Rabu, 23 Januari 2019

Wisata Penuh Arti ke Kota Anging Mamiri, Ini Sederet Daya Pikatnya

Sebagai city tour destination, Makassar punya banyak daya tarik sejak lama. Kendati sebagian wilayah Ibukota Sulawesi Selatan ini diterjang banjir sedari Selasa (22/1/2019), Anda masih bisa mengunjungi/menikmati ragam pesonanya dengan berwisata kota (city tour) penuh makna.

Apa yang maksud dengan city tour lebih berarti atau penuh makna itu?

Ya wisata ke objek-objek yang ada disekitar Makassar sekalian memberi bantuan/sedekah/dukungan kepada tim relawan atau pihak-pihak terkait maupun langsung ke masyarakat yang tengah dirundung musibah akibat terdampak banjir besar tersebut.

Apa saja objek-objek city tour yang tersohor di Makassar sekaligus menjadi incaran wisatawan lokal, nusantara maupun mancanegara.

Sekurangnya TravelPlus Indonesia mencatat ada 10 objek yakni Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, Jalan Somba Opu, Pelabuhan Paotere, Tiga masjid andalan (Masjid Al-Markaz Al-Islami, Masjid Terapung, dan Masjid 99 Kubah), Monumen Mandala, Makam Pangeran Diponegoro, Trans Studio Makassar yang diklaim sebagai Indoor Theme Park terbesar di dunia, dan berwisita kuliner khasnya antara lain Cotto Makkasar, Sop Konro, Es Palubutung, Mie Titi, Palubasa, Palumara, dan Pisang Epe serta aneka olahan seafood.

Lokasi pertama yang wajib Anda kunjungi adalah Pantai Losari.

Meskipun pantai namun pantai yang satu ini berbeda dengan pantai pada umumnya. Pantai ini tidak berpasir melainkan beton di tepiannya.

Di pantai ini banyak sekali cafe dan restoran yang menawarkan makanan khas Makassar seperti pisang epe, cotto Makassar, es palubutung, dan lainnya.

Di sekitar jalan pantai ini juga banyak terdapat penginapan mulai dari hotel berbintang hingga kelas melati.

Asyiknya ke pantai ini sore hari. Namun banyak juga yang datang pagi-pagi untuk jogging dan nongkrong pada malam hari.

Lanjutkan ke Fort Rotterdam, yakni benteng yang dulunya digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah semasa kolonial Belanda.

Benteng yang semula bernama Benteng Ujung Pandang ini merupakan peninggalan sejarah kejayaan dan keperkasaan kerajaan Gowa pada abad ke 17.

Benteng  yang dibangun pada tahun 1545 oleh raja Gowa ke IX ini kemudian menjadi tempat pusat kebudayaan seni dan museum yang menyimpan banyak benda-benda bersejarah.

Di kompleks benteng ini terdapat 13 bangunan dan 5 buah menara dengan sebuah menara di pintu masuk, sedangkan empat buah menara lainnya ada di setiap sudut kawasan benteng.

Di dalam benteng ini juga terdapat Museum La Galigo yang berisi koleksi benda-benda sisa kebesaran kerajaan dahulu. Selain itu, ada sebuah ruangan yang diyakini sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro.

Lokasi benteng ini di jantung Kota Makassar, ke arah pantai Losari. Untuk menuju ke lokasi bisa ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan.

Di sekitar lokasi tersedia area parkir yang luas, hotel berbintang, restoran, kafe, travel, toko souvenir, pusat perbelanjaan, wartel, dan bank.

Selanjutkan mampir ke Pelabuhan Paotere di Utara Kota Makasar.

Pelabuhan tradisional ini menjadi tempat persinggahan kapal layar masyarakat Sulawesi antara lain kapal kayu Phinisi yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Di pelabuhan ini tersedia tempat parkir dan rumah makan tradisional.

Sebelum kembali ke penginapan, singgah dulu ke Makam Pangeran Diponegoro yang terletak di Jalan Diponegoro No.55, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitar 4 Km sebelah Utara pusat Kota Makassar.

Makam ini mudah dijangkau dengan berbagai macam kendaraan dan dekat dengan pusat perbelanjaan.

Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengku Buwono III Yogyakarta, yang lahir pada tanggal 1 Nopember 1785.

Beliau aktif berjuang melawan penjajah di Pulau Jawa tahun 1825-1830. Pada tahun 1845 dia ditangkap dan dipenjarakan di Benteng Fort Rotterdam Makassar, kemudian diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara.

Setelah beberapa saat di Manado beliau dikembalikan lagi ke Makassar dan wafat tanggal 8 Januari 1855 di Makassar.

Hari berikutnya baru ke Trans Studio Makassar (TSM) yang menjadi ikon tempat wisata modern di kota ini.

TSM berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar, dibuka pada tanggal 20 Mei 2009.  Di dalamnya yang berkonsep from TV to reality ini terdapat 21 wahana yang terbadi dalam 4 zona permainan yaitu Studio Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner.

Di dalamnya juga terdapat Trans Studio Walk yang merupakan pusat perbelanjaan kelas dunia, hotel internasional bintang 5 dan 3 serta residential apartemen serta marina.

Tempat wisata ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00, kecuali pada akhir pekan dan hari libur Nasional, buka sampai dengan pukul 21:00.

Mumpung di Makassar, kalau ingin tunaikan Shalat Wajib, sebaiknya ke tiga masjid utamanya yakni Masjid Al-Markaz Al-Islami, Masjid Terapung, dan Masjid 99 Kubah.

Masjid Al-Markaz Al-Islam merupakan masjid termegah dan terbesar di kawasan timur Indonesia. Masjid yang dibangun tahun 1994-1996 ini menjadi pusat pengembangan Islam terbesar dan termegah di Asia Tenggara.

Di dalam masjid yang dikelola Yayasan Islamic Center ini terdapat tiga lantai yang mencakup ruangan ibadah, kantor sekretariat, aula, perpustakaan, pendidikan, koperasi, dan kantor MUI Sulsel.

Masjid yang arsitekturnya terinspirasi dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah ini beratap kuncup segi empat,  mengikuti Masjid Tua Katangka atau Masjid Al-Hilal di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa yang merupakan salah satu masjid tertua di Sulsel.

Masjid berluas sekitar 10 hektar dan bermenara setinggi 84 meter ini berlokasi di Jalan Mesjid Raya, sekitar 2 Km dari pusat Kota Makasar.

Sementara Masjid Amirul Mukminin atau yang dikenal dengan nama Masjid Terapung Makassar ini berada di kawasan Timur Pantai Losari yang tersohor itu.

Sejak dibuka tahun 2012 silam, masjid berwarna putih, abu-abu, dan aksen hitam dengan dua menara menjulang setinggi 16 meter ini menjadi dambaan wisatawan.

Saat air pasang, tiang-tiang masjid ini tak nampak sehingga masjid berarsitektur modern ini seperti mengapung di permukaan laut, oleh karena itu disebut Masjid Terapung.

Masjid yang lokasinya berhadapan dengan rumah jabatan Walikota Makassar di Jalan Penghibur ini diklaim menjadi Masjid Terapung pertama di Indonesia.

Keunikan lain masjid yang diresmikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla pada 21 Desember 2012 ini, jika dilihat dari atas dua buah kubah dan tangga melinggar menuju lantai tiga, membentuk angka 99, melambangkan asmaul khusna.

Kehadirannya bukan semata menambah pesona keindahan Pantai Losari pun membantu memudahkan wisatawan yang ingin tetap menunaikan Shalat Wajib Lima Waktu saat berwisata.

Satu lagi masjid yang akan menjadi ikon baru Sulsel sekaligus menjaring wisatawan ke Makassar adalah Masjid 99 Kubah yang pembangunannya hampir rampung tahun ini.

Selain unik lantaran memiliki 99 kubah, masjid yang didesain oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan arsitek lokal bernama Mursif ini pun dilengkapi pelataran suci seperti Masjidil Haram di Mekah yang dapat menampung banyak orang serta ada tangga menuju ke pelataran tersebut.

Kabarnya masjid yang berdiri di kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Makassar ini akan menjadi salah satu dari 30 masjid terunik di dunia.

