Senin, 20 Juli 2020

Batik yang Terdaftar di UNESCO Itu Indonesian Batik

Isu batik Indonesia yang diakui China ini boleh dibilang menjadi isu dunia dan sangat sensitif. 

Hal itu diutarakan Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Prof. Dr. Surya Rosa Putra dalam acara "UNESCO dan Kepentingam Nasional Indonesia" baru-baru ini, tepatnya Selasa (14/7/2020).

Menurut Prof. Surya yang terdaftar di UNESCO itu adalah Indonesian Batik atau Batik tradisi Indonesia.

Artinya batik itu juga menjadi tradisi di beberapa negara di belahan dunia lain, misalnya di Afrika, India, Taiwan, China dan di Srilangka juga ada batik.

"Tapi yang didaftarkan di UNESCO  adalah Batik Indonesia, jadi namanya Indonesia Batik," terangnya menjawab pertanyaan dari salah satu partisipan webinar ini.

Persoalannya adalah China mengatakan bahwa batik itu berasal dari dia.

"Ini sudah menyangkut asal usul atau sejarah batik oleh karena itu harus melihat analisnya dari sisi kesejarahan," terang Prof. Surya.

Dilihat dari asal katanya batik, lanjutnya, berdasarkan data dari kamus batik itu memang berasal dari Bahasa Indonesia yang ditekuni orang Jawa.

"Kami sekarang di UNESCO ada rencana menemui Dirjen UNESCO apakah ada kesempatan kita membuat publikasi counter dari UNESCO, misalnya Hari Batik atau apalah," terangnya.

Selain Prof. Surya, webinar yang digelar oleh Andalas Institute of International Studies dan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional serta didukung antara lain oleh Pemkot Sawahlunto ini juga menghadirkan antara lain Walikota Sawahlunto Deri Asta.

Seperti diketahui, sebelumnya media pemerintah China Xinhua dalam videonya menyebut batik adalah kerajinan tradisional negaranya.

Di video berdurasi 49 detik itu, akun Twitter @XHNews menuliskan "Batik adalah kerajinan tradisional China" di pembuka video.

Video tersebut langsung memicu beragam reaksi dari para warganet.


Xinhua di videonya menampilkan seorang pengrajin yang menggambar motif batik di sebuah kain.

"(Batik) ini biasanya dipakai kelompok etnis minoritas yang tinggal di Guizhou dan Yunan," lanjut teks di video Xinhua.

Video tersebut diunggah Xinhua pada Sabtu (12/7/2020) malam pukul 12.22 WIB.

Tak lama berselang, Senin (13/7) Xinhua meluruskan beritanya dengan menyebut akun resmi Twitter Kementerian Luar Negeri RI.

"Kerajinan cetak lilin China kuno sangat terampil dan memakan waktu. Kerajinan ini juga dikenal sebagai batik, sebuah kata asal Indonesia yang mengacu pada teknik pewarnaan berlapis lilin yang dipraktikkan di banyak bagian dunia. Terima kasih untuk @Kemlu_RI," cicit Xinhua.

Tim info dan media (infomed) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI melalui salah satu stafnya di Twitter memberi informasi atas klaim media China tersebut.

"Kata Batik pasti berasal dari Jawa Indonesia. Tetapi seni/teknik ini ditemukan di berbagai negara dan pertama kali dikembangkan di Mesir pada abad ke-4. Memang kata batik milik Indonesia, tetapi seni/ teknik (milik) dunia," jawab salah satu tim media Kemenlu melalui akun Twitternya @Novanhoe.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: dok.birkom kemenparekraf, adji & yani semarang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.