. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 31 Maret 2016

Antara Barelang, Kepiting Goreng, dan Peyek Udang

Jembatan Barelang masih menjadi ikon landmark wisata Batam. Tak berlebihan bila ada orang bilang belum lengkap kunjungan ke Bantam kalau belum ke jembatan yang menghubungkan 6 pulau dari sekian pulau di perairan Kepulauan Riau (Kepri) itu.

Mumpung ada waktu usai meliput kegiatan Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan yang digelar Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Hotel Harris, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (31/3), saya dan beberapa rekan berkesempatan mengunjungi jembatan tersohor itu.

Dengan mobil travel dr hotel ke lokasi tak sampai satu jam. Hanya beberapa titik lalu-lintas (lalin-nya) agak padat terutama menjelang lampu merah di kota. Tapi setelah keluar kota lalinnya lancar, mobil leluasa melaju di jalan beraspal mulus dengan kontur naik turun.

Mobil travel tiba di parkiran atas sebelah kiri sebelum jembatan, jelang sore. Selain parkiran juga ada lapangan. Di sekitar lapangan terdapat panggung terbuka, toilet, musola, tempat sampah, gazebo tempat istirahat, dan plang bertuliskan BARELANG BRIDGE. Terlihat juga sebuah kotak saran.

Jelang sore dan malam hari di Jembatan Barelang yang dibangun pada 1992 oleh Jusuf Habibie sebagai pengembang Kota Batam melalui Otorita Batam ini, banyak pedagang makanan dan minuman ringan yang berjejer di pinggiran jembatan.

Jajanan yang dijual cukup bervariasi, ada rujak, es kelapa muda, otak-otak, jagung bakar, dan lainnya. Tapi yang paling menarik perhatian penganan kepiting goreng dan sate udang goreng, dan peyek.

Pedagang yang menjual tiga panganan ini lumayan banyak. Tapi karena
pengunjungnya banyak, dagangan mereka tetap laris, terutama akhr pekan dan liburan.

Udang goreng di jembatan yang menghubungkan 6 pulau dan namanya diambil dari singkatan nama Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang ini berbentuk sate. Udangnya digoreng dengan tepung lalu ditusuk satu per satu dengan lidi bambu. Satu tusuk berisi 6-7 udang goreng harganya Rp 5.000.

Sedangkan kepitingnya juga digoreng dengan tepung beras. Satu ekornya Rp 15.000 untuk ukuran yang kecil dan Rp 30.000 untuk yang jumbo atau kepiting ukuran besar. “Saya ngambil dari orang lain, untungnya cuma sedikit Om,” kata Siti (40) salah serorang pedagang di sana.

Menurutnya, udang dan kepiting itu di dapat dari perairan di sekitar bawah Jembatan Barelang.

Peyek yang dijual Siti ada dua jenis, peyek kacang dan peyek udang dengan harga Rp 10.000 untuk 3 peyek.

Ketiga panganan ini digemari pengunjung, karena rasanya gurih. "Saya berjualan dari pagi sampai lepas Maghrib,” terang Siti yang rumahnya berada di Sungai Panas sekitar 1 jam dari jembatan ini.

Ditambah suasananya. Sambil makan, pengunjung dapat bersantai seraya menikmati pemandangan indah dari atas jembatan, berupa hamparan laut dan beberapa pulau kecil lainnya yang dihubungkan dengan jembatan lain.

Kehadiran sejumlah pedagang di Jembatan Barelang ini, semakin melengkapi kekhasan Barelang sebagai tujuan utama wisata di Batam.

Tak sulit mencapai jembatan indah ini. Lokasinya berjarak 20 Km dari pusat Kota Batam. Anda dapat naik bus kota dari berbagai halte bus di Batam atau menyewa taksi.

Di kedua ujung jembatan ini juga terdapat deretan pedagang jagung bakar dan aneka minuman ringan.

Jembatan Barelang (Barelang Bridge) merupakan pilot project berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia, tanpa campur tangan dari tenaga ahli luar negeri.

Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah nama jembatan yang menghubungkan enam pulau darian sekian banyak pulau di perairan Kepri yakni Batam, Tonton, Nipah, Rempang, Galang, dan Galang Baru.

Pembangunan jembatan berstruktur lengkung ini menyedot anggaran Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992 – 1998). Enam buah jembatan megah ini merupakan proyek vital sebagai penghubung jalur Trans Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer.

Masyarakat setempat banyak juga yang menamakan jembatan ini "Jembatan Habibie", karena dia yang memprakarsai pembangunan jembatan itu untuk menfasilitasi ketiga pulau tersebut yang dirancang untuk dikembangkan menjadi wilayah industri di Kepri.

Jembatan Barelang terdiri dari enam buah jembatan yang berfungsi sebagai jalan raya. Keenam buah Jembatan Barelang tersebut terdiri atas Jembatan Tengku Fisabilillah (jembatan I) yang merupakan jembatan yang terbesar yang sampai sekarang dijadikan ikon landmark Batam.

Jembatan II bernama Nara Singa, Jembatan III Raja Ali Haji, Jembatan IV Sultan Zainal Abidin, Jembatan V Tuanku Tambusai, dan Jembatan VI bernama Raja Kecik.

Jembatan utama yang menghubungkan Batam dengan Tonton selesai pembangunannya tahun 1907. Panjang totalnya 385 meter dengan bentang lengkung sepanjang 245 meter berbahan material beton bertulang.

Sebelum pulang, saya pun mengabadikan jembatan ini. Beberapa pengunjung yang tdak membawa kamera memanfaatkan jasa tukang foto di sana. Ada beberapa tukang foto resmi di sana yang berseragam. Sekali foto pengunjung dikenai biaya Rp 20.000 dan mendapat satu lembar foto ukuran 10 R.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Cetak Kader Kepariwisataan Batam Lewat Pelatihan Dasar SDM

Batam menjadi salah satu pintu gerbang kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ketiga di Indonesia setelah Bali dan Jakarta. Tahun lalu 10,9 juta wisman yang berkunjung ke Indonesia, 20 % di antaranya masuk dari Batam.

Untuk mencetak kader-kader kepariwisataan Batam, salah satu caranya dengan melakukan pelatihan dasar sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan.

“Diharapkan dengan pelatihan dasar ini lahir kader-kader kepariwisataan yang membawa perubahan yang lebih baik. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, menjadi lebih paham, dan ingin berbuat sesuatu untuk memajukan pariwisata daerahnya dan Indonesia secara umum,” terang Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwistaaan (BPKK), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam sambutannya saat membuka kegiatan Peatihan Dasar Kepariwisataan di Hotel Harris, Batam Center, Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (31/3).

Kader-kader kepariwisataan ini nantinya diharapkan bisa membuat banyak orang baik dari dalam maupun luar negeri tertarik, lalu datang ke Batam untuk berwisata. “Kalau bisa jangan cuma bisa membuat orang datang sebentar lalu pulang. Tapi harus bisa bikin orang penasaran dengan Batam, bikin betah berlama-lama di Batam, bikin rindu dengan Batam, dan bikin ingin datang lagi berkali-kali ke Batam,” imbuh Ahman Sya.

Perlatihan dasar SDM kepariwisataan ini, lanjut Ahman Sya tak lepas dari pemahaman Sapta Pesona yakni aman, tertib, bersih, nyaman, indah, ramah, dan penuh kenangan. “Dengan pemahaman Sapta Pesona itu harus bisa membuat orang yang datang ke Batam merasa aman. Tidak ada cerita kecopetan. Merasa nyaman senyaman di rumah atau negaranya sendiri, dan bisa membuatnya tertib,” ujar Ahman Sya lagi.

Bukan cuma itu, wisatawan yang datang juga mendapati suguhan obyek dan fasilitas yang bersih dan indah serta sajian budaya Melayu yang menawan, mendapatkan tuan rumah yang ramah, menikmati kuliner yang lezat dengan harga masuk akal hingga membawa pulang oleh-oleh memikat serta kenangan yang berkesan.

