"Orkestra alam" adalah salah satu suguhan istimewa yang bakal Anda dapatkan ketika mendaki Gunung Arjuno alias Arjuna.
Apa itu? orkestra alam adalah sebutan TravelPlus Indonesia buat tiupan angin yang riuh seperti badai yang kerap terjadi di beberapa titik di jalur pendakian (japen) Gunung Arjuno via Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim).
Apakah menakutkan dan membahayakan? Jelas tidak. Keberadaan angin kencang itu malah menambah pesona gunung berketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini.
Apakah angin ribut itu terjadi dalam waktu bersamaan di semua japen gunung tertinggi kedua di Jatim setelah Semeru dan keempat di Pulau Jawa ini? Jawabnya tidak.
Faktanya sewaktu TravelPlus bertemu kelompok pendaki lain yang mendaki Arjuno via Tretes di pertigaan dari arah lokasi nge-camp Lembah Lengkean (via Sumber Brantas), Pondokan (via Tretes), dan arah ke puncak Gunung Arjuno, mereka mengatakan sama sekali tidak menemukan/merasakan badai angin itu.
Sebaliknya, saat nanjak bareng (nanbar) dengan beberapa pendaki dari Forum Pendaki Gunung Indonesia (FPGI) via Sumber Brantas, justru beruntung mendapatkan sajian khas gunung berapi berbentuk kerucut namun sudah lama istirahat ini.
Kok, beruntung? Ya karena angin kencang itu bagi TravelPlus bak orkestra alam yang menghadirkan simfoni alam nan megah, yang sayang bila tidak dinikmati dan diabadikan.
Pendakian berteman angin kencang di Gunung Arjuno kali ini mengingatkan TravelPlus dengan pendakian ke puncak Gunung Singgalang via Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). Ketika itu, tepatnya 2012 silam, TravelPlus juga disuguhi "orkestra alam" dari awal pendakian sampai ke Telaga Dewi, sebelum puncak.
Jauh sebelumnya, tepatnya di era 90-an awal, TravelPlus juga pernah dihantam jenis badai lain, antara lain badai angin dan hujan waktu nanjak Gunung Gunung Lawu lewat jalur Cemoro Kandang, Jawa Tengah (Jateng), turun Cemoro Sewu, Jatim. Lalu badai hujan es dan badai pasir saat mendaki Gunung Slamet via Bambangan, Purbalingga, Jateng.
Kendati sama-sama disajikan badai angin namun seingat TravelPlus, karakter, suasana, dan simfoni yang dihadirkan berbeda satu sama lain.
Di Gunung Singgalang, misalnya ketika itu badai anginnya mulai terasa ketika memasuki hutan. Suara badai anginnya bergemuruh kencang, berulang-ulang di awal pendakian Gunung Singgalang, Rabu (6/6/2012) siang.
Tiupan dasyatnya beradu dengan dedaunan dan ranting pepohonan juga ilalang dan bambu. Tak pelak menciptakan suara desiran yang berirama, bak sebuah orkestra yang tengah mengiringi simfoni alam nan megah. Namun hawanya tidak terlalu dingin.
Mendapatkan momen langka, TravelPlus segera ambil digital recorder untuk merekam suara alam itu (maklum waktu itu video belum nge-hits seperti sekarang).
Lain halnya dengan badai angin di Gunung Arjuno. Seperti disinggung di atas, badainya terjadi di beberapa titik. Pada Sabtu (24/9/2022) sore, antara lain di Lembah Lengkean, tempat favorit pendaki mendirikan tenda untuk nge-camp semalam, sebelum esok paginya summit attack.
Selain kencang, durasi badai anginnya terbilang panjang sampai dini hari dan menghadirkan dingin yang terasa menusuk tulang.
Lantaran gelap dan lelah, ditambah kondisi juga sedang batuk-batuk dan gatal tenggorokan, malam itu urung merekam suara badai.
Di dalam tenda dome baru milik Mayudin, pendaki asal Jombang, otomatis hanya masak, menghangatkan satu bungkus bakso Malang yang saya beli dan bawa dari kedelai di dekat BC, lalu makan, dan salat. Selanjutnya tidur bak dalam kulkas walau sudah ber-sweater, berjaket, dan ber-sleeping bag.
Jelang tengah malam sempat terbangun mendengarkan rekaman orang mengaji murotal dari tenda sebelah. Entah kenapa mendadak merasa seperti di bulan puasa.
Sempat keluar dari tenda untuk buang air kecil sebentar, lalu kembali masuk tenda lagi dan selanjutnya di-ninabobokan gemuruh badai sampai jelang subuh.
Keesokan harinya, Minggu (25/9/2022) saat menuju puncak dari Lembah Lengkean, juga disajikan badai angin di sejumlah spot antara lain padang rumput (sabana), lereng, dan puncak.
Saat di sabana, badai anginnya bukan cuma "mengamuk" di bagian atas pohon cemara sampai dedaunannya bergerak kesana-kemari mengikuti kemana arah angin berhembus, pun hingga ke permukaan sabana sampai alang-alang/rerumputan coklat ikut "menari" dan "menyanyi" karena diterpa angin kencang.
Suara gemuruh badai anginnya kalau disimak, kadang seperti suara tumpahan air terjun besar, suara longsor, suara pesawat jet saat terbang, dan lainnya.
Seperti biasa, bukan menghindar tapi TravelPlus mensyukuri dan menikmatinya. Bahkan berhenti di sabana untuk merasakan tiupan badai angin yang tak henti menerpa wajah dan seluruh tubuh, sambil mengabadikannya.
Begitupun ketika berada di lereng dan puncak Arjuno, TravelPlus menyempatkan waktu mengabadikan "orkestra alam" itu. Bahkan sempat memanfaatkannya untuk mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera komunitas Kembara Tropis sambil berdiri, setelah berfoto bersama dengan beberapa pendaki dari FPGI.
Larissa, pendaki perempuan asal Solo membantu merekam TravelPlus mengibarkan masing-masing bendera tersebut. Alhasil kedua bendera itu berkibar sangat kencang lantaran diterpa angin ribut di puncak Arjuno yang titik triangulasi-nya masih apa adanya.
Merekam suara alam, sepertinya sudah menjadi kebiasaan TravelPlus saat bertemu badai angin dalam pendakian gunung.
Bagi TravelPlus, suara alam itu kadang menginspirasi dalam menciptakan lagu tentang alam dan lainnya dalam beragam genre.
Kalau dari hasil merekam badai Singgalang, TravelPlus berhasil membuat 3 lagu, di Gunung Arjuno lebih banyak lagi, satu di antaranya lagu badai anginnya yang hadir bagaikan "orkestra alam".
Buktinya, sebelum membuat tulisan ini, TravelPlus sudah lebih dulu meracik 2 konten video yang sudah tayang di akun Instagram (IG) @adjitropis baru-baru ini. Tujuannya supaya pembaca setia dan warganet tahu dan ikut merasakan seperti apa serunya badai angin bak "orkestra alam" di Gunung Arjuno.
Di konten video pertama bertajuk "Megahnya "Orkestra Alam" Gunung Arjuno" yang sudah tayang sejak 6 hari lalu, sengaja audionya original, artinya tanpa diberi lagu/musik melainkan suara asli simfoni alam nan megah dari badai angin khas Gunung Arjuno.
Ada belasan komentar dari warganet terhadap konten tersebut, di antaranya pemilik akun @agatrasraya32 berkomentar begini: "Konten gunung yg beda... 👏👏👏👍👍👍💚💚💚⛰️🏕️". Sedangkan @siarmasjid.id bilang: "Masya Allah... Angin kencang, badai & semacamnya itu tanda kebesaran-Nya ... 😍😍😍 Nice video om💚💚💚".
Akun @wartadesawisata bertanya begini: "Itu bukan angin puting beliung ya om? Susah klo jurnalis petualangan.. bukan kabur malah diabadikan hehehe saluuut 😍😍😍💪💪💪👍👍👍". Sedangkan si-empunya akun @calendarofevent.id berkomentar seperti ini: "Makin cakeeep pemandangannya saat diterjang angin kencang 😍😍😍 bisa aja om @adjitropis mengabadikannya 👍👍👍".
Di konten video kedua yang tayang 3 hari lalu, TravelPlus berikan audio berupa lagu gubahan sendiri berjudul "Pesona Arjuna".
Lagu yang dinyanyikan TravelPlus itu menceritakan ragam pesona Gunung Arjuno seperti lembah, puncak, sabana, dan beberapa jenis floranya antara lain edelweiss, cantigi, dan cemara gunung serta tentunya badai angin kencang yang bagaikan "orkestra alam".
Ini liriknya:
"... Arjuna
Angin kencangmu bak orkestra
Alunkan simponi alam nan megah
Arjuna
Sajikan ragam pesona
Lembah, puncak juga sabana
Buatku langsung jatuh cinta
Edelweiss, cantigi & cemara
Bikin parasmu tambah memesona ...".
Ada 20 lebih warganet yang memberi komentar positif, antara lain pemilik akun @tempatinap.id yang bilang begini: "Padang rumputnya kereeen bgt, jd pingin guling2 disitu 🥰😍😍💚💚💚🏕️⛰️🏞️". Sedangkan @kembaratropis.id beri komentar: "Konten2nya mengandung racun nih... 👍👍👍 Jd pingin nanjak Arjuna ... Tanggung jawab lho om hehehe".
Lain lagi dengan @modatransportasi.id yang bertanya seperti ini: "Akses ke pos pendakian Sumber Brantas klo mo nanjak Arjuno naik apa om dr Stasiun Malang Kota? Duh jd gateeeel nih kaki pingin ke puncaknya 😍😍😍". Sedangkan @qomarimas_85 berkomentar begini: "Pak @adjitropis kok saga adventure dan nubackpacker kok gak di tag".
Nah, buat Anda yang belum melihat 2 konten video tersebut, di bawah ini TravelPlus cantumkan kedua link-nya:
Selamat menyaksikan, semoga suka lalu tertarik datang ke Gunung Arjuno untuk mengabadikan "orkestra alamnya" yang megah.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.