Mesjid berukuran besar yang berdiri di atas lahan reklamasi Pantai Losari itu boleh dibilang menjadi pemandangan baru yang sangat indah jika Anda melihatnya dari Anjungan Pantai Losari.

Ba'da Shalat Wajib, Anda bisa lanjutkan ke Monumen Mandala berada di pusat Kota Makassar, sekitar setengah kilometer sebelah Selatan Lapangan Karebosi.

Monumen yang didirikan di atas lahan seluas satu hektar ini dibangun pada tanggal 11 Januari 1994.

Peletakan batu pertama dilaksanakan oleh Menko Polkam Soesilo Sudarman, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Desember 1995.

Monumen yang juga dikenal sebagai Monumen Pembebasan Irian Barat didirikan sebagai pengingat atas keberhasilan Indonesia merebut kembali wilayah Irian Barat -sekarang Papua- yang bergolak pada 1962 ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Tinggi Menara Monumen yang mencapai ketinggian 62 meter merupakan simbol tahun 1962, tahun terjadinya perjuangan pembebasan Irian Barat.

Di seputar lokasi monumen ini bertaburan hotel maupun wisma berbagai kelas.

Sebelum pulang, jangan lupa mampir ke Jalan Somba Opu untuk belanja oleh-oleh khas Makassar dan daerah lain di Sulsel seperti kerajinan, makanan khas, dan kue kering serta minyak gosok cap tawon yang kerap diburu banyak wisatawan.

Di jalan ini ada sejumlah toko yang menjual anek oleh-oleh tersebut, di antaranya Toko Keradjinan, Monas Jaya, Sutera Sengkang Arni Kurnia, Toko Sumber Rejeki, Kanebo Art, Mentari, dan Toko Ujung.

Di Toko Mentari yang bernomor 140 ini menawarkan bermacam jajanan kue, kacang disko, kacang telur, jambu mente, dan sirup markisa Ujungpandang.

Suvenirnya antara lain replika kapal phinisi dari kayu hitam bermacam ukuran, kapal phinisi dalam botol,  gelang  dari mutiara air tawar, aneka kopi Toraja, sarung sutra, dan baju khas Toraja.

Di toko lainnya juga menjual beberapa jenis minyak tawon atau minyak gosok.

Kalau lapar, selagi di Makassar santap saja Cotto Makassar.

Masakan berupa sop berkuah kental dan agak pekat ini menggunakan campuran usus, hati, otak, daging sapi atau kuda yang dimasak dengan bumbu sereh, laos, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, garam yang sudah dihaluskan, daun salam, jeruk nipis, dan kacang. Teman bersantapnya ketupat.

Pilihan lain Sop Konro semacam sop berkuah dengan bahan utama tulang rusuk sapi atau kerbau, yang dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Teman bersantapnya nasi putih dan sambal.

Kedua masakan berbahan daging itu dapat Anda nikmati di sekitar Jalan Gagak, Karebosi, dan Jalan Ratulangi Kota Makassar.

Mumpung lagi di kota berjuluk Bumi Pisang Epe ini, kalau Anda iseng di sore atau malam hari nikmati saja Pisang Epe-nya yang berbahan utama pisang gepok.

Salah satu lokasi pedagang Pisang Epe di Makassar ada di trotoar sepanjang 100 meter, sebelah kanan Jalan Penghibur, atau seberang depan Masjid Amirul Mukminin (Masjid Terapung), kawasan Pantai Losari.

Di trotoar itu ada deretan gerobak pedagang Pisang Epe , berikut kursi-kursi plastik dan meja buat pembeli. Selain Pisang Epe Original, ada juga jenis pisang Epe lainnya seperti Pisang Epe Durian, Coklat, Keju, Coklat Keju, dan Pisang Epe Keju Durian.

Lokasi pedagang Pisang Epe juga ada di sepanjang trotoar dan di tepi Pantai Losari hingga di depan Benteng Fort Roterdam.

TravelTips
Makassar merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia.

Di kota seluas 199,26 Km² panghuninya mayoritas dari Suku Makassar, Bugis, Toraja, Buton, Mandar, Jawa, dan suku lainnya, termasuk keturunan China.

