Minggu, 23 Agustus 2020

Seminar Virtual AQTY "Solusi Tepat Hamil Sehat", Jadi Lebih Mengenal, Mencegah, dan Mengobati Penyakit TORCH

TORCH atau  Toxoplasma, Others (HIV, Sifilis) Rubella, Citomegalovirus, Herpes, dan Simplek adalah infeksi yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin.

Bagi ibu yang terinfeksi TORCH ketika mengandung, dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya.

Kelainan pertumbuhan tersebut menghasilkan kelainan anak-anak dengan kecacatan fisik (physical deformities) dan cacat mental (mental retardation) yang beraneka ragam sehingga mengurangi kualitas generasi muda masa depan.

Infeksi TORCH ini juga dapat menyerang inti sel serta semua jaringan organ tubuh, termasuk organ sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi-fungsi gerak, pengelihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolism tubuh.

Sayangnya, penyakit TORCH yang bisa  menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita ini kurang dikenal masyarakat sehingga usaha pencegahan dan penyembuhannya belum diketahui sebagian besar masyarakat Indonesia secara maksimal.

Nah, dalam upaya mengenal, mencegah, dan mengobati penyakit TORCH, pusat konsultasi spesialis TORCH di Bogor, Jawa Barat bernama Aquatreat Therapy Indonesia (AQTY) memberikan pengetahuan seputar TORCH secara daring lewat seminar bertema  "Solusi Tepat Hamil Sehat", di Bogor, Sabtu (22/8/2020).

Seminar tentang TORCH ini boleh dibilang spesial karena menjadi seminar virtual pertama di Indonesia yang membahas kasus sulit dan gagal hamil ini dari 3 sudut pandang pakar kesehatan: Dokter SpOG,.Dokter Hewan, dan Herbalis.

Ketiga pakar kesehatan yang dihadirkan adalah Ir. H. Juanda (Direktur Aquatreat Therapy Indonesia); dr Mulyanusa Amarullah Ritonga Sp.OG(K), M.Kes (Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan; dan drh Soetrisno, MM (Dokter Hewan).

Keistimewaan lain webinar yang dimoderatori dr. Amalia Andani, MMRS,(dokter umum/putri Ir.H. Juanda) ini bisa disaksikan secara gratis di kanal video berbagi Aquatreat Therapy Indonesia

Faktor penyebab gagal hamil atau keguguran yang terjadi dalam kehidupan suami istri menjadi fokus utama webinar AQTY ini.

Dari kacamata ilmu kedokteran, dr Mulyanusa membeberkan dua definisi dari keguguran.

Mengutip dari definisi Prof Ali Baziad, keguguran adalah hilangnya atau matinya janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau ketika buah kehamilan beratnya kurang dari 500 gram.

Sedangkan keguguran berulang adalah keguguran paling tidak sebanyak dua kali atau berturut turut pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau beratnya kurang dari 500 gram.

”Ada sepuluh penyebab keguguran berulang, yaitu dari genetik, usia, kelainan rahim, antifosfolifid syndrome, trombofilia, kualitas sperma, hormonal atau kelainan metablolisme, gaya hidup, infeksi dan idiopatik,” jelas dr Mulyanusa lewat sambungan video teleconference.

Penyebab keguguran yang disebabkan infeksi yang berasal dari bakteri seperti toxoplasma (terdapat di kotoran kucing) bisa saja terjadi.

”Seseorang akan terinfeksi toxoplasma bila memakan makanan yang tidak matang, tidak mencuci alat makan atau tangan yang terkontaminasi oocyst, transplantasi organ, transplasental dan inokulasi insidental. Selama kita menjaga kebersihan jangan khawatir bakteri akan masuk ke dalam tubuh kita,” tambahnya.

Menanggapi bahaya toxoplasma pada manusia, dokter hewan Soetrisno menjelaskan bila bakteri ini sangat merugikan.

”Dari sisi psikologis, banyak pasangan yang terancam cerai karena tidak kunjung dikaruniai keturunan. Ini harus diperhatikan bagaimana kita menjaga kebersihan karena bakteri ini berasal dari kotoran kucing,” bebernya.

Namun Soetrisno meluruskan anggapan tentang toxoplasma adalah virus kucing, tidak benar. 

”Banyak orang yang mendengar dari sumber yang salah. Penyebabnya adalah parasit darah, berupa protoza yang hidup dalam sel darah,” ungkapnya.

Mengapa pengobatannya sangat mahal dan sulit? ”Sulitnya karena tidak bisa ditembus. Protozoa ini hidup dan berkembang di sel darah. Butuh waktu tepat untuk mengatasinya, obat-obatan medis tidak tembus. Alhamdulillahnya ramuan dari bapak Juanda ini mampu mengatasinya secara menyeluruh,” aku Soetrisno.

Menariknya seminar ini, diawal perbincangan, Ir.H. Juanda selaku Direktur Aquatreat Therapy Indonesia menceritakan pengalamannya  menangani TORCH sejak tahun 1996.

Dia mengaku terkena TORCH tahun 1990, ketika menikah, istrinya mengalami janin meninggal di kandungan, dua kali keguguran di usia kandungan 3 dan 2 bulan. Serta pengangkatan janin di usia 5 bulan. Total selama lima tahun mencoba pengobatan secara medis

Lulusan Fakultas Peternakan ini kemudian mempercayakan penanganan infeksi virus yang dialami dengan pengobatan medis. Namun selama lima tahun menjalani, tingkat TORCH tak menurun sedikit pun.

”Saya mencoba melakukan anjuran dokter dengan cara menelan 8 jenis obat yang harus diminum 5 jam sekali. Melakukan 1,5 tahun uji lab secara rutin namun tidak hilang juga (TORCH_red). Ternyata setelah mengeluh pada dokter, barulah disebutkan bila TORCH belum ada obatnya,” beber Ir.H. Juanda yang saat itu mengaku putus asa.

Ditengah keputusasaan, Ir.H. Juanda mendapat ilmu pengetahuan yang berasal dari Sang Pencipta. Sambil berikhtiar dan doa, Juanda menemukan ramuan dari herbal yang ampuh menyembuhkan infeksi TORCH.

Pengalaman inilah yang kemudian Juanda jadikan sebagai awal proses penyembuhan bagi istrinya.

”Selama tiga tahun dari 1996 hingga 1999, alhamdulillah kami terbebas dari TORCH berkat ramuan yang saya temukan,” tambah Juanda yang kemudian ikhtiarnya itu menjadi manfaat bagi banyak orang hingga saat ini.

Sebelum seminar berakhir, ketiga narsum menyampaikan tips mencegah TORCH.

"Pertama, membiasakan mencuci bersih sayuran dari kotoran tanah; kedua, masaklah daging secara sempurna sehingga spora akan mati; dan ketiga,
memeriksa rutin hewan peliharaan dengan higienis," ungkap ketiganya.

Sebagai moderator, dr. Amalia Andani, MMRS yang biasa disapa dengan Lia, sempat menjelaskan alasan kenapa seminar virtual ini mengundang dua dokter, yaitu dr Mulyanusa Amarullah Ritonga, Sp.OG(K), M.Kes spesialis kandungan dan drh Soetrisno, MM. dokter hewan.

“Keduanya kami hadirkan karena berkaitang langsung dengan permasalahan yang dialami pasangan menikah. Dokter hewan akan membahas tentang toxoplasma yang berasal dari hewan (kucing),” pungkas dokter muda ini.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: Yayo & dok.seminar virtual AQTY

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.