Sabtu, 06 Juli 2019

Paras Danau Tajwid Pelalawan Terus Dipoles, Aneka Permainan Manjakan Wisatawan

Guna memanjakan wisatawan saat berkunjung di destinasi wisata Danau Tajwid, selain memoles parasnya agar semakin menawan, pihak pengelola yang terdiri atas tiga unsur yakni pemda, masyarakat, dan pemodal/investornya pun menyiapkan bermacam permainan outbound dan wisata air.

Wahana flying fox setinggi hampir 30 meter, itu salah satu permainan yang sudah bisa dinikmati wisatawan.

Di bagian tengah tower wahana permainan yang memacu adrenalin itu terbentang tali sling sepanjang 200 meter lebih dari tower besi sampai tepi danau di seberangnya.

Buat yang punya nyali dan berani meluncur di atas ketinggian, wahana itu patut dicoba.

Selepas itu bisa menjajal bermacam permainan outbound yang berada dekat tower flying fox.

Tenang, harganya cukup terjangkau, satu paket berisi delapan jenis permainan, pengelolanya memasang tarif hanya Rp 50 ribu.

Kalau belum puas, bisa lanjut berwisata air. Pilihannya ada Banana Boat Rp 150 ribu,  Flying Fish Rp 250 ribu, dan keliling dengan perahu wisata.

Usai menjajal semua itu, wisatawan bisa bersantai di resto terapung di tepian danau, duduk-duduk sambil ngopi, ngeteh, ngemil maupaun makan siang.

Resto itu semula adalah kapal tongkang yang dimodifikasi menjadi rumah makan terapung bercat warnah cerah yakni kuning, biru, dan merah.

Wisatawan juga bisa menabur makanan ikan ke danau. Tapi perlu diketahui ikan-ikan asli Sungai Kampar yang dipelihara di danau ini bukanlah untuk diambil dan disantap melainkan untuk dilestarikan.

Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pelalawan, Andi Yuliandri saat mengantar tim Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang dipimpin Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar, Lokot Ahmad Enda, Rabu, 3 Juli 2019 atau sehari sebelum Kemenpar menggelar Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Fasilitasi Pengembangan Destinasi Wilayah Barat Area III melalui Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional 1, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata,  mengatakan destinasi wisata alam Danau Tajwid ini resmi dibuka untuk umum sejak tahun lalu bertepatan dengan, "soft opening" yang pusatkan di kawasan danau ini, tepatnya Selasa, 21/8/2018.

Kata Andi pengembangan Danau Tajwid yang menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar, termasuk Arwana (Kayangan) ini adalah sebagai pendukung  wisata minat khusus surfing Bono.

"Mengingat gelombang Bono di Teluk Meranti tidak muncul  setiap saat, maka Danau Tajwid ini dikembangkan menjadi destinasi wisata alternatif atau pendukung," terangnya kepada TravelPlus Indonesia.

Untuk masterplan-nya, lanjut Andi, Danau Tajwid akan dikembangkan dengan membuat zona-zona tanpa merusak keaslian lingkungan danau. Ada Zona Botanikal (tanam-tanaman pertanian), Zona Perikanan (Konservasi Perikanan Air Tawar), Zona Kehutanan (Keasrian hutan alam dan kearifan lokalnya), dan Zona Edukatif (Pendidikan).

"Di Pulau Tengah yang dikelilingi danau, tersedia rumah rumah pohon tempat menginap  wisatawan. Di sekitar danau juga dirancang homestay dan wisata kuliner lokal ditambah gazebo-gazebo atau pondok-pondok di tepian danau," terangnya.

Andi optimis pengembangan destinasi wisata danau berlahan seluas 21 hektar ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Danau Tajwid sehingga menjadi multiflier effec bukan hanya buat pengelola dan pemda, pun masyarakat setempat.

"Karena itu saya meminta masyarakat Pelalawan, khususnya yang tinggal di Langgam agar turut mendukung dan berpartisipasi dalam  mengembangkan dan merawat Danau Tajwid ini," pesannya.

Saat meninjau danau ini, Lokot Ahmad Enda menilai destinasi wisata alam dipadu dengan bermacam wisata buatan yang terbilang baru ini jelas menambah perbendaharaan destinasi wisata Pelalawan dan punya potensi menjadi destinasi andalan.

"Tinggal bagaimana mengemas destinasi ini supaya bisa menjadi destanasi andalan yang mendatangkan banyak wisatawan bukan cuma lokal, nusantara, tapi kalau bisa juga wisatawan mancanegara, minimal dari negara tetangga. Akses jalan menuju ke danau ini juga harus diperhatikan," ujarnya.

Kepala Bidang (Kabid) Destinasi Regonal I Area III, Kemenpar Ramlan Kamarullah menyarankan agar pondok-pondok rumah makan di tepian danau, ditata lebih rapih dan menarik supaya tidak terkesan kumuh.

"Kalau tertata lebih rapih dan indah, pasti wisatawan  tertarik datang untuk berwisata kuliner," ujarnya.

Budi Setiawan, dosen Poltekpar Sahid Jakarta yang juga ikut rombongan dan menjadi narasumber utama FGD tentang pengelolaan homestay, mengatakan semakin banyak wahana permainan dalam sebuah destinasi wisata memang menjadi daya tarik tersendiri.

"Namun yang terpenting semua wahana permainan itu harus aman bagi wisatawan yang mencobanya. Prosedur keamanan harus diutamakan," pesannya.

Danau Tajwid ada juga yang menyebutnya Danau Kajuwik, Danau Kajuwid atau Danau Kjuik, terletak di Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Lokasinya berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Pangkalan Kerinci, Ibukota Kabupaten Pelalawan dengan jarak tempuh 30 sampai 45 menit dengan melewati jalan akses PT RAPP.

Saat musim panas seperti sekarang ini, jalan akses tersebut berdebu, seperti sedang ikut rally Paris-Dakar saat melintasinya.

Kalau wisatawan datang dari Pekanbaru akan merasakan perjalanan lebih enak, meski jarak tempuh lebih lama, yakni 1 jam. Sebab akses jalan hampir seluruhnya terbuat dari aspal, menyusuri Jalan Lintas Timur Kecamatan Bandar Seikijang.

Setibanya di Kelurahan Bandar Seikijang, lalu berbelok ke kanan sebelum Desa Kiyap Jaya. Kemudian masuk ke Desa Lubuk Ogung yang tembus ke pertigaan jalan aspal Langgam-Pangkalan Kerinci-Lubuk Ogung.

Sebelum sampai di Danau Tajwid, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan alam hutan nan rimbun.

Di sana banyak pepohonan besar dan tinggi. Kalau beruntung, wisatawan bisa melihat monyet bergelantungan dan satwa lainnya.

Setelah sampai di pintu gerbang, wisatawan harus membayar tiket masuk sebagai retribusi cuma Rp 5.000 per orang dewasa dan Rp 2.500 per anak-anak.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Wahana flying fox setinggi hampir 30 meter di Danau Tajwid, Langgam, Pelalawan.
2. Aneka permainan outbound di dekat tower flying fox.
3. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar, Lokot Ahmad Enda berbincang dengan Kepala Disparbudpora.Pelalawan, Andi Yuliandri di resto terapung Danau Tajwid.
4. Kapal tongkang yang disulap jadi resto terapung jadi daya tarik tersendiri.
5. Naik perahu wisata salah satu aktivitas wisata air di Danau Tajwid.
6. Di Pulau Tengah Danau Tajwid terus dipoles untuk memanjakan wisatawan yang berkunjung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.