Reuni 212 Bawa Berkah Buat Pedagang Merchandise Islami, Kuliner hingga Starling

Reuni 212 yang berlangsung sejak Jumat malam sampai Sabtu siang (1-2/12/2017) di kawasan Tugu Monumen Nasional (Monas), Medan Merdeka, Jakarta Pusat bukan hanya menduniakan pesona Monas pun memberi keberkahan tersendiri bagi sejumlah pedagang makanan dan minuman serta merchandise Islami. Alhamdulillah…

Pantauan TravelPlus Indonesia sejumlah pedagang starling alias tukang kopi ‘starbak keliling’ yang menggunakan sepeda kayuh, sejak Jumat malam sudah sibuk melayani peserta Reuni 212.

“Paling banyak yang dibeli ya kopi Om. Yang beli bukan cuma peserta Reuni 212 tapi banyak juga pak polisi,” ujar Ahmad, salah seorang penjaja starling di kawasan Monas.

Kata anak muda berusia 20-an ini, berkat Reuni 212 penjualannya meningkat 2 kali lipat.

“Alhamdulillah, laris. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi Reuni 212, soalnya aman dan tertib pesertanya,” ujar Ahmad.

Sejumlah pedagang makanan seperti mie ayam, bakso, ketoprak, lesehan nasi pecel, nasi campur, nasi goreng, dan lainnya pun nampak kewalahan melayani peserta Reuni 212.

Lantaran dilarang berjualan di dalam kawasan Monas, para pedagang yang rata-rata menggunakan gerobak dorong tersebut terkonsentrasi di depan pintu masuk Monas, antara lain di gerbang dari arah Patung Kereta Kuda dan gerbang dekat Stasiun Gambir.

Saat Reuni 212 berlangsung, terlebih jelang makan siang, semua pedagang boleh dibilang panen rezeki.

“Alhamdulillah, dagangan saya cepat habis,” ujar Maman pedagang ketoprak di dekat pintu masuk Monas, tak jauh dari Patung Kuda Kencana.

Hal serupa juga dialami Aminah, pedagang Mie Ayam di dekat pintu masuk Monas dari arah Stasiun Gambir.

“Aku sampai kewalahan mas, yang beli ga putus-putus,” ujar ibu berlogat Madura itu dengan wajah senang. 

Beberapa pedagang ada juga yang diam-diam menjual air mineral dan minuman ringan lain di dalam kawasan Monas. Namun dagangannya dibawa dengan tangan, tidak angkut dengan sepeda ataupun gerobak.

Para pedagang merchandise Islami pun mengaku kecipratan untung besar. Produk merchandise Islami yang paling diminati peserta Reuni 212 adalah kaos bertuliskan Reuni 212.

“Harga per satuannya ada yang 60 ribu sampai 130 ribu ribu, tergantung jenis bahan kaosnya,” aku Adi, salah satu pedagang kaos Reuni 212.

Selain kaos, banyak juga yang memborong peci, bajo koko Pakistan, celana gantung di atas mata kaki, topi/pet bertuliskan Tauhid dan Let's Hijrah, bermacam bordiran Salam Tauhid, bendera Merah Putih, tulisan Lailahaillallah, serta ikat kepala juga bertuliskan kalimat Tauhid, dan lainnya.

Pedagang yang mendapatkan berkah untung berkat Reuni 212 bukan cuma yang berjualan di sekitar kawasan Monas, pun sejumlah mini market, rumah makan padang, rumah makan cepat saji, resto dan café di kawasan Sarinah Thamrin, Stasiun Gambir, dan Stasiun Juanda juga diborong peserta Reuni 212 terutama jelang makan siang.

Sejumlah warung nasi sederhana, warteg, pedagang soto ayam dan mie ayam di sepanjang jalan menuju Stasiun Gondangdia pun dipenuhi peserta reuni 212 yang santap siang sebelum naik kereta api commuter line dari stasiun tersebut.

“Alhamdulillah, biasanya jam 11 siang mie ayam saya belum habis. Tapi berkat Reuni 212 hari ini, sudah ludes sampe 400 mangkok, dua kali lipat dari hari biasa,” aku Agus, pedagang mie ayam dekat Stasiun Gondangdia.

Meskipun banyak peserta Reuni 212 yang membagi-bagikan makanan dan minuman seperti nasi boks, air mineral, makanan kecil, kurma, dan lainnnya secara cuma-cuma kepada peserta, tetap saja tak mengurangi minat peserta Reuni 212 untuk berwisata kuliner dan berwisata belanja merchandise Islami.

“Kapan lagi bisa makan rame-rame seperti ini sambil memandang Tugu Monas dan belanja pernak-pernik Islami dengan harga miring di momen spesial ini,” aku Rahman, peserta Reuni 212 dari luar Jakarta.

Menurut Rahmat, acara Reuni 212 ini bisa menjadi wadah untuk meningkatan ekonomi ummat Islam.

“Pedagangnya saya lihat rata-rata ummat Islam, ya kita sebagai sesama Muslim harus ikut membantu dengan cara membeli dagangannya,” ujarnya.

Ketua Umum (Ketum) Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc membenarkan Reuni 212 ini merupakan wadah untuk memperkuat ekonomi ummat Islam.

“Kalau ummat sudah Sholat Subuh berjamaah, akan berjamaah dalam ekonomi, dll. Bukan ekonomi kapitalistik, kuatkan system ekonomi Syariah. Beli hanya dari orang-orang Muslim,” ungkap mantan Ketum Badan Amil Zakat Nasional ini saat memberikan sambutan dipanggung utama Reuni 212, di lapangan Monas, Sabtu (2/12/2017).

Guru Besar Ilmu Agama Islam Institut Pertanian Bogor (IPB) ini optimis lewat Reuni 212 akan lahir kekuatan-kekuatan yang mampu memperbaiki NKRI ini. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc mengatakan spirit Reuni 212 harus mampu menggerakkan ummat Islam untuk berhijrah.

“Mari berhijrah dari belanja di toko kapitalis menuju toko kaum muslimin, dari sekolah non muslim ke sekolah Islam dan pesantren,” ungkap mantan ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) sebagaimana tercantum di akun Instagram (IG) @bela.quran.

Sementara Ketua GNPF-MUI KH. Bachtiar Nasir menyerukan ummat Islam untuk membuat ijtihad baru, yaitu bersatunya semua kekuatan Islam baik yang tradisional maupun modernis di Indonesia.

“Hilangkan syak wasangka, lupakan luka sejarah. Kita menatap masa depan Islam yang baru di Indonesia,” ungkap kiyai yang akrab disapan UBN (Ustad Bachtiar Nasir) di akun IG yang sama.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) 

Captions:

1. Peserta Reuni 212 berwisata belanja.

2. Pedagang Starling pun diminati polisi.

3. Peserta Reuni 212 berwisata kuliner, sejumlah pedagang makanan dan minuman pun kecipratan untung.

4. Aneka merchandise Islami yang diminati peserta Reuni 212.

5. Aneka topi Tauhid dan Let's Hijrah yang dijual di Reuni 212 .

6. Kerumunan peserta Reuni 212 di Bunderan Air Mancur.

7. Jutaan ummat Islam padati kawasan Monas saat Reuni 212.