tersohor satu ini mengatakan: “Pemerintahan Presiden Prabowo seharusnya mampu mewujudkan seni dan budaya sebagai hak asasi yang sejajar dengan hak politik dan hak ekonomi. Hak atas budaya dan seni merupakan hak dasar masyarakat sipil yang wajib didukung, dikembangkan, dilindungi dan diberi ruang untuk tumbuh subur dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa”.

Kepemimpinan Presiden Prabowo, kata Garin dalam pesannya yang lain, wajib mewujudkan beragam strategi ekonomi dengan kebijakan politik yang didukung perlindungan hukum untuk memfasilitasi, melindungi, merawat, dan menumbuhkan proses pemajuan kualitas kreasi dan apresiasi seni dan budaya dalam ekosistem yang sehat dan produktif, baik institusi, daya hidup para profesional, komunitas, maupun pendidikan.

Garin mengatakan, sejarah mencatat bahwa pada setiap era revolusi teknologi 1.0 hingga 4.0, Indonesia selalu gagal menangkap momentum untuk melakukan lompatan peradaban baru.

“Pemerintahan Joko Widodo di era serba digital gagal menjadikan revolusi teknologi sebagai pendorong peningkatan kualitas warga dan penyelenggaraan negara,” ujarnya.

Kenapa? Karena negara tidak dikelola sebagai pemerintahan tetapi selayaknya organisasi hiburan berbasis digital yang disertai ambisi kekuasaan politik dan ekonomi yang banal.

“Bahkan, ruang publik media baru menjadi ajang pameran yang membosankan proses politik dan hukum serta kehadiran politisi yang tidak beretika. Akibatnya, bangsa kehilangan arah dalam mencari kebaikan dan kebenaran, sehingga esensi daya hidup warga negara sebagai individu yang memiliki hak-haknya untuk mewujudkan masyarakat sipil yang berkualitas menjadi luntur,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Garin, sebagai bentuk balas budi kepada rakyat, Pemerintahan Presiden Prabowo perlu membentuk strategi budaya untuk mengelola revolusi industri 4.0 dan 5.0 guna mengembalikan hak-hak warga negara sebagai landasan kebangkitan bangsa.


Bangun SDM Unggul
Garin juga mengajak untuk belajar dari tumbuh-kembangnya industri kreatif seperti drama Korea (drakor). “Gelombang ini tidak dibangun dengan langsung membidik pasar massa, melainkan dibuat dengan membangun sumber daya manusia unggul, dengan profesionalisme yang matang dan mumpuni, dan strategi untuk menumbuhkan selera pasar,” katanya.

Pada bagian lain Garin mengingatkan pelajaran dari sejarah ketika diramalkan
bahwa para pemimpin Nusantara yang tidak mumpuni dalam menghadapi perubahan zaman apa pun hanyalah akan menjadi mandor dari korporasi besar yang mengincar sumber daya alam Indonesia dan sumber daya tenaga kerja warga Indonesia.

“Untuk menjaga pamor agar tidak terlihat sebagai mandor, para pemimpin tersebut seringkali mengulang pencitraan gaya raja Jawa, meski kejam dan mengeksploitasi rakyat untuk kepentingan diri, keluarga, dan oligarki, tetapi tetap terlihat populer. Padahal, sesungguhnya kapasitas mereka hanya mampu menjadi mandor bagi korporasi,” kata Garin.

Fenomena pemimpin sebagai “mandor korporasi” dalam sejarah Nusantara terus terulang dan menjadi sebutan seloroh, seperti ungkapan “bangsa kuli dengan mental penjajah dan politikus mandor”.

Fenomena ini juga ditujukan pada 10 tahun pemerintahan Joko Widodo dan oligarkinya. Contoh kecilnya adalah proses mewujudkan berbagai undang-undang yang menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti Undang-Undang Tenaga Kerja.

Meski menyangkut kepentingan bangsa yang sangat luas, undang-undang tersebut dikerjakan dengan cepat tanpa sosialisasi memadai yang merupakan syarat demokrasi. 

Selain itu, kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah, bukan semata-mata daerah miskin, lebih sering terlihat sebagai kunjungan “mandor”daerah yang berhubungan dengan investasi besar.

Diujung siaran pers, DKJ menjelaskan bahwa Pidato Kebudayaan pertama kali digelar pada tahun 1969, lalu menjadi tradisi tahunan di setiap tanggal 10 November, bertepatan dengan ulang tahun Pusat Kesenian Jakarta, TIM.

DKJ secara konsisten menyajikan persoalan-persoalan penting dan aktual, mengupas dan mengkritisi dengan pemikiran-pemikiran jernih melalui perspektif budaya.

Pidato Kebudayaan DKJ adalah upaya memperdengarkan suara jernih yang membawa gagasan bernas dari tokoh-tokoh terpilih.

Saya yang hadir langsung dalam Pidato Kebudayaan 2024, sebelumnya sudah membuat dua tulisan terkait, pra dan on event. Selain itu membuat konten video terkait.

Tulisan pra event Pidato Kebudayaan 2024 bertajuk "Bakal Ber-Pidato Kebudayaan 2024, Garin Nugroho Disambut Antusias Pelaku Seni" tayang di website TravelPlus Indonesia pada Sabtu (9/11). Sedangkan tulisan kedua on event, berjudul "Sederet Fakta Terkait Pidato Kebudayaan Garin Nugroho Balas Budi untuk Rakyat" tayang pada Minggu (10/11). Kedua link tulisan tersebut juga diunggah di medsos Threads @adjitropis.

Teks & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id, sumber: siaran pers humas DKJ





Read more...

Minggu, 10 November 2024

Sederet Fakta Terkait Pidato Kebudayaan Garin Nugroho "Balas Budi untuk Rakyat"


“Selamat datang, Warganet.“ Salam pertama ini, saya sampaikan tidak dengan menyapa “warga negara“, karena sepuluh tahun belakangan ini penyelenggaraan negara lebih pada bingkai warga yang diperlakukan sebagai warga-net atau netizen, bukan warga negara, maka kehidupan bernegara dikelola dalam hukum serba net dan bukan hukum kewarganegaraan". 