Secara geografis, kota yang sejak 1971 hingga 1999 bernama Ujung Pandang ini menghadap Selat Makassar, berbatasan dengan Selat Makasar di sebelah Barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene (Utara), Kabupaten Maros (Timur), dan Kabupaten Gowa di sebelah Selatan.

Lokasinya sangat trategis sebagai pelabuhan utama Sulsel yang disinggahi kapal-kapal domestik dan internasional.

Pada masa kolonial, kota ini menjadi kawasan perdagangan paling tersohor di kawasan Timur Indonesia, meskipun sebenarnya Makassar masuk ke dalam wilayah Indonesia Tengah.

Kota yang juga mendapat julukan Kota Daeng ini pun dikenal sebagai penghasil minyak alam dan kayu ebony. Keduanya merupakan komoditas ekspor berkualitas tinggi.

Tak hanya dari segi ekonomi, kota yang menjadi penghubung bagi beberapa penerbangan ke Indonesia Timur ini juga dianggap sebagai salah satu destinasi wisata menarik di Indonesia.

Makassar dapat Anda.jangkau dengan pesawat dari berbagai kota/daerah ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Pilihan lain dengan kapal laut.

Selama keliling di Kota Makassar, selain bisa menyewa transportasi online atau menyewa mobil travel, Anda bisa mencoba naik angkutan tradisionalnya yaitu becak yang memang khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata. Pasti Anda mendapatkan sensasi yang beda.

Sebaiknya negosiasi terlebih dalu dengan pengayuh becak, kalau sudah sepakat barulah keliling Kota Anging Mamiri ini sambil bernyanyi lagu karya Bora DG Irate.

Begini sepenggal liriknya:
Anging mammiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusarroa takkaluppa 

E..aule...
Namangngu'rangi
Tutenayya...tutenayya pa'risi'na 

Kalau Anda belum puas city tour, lanjutkan saja ke objek-objek lain di luar Makassar.

Anda bisa ke Air Terjun Bantimurung di Kabupaten Maros, Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba, Taman Nasional Taka Bonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar, mendaki Gunung Bawakaraeng dan Lompobattang di Kabupaten Gowa serta ke Kabupaten Tana Toraja (Tator) melihat desa wisata Ke’te Kesu, Londa, dan Upacara Rambu Solo’.

Pilihan lainnya ke objek-objek yang sempat ngehits di Instagram seperti Lolai atau yang berjuluk Negeri di Atas Awan di Kabupaten Toraja Utara (Torut) yang mirip dengan Negeri di Atas Awan-nya Dieng di Jawa Tengah.

Lalu ke Celebes Canyon di Kabupaten Barru yang mirip Grand Canyon-nya Colorado di AS dan Green Canyon-nya Ciamis di Jawa Barat.

Kemudian Pantai Apparalang di Kabupaten Bulukumba yang disebut-sebut mirip Raja Ampat di Papua Barat, dan Ayunan Ekstrim di Kabupaten Enrekang serta mendaki Gunung Latimojong yang juga berada  di Kabuapten Enrekang.

Namun sebelum ke objek-objek di luar kota Makassar itu, sebaiknya Anda cek terlebih dulu lewat info dari pihak-pihak terkait, apakah akses jalannya bebas hambatan atau tak terdampak banjir mengingat 6 kabupaten di Sulsel (Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep, dan Barru) dikabarkan juga diterjang banjir hebat baru-baru ini.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Masjid Amirul Mukminin atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Terapung Makassar.
2. Patung Sultan Hasanuddin berkuda di depan Benteng Fort Rotterdam.
3. Gerbang Makam Pangeran Diponegoro.
4. Arsitektur Masjid Terapung Makassar.
5. Aneka sarung sutra, salah satu kerajinan yang dijual di sejumlah toko oleh-oleh khas Makassar di Jalan Somba Opu.
6. Pisang Epe di Jalan Penghibur atau seberang kawasan Pantai Losari.
7. Sop Konro salah satu kuliner khas yang wajib dicoba saat city tour di Makassar.
8. Salah satu lokasi sentra kuliner di Kota Anging Mamiri.

#PrayforSulsel



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.