Melihat pesona matahari terbit (sunrise) dari Puncak Pawitra menjadi salah satu alasan orang melakukan pendakian ke Gunung Penanggungan. Kenapa? Ya karena sangat indah. Tapi untuk mendapatkan pesona itu ternyata tak semudah membalik telapak tangan, diperlukan strategi jitu.
Di edisi kali ini, saya bagikan serangkaian strategi berdasarkan pengalaman saya solo hiking dan berhasil mengabadikan sunrise dari puncaknya Gunung Penanggungan yang berketinggian 1.653 Mdpl tersebut via Tamiajeng.
Sebaiknya memilih waktu pendakian ke Gunung Penanggungan yang berada di Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan, Jawa Timur pada musim panas (Mei-Oktober) dengan bulan terkering seperti sekarang ini (Agustus), karena kemungkinan untuk mendapatkan sunrise lebih besar daripada di musim hujan.
Bila memilih jalur pendakian (japen) via Tamiajeng yang berada di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto, usahakan tiba di BC-nya yang merupakan Pos 1 sekaligus Pos Registrasi pada pagi hari sekitar pukul 9 supaya ada waktu untuk mendaftarkan diri, packing ulang, istirahat sejenak, pemanasan, dan lainnya.
Waktu keberangkatan pendakian terbaik dari Pos 1 selepas salat zuhur dan makan siang atau sekitar pukul 1. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT, memohon keselamatan, kemudahan, dan kelancaran
Usahakan tiba di Puncak Bayangan atau Pos 5 yang menjadi lokasi nge-camp sebelum summit attack sore hari, sekitar pukul 4. Lanjut mendirikan tenda dan salat asar (tayamum karena tidak ada sumber air). Puncak Bayangan berada di ketinggian 1.200 Mdpl, mampu menampung puluhan tenda dalam posisi nyaman.
Usai menunaikan salat magrib menyiapkan masakan untuk santap malam. Lanjut salat isya dan makan malam, setelah itu packing perlengkapan yang akan dibawa untuk summit attack. Perlengkapan penting yang dibawa antara lain headlamp, trekking pole, balaklava, sarung tangan, sweater, jaket, jas hujan, logistik dan minuman serta HP atau alat dokumentasi lainnya.
Sebaiknya pukul 9 malam tidur dan jangan lupa pasang alarm di HP pukul 2.30 dini hari. Setelah bangun siap-siap dan bisa bikin teh hangat dan lainnya untuk isi perut.
Berikutnya pukul 3 pagi berangkat dari Puncak Bayangan. Jangan lupa kembali berdoa agar berhasil mencapai puncak dan mendapat sunrise menawan.
Saat summit attack, berjalanlah dengan langkah yang konstan (tidak terlalu cepat , tidak pula terburu-buru). Berhentilah dibeberapa titik untuk istirahat sejenak terutama saat mendengar azan subuh.
Diperkirakan tiba di Puncak Pawitra sekitar pukul 5 pagi atau 2 jam pendakian summit attack.
Jangan lupa tunaikan salat subuh, berdoa dan berucap syukur atas kesuksesan meraih puncak dan sunrise yang indah.
Selanjutnya mengabadikan pesona sunrise dari beberapa titik antara lain berlatar tiang bendera, berlatar rumput sabana, sambil duduk, bikin siluet, ucapan, dan lainnya. Kemudian turun dari Puncak Pawitra menuju Puncak Bayangan atau camp area dengan tetap memperhatikan kewaspadaan supaya tidak terperosok.
Strategi terakhir, istirahat sejenak di Puncak Bayangan lalu bongkar tenda, packing, bersih-bersih, dan memasukkan sampah logistik ke trash bag, berdoa lagi, baru kemudian turun sampai BC.
Selamat mendaki Gunung Penanggungan dengan mencoba sederet strategi di atas, semoga berhasil mendapatkan sunrise yang menawan.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Mengabadikan matahari terbit di Puncak Pawitra berlatar sabana.
2. Saya di Puncak Gunung Penanggungan berlatar sunrise yang menawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.