Itulah yang disampaikan Garin Nugroho saat menyapa para hadirin dalam pidato kebudayaannya yang bertajuk "Balas Budi untuk Rakyat" di Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (10/11/2024) malam.

Dalam pidato awalnya Garin Nugroho juga menyapa Menteri Kebudayaan (Menbud) RI.

“Selamat datang, Menteri Kebudayaan.“
Warga dan budayawan telah cukup lama mendambakan adanya kementerian 
khusus kebudayaan. Oleh karena itu, harapan terhadap Kementerian 
Kebudayaan menjadi begitu besar. 


Terlebih, saya teringat kutipan Bapak 
Menteri Kebudayaan yang baru, “Saya orang budaya yang masuk ke politik, bukan orang politik yang masuk budaya.” Bahkan, saya juga selalu mencatat dalam sebuah wawancaranya baru-baru ini bahwa, “Keberagaman budaya Indonesia adalah yang terkaya di dunia, Indonesia layaknya menjadi Ibu Kota Budaya Dunia.” 

"Saya juga merasa sangat menghormati beliau, karena ayahanda Bapak Menteri Kebudayaan adalah seorang pemain dan penulis randai, salah satu bentuk seni dan kebudayaan Minangkabau. Oleh karena itu, sebuah pertanyaan dasar muncul, “Setelah ekonomi dan politik menjadi ‘panglima’, 
mampukah di era Presiden Prabowo dan dengan hadirnya Kementerian Kebudayaan, kebudayaan di masa depan menjadi ‘panglima’ daya hidup bangsa bersama ekonomi dan politik?”

Itulah fakta pertama tentang isi awal Pidato Kebudayaan Garin Nugroho. Masih ada beberapa fakta lainnya hasil amatan langsung saya (TravelPlus Indonesia) acara Pidato Kebudayaan 2024. 


Berikutnya atau fakta yang kedua, para tamu yang hadir dalam acara Pidato Kebudayaan 2024 yang digelar Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di GBB, TIM, mulai melakukan registrasi pukul 18.30 WIB. 

Fakta ketiga, usai registrasi beberapa tamu berfoto dengan latar belakang backdrop besar bertuliskan "Balas Budi untuk Rakyat". 

Berikutnya atau fakta keempat, tamu yang hadir dari Kementerian Kebudayaan antara lain Wamenbud Giring Ganesha mewakili Menbud Fadli Zon yang berhalangan hadir karena tengah menghadiri pertemuan tingkat menteri G20 di Brasil. Selain itu ada Hilmar Farid dan Ahmad Mahendra.


Fakta kelima, acara Pidato Kebudayaan 2024 yang dipandu oleh Sakdiyah Ma'ruf selaku pembawa acara, dimulai dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya".

Selanjutnya atau fakta keenam, sebelum Garin Nugroho menyampaikan pidatonya, hadirin disuguhkan pertunjukan musik Nathania Karina (pianis) dan Hanifa Shabrina (vokalis) membawakan lagu "Payung Fantasi" sebuah lagu karya Ismail Marzuki.

Fakta ketujuh, Ketua Harian DKJ Bambang Prihadi menyampaikan kata sambutan.


"Pidato Kebudayaan dibayangkan sebagai oase atau suara jernih dari Cikini yang merujuk pada makna pusat kesenian sebagai mata air yang mengaliri air jernih ke segala penjuru dan menjadi sumber inspirasi bagi para pegiat seni budaya dan masyarakat luas, wabil khususnya juga untuk inspirasi bagi arah kebijakan pemerintah," terang Bambang Prihadi.

Berikutnya atau fakta kedelapan, Menbud Fadli Zon menyampaikan kata sambutan lewat rekaman video.


"Saya sebagai Menteri Kebudayaan RI beberapa kali mengatakan bahwa kita bisa menjadi Ibukota Kebudayaan Dunia, karena kekayaan budaya yang luar biasa dari Sabang sampai Merauke," ungkap Menbud Fadli Zon.

Fakta kesembilan, setelah menyapa hadirin diawal pidatonya, Garin Nugroho kemudian menyuguhkan potongan visual dari beberapa film yang pernah digarapnya.

Selanjutnya atau fakta kesepuluh, dalam pidato awalnya, selain menyapa para hadirin dan lainnya, Garin juga menjelaskan bahwa dalam sejarahnya,  sinema disebut sebagai gambar hidup. Maka, tugas 
penciptaan sinema adalah menghadirkan kehidupan dan memberi hidup. 

"Film karya-karya saya sedari tahun 1981 hingga sekarang, langsung atau tidak langsung menjadi pandangan pribadi saya pada keindonesiaan. Karya film yang telah diputar merepresentasikan era industri 1.0 sampai 4.0 dari era mesin uap yang ditandai mistisisme, era industri awal, maupun era 
organisasi politik pertama hingga berbagai fenomena revolusi 4.0, baik isu gender hingga fenomena politik dan ekonomi sebagai panglima yang justru menjadikan kemanusiaan dan keadilan dipertanyakan," terangnya.


"Oleh karena itu, pidato budaya akan diuraikan berbasiskan latar profesi, pendidikan, pengalaman, dan perjalanan saya ke berbagai wilayah Indonesia sejak 1983," ungkapnya.

Selanjutnya atau fakta ke-11, diujung pidatonya, Garin Nugroho menyampaikan PR dari pemerintahan Presiden Prabowo, antara lain: 

"Satu, pemerintahan mengambil momentum Revolusi 4.0, 5.0 untuk menjadikan revolusi itu sebagai suatu strategi dan framing pada generasi baru untuk menjadi generasi yang mengenal keutamaan berbangsa, kritis, produktif, dan sejahtera. Dan mengembalikan kembali hak warga negara untuk tidak sekadar menjadi warganet dan mengembalikan hak kedaulatan digital kita sebagai bagian terpenting dari bangsa ini," ungkapnya. 

Di ujung pidatonya Garin Nugroho kembali menegaskan: "Maka sudah saatnya kita mengatakan pemerintahan penyelenggaraan negara, DPR dan sebagainya, sekali lagi "Membalas Budi kepada Rakyat". Tepuk tangan hadirin yang memenuhi GBB pun bergemuruh.


