Minggu, 20 Oktober 2019

Inilah Nama-Nama Calon Menpar dan Mendikbud Kabinet Kerja Jilid Dua

Di media sosial (medsos) dan sejumlah WhatsApp Group (WAG) tersebar beberapa broadcast (BC) daftar Calon Menteri Kabinet Kerja Jilid Dua, 2019-2024.

Masing-masing BC ternyata berbeda calon menterinya. Lalu siapakah yang dicalonkan menjadi Menteri Pariwisata (Menpar) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)?

Koq, cuma calon Menpar dan Mendikbud? Ya karena TravelPlus Indonesia selama ini loyal meliput/menulis hal-hal terkait Pariwisata dan Kebudayaan.

BC tentang daftar Calon Menteri Kabinet Kerja Jilid Dua yang tersebar antara lain berjudul 'Bocoran Menteri Kabinet Kerja Jilid 2'.

Di BC tersebut tercantum sebagai Menpar adalah Abdullah Azwar Anas. Sedangkan Menteri Kebudayaan Nasional (Menbudnas) Hilmar Farid, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Syafiq A. Mughni, dan Menteri Pendidikan Tinggi (Mendikti) Rudiantara.

Berdasarkan BC tersebut berarti Pariwisata tetap berdiri sendiri alias mandiri sebagai kementerian yakni Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Menariknya Kebudayaan yang semula bergabung dengan Pendidikan, akhirnya berpisah, mandiri sebagai Kementerian Kebudayaan Nasional (Kemenbudnas).

Sementara Pendidikan, terpecah dua menjadi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti).

Di BC lainnya yang bertajuk 'Daftar Calon Menteri', tertera sederet nama calon Menpar yakni Arief Yahya, Azwar Anas, Haryadi Sukamdani, Fadli Zon, Ipang Wahid, Pieter F Gontha, dan Tito Sulistio.

Sebagai Mendikbud ada nama Azyumardi Azra, Haidar Bagir, Hilmar Farid, Komaruddin Hidayat, dan Muhammad Anis.

BC berikutnya yang muncul Ahad (20/10/2019) dinihari berjudul 'Komposisi Calon Menteri'.

Di BC tersebut tertera Menteri Pariwisata dan Kebudayaan (Menparbud) adalah Triawan Munaf (musisi, Bekraf, Bandung, 60 tahun).

Wakil Menteri (Wamen)-nya Herry Lotung Siregar (politisi Partai Hanura, Sumatera Utara, 59 tahun).

Berikutnya Menteri Pendidikan Tinggi Sofyan Djalil (profesional, 4 kali jadi menteri, Aceh Timur, 66 tahun). Wamen-nya Nadiem Makarim (profesional, bos GoJek, Singapura, 36 tahun).

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah: KH Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah, Bandung, 61 tahun). Wamennya J Kristiadi (peneliti, Direktur CSIS, 70 tahun).

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan KH Said Aqil Siradj (ulama/Ketua Umum PB NU, Cirebon, 66 tahun).

Berdasarkan ketiga BC tersebut, TravelPlus Indonesia menanyakan kepada beberapa orang, siapakah yang tepat menjabat sebagai Menpar 2019-2024.

Ternyata jawabannya beragam. Ada yang menyebut Fadli Zon dan Haryadi Sukamdani, tapi mereka tidak memberi alasan.

Ada yang menjagokan Ipang Wahid dengan alasan untuk 5 tahun ke depan harus memprioritaskan pengembangan destinasi dengan target destinasi prioritas terlebih 5 destinasi super prioritas agar lebih berkualitas sehingga bisa setara dengan Bali. Bukan lagi memprioritaskan pemasaran seperti sekarang ini.

Ada yang tak menyebut nama calonnya, namun dia menilai yang pantas menjadi Menpar, pertama figurnya harus memahami anatomi bisnis pariwisata, from A to Z.

Kedua, punya leadership di atas standar dan relation-nya juga bagus.

Ada pula yang mengatakan Arief Yahya masih cocok meneruskan sepak terjangnya sebagai Menpar untuk kali kedua.

Di BC berjudul 'Susunan Kabinet II Jokowi-Amin periode 2019-2024', disebut Menteri Pariwisata dan Kebudayaan (Menparbud) adalah Triawan Munaf  dan Wamen-nya Riyad.

Menariknya nama Arief Yahya dicantumkan bukan sebagai Menpar melainkan Kepala Badan  Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional (BPDPN). Sepertinya badan baru.

TravelPlus Indonesia juga menanyakan kepada sejumlah orang lainnya, apakah sebaiknya Kebudayaan tetap bergabung dengan Pendidikan, kembali lagi dengan Pariwisata atau justru berdiri sendiri sebagai Kemenbud?

Lagi-lagi jawabannya juga beragam. Ada yang mengatakan Kebudayaan mau gabung, pisah atau bahkan berdiri sendiri itu sama saja.

Terpenting visi dan misinya jelas, terus aksinya bisa bikin pembaharuan kemajuan untuk Kebudayaan Nasional yang kaya dan beragam ini, supaya generasi millenial bangga dengan budayanya sendiri alias tidak gengsi menjadi anak daerah.

Ada juga yang bilang sebenarnya dari dulu dia berharap Kebudayaan bisa berdiri sendiri, tidak bergabung dengan Pendidikan, Pariwisata atau sektor lainnya. Tapi kalau berdiri sendiri sepertinya tidak mungkin.

Kalau kembali bergabung dengan Pariwisata itu bisa saja kejadian lagi. Namun paling baik adalah tetap di Kemendikbud.

Pendapat lainnya berbunyi begini, idealnya Kebudayaan memang bisa berdiri sendiri sebagai kementerian. Tapi harus realistis karena kayaknya belum sanggup.

Paling cocok, ya kembali bergabung lagi dengan Pariwisata menjadi Kemenbudpar karena lebih berdayaguna pengelolaannya, lebih aplikatif, dan lebih nyambung berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Ketika ditanya kalau Kebudayaan tetap dengan Pendidikan, siapa yang cocok menjadi Mendikbud? Ada yang tegas menjawab, mudah-mudahan Hilmar Farid, alasannya biar kebudayaan tidak jadi anak tiri.

Nah, bagaimana dengan Anda, apakah punya calon jagoan tersendiri yang pantas menjadi Menpar dan Mendikbud untuk Kabinet Kerja Jilid Dua? Atau kita sama-sama tunggu saja pengumumannya yang kabarnya tinggal menghitung jam.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig @adjitropis)

Captions:
1. Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.