Ini Keistimewaan Bamboo Rafting di Sungai Way Besai
Selama ini bamboo rafting terlanjur identik dengan Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (Kalsel). Padahal di Lampung, tepatnya di Sungai Way Besai, Kampung Wisata Gedung Batin, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan juga ada aktivitas wisata beraroma petualangan serupa.
Sungai Way Besai yang melintasi Gedung Batin atau “Rumah Raja” dalam bahasa setempat, memiliki arus cukup deras dan memiliki batuan ukuran sedang, yang tak kalah menantang dengan Sungai Amandit di Loksado.
Jeram-jeram di sungai ini tergolong dalam tingkat kesulitan (grade) 1 sehingga aman digunakan untuk wisata arung jeram (rafting), baik dengan perahu karet, ban atau river tubing, maupun dengan rakit (getek) dari bambu atau disebut bamboo rafting.
Rute bamboo rafting yang ditawarkan di Sungai Way Besai ini berjarak sekitar 10 Km selama sekitar 2,5 jam dengan 3 check point yang berada di tengah rute.
Rakit bambu yang pakai utuk berarung jeram maksimal menampung 5 orang.
Di Gedung Batin sendiri sudah tersedia penyewaan alat-alat baik untuk bamboo rafting, river tubing, maupun rafting dengan perahu karet. Tak ketinggalan pemandu yang terampil mengemudikan rakit bambu di sungai berjeram liar.
Di Gedung Batin sendiri sudah tersedia penyewaan alat-alat baik untuk bamboo rafting, river tubing, maupun rafting dengan perahu karet. Tak ketinggalan pemandu yang terampil mengemudikan rakit bambu di sungai berjeram liar.
Keistimewaan bamboo rafting di Gedung Batin ini, wisatawan bisa menikmati pesona kekhasan kampungnya yang merupakan kampung tua berusia ratusan tahun, yang kemudian ditetapkan sebagai Kampung Wisata "Lestari Eko Budaya" tahun 2007.
Di dalam kampung itu ada delapan unit rumah panggung tua dari kayu berusia lebih dari 400-an tahun.
Arsitekturnya masih asli, termasuk tiang, jendela, pintu, bahkan engsel-engselnya.
Rumah tertua di kampung ini yang masih berdiri dan dibangun tahun 1741 masehi, dan yang menempati sudah generasi ke-7.
Arsitekturnya masih asli, termasuk tiang, jendela, pintu, bahkan engsel-engselnya.
Rumah tertua di kampung ini yang masih berdiri dan dibangun tahun 1741 masehi, dan yang menempati sudah generasi ke-7.
Selain wisata rafting, tube rafting, dan bamboo rafting, wisatawan juga bisa melakukan aktivitas memancing (fishing), sebab Sungai Way Besai menjadin habitat bagi monster ikan air tawar langka yang disebut ikan Wallago lerii sp atau cat fish atau dikenal juga dengan sebutan Ikan Tapah oleh warga lokal.
Ikan Tapah sejenis ikan berkumis seperti ikan Lele. Masyarakat setempat pernah mendapatkan ikan tersebut terakhir dengan berat 160 kg.
Wisatawan juga bisa berwisata agro tanaman langka Kepayang, Buah Kemang (Binjai), dan Kandis serta bermacam buah tropis seperti duku, durian, dan manggis, juga kopi dan lada.
Wisatawan juga bisa berwisata agro tanaman langka Kepayang, Buah Kemang (Binjai), dan Kandis serta bermacam buah tropis seperti duku, durian, dan manggis, juga kopi dan lada.
Usai bamboo rafting di Gedung Batin, wisatawan bisa berkunjung ke sejumlah objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Way Kanan seperti ke Curup Gangsa, Air Terjun Puteri Malu, Air Terjun Kereta, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Melihat bamboo rafting di Sungai Way Besai potensial menjaring wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, Pemkab Way Kanan mengelar Gedung Batin Bamboo Rafting 2017 pada 7-9 Oktober.
Adventure event berbentuk lomba rafting dengan rakit bambu berskala Nasional itu pun mendapat dukungan dari Pesona Indonesia-nya Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Lomba bamboo rafting-nya sendiri berlangsung Minggu (8/10). Wakil Bupati Way Kanan Edward Antony yang melepas peserta Gedung Batin Bamboo Rafting 2017, dan juga peserta Trial Adventure dan Fun Bike.
Pesertanya terdiri atas resimen mahasiswa sejumlah universitas di Tanah Air, organisasi pencinta alam seluruh Indonesia, masyarakat umum, bahkan wisatawan asing dari mancanegara.
Sebelum berlomba, seluruh peserta bamboo rafting mendapatkan arahan teknis sesuai dengan ketentuan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Daerah Lampung.
Pesertanya menyusuri Sungai Way Besai dengan rute sejauh 4,2 Km terdiri atas 3 check point dari Jembatan Gntung, Dusun Tiga Serangkai menuju kampung wisata Gedung Batin. Setiap start terdiri dari maksimum 5 grup peserta.
Selain itu ada supporting event-nya yaitu Nyetar Pijok-pijok (makan bersama Pijok-pijok, kuliner khas Lampung), fun bike, trail adventure, dan menanam pohon.
Gedung Batin hanya 7,2 Km dari jalan lintas tengah Trans Sumatera, dapat dicapai dengan kereta api hanya 30 menit dari stasiun Blambangan Umpu dan 40 menit dari Bandara Gatot Soebroto di Kecamatan Way Tuba atau 3 jam dari Bandara Radin Inten II (Branti) Lampung.
Gedung Batin hanya 7,2 Km dari jalan lintas tengah Trans Sumatera, dapat dicapai dengan kereta api hanya 30 menit dari stasiun Blambangan Umpu dan 40 menit dari Bandara Gatot Soebroto di Kecamatan Way Tuba atau 3 jam dari Bandara Radin Inten II (Branti) Lampung.
Awalnya rakit bambu biasa digunakan oleh masyarakat hunian tepian Sungai Way Besai sebagai alat transportasi untuk mengangkut hasil bumi lada, cengkih, kopi, dan karet.
Belakangan ini pun jadi daya tarik sebagai wisata air, termasuk bamboo rafting yang tak kalah menantang dan menariknya dengan bamboo rafting di Sungai Amandit, Loksado, Kalsel yang lebih dulu kesohor.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. razki-kemenpar, youtube, @genpilampung & adji
Captions:
1. Suasana bamboo rafting di Sungai Way Besai, Way Kanan, Lampung.
2.
Gedung Batin Bamboo Rafting 2017 digelar Pemkab Way Kanan dan didukung Pesona Indonesia-nya Kemenpar untuk menjaring wisnus dan wisman.
3. Rumah tua di Kampung Wisata Gedung Batin.
4. Peserta Gedung Batin Bamboo Rafting 2017 juga diikuti peserta asing.
4. Peserta Gedung Batin Bamboo Rafting 2017 juga diikuti peserta asing.
5. Promo Gedung Batin Bamboo Rafting 2017.
6. Bamboo rafting di Sungai Amandit, Loksado, Kalsel
6. Bamboo rafting di Sungai Amandit, Loksado, Kalsel
0 komentar:
Posting Komentar