Terakhir atau fakta ke-12, Hilmar Farid berkesempatan naik ke atas panggung untuk menyerahkan penghargaan dan karangan bunga kepada Garin Nugroho. Sedangkan Wamenbud Giring Ganesha menyerahkan penghargaan dan karangan bunga kepada dua musisi yang tampil Nathania Karina dan Hanifa Shabrina. Dilanjutkan dengan foto bersama.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Read more...

Sabtu, 09 November 2024

Bakal Ber-Pidato Kebudayaan 2024, Garin Nugroho Disambut Antusias Pelaku Seni


Sineas ternama Indonesia Garin Nugroho bakal ber-Pidato Kebudayaan 2024 di Graha Bhakti Budaya,.Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada  Minggu (10/11) malam.

Informasi menarik tersebut disampaikan  Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) selaku penyelenggara Pidato Kebudayaan 2024 lewat akun Instagram (IG)-nya @jakartscouncil, baru-baru ini.

"Garin Nugroho (@garin_film) hadir sebagai penyaji pidato tahun ini. Dengan tajuk “Balas Budi untuk Rakyat”. Begitu isi keterangan flyer informasi tersebut.

"Nilai kebudayaan yang paling penting adalah rasa keadilan. Sepanjang sejarah, keadilan selalu menjadi kekuatan yang tak terbendung. Kekuasaan, manipulasi, dan propaganda mungkin dapat menundukkan keadilan untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya, keadilan akan selalu menemukan jalannya," lanjut captions yg ditulis admin akun tersebut seraya menambahkan bahwa Pidato Kebudayaan 2024 terbuka untuk umum dan tidak memungut biaya alias  gratis namun harus reservasi terlebih dahulu melalui link https://bit.ly/PIKEBU2024.

Posting-an tersebut juga diunggah Garin Nugroho di akun IG-nya dan mendapat respons antusias dari para pelaku seni.

Koreografer tersohor @ekopece memberi komentar 7 emoji tanda suka berwarna merah: "❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️". Sedangkan aktor sekaligus sutradara teater @wendyhs24 berkomentar: "kerennn!".  Saya sendiri (TravelPlus Indonesia) @adjitropis memberi komentar: "SmangaaaArt, siap hadir".


Di unggahan flyer DKJ berikutnya yang bergambar foto Garin Nugroho, DKJ menjelaskan bahwa Garin Nugroho dikenal karena kontribusinya yang signifikan dalam dunia film dan seni. Karya-karyanya tidak hanya menggugah emosi, tetapi juga memberikan refleksi mendalam tentang identitas budaya.

"Melalui berbagai medium seni, mulai dari film, pertunjukan, tulisan hingga instalasi, Garin Nugroho konsisten menyuarakan keresahannya terhadap berbagai permasalahan sosial", tulis adminnya lagi sebagai captions .

Di posting-an flyer bertajuk tema pidato yang akan disampaikan. Garin Nugroho, DKJ menerangkan bahwa "Balas Budi untuk Rakyat" merefleksikan kondisi sosial politik sepanjang tahun 2024, yang di tuangkan menjadi sebuah gagasan dan pemikiran kritis oleh Garin Nugroho.

"Acara ini menampilkan pertunjukan musik dari Nathania Karina (@nathaniakarina15) & Hanifa Shabrina (@hanicuuu). Pemandu acara Sakdiyah Ma'ruf (@sakdiyah.maruf)," tambah adminnya.


Garin juga mengunggah flyer berisi informasi bahwa dia sebagai penyaji Pidato Kebudayaan 2024 dengan captions yang memuat undangan untuk datang ke  acara tersebut.

Posting-an itu pun mendapat respons antusias dari kalangan pelaku seni. Aktris @happysalma mosalnya berkomentar: "Penting ini🔥".  Sutradara film  @kamilandini memberi komentar 2 emoji menyala: "🔥🔥". Aktor film @rifnuwikana memberi komentar: "Hadir". 

Komentar positif lainnya juga datang dari  aktor sekaligus sutradara teater @wendyhs24 : "Selamat dan sukses mas🔥🔥🔥🔥🔥". Penyanyi @dirasugandi menulis komentarnya begini: "Aduh ingin 😍🔥,"  Saya @adjitropis jugabtak ketinggalan memberi komentar seperti ini: "Temanya 👍, siyaaap hadir'.

Di unggahan flayer DKJ berikutnya, dijelaskan Pidato Kebudayaan 2024 "Balas Budi untuk Rakyat" akan dimeriahkan dengan pertunjukan kolaborasi Nathania Karina dan Hanifa Shabrina

"@nathaniakarina15 dan @hanicuuu menampilkan musik yang telah dipilih secara khusus oleh Garin Nugroho melalui proses kurasi yang merefleksikan tema Pidato Kebudayaan tahun ini," ungkap adminnya dalam captions.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Flyer undangan menghadiri Pidato Kebudayaan 2024 yang diunggah Dewan Kesenian Jakarta. (dok. @jakartscouncil)
2. Flyer bergambar Garin Nugroho yang diunggah DKJ. (dok. @jakartscouncil)
3. Flyer undangan menghadiri Pidato Kebudayaan 2024 yang diunggah Garin Nugroho. (dok. @garin_film)


Read more...

Kamis, 07 November 2024

Mau Berwisata ke Masjid Agung Banten? Simak Dulu Delapan Fakta Menariknya


Masjid Agung Banten merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Banten yang masih terawat hingga kini dan boleh dibilang paling populer karena ramai dikunjungi wisatawan untuk berwisata sejarah, religi, dan ziarah. Masjid ini mudah dikenali dari bentuk menaranya yang mirip dengan mercusuar.

Itulah salah satu fakta menarik tentang masjid yang berada di kawasan yang dulu dikenal sebagai Banten Lama (Banten lor) di  Jalan Kompleks Masjid Agung Banten, Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Tepatnya sekitar 10 km sebelah Utara Kota Serang, Ibukota Provinsi Banten.

Berdasarkan amatan langsung TravelPlus Indonesia dan ditambah data dari beberapa sumber, masih ada tujuh fakta menarik lainnya tentang masjid bersejarah ini.