“Intinya bisa membuat wisatawan itu ingin kembali ke Batam lagi,” tambah Ahman Sya.

Untuk mewujudkan semua itu, sambung Ahman Sya tak ada pilihan selain meningkatkan kualitas SDM kepariwisataan Batam.

Menurut Ahman Sya potensi pariwisata Batam itu luas biasa namun sayangnya belum tergarap secara maksimal. “Namanya belum setenar Jakarta apalagi Bali, salah satu faktornya karena kurang promosi,” akunya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kota Batam Yusfa Hendri menilai kegiatan Pelatihan SDM Kepariwisataan diadakan di Batam sangat tepat mengingat Batam menjadi wajah terdepan Indonesia karena posisinya berhadapan dengan negara lain. “Sudah semestinya Batam diberi porsi lebih dalam setiap pelatihan SDM kepariwisataan,” ujar Yusfa.

Menurut Yusfa Batam juga menjadi pusat pengembangan budaya mengingat penghuninya berbilang suka, budaya, dan bermacam agama. Batam pun menjadi distribution point yakni sebagai pintu masuk sekaligus penyebaran wisatawan ke destinasi lain di Indonesia.

“Dari Batam ada penerbangan langsung ke 18 destinasi domestik di seluruh Indonesia. Kalau mau lihat danau terbesar di Asia Tenggara cuma satu jam ke Danau Toba dari Batam. Kalau ingin lihat Gajah Sumatera hanya satu jam dari Batam ke Way Kambas Lampung, dan kalau ingin lihat gunung aktif juga cuma 1 jam ke Gunung Singgalang di Sumatera Utara,“ papar Yusfa.

Asdep Bidang Pengembangan SDM, Deputi BPKK Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya mengatakan kegiatan Pelatihan SDM Kepariwisataan di Batam ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepariwisataan Nasional, pemahaman Sapta Pesona, pengenalan produk wisata unggulan yang ada di Batam, dan pnciptaan kontribusi diri sendiri untuk kemajuan pariwisata Batam khususnya dan Indonesia umumnya.

Diharapkan dengan pelatihan ini pesertanya dapat mengetahaui data produk wisata unggulan Batam baik itu kuliner, budaya, alam, buatan maupun obyek-obyek wisata belanjanya.

Pesertanya dapat memberi pemahanan kepada para pedagang agar berdagang dengan jujur, bersih, dan ramah. "Jangan sampai digetok atau naikkan harganya, nanti mereka kapok dan tak mau lagi berbelanja di Batam,” imbaunya.

Dalam kesempatan ini, Wisnu mengingatkan kepada peserta bahwa pariwisata itu dampaknya jangka panjang. “Wisman yang ke Batam dan Indonesia itu berbeda agama, budaya, karakter, tingkat pendidikan dan ekonomi, jadi kita harus terbuka wawasan dengan menghargai itu dan tetap menjaga budaya lokal agar tetap kuat tak terpengaruh budaya bangsa lain,” terangnya.

Pelatihan Dasar SDM Kepariwisatan di Batam diikuti antara lain perwakilan dari SMKN 2 Batam, Batam Tourism Polytechnic, para pelaku UKM, Kelompok Darwis (sadar wisata), kelompok duta wisata Batam, Forum Komunikasi Umat Beragama Batam, Disparbud Kota Batam, Disparbud Provinsi Kepri, dan sejumlah wartawan serta blogger.

Salah seorang peserta berharap pelatihan dasar SDM ini juga memberikan pelatihan Bahasa Inggris, mengingat masih banyak kader kepariwisataan di Batam yang belum begitu lancar berbahasa asing internasional tersebut.

“Saya mengharap ini, karena kemampuan berbahasa Inggris juga menjadi salah satu faktor kurang berkualitasnya SDM pariwisata Batam,” akunya.

Mendengar masukan itu, Ahman Sya mengatakan akan menampungnya dan segera menyampaikannya ke pihak terkait.

“Pelatihan khusus Bahasa Inggris ini butuh waktu yang tidak sebentar, nanti saya sampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagaimana teknisnya. Pelatihan Dasar SDM Kepariwisataan ini memang bukan semata urusan Kementerian Pariwisata tapi juga bersinergi dengan lembaga atau kementerian terkait lainnya,” pungkasnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Ekspresi Tak Biasa Menyedot Gonggong, Hmm.., Sensasinya Luar Biasa

Usai diberi tahu cara mencukil daging tubuh Gonggong dengan tusukan gigi, akhirnya Nikson berhasil menikmatinya. Kali ini pria yang tak lagi muda itu mencoba melahapnya dengan ekspresi yang tak biasa… Apa jadinya? Ya seperti terlihat dalam foto di samping kiri ini. Ekspresif sensasional.

Nikson bisa dibilang pria yang punya karakter beda dibanding dengan kebanyakan pria seumurannya.

Semakin berumur, pria yang berprofesi sebagai jurnalis di salah satu koran yang berkantor di Jakarta ini terlihat tetap energik.

Ada saja yang dilakukannya. Beberapa tahun belakangan ini dia asyik berteman akrab dengan kamera narsis bertongsisnya yang selalu dibawa kemana-mana.

Uniknya dia rajin mengabadikan tingkah pola rekan-rekannya saat di perjalanan, rumah makan, penginapan, bahkan saat dalam acara liputan.

Hasil jepretan diam-diamnya itu lalu di-upload ke grup WA hingga bikin heboh, kocak, malu, dan mungkin orang kesal lantaran foto yang disebarkan kebanyakan tingkah teman-temannya yang sedang tertidur pulas, bengong, ngobrol mesra, sok serius, dan tingkah lainnya.

Sampai kini, “kekreatifannya’ itu masih dilakoninya. Buktinya saat dia dan beberapa rekan jurnalis dan blogger meliput kegiatan Rakornas SMK Pariwisata se-Indonesia yang digelar Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (30/3), dia kembali ‘beraksi’ dengan ‘mainan iseng’nya itu.

Nah, saat dia ingin menyantap Gonggong terakhirnya di RM Yong Kee di kawasan Batam Center, giliran saya yang memintanya sambil berekspresi tak biasa.

Nikson pun mau ber-acting bak aktor kawakan tengah melakukan adegan dengan peran sebagai seorang kanibal. Aktingnya melahap daging tubuh Gonggong itu cukup berhasil.

Lalu apa itu Gonggong yang disantap si-'paparazi' Nikson? Sepintas bentuknya koq kayak keong atau siput yang ada di sawah, rawa, dan batang pangkal pohon pisang? Cuma yang membedakannya, Gonggong berukuran lebih kecil.

Berdasarkan warna cangkangnya, Gonggong terbagi tiga jenis. Ada yang putih terang mulus, putih bercampur coklat, dan satu lagi berwarna cangkang kehijauan.

Namun yang paling banyak beredar Gonggong berwarna putih polos. Tapi yang paling enak katanya yang kehijauan cangkangnya.

Gonggong memang masih keluarga dengan keong. Cuma Gonggong adalah keong laut yang kabarnya hanya ada di perairan Kepri, termasuk Batam.

Lalu kenapa keong yang satu ini jadi salah satu kuliner khas di provinsi kepulauan ini? Ternyata menurut warga dan diperkuat dari pernyataan pelayan di RM tersebut, Gonggong dipercaya dapat meningkatkan libido pria.

Mungkin karena khasiat menambah vitalitas itu, banyak orang mencari Gonggong saat bertandang di Batam, Bintan, dan pulau lain di Kepri.

Mungkin juga karena manfaat yang masih perlu dibuktikan itu yang membuat Nikson begitu penasaran kemudian menyukainya.

