Selain camcer alias camping ceria di Desa/Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat baru-baru ini, kelompok kecil (small group) anggota dan simpatisan TAPAL sekaligus melakukan survei lokasi untuk kegiatan Jambore TAPAL yang akan digelar tahun depan.
Saya sebut small group karena hanya 6 orang yang mengikuti dua kegiatan tersebut, terdiri atas 4 orang anggota TAPAL yakni Wayang, Ubay, Santa, dan Wina serta 1 simpatisan Adji Tropis atau saya yang kelimanya merupakan penghuni WAG "Memori Ujung Kulon" (MUK) 92, dan ditambah 1 orang lagi temannya Wina.
Diujung Agustus, Sabtu (31/8/2024) pagi, kami berkumpul di rumah Ubay dan Santa di Jalan Kober, Margonda, Depok.
Usai ishoma (istirahat sejenak sambil ngobrol-ngobrol, sholat/salat zuhur berjemaah, dan makan siang), kami berangkat dengan mengunakan mobil milik Ubay dan Santa. Keduanya adalah pasangan suami istri yang sudah punya dua anak laki-laki dewasa. Saya mengenal pasutri Betawi dan Batak ini sejak tahun 90-an awal, saat mereka masih pacaran dan ikut pendidikan dasar (pendas) Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (OMPA) TAPAL serta sama-sama kuliah di Kampus Tercinta, IISIP Jakarta.
Perjalanan menuju Megamendung terbilang lancar, namun setibanya di Ciawi ternyata arah ke Puncak Bogor ditutup. Santa yang menjadi supir pun mengambil inisiatif melewati jalur alternatif. Meskipun sempat merasakan kemacetan dan harus memberi uang recehan (Rp 1000 - Rp 2000) kepada "pak ogah" di beberapa titik, akhirnya mobil kami sampai di jalan raya Gadok.
Jelang asar, kami tiba di Masjid Nurul Huda Megamendung yang berada di pertigaan Megamendung. Kami sempat membeli beberapa logistik untuk camcer di salah satu mini market di seberang masjid, lalu menunaikan salat asar di masjid tersebut.
Selepas itu bergerak menuju lokasi camcer yakni Samara Camp. Namun sebelum ke sana kami melakukan survei ke Eagle Hill Camp terlebih dahulu yang berada di sebelah kiri dari jalan utama Megamendung lalu menuju ke bagian atas bukit.
Kami sempat kehilangan arah lalu turun dari mobil. Saya berjalan kaki mencari orang lokal untuk menanyakan keberadaan Eagle Hill. Akhirnya saya bertemu seorang warga setempat dan menurutnya kami salah pilih jalan. Seharusnya tadi di pertigaan ambil arah kiri, di sana ada plang kecil Eagle Hill.
Setelah mendapatkan info tersebut kami melanjutkan perjalanan mengikuti arahan orang lokal tersebut dan akhirnya tiba di Eagle Hill. Setelah mengamati sejenak dari dalam mobil, kami memutuskan untuk tidak melakukan survei lebih lanjut lantaran tidak sesuai untuk lokasi Jambore Tapal nanti.
Tak berlama-lama, kami langsung kembali ke jalan utama Megamendung lalu belok kiri menuju Samara Camp. Setibanya di sana, terus terang saya agak terkejut lantaran banyak sekali tenda pengunjung yang sudah berdiri di sana.
Setelah bertemu dengan petugas setempat, kami diarahkan ke lokasi tenda sesuai pesanan kami. Lokasinya di ujung camp area, dekat dengan aula atau pendopo semi permanen. Di sana sudah berdiri tiga tenda dengan kapasitas masing-masing untuk 3 orang. Jadi satu tenda, hanya diisi 2 orang, lumayan lega. Tenda jenis trap tent yang saya bawa, tidak jadi saya pasang.
Selepas menunaikan salat magrib berjemaah di aula dan santap malam di area tenda, malamnya kami isi dengan diskusi santai terkait lokasi Samara Camp.
Saya sempat masak air untuk bikin kopi Gayo yang dibawa Wayang dan kopi Sidikalang serta kopi Lombok dari Santa, kebetulan saya bawa peralatan masak seperti kompor berikut gas dan nasting komplit serta keripik pisang khas Lampung rasa coklat, susu, dan keju buat teman diskusi.
Berdasarkan hasil pengamatan kami dengan beberapa faktor pendukung seperti akses jalan menuju lokasi, luas area berkemah, fasilitas pendukung (aula semi permanen, toilet, warung, harga paket kemping serta objek wisata Curug Panjang dan Curug Naga), akhirnya kami sepakat memilih Samara Camp untuk lokasi Jambore TAPAL untuk diajukan ke perwakilan anggota senior TAPAL.
Kami juga mendiskusikan berapa besaran biaya per orang untuk mengikuti Jambore TAPAL nanti. Harga tersebut sudah termasuk HTM, sewa tenda, makan, coffee break, kaos, kambing guling, dan lainnya. Wina mencatat rincian harga tersebut di laptop-nya.
Usai diskusi, Santa masuk tenda lebih dulu karena matanya sudah 5 watt. Saya, Ubay, Wayang, dan Wina masih lanjut ngobrol sana-sini. Selanjutnya Ubay masuk di tenda dimana temannya Wina sudah tidur lebih dahulu. Tinggal saya, Wayang, dan Wina yang masih lanjut bercengkerama. Saya sempat masak mie rebus untuk kami santap bertiga.
Jelang pukul setengah 2 dini hari, kami akhirnya masuk tenda karena sudah kantuk dan dingin semakin terasa. Wina ke tenda dimana Santa berada. Saya dan Wayang di tenda sebelahnya.
Wayang beberapa kali keluar tenda untuk mengusir beberapa ekor anjing yang mengacak-acak kantung plastik (trash bag) berisi sampah yang kami kumpulkan di luar tenda.
Pukul 5 pagi kami bangun untuk salat subuh. Setelah itu menuju warung untuk minum teh, kopi, dan sarapan nasgor serta nasi uduk. Selanjutnya menemui petugas setempat untuk memberitahukan beberapa fasilitas pendukung yang kami butuhkan untuk Jambore Tapal nanti, seperti perbaikan beberapa pintu toilet, penyediaan tong sampah, penambahan tempat berwudhu di dekat aula, penempatan parkir mobil peserta Jambore TAPAL, terpal alas buat salat berjemaah, dan lainnya.
Selepas itu beranjak jalan kaki menuju Curug Naga. Lokasinya sekitar 200-an meter dari Samara Camp ke arah bawah melewati jalan beraspal dan Mushola/Musala Alisha yang bangunannya bercat putih di sebelah kanan jalan. Di dekat musala tersebut, Santa yang kemana-mana membawa makanan kecil buat kucing, memberi pakan tersebut buat 2 ekor kucing berwarna putih dan hitam keabu-abuan.
Setibanya di pos pendaftaran merangkap loket tiket, saya sempat mewawancarai beberapa petugas setempat antara lain Hasan dan Doni.
Berdasarkan penuturan keduanya ternyata di Curug Naga aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung selain berkemah di camp ground -nya (tapi tak seluas Samara Camp), juga dapat melakukan body rafting, river trekking, jungle trekking, dan cliff jumping.
Di sana ada tiga Curug yakni Curug Priuk, Naga, dan Curug Barong yang masing-masing memiliki ciri khas, karakter, dan tingkat kesulitan berbeda.
Di sana juga tersedia beberapa paket antara lain paket jelajah 3 curug Rp 135 ribu/orang; paket jelajah 2 curug Rp 110 ribu/orang; paket 1 curug Rp 85 ribu/orang, dan paket camping (2 hari 1 malam) termasuk jelajah 3 curug Rp 385 ribu/orang, minimal 8 orang.
Usai mendapatkan informasi komplit, kami kembali ke Samara Camp. Kemudian lanjut treking ke Curug Panjang melewati bagian belakang camp area tersebut ke arah atas. Tiba di pos loket Curug Panjang, kami membeli tiket seharga 15 ribu per orang.
Setelah treking sekitar 15 menit, kami tiba di curug tersebut, dimana sudah banyak pengunjung yang datang. Mereka ada yang duduk-duduk di bebatuan, berenang, dan tak sedikit yang melakukan river tubbing. Maklum ini akhir pekan, jadi pengunjungnya ramai, sama seperti di Curug Naga dan Samara Camp.
Di tepian aliran sungai bagian atas, kami memilih bersantai dengan menyewa matras besar Rp 20 per lembar lalu minum kopi, teh, dan ngemil pisgor dari warung setempat. Selepas itu kembali ke Samara Camp lewat jalur yang sama.
Selepas mandi dan salat zuhur berjemaah dijamak dengan asar, kami meninggalkan Samara Camp kembali ke Depok. Giliran Ubay yang pegang setir mobil. Sebelum sampai di Depok, kami sempat mampir ke sentra kuliner di daerah Yasmin, Bogor atas arahan Santa untuk menyantap Soto Mie Bogor dan Soto Betawi.
Selepas makan siang, kami lanjut menuju Depok. Wayang turun di jalan tak jauh dari kediamannya. Sedangkan saya, Wina, dan rekannya turun di Stasiun UI lanjut naik KRL commuter line. Setelah itu Ubay dan Santa bertolak ke kediamannya. Minggu (1/9/2024) sore, camcer plus survei di Megamendung pun berakhir, alhamdulillah lancar.
Enam Catatan Penting
Berdasarkan amatan saya yang jauh-jauh dari seberang ikut camcer plus survei camp ground di Megamendung untuk lokasi Jambore TAPAL 2025, sekurangnya ada 6 hal penting yang menjadi catatan saya.
Pertama, bila ingin mendapatkan suasana yang lebih tenang (tidak kena macet, tidak kena penutupan arah ke puncak, tidak begitu ramai pengunjungnya baik di Samara Camp, Curug Naga maupun Curug Panjang) sebaiknya Jambore Tapal digelar diluar akhir pekan (dengan kata lain saat week day).
Kedua, ada tim pemandu (minimal 3 orang) dilengkapi P3K standar buat memandu kelompok peserta Jambore TAPAL yang ingin ikut salah satu paket jelajah Curug Naga maupun tim pemandu (juga minimal 3 orang) dilengkapi P3K standar yang memandu kelompok peserta Jambore TAPAL yang ingin treking ke Curug Panjang agar pesertanya merasa aman dan nyaman.
Catatan ketiga, kegiatan hiburan (nyanyi, organ tunggal, music live) sebaiknya diadakan 2 sesi. Pertama selepas asar sampai jelang magrib. Sesi kedua, selepas isya sampai pukul 11 malam. Setelah itu peserta Jambore TAPAL yang ingin ikut treking curug sebagaimana tertera di poin 2 harus sudah istirahat untuk persiapan fisik esok pagi. Bagi yang tidak ikut treking curug-curug tersebut bisa lanjut "konser", asalkan tidak sampai terlalu gaduh.
Keempat, baik tim pemandu maupun peserta Jambore TAPAL yang ikut treking curug sebagaimana tertera di poin 2 harus mengenakan minimal sandal lapangan atau sandal gunung yang nyaman, pakaian lapangan yang mudah menyerap keringat, membawa pakaian salinan, jas hujan, HP dalam kemasan anti air, dan makanan/minuman ringan.
Catatan kelima, sebelum melakukan treking sebaiknya seluruh tim pemandu maupun peserta treking curug melakukan pemanasan (warming up) di camp area, agar otot kaki menjadi lebih lentur. Selain itu, tak lupa berdoa memohon kelancaran dan keselamatan.
Catatan terakhir atau keenam, panitia, tim pemandu treking curug, dan seluruh peserta Jambore TAPAL tetap menjaga kebersihan camp area, jalur treking, dan lokasi curug yang dituju dengan membuang sampah logistiknya di dalam trash bag atau di tong sampah yang tersedia di camp area.
Itulah hasil camcer plus survei untuk lokasi Jambore TAPAL 2025, berikut 6 catatannya. Semoga bermanfaat.
Salam camcer pro konservasi, salam camcer ramah lingkungan.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TiktTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Area berkemah Samara Camp di Megamendung mampu menampung 300 orang.
2. Terdiri atas beberapa campsite (tempat mendirikan tenda) berukuran kecil, sedang, dan luas.
3. Tim camcer plus survei lokasi camp area untuk Jambore TAPAL 2025 terdiri atas Ubay, Adji, Santa (jongkok), Wayang, Wina, dan teman Wina (yang motret foto ini).
4. Selain tenda juga bisa campervan.
5. Tim survei berdiskusi di depan tenda. (foto: teman Wina)
6. Diskusi berlangsung sampai larut malam. (foto: teman Wina)
7. Survei ke Curug Naga
8. Peserta body rafting di Curug Naga (foto: dok. Curug Naga)
9. Survei ke Curug Panjang.
10. Pengunjung Curug Panjang.
11. Tim survei santai di camp area.
12. Tim survei berfoto di pintu loket Curug Naga. (foto: teman Wina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.