Fakta kedua, dilansir dari laman Kebudayaan Kemdikbud, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB) Banten,

Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin, Putra dari Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552 – 1570 M. Masjid ini memiliki halaman yang luas dengan taman yang dihiasi Bunga – bunga Flamboyan.

Sumber lain menyebut masjid yang juga dijadikan sebagai simbol kejayaan Kesultanan Banten ini berdiri pada tahun 1556 dengan luas tanah sekitar 1,3 hektar dan dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter.

Fakta ketiga, arsitektur masjid ini merupakan akulturasi dari budaya Cina, Arab, dan Eropa (Belanda) serta perpaduan dari pengaruh Hindu, Buddha, dan Islam.

Arsitektur Cina bisa dilihat dari atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda Cina yang merupakan karya arsitek Cina bernama Tjek Ban Tjut. Atap masjid tersebut ditopang 24 tiang yang semuanya berbentuk segi delapan.

Gaya arsitektur Belanda kuno, bisa dilihat dari paviliun tambahan masjid yang terletak di sisi Selatan bangunan inti masjid. Paviliun dua lantai berbentuk persegi panjang tersebut dinamakan Tiyamah, dirancang oleh arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel.


Selanjutnya atau fakta keempat, Masjid Agung Banten memiliki menara besar yang menyerupai mercusuar. Tingginya 24 meter dengan diameter bawah 10 meter. Di puncak menaranya terdapat mustaka, menyerupai bunga yang sedang mekar.

Menara yang dibangun pada abad ke 16 atau sekitar tahun 1560 ini digunakan sebagai tempat untuk mengumandangkan azan dan memantau keadaan di perairan Teluk Banten.

Menara yang terletak di sebelah Timur masjid ini dibangun oleh arsitek asal Cina yaitu Cek Ban Cut yang diberi gelar Pangeran Wiradiguna oleh Sultan Ageng Tirtayasa kemudian direnovasi oleh Henrik Lucasz Cardeel dari Belanda pada tahun 1683 dan pada saat itulah masuk pengaruh budaya Eropa yang sebelumnya banyak dipengaruhi oleh agama Budha yaitu dengan adanya padma (bunga teratai) pada puncak menara.

Keberadaan menara yang terbuat dari batu bata ini boleh dibilang menjadi salah satu daya tarik utama dari Masjid Agung Banten. Buktinya wisatawan yang bertandang selain mengabadikannya pun tak lupa berfoto berlatar menara bercat putih tersebut.

Fakta kelima, di sebelah kanan masjid terdapat kompleks pemakaman para sultan  atau raja-raja beserta keluarganya. Komplek pemakaman tersebut sampai kini menjadi tujuan wisata ziarah para peziarah dari berbagai daerah.

Ada makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sedangkan di sisi Utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.


Berikutnya atau fakta keenam, setelah direnovasi, Masjid Agung Banten kini memiliki payung-payung peneduh berukuran raksasa yang mirip dengan payung raksasa yang ada di Masjid Nabawi Madinah.

Fakta ketujuh, pantauan TravelPlus Indonesia di Masjid Agung Banten banyak pedagang yang berjualan di area masjid. Ada yang berjualan aneka minuman ringan seperti es teh manis dalam kemasan gelas plastik, makanan ringan seperti sosis, burger, bermacam kerupuk dan emping, aneka buah seperti kelengkeng, anggur dan kurma, serta telor asin.

Terakhir atau fakta kedelapan, Masjid ini buka setiap hari selama 24 jam tanpa HTM alias gratis. Sampai saat ini, Masjid Agung Banten masih sering dikunjungi oleh masyarakat sebagai wisata sejarah, religi, dan ziarah, terutama pada hari Jumat, akhir pekan, hari libur maupun hari besar umat Islam seperti peringatan Maulid Nabi.

Naskah & foto : Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Masjid Agung Banten menjadi objek wisata sejarah, religi dan ziarah tersohor di Banten.
2. Menara Masjid Agung Banten yang menyerupai mercusuar.
3. Kini dilengkapi sejumlah payung peneduh berukuran raksasa seperti yang ada di Masjid Nabawi Madinah. 

Read more...

Rabu, 30 Oktober 2024

Lima Fakta Gala Premiere Film Bila Esok Ibu Tiada


Gala premiere film Bila Esok Ibu Tiada produksi Leo Pictures berlangsung di XXI Plaza Indonesia, Jakarta pada Rabu (30/20/24) sore. Film yang diadaptasi dari buku karya Nuy Nagiga ini akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 14 November 2024.

Sejumlah undangan sudah hadir di venue acara sebelum waktu ashar masuk. Mereka mengenakan dress code putih dengan sentuhan oranye. Itulah fakta pertama yang saya (TravelPlus Indonesia) catat hasil amatan langsung gala premiere film bergenre drama tersebut. 

Fakta berikutnya atau yang kedua, Nuy Nagiga sang penulis buku Bila Esok Ibu Tiada hadir ditemani suami dan dua putranya yang sudah berstatus mahasiswa.


"Makasih ya Adji, sudah datang," ucap Nuy usai berfoto bareng dengan backdrop besar bergambar poster film Bila Esok Ibu Tiada.  "Sama-sama neng Nuy, thanks dah ngundang ya," balas saya.

Fakta ketiga, di ruang lain berlangsung konferensi pers film Bila Esok Ibu Tiada. Selain Nuy Nagiga dan produser film Agung Saputra dari Leo Pictures, juga hadir Rudi Soedjarwo selaku sutradara dan sejumlah pemain utama dan pendukung film tersebut yakni Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Adinia Wirasti, Fedi Nuril, Amanda Manopo, dan Yasmin Napper. 


Menurut Agung Saputra dari awal, Rudi Soedjarwo sudah meminta yang memerankan Ibu Rahmi harus Christine Hakim. 

"Saya setuju dan tidak pikir dua kali. Kapan lagi bisa kerja sama dengan legenda perfilman Tanah Air," ungkapnya.

Selanjutnya atau fakta keempat, usai jumpa pers lanjut dengan red carpet seluruh pemain film Bila Esok Ibu Tiada  yang mendapat perhatian sejumlah awak media dan para undangan.