Sebelum disajikan sebagai salah satu menu popular di seantero Kepri, Gonggong yang ditangkap dari laut ditempatkan di air asin kemudian dicuci dengan air tawar sampai pasirnya tak tersisa lagi di bagian dalam cangkangnya.

Setelah itu dibersihkan lagi dengan air tawar dan diberi garam serta jahe. Baru kemudian direbus sampai airnya mendidih. Kalau sudah matang, Gonggong disajikan dalam piring. Di RM Yong Kee seporsi Gonggong berisi sekitar 12-15 buah dibanderol dengan harga Rp 56 ribu.

Gonggong paling enak disantap selagi masih hangat atau baru diangkat dari rebusan. Teman bersantapnya sambal dengan rasa pedas manis.

Penasaran dengan kebenaran khasiat Gonggong, beberapa jam kemudian saya pun bertanya ke Nikson. “Bung, gimana efeknya? Dengan santai dan cuek seperti biasanya dia bilang: “Bikin gatel”.

Jawabannya yang singkat dengan intonasi beda itu, justru mengandung dua makna. Gatel dalam artian sebenarnya atau ‘gatel’ dalam konotasi lain karena efek dari khasiat penambah gairah pria itu? Entahlah.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 30 Maret 2016

Lagi-lagi Tak Kuasa Menolak Semangkuk Sup Ikan Batam

“Lagi-lagi sup ikan, lagi-lagi sup ikan. Seperti tak sada menu lain”. Begitu kata hati saat melihat Dewi, salah satu pelayan RM Yong Kee menyuguhkan semangkuk sup ikan di meja makan tepat di hadapan.



Tak terbantahkan aroma kaldu ikannya menggoda indera penciuman. Tak sabar pula hati untuk segera mencicipinya. Namun sebelumnya sambal berisi irisan cabe rawit dan kecap dicampur ke dalam kuah sup. Baru kemudian disantap selagi hangat.

Irisan ikannya begitu lembut dan nikmat, tak sedikit berbau amis. Dalam hitungan 15 menit, sup berbahan Ikan Tenggiri itu pun pindah ke perut. Sementara satu porsi nasi putih sebagai teman santapnya, tak sampai habis lantaran perut sudah terpuaskan oleh kenikmatan sup ikan.

Sup ikan memang salah satu kuliner seafood paling tersohor di Batam, Kepulauan Riau dibanding jenis menu lainnya. Ketersohoran namanya bahkan sudah mendunia (bukan menasional lagi). Buktinya wisatawan asal Singapura, Malaysia dan lainnya sudah familiar dengan kuliner berkuah ini.

Imej Sup Ikan sudah melekat dengan Batam itu sendiri, sebagaimana citra Pempek dengan Palembang. Tak heran banyak orang beranggapan belum lengkap berkunjung ke Batam kalau belum menikmati sup ikannya.

Jelang waktu makan siang itu, hampir semua pengunjung yang di RM ini memesan sup ikan, termasuk rombongan wartawan dan blogger dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang datang ke Batam untuk meliput acara pembukaan Rakornas SMK Pariwisata se-Indonesia di Hotel Harmani One Center Batam, Rabu (30/3) malam.

Sewaktu tiba di RM Yong Kee, masih di kawasan Batam City Center ini, sejumlah pengunjung sudah hampir memenuhi kursi di lantai dasar. Rombongan akhirnya menuju lantai satu yang berudara pending, dilengkapi ruang khusus bagi perokok dan juga toilet.

Menurut Hasan, kepala pelayan RM Yong Kee, hampir setiap hari RM ini ramai pengunjungnya. “Kami buka dari pukul 7.30 pagi sampai 9 malam setiap hari,” ujarnya.

Ada tiga ukuran sup ikan di RM yang bagian luar gedungnya bercat warna kuning terang ini. Porsi kecil harganya Rp 41 ribu, sedang 61 ribu, dan yang ukuran besar Rp 81 ribu seporsinya. “Yang rombongan Om pesan itu sup ikan ukuran kecil,” kata Hasan seraya menambahkan RM ini cabangnya, sedangkan pusatnya ada di komplek Nagoya City Centre, masih Batam juga.

Siang itu, pengunjung RM makan ini bukan cuma wisatawan nusantara dan masyarakat Batam. Juga ada beberapa wisatawan mancanegara dari Singapura dan Korea Selatan.

Ahmed Rozaq asal Singapura mengaku hampir setiap kali ke Batam selalu mampir di RM ini untuk menyantap sup ikannya.

“Memang lagi-lagi sup ikan, kadang bosan juga tapi tetap saja bikin kangen,” ujar Ahmed  bersama rekannya dari Korea Selatan di smooking room, usai melahap sup ikan, nasi putih, jus alpukat, otak-otak ikan, dan siput gonggong.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Tiga Komitmen Rakornas SMK Pariwisata se-Indonesia Bakal Cetak SDM Andal

Ada tiga (3) komitmen yang diharapkan lahir dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata se-Indonesia di Hotel Harmoni One Center Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (30/3). Ketiga komitmen ini diyakini akan mencetak SDM pariwisata yang andal dan profesional berstandar ASEAN.



Kedua, meningkatkan kurikulum berbasis kompetensi dengan peningkatan di berbagai bidang. Dan ketiga, SMK Pariwisata harus memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pariwisata sendiri.

“Peserta Rakornas yang tidak mengindahkan tiga komitmen itu. Hanya datang, duduk, dan duit saja, ya sudah tak akan diundang lagi dalam Rakornas berikutnya,” tegas Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan (BPKK) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ahman Sya dalam jumpa pers usai membuka Rakornas tersebut.

Ahman Sya yakin dengan tiga komitmen tersebut lulusan SMK Pariwisata akan mencetak SDM  pariwisata andal yang siap bekerja secara profesional. “Jadi tidak boleh, tidak akan ada lulusan SMK yang nganggur,” tambahnya.

Komitmen bersama antara pemerintah dan stakeholder khususnya bidang pendidikan ini, untuk mendukung program penciptaan SDM pariwisata berkualitas agar dapat memenangkan persaingan. “Dengan begitu tenaga kerja pariwisata Indonesia diharapkan akan mudah mengisi peluang kerja di sektor pariwisata khususnya untuk 38 job titles yang telah disepakati bersama dalam Mutual Recognation Arrangement (MRA) MEA,” jelasnya.

Rakornas yang mengangkat tema “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing lulusan SMK Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN” ini digelar Deputi BPKK, Kemenpar selama tiga hari (30 Maret hingga 1 April 2016).

Peserta Rakornas ini adalah para perwakilan SMK Pariwisata yang terakreditasi A dan B. “Kami mengundang 270 SMK Pariwisata dan berbagai pihak pemangku kebijakan di bidang penbangunan SDM Pariwisata,” kata Ahman Sya.

Agenda utama Rakornas ini, lanjutnya berkaitan seputar komitmen para stakeholder khususnya lembaga pendidikan dalam mencetak SDM pariwisata berkualitas agar mampu bersaing di pasar kerja era pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pemerintah telah menetapkan sektor pariwisata sebagai leading sector karena industri jasa ini menghasilkan devisa dan menciptakan lapangan kerja yang besar. Tahun ini target pariwisata mendatangkan 12 juta wisman dan 260 juta pergerakan wisnus serta akan menghasilkan devisa sebesar Rp 172,8 triliun dan menyerapkan 11,7 juta tenaga kerja.

Guna mencapai target itu, sambung Ahman Sya, Kemenpar berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM pariwisata yang tahun ini diwujudkan dalam program kegiatan antara lain memfasilitasi kegiatan sertifikasi bagi 35.000 tenaga kerja sektor pariwisata. “Angka ini mengalami kenaikan 100% dari target tahun 2015 yang lalu sebanyak 17.500 tenaga kerja,” terang Ahman Sya.

