Iwa Khanau Panggang, Sambol Halipu & Gulai Taboh Khas Lambar yang Menggoda Selera
Seperti daerah lain, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung juga memiliki sejumlah makanan tradisional yang menggoda selera. Ada Iwa Khanau Panggang dengan Sambol Matah-nya, Gulai Taboh, Gulai Belulang, Sambol Halipu, dan Manuk Panggang.
Iwa Khanau di RM Jejama (artinya bersama) biasanya dipanggang, Begitupun dengan manuk atau ayam. “Yang bikin beda yang bumbunya. Bumbunya rahasia,” ujar gadis berhijab ini.
Selain wisatawan lokal dan nusantara, banyak juga turis asing yang singgah ke RM yang sudah beroperasi sejak tahun 2008 ini.
“Biasanya turis bule seusai surfing di Tanjung Setia lalu ke Danau Ranau baru mampir ke Jejama. Tak sedikit pula yang langsung ke sini,” ungkap Eli.
Ada dua ruang makan di RM. Jejama yang berbentuk rumah asli orang Lambar. Pengunjung bisa pilih makan di meja dan kursi atau secara lesehan.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Aneka masakan tradisional khas Lampung Barat (Lambar)di RM. Jejama 1, Kota Liwa.
2. Iwa Khanau Panggang, ikannya dari Danau Ranau.
3. Seorsi Sambol Halipu.
4. Pengunjung RM. Lesehan 1 makan secara lesehan.
5. RM Jejama 1 berarsitektur rumah tradisional Lambar yg sudah dimodifikasi.
Di Liwa, ibukota Lampung Barat, ada beberapa rumah makan (RM) yang menyediakan aneka masakan tradisional masyarakat Lambar, salah satunya di RM. Jejama milik pasangan suami istri Ahmad Maksum dan Ruaida warga asli Liwa.
“Iwa Khanau itu ikan Ranau yang diambil dari Danau Ranau, Jenisnya ada Mujair, Nila dan lainnya,” begitu kata Eli Riani (21) anak bungsu pemilik RM. Jejama kepada Travel Plus Indonesia, Rabu (2/8/2017).
“Iwa Mujair dari Danau Ranau dagingnya lebih tebal dan rasanya agak manis. Kulitnya lebih gelap atau hitam. Mungkin karena berada di lebih dalam dibanding di empang,” tambah Eli yang masih tercatat sebagai mahasisiwi swasta di Bandar Lampung.
Iwa Khanau di RM Jejama (artinya bersama) biasanya dipanggang, Begitupun dengan manuk atau ayam. “Yang bikin beda yang bumbunya. Bumbunya rahasia,” ujar gadis berhijab ini.
Sambal teman bersantap Iwa Khanau dan Manuk Panggang itu Sambol Matah atau sambal mentah. “Bahannya dari cabe, terasi dan garam,” tambah Eli.
Teman pelengkap lainnya, ada Sambol Halipu. Bahannya semacam keong sawah tapi bukan keong emas.
Cara memasaknya, keong direbus lalu diambil kepalanya lalu dipotong-potong kecil, sedangkan badan dan ususnya dibuang. “Bumbunya cabe merah, bawang merah, tomat, daun bawang, garam, dan minyak goreng lalu ditumis,” terang Eli.
Gulai Belulang itu semacam krecek kalau di Jawa. Bahannya kulit sapi, buncis, keta kelinyor atau kacang lokal, santan, bumbu dapur, dan cabe serta dikasih air.
Satu lagi Gulai Taboh yang berisi Iwa Mujair atau Nila dari Danau Ranau, santan, dan bumbu dapur. “Ini juga lauk pelengkap, ditambah semangkuk kecil sayur asem,” terang Eli.
Harga menu di RM Jejama 1 yang berada di Jalan Raden Intan 2 No. 36, depan Kompleks Perkantoran Pemkab ini terbilang terjangkau. Seporsi Iwa Khanau Panggang berkisar antara Rp 25 ribu sampai Rp 40 ribu tergantung besar ukurannya.
Kalau Manuk Panggang Rp 25 ribu sudah termasuk nasi, sambal, dan lalapannya. Sedangkan Gulai Belulang Rp 15 ribu dan Sambol Halipu Rp 10 ribu per porsinya.
Rumah makan yang kerap dikunjungi Bupati Lembar untuk bersantap ini buka mulai pukul 10 pagi sampai 8 malam. Kalau cabangnya, RM Jejama 2 ada di jalan yang sama tapi di depan kantor BRI.
Selain wisatawan lokal dan nusantara, banyak juga turis asing yang singgah ke RM yang sudah beroperasi sejak tahun 2008 ini.
“Biasanya turis bule seusai surfing di Tanjung Setia lalu ke Danau Ranau baru mampir ke Jejama. Tak sedikit pula yang langsung ke sini,” ungkap Eli.
Pantauan TravelPlus Indonesia, saat pelaksanaan Festival Sekala Brak IV di Liwa selama sepekan mulai 31 Juli-6 Agustus 2017, RM Jejama jadi salah satu pilihan pengunjung untuk bersantap masakan khas Lambar, salah satunya rombongan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Kebetulan Kemenpar lewat Asiten Deputi (Asdep) Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, turut mendukung promosi dan publikasi untuk menggaungkan festival tahunan yang digelar Pemkab Lembar ini.
Ada dua ruang makan di RM. Jejama yang berbentuk rumah asli orang Lambar. Pengunjung bisa pilih makan di meja dan kursi atau secara lesehan.
Selain menu khas Lambar, juga ada sop iga dan anek jus. Namun yang paling diminati masyarakat Lambar dan juga wisatawan tentu saja Iwa Khanau Panggang dengan Sambol Matah-nya, Gulai Taboh, Gulai Belulang, Sambol Halipu, dan Manuk Panggang.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Aneka masakan tradisional khas Lampung Barat (Lambar)di RM. Jejama 1, Kota Liwa.
2. Iwa Khanau Panggang, ikannya dari Danau Ranau.
3. Seorsi Sambol Halipu.
4. Pengunjung RM. Lesehan 1 makan secara lesehan.
5. RM Jejama 1 berarsitektur rumah tradisional Lambar yg sudah dimodifikasi.
0 komentar:
Posting Komentar