Terakhir atau fakta kelima, usai menyaksikan pemutaran film Bila Esok Ibu Tiada untuk para undangan di studio 2, saya  menilai film drama ini selain punya judul yang human interest-nya kuat dan ada pesan kebaikan yang tersirat di dalamnya untuk senantiasa mencintai ibu, pun ditambah dengan keistimewaan lain yakni kekuatan akting para pemainnya.

Bukan hanya Christine Hakim yang begitu cemerlang memerankan ibu Rahmi, pun para pemain lainnya terutama Adinia Wirasti yang berperan sebagai Ranika anak tertua, Fedi Nuril (Rangga), Amanda Manopo (Rania), dan Yasmin Napper sebagai Hening, tak kalah berkilaunya.


Dari sisi cerita, keempat anak Rahmi tersebut pun punya kisah dan problema masing-masing yang menarik untuk terus disimak.

Intinya, film Bila Esok Ibu Tiada dengan sederet keistimewaan itu, wajib masuk daftar tontonan Anda terlebih bagi penyuka film drama bermuatan positif. Namun biar lebih komplit lagi, sebaiknya baca pula bukunya.

Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
 
Captions :
1. Nuy Nagiga penulis buku Bila Esok Ibu Tiada hadir dalam gala premiere film Bila Esok Ibu Tiada di Plaza Indonesia, didampingi suami dan 2 putranya.
2. Sepenggal video Nuy Nagiga and family berfoto bersama berlatar poster film Bila Esok Ibu Tiada.
4. Kolase foto para narasumber dalam jumpa pers film Bila Esok Ibu Tiada. (foto: dok IG @bilaesokibutiadaofficial)
5. Kolase foto red carpet para pemain film Bila Esok Ibu Tiada. (foto: dok IG @agungsaputrabm)
6. Sepenggal video membaca buku Bila Esok Ibu Tiada sebelum menonton filmnya.


Read more...

Kamis, 24 Oktober 2024

Jadi Lokasi Pembekalan Menteri, Daya Tarik Kota Magelang Ikut Mengawang


Terpilih menjadi lokasi pembekalan para menteri, wakil menteri (wamen), dan pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Lembah Tidar selama 4 hari, membuat ragam daya tarik kota Magelang ikut mengawang. Apa saja?

Sebelum saya (TravelPlus Indonesia) beberkan satu per satu, ada baiknya kita memahami arti kata mengawang yang tercantum di ujung judul tulisan ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengawang artinya antara lain naik tinggi-tinggi, melangit.

Kenapa ragam daya tarik kota yang berada di Jawa Tengah itu bisa ikut mengawang atau melangit? Ya karena Akmil di Lembah Tidar yang menjadi lokasi pembekalan para pembantu Presiden Prabowo Subianto itu berada di kota Magelang. 

Otomatis nama kota yang terletak pada jalan raya antara Kota Semarang–Kota Yogyakarta, tepatnya berada di 15 km sebelah Utara Kota Mungkid (ibukota Kabupaten Magelang), 75 km sebelah Selatan Semarang, dan 43 km sebelah Utara Yogyakarta ini ikut mengawang lantaran tercantum di ragam media (online, elektronik maupun media sosial).


Bukan cuma namanya, publik juga jadi penasaran dan ingin tahu daya tarik apa saja yang ada di kota yang wilayahnya terbagi atas tiga kecamatan (Magelang Utara, Magelang Tengah, dan Magelang Selatan) ini.

Berdasarkan amatan saya secara langsung dan ditambah data dari berbagai sumber, ragam daya tarik wisata di kota yang Hari Jadinya ditetapkan pada tanggal 11 April 907 Masehi ini antara lain Gunung Tidar, sejumlah museum, beberapa taman, dan tentunya Alun-alun Kota Magelang.

Gunung Tidar (sebenarnya bukit) yang  berketinggian 503 Mdpl (1.650 feet) dikenal sebagai "Pakunya Tanah Jawa" karena terletak di tengah-tengah Kota Magelang.

Gunung Tidar atau Kebun Raya Gunung Tidar saat ini menjadi destinasi wisata alam, religi, sekaligus area pendidikan militer karena di gunung ini terdapat Akmil sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga, yang berdiri pada 11 November 1957, tepatnya di Lembah Tidar. 

Untuk sampai ke puncak Gunung Tidar, pengunjung harus menapaki seribu lebih undakan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit-an. 

Selama pendakian akan menemukan beberapa situs makam di beberapa titik sampai di puncaknya antara lain Makam Syekh Subakir, Makam Kyai Sepanjang, dan Makam Kyai Semar atau Mbah Ismoyojati atau Kiai Tunggul Jati. Tiga makam tersebut kerap disambangi peziarah untuk wisata religi.

Di puncaknya terdapat tanah lapang yang ditengahnya terdapat sebuah Tugu Sa yang menjadi titik tengah puncak Gunung Tidar. Banyak orang meyakini tugu tersebut sebagai Pakunya Tanah Jawa. Di sana juga ada Monumen Tanah Air Satu Bangsa.

Kalau ingin mengabadikan pesona sunrise  di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, harus sampai ke Gardu Pandang Taman Elang Jawa sebelum matahari terbit. 

Gardu pandang tersebut berada di sisi Timur puncak Gunung Tidar. Dinamakan begitu karena pengunjung juga bisa melihat elang Jawa terbang mengitari puncak Gunung Tidar dari jarak dekat, kalau beruntung.

Selain Kebun Raya Gunung Tidar, di sana  juga ada objek wisata Desa Wisata Tidar Campur, dan Desa Wisata Tidar Dudan. Ketiganya berada di Kecamatan Magelang Selatan.


Di kota Magelang terdapat beberapa museum, antara lain Museum Abdul Jalil Subroto Komplek AKMIL di Kec. Magelang Selatan, Museum AJB Bumi Putera (Magelang Tengah), Museum Badan Pusat Keuangan atau BPK RI (Magelang Tengah), Museum Diponegoro Magelang (Magelang Tengah), Museum OHD (Magelang Tengah), dan Museum Sudirman di Kec. Magelang Utara.