Kemenpar juga melakukan program kegiatan memfasilitasi pendirian LSP bidang pariwisata di 34 provinsi serta pelatihan dasar pariwisata untuk 17.600 orang di seluruh Indonesia.

Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi wisatawan. “Pelatihan dasar pariwisata antara lain berupa pemberian pemahaman dan pelatihan penerapan Sapta Pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan, keramahtamahan, dan kenangan) bagi SDM pariwisata sebagai kunci utama dalam menciptakan pelayanan prima bagi wisatawan dalam rangka peningkatan daya saing,” kata Ahman Sya.

Tahun 2015 daya saing SDM pariwisata Indonesia di tingkat ASEAN masih berada di ranking 5 di bawah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina, sedangkan di tingkat dunia berada di rangking 53 dari 141 negara atau jauh tertinggal dari Singapura di ranking 3 dan Filipina di ranking 42 dunia.

Salah satu upaya meningkatkan daya saing, lanjut Ahman Sya dengan memperbaiki sejumlah kelemahan SDM pariwisata kita terutama dalam hal penguasaan Bahasa Inggris.

“SDM pariwisata kita masih lemah dalam tiga hal yakni penguasaan bahasa asing terutama Inggris, teknologi informasi (IT), dan manajerial. Untuk meningkatkan kualitas SDM pariwisata kita, tiga hal ini menjadi fokus perhatian kita,” ungkapnya.

Hadir dalam rakornas yang baru pertama kali diselenggarakan Deputi BPKK, Kemenpar ini antara lain Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, Dirjen Kelembagaan Kementerian Ristek & Dikti Dr. Ir. Patdono Suwignjo, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud Hamid Muhammad, Sekda Kepri Reni Yusneli, dan Sekjen Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi.

Ferdiansyah mengatakan Rakornas ini menjadi langkah awal sinergitas yang baik antara pemerintah, wakil rakyat, stakeholder, dan perwakilan SMK Pariwisata. “Tapi sayang yang hadir baru sepertiga dari jumlah SMK Pariwisata yang ada. Seharusnya semuanya bisa ikut,” imbaunya.

Melihat banyak tujuan positif Rakornas ini demi terbentuknya komitmen meningkatkan SDM pariwisata Indonesia, Ferdianysah menghimbau agar kegiatan ini dilakukan secara berkesinambugan. “Sebaiknya lokasi penyelenggaraannya pun berpindah-pindah kota dan pesertanya benar-benar dari seluruh SMK pariwisata se-Indonesia,” ujarnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Delapan Acara Bakal Semarakkan Festival Ceng Beng Kota Pangkalpinang 2016

Festival Ceng Beng 2016 di Kota Pangkalpinang, Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang akan berlangsung dari tanggal 30 Maret hingga 4 April, bakal lebih seru dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya ada delapan (8) acara yang akan meramaikan festival budaya khas etnis Tionghoa ini.

Delapan acara yang akan menyemarakan Festival Ceng Beng tahun 2016 ini adalah Lampion Big Party, Karnaval Lampion, Piramida Buah dan Kue, Lomba Barongsai, Lomba Foto bertajuk Semarak Ceng Beng, Festival 1000 Lilin, Festival Kue Full Moon & Bazar Pernak-pernik Ceng Beng serta Perayaan Malam Puncak Ceng Beng atau Qing Ming.

Lokasi Festival Ceng Beng ada tiga tempat yakni Perkuburan Yayasan Sentosa, Alun-Alun Merdeka, dan Kelenteng Shen Mu Miaw atau Kelenteng Dewi Laut di Kota Pangkalpinang.

Lampion Big Party merupakan kegiatan pemasangan berbagai jenis dan ukuran Lampion di sepanjang jalan area Perkuburan Sentosa dari tanggal 2-4 April. Karnaval Lampion akan melibatkan warga Kota Pangkalpinang yang terdiri atas pelajar SMP dan SMA, komunitas, dan perusahaan.

Acaranya pada tanggal 3 April, dimulai pukul 21.00 WIB dengan statr dari Alun-Alun Taman Merdeka atau juga dikenal sebagai Titik Nol Pulau Bangka, melewati jalan-jalan seputar kota hingga finish di Perkuburan Sentosa.

Dalam karnaval ini akan dipilih beberapa penampil terbaik dengan mendapat hadiah untuk pembinaan sebesar Rp 15 juta.

Piramida Buah dan Kue merupakan acara pemasangan piramida-piramida beisi bermacam buah dan kue khas Ceng Beng di jalan terdepan atau dekat pintu masuk menuju area Perkuburan Sentosa dan di lokasi Paithin.

Pemasangan akan berlangsung tanggal 3 April atau menjelang puncak pelaksanaan ritual sembahyang. Festival 1000 Lilin merupakan acara pemasangan seribu lilin di area Perkuburan Sentosa, terutama di sepanjang jalan yang berada di area tersebut. Lilin-lilin tersebut akan dinyalakan secara serempak pada tanggal 3 April dimulai pukul 19.00 WIB sampai terbit fajar tanggal 4 April.

Lomba Barongsai akan diikuti beberapa grup barongsai se-Bangka yang akan memperebutkan juara1, 2, dan 3 dengan total hadiah sebesar Rp 25 juta. Pelaksanaannya pada tanggal 4 April di Kelentang Shen Mu Mia di Pantai Tanjung Bunga Pangkalpinang.

Lomba Foto Ceng Beng berlangsung selama kegiatan festival mulai dari tanggal 30 Maret hingga 4 April dengan lokasi pemotretan di Perkuburan Sentosa. Pesertanya para pelajar mulai dari tingkat SMP hingga mahasiswa Perguruan Tinggi dan masyarakat di 7 kecamatan serta Komunitas Fotografi Bangka Belitung. Total hadiahnya Rp 10 juta.

Festival Kue Full Moon & Bazaar Pernak-Pernik Ceng Beng dimulai pukul 10 pagi sampai pukul 5 sore selama festival berlangsung di area Perkuburan Sentosa.

Terakhir, Perayaan Malam Puncak Ceng Beng yang jatuh pada tanggal 4 April. Serangkaian acaranya mulai dari doa-doa atau ritual sembahyang dan meletakkan sesajian berupa aneka buah-buahan (sam kuo), ayam atau babi (sam sang), arak, aneka kue, dan makanan vegetarian (cai choi), uang kertas (kim cin), dan tak lupa membakar garu (hio).

Malam puncak ini juga disemarakkan dengan hiburan organ tunggal dengan menyanyikan lagu-lagu Mandarin, penampilan Kesenian Tanjidor dari Grup Tanjidor Jebus, penampilan Barongsai, dan nyanyian lagu-lagu rohani dengan alunan musik Belaz Band di panggung yang sudah disiapkan di area Perkuburan Sentosa.

Ritual Ceng Beng atau ziarah kubur merupakan upacara perwujudan dan sikap masyarakat Tionghoa yang sangat mencintai dan menghormati leluhurnya. Seluruh keluarga baik yang ada di Pangkalpinang atau di perantauan dari seluruh dunia berupaya mudik atau pulang kampung untuk melaksanakan ritual turun-temurun ini.

Kegiatan ritual ini dimulai dengan membersihkan kuburan atau pendem, biasanya dilakukan 10 hari sebelum pelaksanaan Ceng Beng.

Berdasarkan cerita rakyat, konon asal mula ziarah kubur atau Ceng Beng ini berawal dari zaman Kekaisaran Zhu Yuan Zhang, pendiri Dinasti Ming (1368-1644 M).

Sampai sekarang ritual ini tetap diindahkan masyarakat Tionghoa dengan tujuan sekaligus mempererat kembali hubungan persaudaraan semua anggota keluarga dan kerabat dengan berkumpul bersama, sekalipun sudah berbeda agama atau kepercayaan dan tinggalnya saling berjauhan.

Pemkot Pangkalpinang melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Pangkalpinang melihat Ritual Sembahyang atau Ziarah Kubur ini sebagai daya tarik wisata budaya, oleh karena itu dikemaslah dalam sebuah Festival Ceng Beng dengan serangkaian acara seperti tersebut di atas.

Festival ini pun mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam bentuk promosi dengan maksud agar informasi festival ini tersiarkan secara meluas.

Adapun tujuan penyelengaraan Festival Ceng Beng ini untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan lembaga masyarakat dalam pelestarian kebudayaan, sejarah, dan purbakala serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Pangkalpinang yang tahun ini ditargetkan mencapai 200.000 wisatawan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: dok. Festival Ceng Beng

Read more...

Senin, 28 Maret 2016

Esthy: Riset Lebih Dulu Kalau Ingin Event Wisata Sukses

Membuat event wisata, entah itu budaya, alam, olahraga (sport tourism), dan buatan tak cukup semata punya biaya yang cukup lalu bikin tender pelaksana, menyerahkan ke event organizer (EO) yang memenangkan tender event tersebut, dan selesai.



Berdasarkan pengamatan penulis mengikuti sejumlah event wisata yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dari masa Joov Ave saat beliau (almarhum) menjabat Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi sampai era Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sekarang, banyak catatan baik itu kelebihan dan kekurangan pelaksanaan event wisata yang dibuat sendiri oleh Kemenpar maupun yang bersifat dukungan.

Tahun ini ada 200 event wisata yang dibuat dan didukung Kemenpar khususnya di wilayah kerja Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara. Salah satu tujuannya selain tersebut di atas juga untuk mempromosikan branding pariwisata nusantara PESONA INDONESIA.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan hal pertama yang harus diindahkan dalam membuat sebuah event wisata itu adalah melakukann riset.

Riset di sini, lanjut Esthy pertama mengenali potensi wisata di daerah/kota tempat event wisata tersebur akan digelar, apakah potensinya lebih dominan wisata alam, budaya, buatan atau perpaduan keduanya bahkan ketiganya.

“Jadi harus melihat mana kekuatan utama potensi wisata daerah/kota tersebut,” ujarnya usai mengikuti acara launching lomba balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (28/3) yang diresmikan Menpar Arief Yahya dan dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sekmen Ukus Kuswara, Asdep Pengembangan Pasar Personal Raseno Aryo, dan Ketum PB ISSI Rajasapta Oktohari.

Hal selanjutnya, mendata kesiapan daerah/kota tersebut baik itu kesiapan infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), dan lainnya. Jangan lupa melihat Atraksi, Aksebilitas, dan Amenitas atau biasa disingkat 3A. Amenitas di sini ketersedian fasilitas pariwisata seperti rumah makan, restoran, toko cenderamata/oleh-oleh, dan fasilitas umum lainnya.

“Namun sekarang itu tidak cukup. Seperti kata Menpar Arief Yahya dalam sambutan launching ITdBI 2016 tadi, harus dilihat juga komitmen CEO daerah atau kota tersebut dalam hal ini bisa gubernur, bupati, dan walikotanya,” ujarnya.

Kalau daerah/kota tersebut punya daya tarik kuat dari hal budaya maupun alam namun infrastruktur dan SDM-nya kurang memadai, tapi gubernur/bupati/walikotanya serius berkomitmen mengembangkan dan memajukan pariwisatanya sebagai leading sector, itu patut didukung.

“Kita akan bantu meng-creat sebuah event yang sesuai dengan karakter dan potensi daerah/kota tersbut,” tambah Esthy lagi.

Sebaliknya jika pimpinan daerah/kotanya tidak punya keseriusan itu, lanjut Esthy dukungan akan berpindah ke daerah/kota lain yang pimpinannya berkomitmen teguh terhadap kemajuan pariwisata.

Esthy mencontohkan Tour de Singkarak (TdS) yang kini sukses menjadi salah satu event sport tourism balap sepeda di Tanah Air, awalnya begitu sulit membangun kepercayaan terhadap masyarakat dan tokoh termasuk pejabat daerah.

“Butuh pemahaman dan edukasi ke semua lini tentang tujuan dan manfaat event tersebut diadakan di Sumatera Barat. Akhirnya setelah berjalan dua-tiga kali, mereka sendiri yang merasakan manfaat besar TdS itu,” akunya.

Hal lain berikutnya yang tidak boleh disepelekan adalah mengetahui mutu produk yang dijual, dalam hal ini event wisata yang dibuat/didukung. “Seperti apa pengemasannya, rangkaian acara yang disuguhkan, dan lainnya,” tambah Etshy.

Esty mencontohkan kalau untuk event  di cross border atau daerah perbatasan, acara yang pas digelar antara lain konser musik sebagaiamana disarankan Menpar Arief Yahya, dengan alasan musik itu bahasa yang universal dan mudah dipahami/disenangi berbagai lapisan/kalangan.

"Tapi ingat konser musiknya harus menampilkan penyanyi atau grup band yang tengah disukai/diminati masyarakat di daerah perbatasan kedua negara itu. Dan untuk mengetahui itu perlu riset," paparnya.

Setelah event dirancang/dibentuk, jangan lupa memasarkan atau mempromosikan event wisata tersebut ke pasar yang tepat pada waktu yang tepat pula. Caranya dengan promosi pra event secara gencar, jauh-jauh hari sebelum on event.

Tak kalah penting, pelaksanaan event wisata tersebut juga harus pada waktu yang tepat dan mesti kontinyu atau berkesinambunagn. “Jangan sekali dibuat, lalu tahun depan tidak ada lagi,” imbuhnya.

Hal terakhir, Esthy mengingatkan jangan lupa melakukan evaluasi atas event wisata yang sudah dibuat/didukung.

“Catat  apa saja kekurangan dan kelebihannya, baik dari penilaian media masa, medsos, netizen, masyarakat, wisatawan dan lainnya. Setiap kekurangan jadikan sebagai bahan perbaikan untuk event berikutnya,” pungkasnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Waduk Sidodadi dan Pantai Grand New Watu Dodol Primadona ITdBI 2016

Empat kali penyelenggaraan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) tak bisa dipungkiri turut mengangkat sejumlah obyek wisata Banyuwangi, baik itu alam, budaya, kuliner, dan kesenian lewat pemberitaan media massa dan media sosial. Namun yang paling mencuat ke permukaan hingga kian mendunia namanya tentu saja Kawah Ijen dengan fenomena blue fire-nya.

Blue fire cuma ada dua di dunia. Satu di Kawah ijen. Satu lagi di Iceland. Kalau tidak percaya coba saja googling,” ujar Menpar Arief Yahya saat acara saat launching lomba balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (28/3).

“Dulu yang menikmati fenomena si api biru itu hanya wisman asal Prancis. Sejak ada ITdBI kemudian terekpos luas, akhirnya mulai banyak wisman dari negara ain termasuk wisnus yang datang menyaksikan fenomena alam langka itu,” terang Arief Yahya lagi.

Dalam kesempatan itu, Arief menghimbau wartawan yang meliput ITdBI 2016 nanti juga harus melihat blue fire Kawah Ijen. “Saya saja sudah 4 kali ke Kawah Ijen, 2 kali saat masih muda, satu kali saat jadi Dirut PT Telkom dan sekali saat jadi Menpar tahun lalu,” aku Arief Yahya bangga.

Waktu terbaik melihat si api biru Kawah Ijen itu, lanjut Arief Yahya mulai pukul 1 malam sampai pukul 3 dini hari. Jarak tempuh ke lokasi blue fire kurang lebih 3 Km. “Tapi medannya menanjak,” akunya.

Melihat dampak positif terangkatnya obyek wisata Banyuwangi lewat lomba balap sepeda ini, maka pada penyelenggaraan ITdBI 2016 atau yang kelima ini, Pemkab Banyuwangi ingin mengenalkan dua destinasi wisata baru yaitu Waduk Sidodadi di Kecamatan Glenmore dan Pantai Grand New Watu Dodol di Kalipuro.

“Kami ingin dua destinasi ini semakin populer dan menjadi daya tarik wisata baru bagi wisatawan. Khusus di Waduk Sidodadi yang berada di Glenmore, ITdBI juga kami jadikan pengungkit karena di perkebunan Glenmore kini sedang kami siapkan wisata cokelat,” terang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pada kesempatan yang sama.


Fasilitas mendasar untuk pengunjung telah tersedia seperti toilet, mushola, dan lokasi parkir yang sangat luas. Sarana bermainnya ada motor ATV, Gokart, dan mini trail buat pengunjung yang ingin mengelilingi waduk.

Pengunjung yang ingin berkeliling waduk dapat menyewa perahu dengan ongkos Rp 10 ribu atau sewa bebek perahu Rp 25 ribu. Sarana lainnya warung-warung makan yang menjual beragam menu.

Sementara pesona Watu Dodol, di sepanjang garis pantainya ditumbuhi pohon kelapa Grand New Watu Dodol saat ini tengah dibangun dengan konsep yang alami, pohon kelapa tetap dipertahankan. konsep bangunan menghadap ke laut, ada food court yang menyediakan aneka makanan untuk wisatwan yang berkunjung.

Selain itu ada playground, mushola, dan toilet bahkan museum dan galeri. Revitalisasi Watu Dodol menjadi Grand New Watu Dodol yang telah dimulai tahun anggaran 2014 lalu telah menghabiskan dana sekitar Rp 1,5 miliar untuk parkir, karavan, pagar, dan food court.

Kemudian pemkab menggelontor Rp 3 miliar lagi di tahun anggaran 2015 untuk menuntaskan bangunan ini dengan meneruskan membuat mushola, toilet modern, pedestrian, gebana, landscape, dan pagar di sebelah Utara secara keseluruhan untuk keamanan.

Anas menyebut sebelum diperbaharui Watu Dodol memberi pemasukan Rp 6 juta per tahun. Targetnya setelah ditata minimal bisa mendapat income Rp 100 juta per tahun.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: adji & peduliwisatabwi

Read more...

Ini Tiga Pasar Wisatawan Peminat Sport Tourism

Kegiatan sport tourism berkelas internasional selain memicu pembangunan sarana dan prasarana pariwista pun dapat memperoleh penambahan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan ada tiga pasar wisatawan yang dapat dijaring lewat kegiatan sport tourism ini yang cukup efektif mendorong kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.

Pertama, kunjungan dari peserta dalam dan luar negeri yang mengikuti ajang olahraga berbalut wisata tersebut.

Kedua, pasar wisatawan penggila olahraga yang datang untuk menyaksikan ajang tersebut digelar.

”Penggila sepeda yang menyerbu Banyuwangi saat International Tour de Banyuwangi Ijen (ItdBI) mencapai ribuan. Kalau Anda tak pesan hotel sekarang, saya jamin saat penyelenggaraan ITdBI Mei mendatang tidak akan bisa dapat kamar,” kata Anas di sela-sela launching ITdBI 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (28/3).

Ketiga, pasar calon wisatawan yang terkena dampak pemasaran dari ajang sport tourism yang digelar.

“Saat ajang digelar di destinasi wisata, bakal banyak foto dan cerita yang dibuat oleh peserta, pengunjung, maupun promosi di media sosial serta media massa,” ujar Anas lagi.

Dia mencontohkan saat ITdBI misalnya ada pembalap yang berfoto di kaki Gunung Ijen. Juga ada foto deretan pembalap menanjak di sana dengan infrastruktur jalan yang mulus serta disertai foto api biru di Kawah Gunung Ijen.

“Hal semacam itu jadi pengungkit orang untuk datang dan terbukti sekarang jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Ijen melonjak luar biasa,” terangnya.

Menurut Anas sport tourism cukup efektif meningkatkan kunjungan wisatawan dan awareness calon wisatawan terhadap potensi destinasi alam dan budaya Banyuwangi. Oleh karena itu ajang ITdBI ini sengaja digelar di tempat atau melintasi destinasi alam dan budaya agar menarik perhatian wisatawan.

Pada kesempatan itu Pemkab Banyuwangi menyampaikan ucapan terima kasih ke emenpar yang telah membantu pengembangan wisata di kabupaten tersebut.

Selain dari sisi promosi dan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata, Kemenpar juga mendukung pengembangan SDM pariwisata melalui berbagai pelatihan tematik antara lain life guard dan pengelola wisata adat.

Sinergitas Pusat dan Daerah seperti ini, menurut Anas, akan memudahkan Indonesia mencapai target kunjungan 20 juta wisman pada 2019 mendatang.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Catat 6 Sport Tourism Banyuwangi Tahun 2016

Ada 53 event yang digelar Pemkab Banyuwangi tahun ini. Seluruh event tersebet sudah dikalenderkan dan diumumkan setahun sebelumnya. Oleh karena itu, Banyuwangi mendapat gelar kabupaten berkalender event wisata terbaik di Indonesia.

“Indonesia saja sulit menyiapkan kalender eventnya. Tapi Pemkab Banyuwangi bisa dan sudah tertera jelas tanggal setiap event-nya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh bagi pemkab dan pemkot lain di seluruh Indonesia,” aku Arief Yahya saat launching lomba balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (28/3).

Selain Kabupaten Banyuwangi ada satu kota yang menurut Arief Yahya juga berhak mendapat predikat kota berkelender event wisata terbaik yakni Kota Solo.

Pada kesempatan yang sama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan dari 53 event yang digelar Pemkab Banyuwangi tahun ini, enam di antaranya ajang sport tourism tingkat internasional yang sudah secara rutin digelar dalam beberapa tahun terakhir.

“Selain ITdBI, tahun ini ada BMX International yang akan diselngarakan pada tanggal 2 hingga 3 April, lalu Festival Arung Jeram (16-17 April), Underwater Festival (21-22 Mei), Kite and Wind Surfing Competition (20-21 Agustus), dan International Run pada tanggal 9 Oktober,” kata Anas.

Penyelenggaraan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan digelar rutin tiap tahun sejak 2014. Tahun lalu ada 30 negara yang ikut serta.

Kompetisi ini sangat efektif sebagai ajang promosi di media sosial. Aksi para peselancar angin dan peselancar layang difoto dan disebar melalui media sosial dan media massa.

”Bahkan, akun Dubes Australia saat penyelenggaraan tahun lalu juga nge-tweet soal kompetisi di Pulau Tabuhan itu. Lalu mulai banyak yang ke Pulau Tabuhan, terutama penggemar selancar layang dari luar negeri yang sebelumnya cuma tahu Bali,” ungkap Anas.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Tour de Ijen 2106 Bikin Infrastruktur Pariwisata Banyuwangi Mulus

Salah satu dampak positif penyelenggaran sport tourism berkelas internasional, memicu pembangunan infrastruktur sebuah destinasi. International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 yang akan berlangsung di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada 11-14 Mei mendatang, contohnya telah membuat ruas jalan di desa-desa yang semula rusak menjadi mulus.

“Alhamdulillah berkat penyelenggaran ITdBI ada 600 kilometer dari 5.800 kilometer jalan di Banyuwangi yang semula rusak sekarang sudah bagus, terutama jalan di desa-desa. Karena itu banyak desa yang berebut ingin dilewati rute ITdBI,” aku Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat launching lomba balap sepeda ITdBI 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (28/3).

Bukan cuma infrastruktur, keasadaran wisata masyarakat turut meningkat dengan adanya penyuluhan dan pelatihan sadar wisata agar menjadi tuan rumah yang baik. Konsolidasi antara pihak keamanan dengan masyarakat desa pun terjadi guna mengamankan pelaksanaan ITdBI nanti.

“Soalnya rute yang dilewati juga jalan-jalan didesa, takutnya bukan hanya ada warga desa yang menyeberang tapi juga hewan ternak seperti kambing,” ujar Anas.

Anas berharap ITdBI kelak bisa sehebat Tour de France. “Dulu Tour de France awalnya juga melewati desa-desa di Prancis. Tapi kini sudah menjangkau bebarpa negara di Eropa. Mudah-mudahn ITdBI bisa terinspirasi dari kesuksesan event balap sepeda tingkat dunia bergengsi itu,” ujarnya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga orang Banyuwangi memuji Bupati Anas karena berhasil membenahi infrastruktur pariwisata Banyuwangi lewat event sport tourism ini. “Ini trik cerdas memperbagus jalan-jalan desa di Banyuwangi lewat ITdBI,” ujar Arief Yahya.

Mantan Dirut PT Telkom ini menyambut baik penyelenggaraan even balap sepeda tahunan ini sebagai upaya mempromosikan pariwisata Banyuwangi serta mendukung program Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang tahun ini mentargetkan 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) serta 260 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.

Penyelenggaraan ITdBI yang memasuki tahun ke-5 ini, lanjut Arief dampaknya juga telah dirasakan langsung oleh masyarakat dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Banyuwangi serta semakin membaiknya kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pariwisata yang diperlihatkan dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi dari semula Rp 20,8 juta per orang/tahun pada 2010 menjadi Rp 38 juta per orang/tahun pada 2015 atau melonjak hingga 62%.

“Event ini juga memberikan direct impact dan media value yang tinggi,” ungkap Areif lagi.

Dampak ekonomi pariwisata langsung dari ITdBI ini antara lain hotel menjadi penuh karena ratusan peserta terdiri para pembalap berikut rombongannya dari puluhan negara dan para penggemar olahraga balap sepeda datang dan menginap di hotel serta membelanjakan uangnya di sana.

Selain itu gencarnya pemberitaan media terhadap even ITdBI menjadi promosi yang efektif sehingga mendongkrak pariwisata Banyuwangi yang tahun ini mentargetkan kunjungan 50.000 wisman meningkat dari tahun lalu 40.000 wisman dan 2 juta pergerakan wisnus dari tahun lalu 1,7 juta wisnus.

Tingginya direct impact dan media value dari even sport tourism internasional ini, sambung Arief Yahya, menjadi salah satu alasan mengapa Kemenpar gencar mendorong kegiatan wisata olahraga di Tanah Air seperti; Tour de Singkarak (TdS), Tour de Bintan (TdB), Tour de Flores (TdF), Musi Tributon, Jakarta Marathon, maupun sebagi tuan rumah penyelenggaraan ajang olahraga internasional MotoGP 2017 dan Asia Games 2018 di Jakarta dan Palembang.


International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) sebagai ajang balap sepeda internasional telah menjadi agenda rutin (calendar of event) UCI (Union Cycliste Internationale) dan telah mendapatkan peringkat excellent dari UCI dan ditetapkan sebagai kejuaraan balap sepeda terbaik di Indonesia.

Penyelenggaraan ITdBI 2016 akan diikuti 20 tim luar negeri dari 29 negara di antaranya tim papan atas Asia antara lain Pishgaman Giant Team, Skydive Dubai Al Ahli, dan Tabriz Shadari Team yang merupakan juara 1, 2, 3 Asia serta tim Eropa seperti Timnas San Marino dan Tim Nasional Irlandia. Pembalap dari Benua Amerika juga dipastikan hadir.

Tim luar negeri yang memastikan berlaga di ItdBT hingga sekarang ada 12 tim. Para peserta.

ITdBI 2016 akan unjuk kekuatan dalam menyelesaikan seluruh lintasan yang terdiri empat etape sepanjang 567 kilometer.

Rute ini ditempuh dengan melintasi berbagai destinasi wisata, mulai wisata pantai, perkebunan, sentra pertanian, city tour, hingga kaki Gunung Ijen sebagai gunung berapi aktif yang terkenal di dunia dengan fenomena api biru atau blue fire-nya.

Begitu pula lintasan tanjakan menuju kaki Gunung Ijen terkenal sebagai salah satu tanjakan paling ekstrem di Asia karena berada di ketinggian 1.871 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan kemiringan 45 derajat atau di atas tanjakan di Malaysia yang hanya berkisar 1.500 Mdpl.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Minggu, 27 Maret 2016

Oni Promosikan Kerajinan Wayang Golek Cepak dan Topeng Indramayu di Semarak Wayang

Event Semarak Wayang Pesona Indonesia 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Parkir Timur (Parkit), Senayan, Jakarta, Sabtu (26/3), bukan cuma jadi ajang unjuk kebolehan 4 dalang wayang kontemporer, antara lain Wawan Gunawan sang dalang Wayang Ajen. Pun jadi wadah promosi dan jualan bagi para perajin dan pedagang kerajinan aneka wayang, topeng, blangkon, ikat nusantara, kaos wayang, dan lainnya.

Sebagian besar pedagang yang datang mengetahui informasi Semarak Wayang Pesona Indonesia dari masing-masing dalang yang tampil, media online (webblog dan website), dan media sosial.

Salah satunya Oni (33), perajin Wayang Cepak dan Topeng Indramayu yang datang langsung dari Indramayu, Jawa Barat.

Dia mengaku mendapat informasi dari H. Anon Rusdi,  ki dalang Wayang Kulit Langen Budaya Indramayu yang tampil di event ini. “Kebetulan dalangnya dari Indramayu daerah saya. Jadi setiap dia mentas di manapun saya dapat informasi darinya langsung,” aku Oni di stand-nya di bagian dalam panggung, Sabtu malam itu.

Setiap ada pementasan wayang termasuk di Semarak Wayang Pesona Indonesia ini, dia manfaatkan sebagai wadah untuk mempromosikan dua jenis kerajinan yang dibuatnya itu. “Terus terang kalau jualan lebih laku di sanggar saya di Indramayu dibanding di tempat pementasan wayang. Di sini saya lebih gunakan untuk promosi saja dibanding jualannya,”terangnya.

Oni menjelaskan di Sanggar Jaka Baru, miliknya yang berada di Desa Gadingan, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu terdapat 9 perajin Topeng Indramayu dan Topeng Cirebon. Sanggarnya itu merangkap outlet.

Pembelinya banyak yang datang langsung ke sanggarnya dan tak sedikit memesan lewat webblognya www.sanggarjakabaru.blogspot.com. Setelah pembayarannya lunas via transfer, lalu barangnya dikirim sesuai alamat si pemesan.




Read more...

Sabtu, 26 Maret 2016

Sudah Saatnya Wayang Hijrah ke Pusat Kota

“Sumpah umur gue dah 20 tahun lebih, baru kali ini gue bisa lihat pementasan wayang secara langsung di tengah Jakarta,” begitu celetuk salah seorang dari puluhan anak muda yang tergabung dalam komunitas Sobat Budaya yang datang menyaksikan event SEMARAK WAYANG PESONA INDONESIA di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu (26/3) malam. Celetukan itu pun dibalas kompak beberapa rekannya yang lain. “Samaaaa.., gue juga”.

Ungkapan spontan muda-mudi itu membuktikan bahwa pertunjukan wayang selama ini kurang menyentuh warga Ibukota terutama kaula mudanya. Wayang seakan berjarak dengan penghuni bangunan jangkung, perumahan padat di antara gedung-gedung menjulang, warga kompleks perumahan elit di Jakarta dan mungkin di kota-kota besar lain.

Wayang seolah bukan tontonan yang pas buat anak muda sehingga penyelenggaranya tak membidik pasar besar bernama kaula muda itu. Tak salah kiranya kalau akhirnya ada stigma wayang itu tontonan orang tua.

Melihat fenomena itulah, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar SEMARAK WAYANG PESONA INDONESIA untuk kali pertama tahun ini.

Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Seqmen Pasar Bisnis & Pemerintah, Kemenpar Tazbir dalam sambutannya mengatakan event ini merupakan upaya serius Kemenpar mempromosikan pariwisata sekaligus branding pariwisata nusantara PESONA INDONESIA lewat pertunjukan seni budaya khususnya wayang.

“Event ini pun upaya untuk lebih mendekatkan wayang dengan masyarakat Ibukota Jakarta,” kata Tazbir yang membuka event tersebut mewakili Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya karena berhalangan hadir.

Tazbir menjelaskan wayang dipilih sebagai persembahan utama event ini karena sebenarnya wayang sudah dikenal masyarakat tapi dalam tanda petik. Ini dikarenakan lokasi pertunjukan wayang selama ini lebih sering di pinggiran atau di luar Jakarta.

“Jarang sekali ada pertunjukan wayang secara langsung atau live show di pusat Jakarta yang strategis. Event ini merupakan langkah awal yang baik untuk memperkenalkan pertunjukan wayang ke masyarakat perkotaan,” terang Tazbir.


Dilanjutkan dengan wayang golek replika Menpar Arief Yahya yang berjas dan bercelana hitam seraya menyampaikan soal pengembangan sektor pariwisata nasional untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Mendekati akhir cerita, Wawan mengajak penonton untuk berzikir, mengingat hanya kepada Allah SWT lewat penampilan Mojang Berzikir yang terdiri atas 6 penari perempuan berbusana santun sambil masing-masing membawa alat pukul rebab.

Secara keseluruhan penampilan Wayang Ajen yang meramu lakon cerita dengan bumbu berbagai unsur hiburan kekinian termasuk musik, berhasil mengubur kesan kolot dan jadul (jaman dulu) yang selama ini menempel kuat dalam wayang.

“Baru kali ini saya lihat pertunjukan wayang semenarik dan segaul ini,” aku salah seorang penonton bernama Arini (22) yang datang bersama tiga orang temannya.

Menurut Wawan salah satu rahasia kesuksesan pertunjukan wayangnya karena mengedepankan kemasan yang singkat, padat, mudah dipahami, dan cerita lakon yang update dengan situasi dan kondisi kekinian.

“Kalau mau disukai anak muda, ya dalangnya harus peka dan menyelami situasi yang ada dalam benak dan dunia anak muda. Sebaiknya memakai bahasa, alunan musik, tokoh wayang, asesoris, kostum, dan identitas yang akrab dan familiar dengan anak muda,” ungkapnya.

Melihat penampilan Wayang Ajen yang komplit, menarik, dan kekinian, Travelplusindonesia menilai wayang seperti ini pantas tampil di venue-venue teater terkenal dan berkelas internasional dengan  sound system, tata cahaya, dan panggung megah. Dengan catatan kemasannya lebih spektakuler lagi, mulai dari kostum para pemusik, penari, dan penyanyi, termasuk koreografi serta penyampaian dalangnya.

Jika semua itu dipenuhi, pasti penampilannya tak kalah dengan pementasan sendratari maupun drama musikal sekelas Broadway dari Amrik itu. Gengsi dan imej wayang pun secara otomatis bakal naik dimata anak muda dan penikmat seni pertunjukan.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Read more...

Jumat, 25 Maret 2016

Ini Tujuh Manfaat Nonton Wayang Langsung Buat Anak Muda

Setiap seni budaya, apapun itu pasti punya maksud dan tujuan mengapa dia dibuat. Tentu ada banyak manfaat kenapa dia dipertahankan bahkan dikembangkan. Begitupun wayang, yang disebut-sebut sebagai salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia lantaran pertunjukannya merupakan hasil perpaduan beragam seni seperti seni suara, peran, tutur, musik, tari, sastra, lukis, pahat, perlambang atau simbol,  multimedia, pencahayaan, dan seni lainya.

Sejak awal digunakan, wayang punya banyak manfaat, antara lain sebagai media penerangan, penyuluhan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, promosi, dan sekaligus hiburan.

Bagaimana dengan sekarang? Masih relevankah? Masih samakah manfaat wayang, terlebih bagi generasi muda bangsa ini?

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wawan Gunawan, dalangnya Wayang Ajen pada Jumat (25/3) serta bahan dari berbagai sumber lainnya, Travelplusindonesia menyimpulkan sekurangnya ada tujuh (7) manfaat nonton wayang secara langsung (live show) buat anak muda.

Pertama, bisa lebih mengenal jati dirinya sendiri. Dari mana dia berasal, seperti apa sebenarnya budaya daerahnya, dan lainnya. Sebab dengan menonton wayang memberikan kesempatan mengetahui dan mengapresiasi jati diri bangsa ini.

Kedua, lebih jauh lagi bisa mengenal karakternya. Karakter kuat dan khas yang membedakannya dengan daerah lain dan bangsa lain. Tentunya karakter yang positif.

Ketiga, bisa lebih mengenal prinsip hidup antara yang baik dan buruk yang digambarkan lewat alur cerita dan lakon wayang. Karena di dalam wayang ada ajaran moral dan budi pekerti luhur.

Contohnya tokoh Sri Rama dan Arjuna memilki sifat selalu mengedepankan kebenaran dan keadilan. Setiap berpenampilan selalu rapi, murah senyum, lembut tutur bahasanya, dan bertingkah laku sopan, intinya ber-attitude yang baik.

Nilai-nilai filosofi pewayangan juga senantiasa mengajak orang untuk berbuat baik, semangat “amar ma’ruf nahi mungkar”-nya tinggi atau istilah dalam pewayangan “memayu hayuning bebrayan agung” yang sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.

Misalnya dalam lakon yang diambil dari Serat Ramayana maupun Mahabarata yang mengandung banyak pelajaran hidup berharga.

Keempat, melindungi diri agar tidak terkontaminasi dengan budaya asing yang kurang baik. Kemudian kelima, dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk, karena ada yang sesuai, tentu boleh diambil. Namun banyak pula yang tidak, dan itu jangan diambil.

Keenam, akan lebih menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap Tanah Air dan lebih menghargai bangsanya. Bukan sebaliknya membangga-banggakan bangsa dan negara lain. Dan ketujuh, bisa semakin mendewasakan atau mematangkan pemikiran.

Melihat begitu bamyak manfaat positif menonton pementasan wayang, sudah semestinya generasi muda mulai saat ini lebih mengenal dan mencintai wayang, salah satunya dengan menonton secara langsung.

Jangan sampai wayang menjadi tamu di rumahnya sendiri. Ironis kalau itu sampai terjadi, mengingat wayang merupakan seni budaya bangsa Indonesia yang sudah diakui keberadaannya oleh UNESCO.

Lalu mau nonton wayang apa, kapan, dan dimana sekarang? Tak perlu bingung. Datang saja ke acara Semarak Wayang Pesona Indonesia 2016 di Parkir Timur (Parkit), Senayan, Jakarta, Sabtu (26/3) malam.

Pertunjukan wayangnya mulai pukul 7 malam. Namun sejak jelang sore, sudah ada kegiatan lain seperti pameran dan workshop terkait wayang.

Event budaya yang digelar kali pertama oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam rangka sekaligus mempromosikan branding pariwisata nusantara PESONA INDONESIA ini akan menampilkan 4 wayang kontemporer secara bergantian, yakni Wayang Ajen, Wayang Kulit Langen Budaya Indramayu, Wayang Kulit Tutan Jawa, dan Wayang Golek Mursidin Banten.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: dok. wayang ajen

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP