Nama Arjuno memang tak setenar Semeru. Tapi dari sisi daya tarik, gunung berapi ini tak kalah indahnya dan mampu bikin banyak pendaki terpesona.
Bagi kalangan pendaki di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Timur (Jatim), jelas nama gunung berapi berbentuk kerucut yang sudah lama tertidur (istirahat) ini terbilang populer. Tapi kalau di kalangan pendaki Jabodetabek, rasanya belum begitu familiar.
Buktinya ketika TravelPlus Indonesia mengirim pesan berbunyi "siap nanjak Arjuno" ke WAG pendaki Jabodetabek, masih banyak yang bertanya dimana gunung ini berada dan lainnya.
Itulah fakta pertama tentang Gunung Arjuno alias Arjuna. Selain itu, masih ada sekurangnya 15 fakta lain yang perlu Anda ketahui bila suatu saat berencana menggapai puncaknya.
Di bawah ini tercantum 15 fakta hasil amatan TravelPlus usai nanjak bareng (nanbar) Gunung Arjuno bersama beberapa pendaki dari Forum Pendaki Gunung Indonesia (FPGI) jelang akhir September 2022, ditambah data dari berbagai sumber.
Fakta kedua, Arjuno merupakan gunung tertinggi kedua di Jatim setelah Semeru dan keempat se-Jawa. Tingginya 3.339 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Ketiga, selain pendaki wisnus terutama dari kalangan pendaki dari Jatim, Jateng, baru kemudian Jabodetabek, Arjuno juga diminati pendaki mancanegara. Buktinya sewaktu TravelPlus nanjak, bertemu 2 pendaki pria asal Australia yang dipandu seorang pendaki asal Indonesia.
Berikutnya fakta keempat, punya banyak jalur pendakian (japen) antara lain Tretes, Sumber Brantas (Kota Batu), Lawang, dan Purwosari. Masing-masing japen memiliki kelebihan sekaligus kekurangan.
Misalnya japen via Sumber Brantas, punya banyak spot alam nan menawan, trek jalurnya variatif tapi sulit sumber air. Setiap pendaki minimal bawa 2 botol air mineral berukuran besar dan beberapa botol lagi yang berukuran sedang.
Kalau via Tretes ada banyak sumber air, antara lain di Pondokan. Jadi beban tidak terlalu berat karena tak perlu membawa air sebanyak kalau nanjak via Sumber Brantas.
Fakta kelima, Gunung Arjuno berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo.
Di laman tahuraradensoerjo.or.id, dijelaskan kalau wilayah tahura ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu, Jatim.
Saat ini Tahura Raden Soerjo dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT), di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Jatim.
Keenam, selain Gunung Arjuno, objek wisata alam lainnya yang masuk kawasan Tahura Raden Soerjo ini antara lain Gunung Welirang, Gunung Pundak, Bukit Watu Jengger, Pemandian Air Panas Cangar, Bumi Perkemahan (Bumper) Loka Wiyata Surya atau Pacet, Air Terjun Watu Lumpang, Air Terjun Tretes, Air Terjun Watu Ondo, dan Panorama Petung Sewu.
Selanjutnya fakta ketujuh, di jalur pendakian ada lubang-lubang berukuran kecil sebelum puncak Arjuno yang mengeluarkan asap belerang. Ini membuktikan kalau gunung ini masih aktif.
Fakta kedelapan, selain puncaknya, Gunung Arjuna memiliki beberapa daya tarik alam lainnya seperti lembah, lereng, panorama alam berupa gunung- gunung lain seperti Gunung Penanggungan, Lapangan Kotak, Pasar Dieng, Gentong Growah, dan Puncak Semu.
Satu lagi keistimewaannya, pendaki bisa menggapai 3 puncak lain yakni puncak Kembar II, Kembar I, dan puncak Gunung Welirang dari Lembah Lengkean yang menjadi lokasi nge-camp sebelum summit attack.
Kesembilan, kalau ingin mendaki keempat puncak tersebut disarankan ambil simaksi 3 hari 2 malam. Namun kondisi fisik harus benar-benar prima dan logistik termasuk air minum harus cukup. Tapi kalau cuma satu puncak, misalnya Puncak Arjuno cukup simaksinya 2 hari 1 malam.
Fakta kesepuluh, aneka floranya yang cukup menonjol antara lain padang rumput (sabana), edelweiss, cantigi, dan cemara gunung. Kehadiran keempat jenis flora itu menambah cantik pemandangan Arjuno.
Berikutnya fakta ke-11, setiap pengunjung yang ingin nanjak Arjuno wajib mendaftar online. Cara mendaftarnya lewat laman https://sipenerang.tahuraradensoerjo.or.id/sop.php.
Fakta ke-12, wajib disertai dengan berkas asli surat kesehatan dari dokter.
Bila lupa membuat surat kesehatan atau tertinggal, bisa urus di RS atau klinik yang ada di Kota Batu, kalau nanjaknya via Sumber Brantas.
Sebaiknya jangan di puskesmas karena dokternya tidak memberikan surat kesehatan untuk tujuan pendakian gunung. Ini berdasarkan pengalaman Qomarimas, pendaki asal Blitar saat ingin membuat surat kesehatan di Puskesmas Bumiaji, Kota Batu.
Ke-13, kelompok pendaki yang memulai pendakian lewat Sumber Brantas bisa menggunakan mobil pick up atau bak terbuka (bakter) berkapasitas sampai 12 orang termasuk ransel, dengan biaya Rp 25 000 per orang saat pergi dan Rp 30 ribu per orang saat penjemputan kembali ke BC.
Fakta ke-14, di sekitar BC Sumber Brantas ada beberapa kedai/warung yang menjual/menyajikan antara lain nasi pecel, mie kuah, ayam goreng, bakwan malang, dan lainnya. Jadi bisa beli dibungkus untuk bekal pendakian atau makan di tempat setelah turun gunung.
Selanjutnya fakta ke-15, buat pendaki yang datang secara backpacker-an dari luar Jatim menuju BC Sumber Brantas antara bisa menggunakan kereta api kelas ekonomi tujuan Stasiun Malang Kota. Kemudian naik angkutan kota (angkot) ADL warna biru tua dari depan stasiun ongkos Rp 7.000 per orang turun di Terminal Langdungsari. Dari depan terminal naik angkot warna ungu muda tulisan terminal Kota Batu Rp 7000. Lalu naik angkot warna oranye tujuan Sumber Brantas turun di BC. Jika tidak sampai BC. Bisa naik ojek.
Terakhir atau fakta ke-16. Gunung Arjuno kerap terjadi hujan dan badai angin. Lokasi badainya tidak menentu kadang di lembah, sabana, lereng ataupun di puncak.
Badai anginnya itu bagi TravelPlus justru menambah pesona Gunung Arjuno karena bagaikan "orkesta" yang menyuguhkan simfoni alam yang megah.
Bila berencana merekam "orkestra alam" khas Arjuno tersebut, bisa dapatkan strateginya di tulisan TravelPlus sebelumnya yang berjudul "Ingin Sukses Rekam Megahnya "Orkestra Alam" Gunung Arjuno? Ini 5 Kiatnya".
Ini link-nya:
Itulah 16 fakta terkait Gunung Arjuno yang mungkin bisa menjadi tambahan bank data buat Anda yang ingin mendaki puncaknya.
Salam pro konservasi, nanjaklah dengan membawa pula bekal peduli agar alamnya tetap indah, bersih, dan lestari.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
Foto: Adji & Larissa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.