Taman kotanya, ada Taman Badaan Magelang di Kec. Magelang Utara dan Taman Kyailanggeng di Magelang Tengah. Selain itu juga ada Borobudur Golf.di Kec. Magelang Selatan, GOR/ Stadion Samapta (Magelang Utara), Kebun Bibit Senopati (Magelang Selatan), Mantyasih.(Magelang Tengah), dan Rindam (CFD) di Kec. Magelang Utara.

Adapun Alun-alun Kota Magelang berikut dengan aktivitas wisata yang bisa dilakukan, saya kupas dalam satu tulisan tersendiri.


Pilihan Hotel 
Akomodasi di kota yang memiliki Terminal Tidar yakni terminal bus angkutan antar kota Tipe A ini terbilang cukup banyak.

Berdasarkan data wisata dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang, hotel yang berada di Kec. Magelang Tengah antara lain Hotel Ahava Magelang, Hotel Ardiva Magelang, Hotel Lokasari Magelang, Hotel Mutiara Magelang, Hotel Oxalys Magelang, Hotel Pringgading Magelang, Hotel Puri Asri Magelang, Hotel Sriti Magelang, Hotel Sumber Waras Magelang, 

Pilihan hotel yang berada di Magelang Selatan antara lain Hotel Atria Magelang, Hotel City Hub Magelang, Hotel Safira Magelang, Hotel Trio Magelang, dan Hotel Wisata Magelang. Sedangkan yang ada di Kec. Magelang Utara antara lain Hotel Bharata Magelang, Hotel Borobudur Indah Magelang, Hotel Wijaya Magelang, Hotel Safari Magelang, dan Wisma Sejahtera Magelang.

Kapan waktu terbaik berwisata ke kota berudara sejuk karena dikelilingi Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Telomoyo, Gunung Andong, dan Pegunungan Menoreh serta dikelilingi Kabupaten Magelang ini? Kapan saja bisa tapi kalau ingin sekaligus melihat suguhan kesenian, kuliner, parade drumband, dan lainnya sebaiknya datang saat peringatan Hari Jadi Kota Magelang yang berpusat di Alun-alun dan sekitarnya.

Naskah, foto & video: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
 
Captions :
1. Kawasan Alun-alun Kota Magelang.
2. Suasana Kota Magelang di Kecamatan Magelang Tengah.
3. Tulisan I ❤️ MGL pada malam hari.
3. Sepenggal video kawasan Alun-alun Kota Magelang.


Read more...

Rabu, 23 Oktober 2024

Bali Masih Jadi Destinasi Idaman, Ini Fakta dan Faktor Penguatnya


Tak bisa dibantah, Bali tetap menjadi destinasi wisata idaman wisatawan mancanegara (wisman). Faktanya sepanjang tahun lalu (2023), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak ke Indonesia adalah ke Bali.

Tercatat jumlah wisman ke Bali 2023 mencapai 5.273.258 orang, mengalami kenaikan 144,61% dibandingkan 2022.  Negara asal wisman yang datang ke Bali, terbanyak dari Australia, India, China, Inggris, dan Amerika Serikat. Selain wisman, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Bali pada 2023 terbilang cukup tinggi, mencapai 9.459.259 kunjungan.

Kenapa bisa begitu? Sekurangnya ada tiga faktor penguatnya yakni grafik pandemi Covid-19 mulai menurun, kebijakan dan kegiatan pemulihan ekonomi diprioritaskan, serta semakin banyak maskapai yang membuka direct flight ke Bali.

Fakta lain kalau Bali memang destinasi idaman wisman, saya kutip dari laman Kemenparekraf, Bali termasuk destinasi wisata di Indonesia yang pernah disinggahi para pesohor dunia. Beberapa objek wisatanya juga pernah digunakan sebagai lokasi syuting film Hollywood, Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Robert antara lain Pasar Seni Ubud, Monkey Forest, Tegalalang, Pantai Padang Padang dan Rumah Ketut Liyer.

Sederet pesohor dunia lain juga pernah berkunjung ke Bali seperti Paris Hilton, Justin Bieber, Selena Gomez, dan Katy Perry, termasuk rombongan Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi.

***

Sebelum saya membuat tulisan ini, sempat berdiskusi dengan beberapa rekan yang sama-sama respek dengan pariwisata, ekraf, kebudayaan, lingkungan hidup, dan kehutanan terkait tentang kesuksesan Bali yang tetap menjadi destinasi idaman, bukan cuma buat wisman pun wisnus.

Dalam diskusi santai di salah satu kedai kopi selepas Isya, terlontar beberapa pertanyaan. Ada yang bertanya apa sih rahasia sukses Bali bisa seperti itu? Apakah provinsi lain di Tanah Air, sektor pariwisatanya bisa seperti Bali? Bagaimana dengan 5 destinasi super prioritas (Labuan Bajo, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Borobudur)?

Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itu, akhirnya saya buat tulisan ini. Sebelum menjawab tiga pertanyaan tersebut, saya suguhkan definisi/pengertian destinasi, destinasi wisata, dan destinasi idaman.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, destinasi berarti tempat tujuan atau tempat pengiriman. Sedangkan kata wisata bermakna bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya). Juga bisa diartikan sebagai bertamasya dan piknik.

Bila disimpulkan dari arti dua kata tersebut, destinasi wisata adalah tujuan atau tempat wisata yang dijadikan sebagai tempat bersenang-senang atau piknik.

Dalam UU RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), destinasi (tujuan utama perjalanan): Destinasi utama perjalanan wisata didefinisikan sebagai tempat yang dikunjungi dan menjadi pusat keputusan untuk melakukan perjalanan. Lihat juga tujuan perjalanan wisata ( IRTS 2008, 2.31 ).

UNWTO (2007) juga pernah menjelaskan ada 6 elemen dasar yang harus dipenuhi dari destinasi wisata bila ingin sukses, yaitu price, attractions, accesibility, public & private amenities, image & character, serta human resources.

Berdasarkan 6 elemen tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan/kesuksesan destinasi pariwisata tidak hanya bergantung pada daya tarik/atraksi wisata semata (keindahan alam, keunikan budaya, wisata buatan, ragam aktivitas wisata, kalender wisata yang menarik, dan lainnya), pun elemen harga yang terjangkau, aksesibilitas yang mudah, ketersediaan fasilitas, citra atau imej yang baik/positif/aman/nyaman/ramah, dan sumber daya manusia yang terlatih.

Lalu apa itu destinasi idaman? Idaman dalam KBBI diartikan sesuatu yang didambakan (diharapkan); cita-cita; hasrat. Bila dikaitkan dengan destinasi wisata berarti destinasi idaman adalah tempat wisata yang didambakan atau diharapkan oleh banyak wisatawan untuk bersenang-senang dan sebagainya.


Tiga Faktor Penguat
Bali masih menjadi destinasi idaman karena memenuhi sekurangnya tiga faktor penguat. Ini berdasarkan amatan langsung saya beberapa kali ke Bali untuk meliput ragam pesonanya.

Faktor penguat pertama, pemerintah dan masyarakat Bali sudah lama serius (berkomitmen, bersungguh-sungguh) menjadikan pariwisata sebagai salah sektor andalan, selain pertanian.

Kesepakatan itu membuat pemerintah dan masyarakat provinsi berjuluk Pulau Dewata ini terus bahu-membahu memoles wajah pariwisatanya supaya terus diminati wisman maupun wisnus.

Alhasil industri pariwisatanya berhasil menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat Bali dan mampu menyumbang 61% PDB Bali sebelum pandemi Covid-19.

Faktor kedua, Bali boleh dibilang sudah memenuhi 6 elemen dasar yang harus dipenuhi dari destinasi wisata bila ingin sukses sebagaimana dimaksud UNWTO yaitu price, attractions, accesibility, public & private amenities, image & character, serta human resources.

Price, misalnya sewa tempat tinggal di Bali relatif murah dibandingkan dengan negara asal wisman alhasil banyak bule yang tinggal lama di Bali dengan cara menyewa tempat tinggal. Ongkos ke Bali juga terbilang terjangkau bila menggunakan moda transportasi darat ataupun laut, khususnya bagi wisatawan yang senang backpacker-an.


Attractions
, Bali dianugerahi alam yang indah dan beraneka seperti pantai, gunung, danau, sungai, dan hutan yang dikemas menjadi objek wisata alam menawan. Bali juga memiliki kebudayaan yang khas (tari, musik, lagu, pakaian adat, upacara keagamaan, sejumlah pura atau tempat ibadah umat Hindu, dan lainnya). Ragam aktivitas wisata yang bisa dilakukan pun amat banyak serta memiliki kalender wisata yang sudah lama mendunia antara lain Pekan Kebudayaan Bali.

Public & private amenities, Bali memiliki banyak fasilitas pendukung wisata seperti bermacam jenis hotel/resort/vila/penginapan, restauran, warung makan, cafe, bar, diskotik, kolam renang, toko souvenir, pasar tradisional, pasar seni, money changer, penyewaan alat-alat surfing, bermacam sarana olahraga buggy jumping, water boom, selancar angin, parasailing, dan mendayung.

Human resources, selain masyarakatnya ramah terhadap turis, Bali juga memiliki banyak SDM hospitality terbaik, juga sangat kreatif dalam mengemas daya tarik wisata, festival, dan membuat aneka kerajinan.

Terakhir atau faktor penguat ketiga, campur tangan pemerintah pusat dalam mendukung sektor pariwisata Bali dari berbagai sisi, seperti promosi termasuk kebijakan serta kegiatan pemulihan ekonomi ketika Bali dihantam dampak pandemi Covid-19.

Kombinasi ketiga faktor penguat itulah yang membuat Bali akhirnya tetap menjadi destinasi idaman.

Mungkinkah sektor pariwisata provinsi lain di Tanah Air bisa sesukses Bali? Jawabannya tidak ada yang tidak mungkin, termasuk dengan 5 destinasi super prioritas. Namun dengan catatan, harus terus ber-ikhtiar (bersungguh-sungguh/serius, bekerja keras, bersinergi/berkolaborasi, kreatif dan produktif, berkelanjutan, bersabar serta tak lupa melibatkan Tuhan dalam setiap upaya) agar terwujud dan mendatangkan keberkahan.

Satu lagi, ketiga faktor penguat sebagaimana tersebut di atas harus terpenuhi dengan tetap mengedepankan keunikan budaya lokal dan keistimewaan yang dimiliki.

Bila daerah Anda belum bisa menjadi destinasi wisata idaman wisman, cukuplah menjadi destinasi wisata favorit wisnus sebagaimana yang berhasil diraih provinsi Jawa Timur (Jatim) tahun lalu dengan meraup 116,70 juta perjalanan (26,92%) wisnus, dan Surabaya menjadi kota yang paling populer dikunjungi dengan 10,06 juta kunjungan.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
 
Captions :
1. Salah satu suguhan budaya dalam Pekan Kebudayaan Bali.
2. Keindahan panorama Danau Batur
3. Turis bule bersantai di salah satu pantai ternama di Bali.


Read more...

Selasa, 22 Oktober 2024

Tiga Keuntungan Berdiri Sendiri Menjadi Kementerian dan Empat Langkah Perubahan


Sebelum membuat tulisan ini, terlebih dulu saya menanyakan tanggapan beberapa rekan terkait tentang pemisahan sektor pariwisata dengan ekonomi kreatif (ekraf), sektor kebudayaan dengan pendidikan, dan sektor lingkungan hidup dengan kehutanan yang kini masing-masing berdiri sendiri sebagai satu kementerian di era Presiden Prabowo Subianto. Salah satu rekan saya membalasnya begini: "Ini (pemisahan tersebut_red), adalah langkah yang tepat".

Rekan lain membalas begini: "Buat Kementerian Pariwisata atau Kemenpar, ini berarti kembali ke jalan yang benar".

Ada juga yang menjawabnya seperti ini: "Kalau aku sih yes, Kemenbud berdiri sendiri". Rekan berikutnya membalas begini: "Setujuuuhhh pake bingits Lingkungan Hidup bercerai dengan Kehutanan". 

Tak sedikit yang langsung jawab: "Kenapa nggak dari dulu ya dipisah". Tapi ada juga yang bilang begini: "Ini bikin gemuk kabinet tapi kita lihat aja hasilnya nanti. Semestinya harus lebih baik, maju, meningkat, berkualitas & membanggakan dibanding saat dilebur dengan sektor lain".

Secara umum, jawaban sejumlah rekan saya itu lebih banyak yang berkonotasi positif, artinya menyetujui pemisahan sektor-sektor tersebut.

Kini yang menjadi pertanyaan, apa saja keuntungan dari pemisahan sektor-sektor itu?

Berdasarkan amatan saya yang sejak dulu meliput sektor pariwisata, kebudayaan, lingkungan hidup, kehutanan, dan kemudian ekraf, sekurangnya ada 3 keuntungan yang didapat, yaitu jadi lebih fokus, lebih ringan, dan tetap bisa berkolaborasi.

Keuntungan pertama, lebih fokus artinya kinerja menterinya akan jauh lebih terpusat ke satu sektor yang harus diurus/dibenahi artinya perhatiannya tidak lagu terbagi dua. 

Contoh Kemenpar yang kini dipimpin
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, tentunya akan jadi lebih fokus mengurus sektor pariwisata. Dia tak perlu mengurus sektor ekraf karena ekraf sudah pisah dan menjadi satu kementerian tersendiri. 

Begitupun dengan Kementerian Ekraf/ Badan Ekraf), menterinya Teuku Riefky Harsya jadi lebih fokus mengurus sub-sub sektor yang tercakup dalam sektor Ekraf. 

Hal yang sama juga berlaku pada Kementerian kebudayaan yang kini dipimpin Fadli Zon, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Menteri Hanif Faisol Nurofiq), dan Kementerian Kehutanan yang kini nahkodai Raja Juli Antoni.

Keuntungan kedua lebih ringan, lantaran masing-masing menterinya kini dibantu oleh wakil menteri. Artinya Menpar Widiyanti Putri Wardhana harus berbagi tugas dengan Wamennya yakni Ni Luh Enik Ermawati, Menbud Fadli Zon dengan Wamenbud Giring Ganesha, Men-LH Hanif Faisol Nurofiq dengan Wamen-LH Diaz Faisal Malik Hendropriyono, Menhut Raja Juli Antoni dengan Wamenhut Sulaiman Umar, dan Menkraf Teuku Riefky Harsya harus berbagi tugas dengan Wamenkraf-nya yaitu Irene Umar.

Keuntungan terakhir atau ketiga yakni
Tetap bisa berkolaborasi, maksudnya meskipun sudah berdiri menjadi kementerian tersendiri namun dalam kinerjanya masih bisa berkolaborasi atau bersinergi dengan kementerian lain seperti dulu.

Contohnya jika Kemenpar membuat tourism event seperti festival di kabupaten/kota untuk menjaring kunjungan wisatawan, mau tidak mau pasti ada kolaborasi dengan sektor/kementerian lain, misalnya festival tersebut menyuguhkan bazaar kuliner dan kerajinan tangan serta musik (ini berarti berkolaborasi dengan Kementerian Ekraf), lalu ada suguhan tari dan atraksi seni-budaya lain (ini  bersinergi dengan Kementerian Kebudayaan), dan bila harus ada akses transportasi umum menuju lokasi acara tersebut (ini berarti berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan).

Contoh lainnya, kalau Kemenpar menggelar sport tourism antara lain lomba triathlon di kawasan konservasi seperti taman nasional, dll tentu suka tidak suka akan berkolaborasi dengan Kemenpora dan Kementerian Kehutanan.


Empat Langkah Perubahan 
Pertanyaan berikutnya, untuk memanfaatkan ketiga keuntungan tersebut agar hasilnya maksimal, diperlukan sederet langkah perubahan apa saja? 

Berdasarkan amatan saya, sekurangnya ada empat langkah perubahan yang harus dilakukan oleh masing-masing kementerian tersebut.

Pertama, setiap menterinya harus berbagi tugas dengan wamen-nya dengan tepat. Menterinya jangan terlalu ingin tampil sendirian. Jangan semuanya diurus oleh menteri. Berbagi tugas disini bukan cuma dengan wamen-nya, pun dengan para deputinya karena merekalah yang sebenarnya memahami situasi dan kondisi di lapangan.

Langkah perubahan kedua, memiliki tim biro komunikasi (humas) masing-masing. Mengingat sudah menjadi kementerian tersendiri, sebaiknya biro komunikasinya jangan lagi menyatu seperti waktu masih bergabung dengan sektor lain. Ini supaya lebih fokus dan mempermudah/mempercepat kinerjanya.

Ketiga, memiliki website dan akun ragam medsos tersendiri. Artinya tidak lagi menggunakan website dan akun ragam medsos yang lama (saat masih bergabung). Tujuannya agar kinerjanya dapar lebih mudah diketahui publik dan tidak pula membingungkan publik.

Langkah perubahan terakhir atau keempat, mengikutsertakan kembali jurnalis/blogger/konten kreatif yang berpengalaman dan loyal dalam meliput serta mempublikasikan/menayangkan hal-hal terkait dengan pariwisata, ekraf, kebudayaan, lingkungan hidup, dan kehutanan supaya setiap kegiatan atau kinerja menteri/wamen, para deputi dan bawahannya dapat tersiar luas ke publik dengan pemberitaan yang lebih kekinian (tidak ada hanya tulisan/foto pun ragam konten video yang menarik).

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
 
Captions :
1. Kolase pelantikan menteri kabinet Merah Putih dan ucapan selamat bertugas kepada menteri & wamen pariwisata, kebudayaan, ekraf, lingkungan hidup serta 
menteri dan wamen kehutanan.  (Foto: dok. IG @prabowo, @kemenparekraf.ri, @budayasaya & @kementerianlhk)

2. Saat saya (TravelPlus Indonesia) meliput kegiatan KLHK di Taman Nasional Komodo, sekaligus mempublikasikan ragam daya tarik setempat lewat tulisan, foto, dan ragam konten video menarik supaya publik tahu dan tertarik datang. (Foto2 IG: @adjitropis)



Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP