Tingkatkan Ranking, Wonderful Indonesia Jajaki Co-Branding Bareng Puluhan Industri Wisata Kelas Premium
Guna mengangkasakan lagi rangking branding Wonderful Indonesia yang kini berada di peringkat 47 WEF 2015, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menjajaki co-branding sejumlah brand produk dari industri wisata berkelas premium, di antaranya dengan 3 brand dari Bali. Ketiga brand itu adalah Secret Garden, Krisna Oleh-Oleh, dan Sababay Wine.
“Saya dan Pak Putu Ngurah akan bertemu dengan owner atau CEO ataupun wakilnya dari Secret Garden, Krisna Oleh-Oleh, dan Sababay Wine di Bali, Jumat malam ini dan Sabtu siang besok,” ujar Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Hariyanto kepada TravelPlus Indonesia sehari usai menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Target Pasar Wisata Bahari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata tahun 2017 yang diselenggarakan Kemenpar lewat Asisten Deputi (Asdep) Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara di Patuno Resort & Hotel, Pulau Wangi Wangi, Wakatobi, Jumat (28/7) pagi.
“Hari ini, kami dari Makassar langsung ke Bali akan bertemu dengan Shosho wakil owner Secret Garden, kemudian dengan owner Krisna Oleh-Oleh Ida Bagus Adji Krisna pada Jumat malam. Tempat pertemuannya mereka yang akan tentukan. Keesokan, Sabtu (29/7) pukul 11 siang, dilanjutkan dengan bertemu CEO Sababay Wine Evy Gozali,” terang Hariyanto.
Menurut Hariyanto pertemuan dengan ketiga brand industri wisata kelas premium di Bali itu merupakan pertemuan awal mengenai rencana co-branding antara branding pariwisata Indonesia yakni Wonderful Indonesia dengan masing-masing brand tersebut.
“Meskipun ini pertemuan awal, namun ada indikasi kuat ketiganya akan sepakat melakukan co-branding dengan Wonderful Indonesia yang akan dikonkritkan melalui penandatanganan Memorandum of Undestranding atau MoU,” ungkapnya.
Hariyanto menjelaskan Co-Branding Wonderful Indonesia merupakan program buatan Kemenpar lewat Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara yang bertujuan untuk memanfaatkan tingkat popularitas brand Wonderful Indonesia (WI) yang saat ini berada di rangking 47 dunia versi WEF 2015.
Hariyanto menjelaskan Co-Branding Wonderful Indonesia merupakan program buatan Kemenpar lewat Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara yang bertujuan untuk memanfaatkan tingkat popularitas brand Wonderful Indonesia (WI) yang saat ini berada di rangking 47 dunia versi WEF 2015.
Program ini pun bertujuan memberikan mutual benefit bagi kedua pihak yakni brand WI dan brand industri wisata.
“Tujuan lainnya sama-sama mengangkat dan mempromosikan Indonesia melalui produk atau barang yang dipasarkan, baik di kemasan atau bungkusan produk tersebut, dan lainnya,” tambah Hariyanto.
Co-branding WI ini memilih brand sesuai dengan standard operating procedure (SOP).
Adapun persyaratan produknya, harus premium product artinya produk yang dibuat harus dengan bahan dan kualitas tinggi yang diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki daya beli tinggi.
Persyaratan kedua, harus produk Indonesia. “Produk yang dibuat dengan bahan dan proses pembuatan khas Indonesia,” ungkap Hariyanto.
Adapun persyaratan produknya, harus premium product artinya produk yang dibuat harus dengan bahan dan kualitas tinggi yang diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki daya beli tinggi.
Persyaratan kedua, harus produk Indonesia. “Produk yang dibuat dengan bahan dan proses pembuatan khas Indonesia,” ungkap Hariyanto.
Satu persyaratan lagi, distribusi produknya bukan hanya nasional tapi juga internasional. “Artinya sudah menembus pasar nasional dan internasional,” tambah Hariyanto.
Kategori produk yang akan diajak co-branding dengan WI, lanjut Hariyanto ada dua jenis yakni food dan nonfood.
“Jenis nonfood antara lain merchandise, fashion product, cosmetic, signage atau papan penunjuk arah, penanda destinasi pariwisata dan lainnya, lalu transportasi seperti mobil, kereta api, bus, dan pesawat, serta materi promosi baik cetak maupun elektronik,” terangnya.
Kata Hariyanto data terakhir list brand yang akan di-follow-up untuk kerjasama co-branding WI, berjumlah puluhan brand.
Selain tiga brand di atas, ada brand Sosro, Mayora, Garuda Food, Indo Food, Poligon, Inaco, Kompas Gramedia, Sahid Group, BNI, Telkomsel, Panorama Group, D’Cost, Sido Muncul, dan Martha Tilaar.
Di samping itu ada Alleira Batik & Gaia, Summarecon, Pertamina Pelumnas, Tiket.Com, JJ Royal Coffee, Bon Gout, Achilles, Javara, Sunpride, Sarinah, Rumah Zakat, QNB, Munik, dan beberapa brand lagi usulan dari Majalah Swa.
“Statusnya ada yang tengah penjajakan, dan beberapa lagi sudah siap MoU antara lain dengan Sahid Group, Tiket.Com, Alleira Batik & Gaia, Panorama, Bon Gout, Achilles, Sunpride, Krisna Oleh-Oleh, Secret Garden, dan Munik,” ungkap Hariyanto seraya berharap co-branding WI ini kelak turut menaikkan lagi rangking WI.
Pada kesempatan yang sama Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Putu Ngurah menjelaskan alasan dan juga reputasi ketiga industri wisata premium dari Bali yang tengah dijajaki Kemenpar untuk ikut bergabung dengan program co-branding WI.
Secret Garden itu, sambung Putu Ngurah adalah resto dan venue wedding bertaraf internasional yang berada di Tabanan, Bali.
“Kalau Krisna itu pusat oleh-oleh Bali yang pemiliknya orang Bali asli dengan beberapa cabang. Sedangkan Sababay Wine itu, produksi wine dari anggur asli Bali di daerah Gianyar. Jadi ketiga brand premium tersebut sudah sesuai SOP dan bereputasi internasional,” terang Putu Ngurah.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Logo branding pariwisata Indonesia, Wonderful Indonesia.
2. Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Hariyanto
3. Hariyanto melaporkan kegiatan FGD terkait penyusunan strategi wisata bahari Wakatobi.
Captions:
1. Logo branding pariwisata Indonesia, Wonderful Indonesia.
2. Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Hariyanto
3. Hariyanto melaporkan kegiatan FGD terkait penyusunan strategi wisata bahari Wakatobi.
0 komentar:
Posting Komentar